Perlukah Umat Buddha Menikah?

Started by Gunawan, 13 December 2008, 01:05:42 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Gunawan

Yo kho Vakkali dhamma? passati so ma? passati; yo ma? passati so dhamma? passati.
Dhammañhi, vakkali, passanto ma? passati; ma? passanto dhamma? passati"

hatRed

tidak perlu saat ingin mencapai nibbana
i'm just a mammal with troubled soul



pujianto

padahal banyak pasangan yang baru menikah merasa menyesal.........mengapa menikah gak dari dulu aja, kan nikmat......

namun banyak pasangan lain berkata, tahu begini jadinya gue gak nikah mungkin lebih baik.....

nikah jangan

jangan nikah

tunggu tokek ah
Semoga semua makhluk berbahagia

hatRed

 [at] pujianto

menikahlah selagi muda, bercerailah selagi sadar
i'm just a mammal with troubled soul



g.citra

Perlu buat yang memerlukan...

tdk perlu buat yang tidak memerlukan...

Pilihan tergantung 'anda'

[at] pujianto

Kalo mo tunggu tokek, dirumah ente ada gak...  ;D

Kalo nggak mesti nyari dulu tuh... ;D

Salam Kenal ... Namo Buddhaya...  _/\_ ...

markosprawira

menikah adalah ikatan, bisa memperbanyak LDM

namun jika mempunyai pasangan yg samma saddha, sila, cagga dan panna, maka menikah bisa juga menjadi sarana utk mendukung ke arah pencerahan

intinya : jika memang akan menikah, hendaknya memilih pasangan memenuhi ke-4 syarat diatas

g.citra

Quotenamun jika mempunyai pasangan yg samma saddha, sila, cagga dan panna, maka menikah bisa juga menjadi sarana utk mendukung ke arah pencerahan

[at] markosprawira...

bagaimana kita dapat 'menegaskan' bahwa pasangan kita telah sebanding : saddha, sila, caga dan panna nya dengan kita...?

Barangkali ada sedikit pengalaman dari anda untuk berbagi...

Namo Buddhaya...  _/\_ ...

Brado

Bagaimana untuk yang sudah terlanjur menikah, meskipun tak samma saddha ?
Resiko dan konsekuensinya apa ?

markosprawira

Quote from: g.citra on 16 December 2008, 11:11:52 AM
Quotenamun jika mempunyai pasangan yg samma saddha, sila, cagga dan panna, maka menikah bisa juga menjadi sarana utk mendukung ke arah pencerahan

[at] markosprawira...

bagaimana kita dapat 'menegaskan' bahwa pasangan kita telah sebanding : saddha, sila, caga dan panna nya dengan kita...?

Barangkali ada sedikit pengalaman dari anda untuk berbagi...

Namo Buddhaya...  _/\_ ...

dear  citra,

sebenarnya selama dalam penjajakan, hendaknya anda melihat bagaimana saddha calon anda, juga silanya dia, dsbnya.....
misal bagaimana pemahaman dia akan buddha dhamma
bagaimana keaktifan dia akan buddha dhamma
bagaimana sila yg dia jalankan
dsbnya.......

selama ini, kebanyakan dari kita hny cenderung utk melihat fisiknya saja, padahal ketertarikan fisik itu paling hanya bertahan 6 bulan saja setelah menikah

tp seumur hidup setelahnya, kita akan hidup dengan pemikiran pasangan kita itu....

semoga bisa bermanfaat.......

markosprawira

Quote from: Lokkhitacaro on 16 December 2008, 11:19:53 AM
Bagaimana untuk yang sudah terlanjur menikah, meskipun tak samma saddha ?
Resiko dan konsekuensinya apa ?

dear Lokhi,

masalah terutama biasanya ada pada anak dan pemikiran dalam hidup sehari2.
- Agama apakah yg akan si anak pegang?
- Bnyk terjadi pada pasangan beda agama, misal anda ingin ikut acara vipassana, tapi tidak diperbolehkan oleh pasangan krn dia ga mengerti vipassana itu utk apa, mgkn dianggap sebagai buang2 waktu
Bisa juga mau ikut kelas pendalaman intensif Dhamma, tp pasangan tidak membolehkan krn itu dianggap menghilangkan wkt utk keluarga

Bnyk efek yg muncul dari tidak samma saddha, bahkan jika sudah sama2 buddhist saja, misal spt istri teman saya yg Buddhist KTP dan enggan berurusan dgn kegiatan vihara. Jadi dia agak sulit utk bnyk aktif di kegiatan2 buddhism.....

semoga gambaran diatas bisa memperjelas yah  _/\_

Reenzia

intinya bila punya pasangan beda samma saddha memungkinkan kita lebih sulit paham dhamma ya

ibarat seorg anak miskin yg ingin belajar di sekolah....
sebenarnya bisa, tapi dengan begitu akan mempersulit diri dalam pengembangan dhamma

William_phang

Quote from: Reenzia on 16 December 2008, 01:49:42 PM
intinya bila punya pasangan beda samma saddha memungkinkan kita lebih sulit paham dhamma ya

ibarat seorg anak miskin yg ingin belajar di sekolah....
sebenarnya bisa, tapi dengan begitu akan mempersulit diri dalam pengembangan dhamma

Bukan hanya sulit memahami dhamma....cuma mendatangkan banyak hal yang seharusnya tidak perlu terjadi...hehhee... tp kl dah terlanjur ya tentu harus tetap dijalani..... ini dari pengalaman sendiri...

Reenzia


hatRed

mo sekalian tanya,

Apa sih gunanya menikah ???
i'm just a mammal with troubled soul



nyanadhana

sekarang apakah arti dari pertanyaan PERLUKAH UMAT BUDDHA MENIKAH?

Karena ada perbedaan kewajiban antara umat perumah tangga dan para bhikkhu. Para bhikkhu memang hidup selibat dan umat perumah tangga memiliki kewajiban yang berbeda dan tentunya urusan mau khawin tak mau khawin bukanlah sesuatu yang di PASTI kan oleh Buddha.jadi jelas bedakan urusan para bikkhu dan para perumah tangga.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.