Judul Thread ini "MEMBUNUH AYAM DENGAN PERASAAN GEMBIRA"
seolah olah menjustifikasi atau mengajarkan kepada orang-orang untuk menghindari karma yang lebih buruk. dhamma yang diajarkan oleh sang buddha, jika dipahami setengah-setengah adalah seperti halnya memegang seekor ular. kalau yang dipegang kepalanya, maka aman. Jika yang dipegang ekornya, maka bahaya.
Kadang orang terlalu pintar dhamma, kemungkinan untuk menjadi sesat cukup besar. Ini dinamakan dengan pintar dhamma tapi sesat.
Jika kita belajar dhamma tetapi kemudian mencari celah-celah untuk menjustifikasi perbuatan kita, ini sama halnya dengan pengacara yang mencari celah celah dari hukum untuk lari dan menghindari klien-nya dari hukuman.
Hanya ini yang bisa saya sampaikan, pernyataan mengenai MEMBUNUH DENGAN PERASAAN GEMBIRA, diserahkan kepada pemikiran masing-masing individu.