Imamah Sebagai Keharusan Rasional

Started by candra_mukti19, 05 December 2008, 11:05:40 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

candra_mukti19

Imamah Sebagai Keharusan Rasional

Jika Sidharta Gautama adalah orang yang tercerahkan sepenuhnya, dan memberikan pencerahan kepada umat manusia, dan jika kemunculannya adalah unik, tak tertandingi dalam kemampuan batinnya,  maka ia adalah nabi dan imam. Jika ia adalah seorang imam, maka seharusnya sebelum kelahiran sang Budha, ada budha lainnya. Begitu budha tersebut menutup mata (paranibana), maka lahirlah Sidharta Gautama. Dan setelah Budha Gautama parinibana, tentu ada orang yang memiliki kualitas batin yang sama dengan Budha yang menggantikan posisi beliau, sebagai cahaya bagi dunia. Dunia ini tidak pernah kosong dari orang yang kualitas bathinnya setingkat kualitas batin budha Gautama. Karena harus selalu ada pribadi yang mememberi petunjuk kepada umat manusia untuk mencapai kesempurnaan. Ini keyakinan yang muncul dalam batin saya, sebagai muslim. Bagaimana hingga muncul keyakinan seperti itu? Anda dapat menelaahnya dalam karya tulis seorang ulama muslim, Musa Kazhim  berikut ini :

Imamah Sebagai Keharusan Rasional
Oleh : Musa Kazhim

"..........
Imam...Ia menjalankan kempimpinan semua sendi kehidupan. Karena itu ia selalu siap menjawab para ilmuwan dari agama lain yang datang berbondong-bondong....ia adalah kanal (saluran) kasih sayang tuhan.  Ia adalah orang yang terbebas dari dosa dan kesalahan. Ia adalah orang yang adil.
Sekalipun di dunia ini hanya ada dua orang, salah satu dari mereka harus menjadi imam. Orang terakhir yang menutup matanya (zuhud) dari dunia harus menjadi imam, sehingga tidak ada orang yang akan protes dihadapan tuhan bahwa ia meninggalkan dunia tanpa sempat mengenal imam.
...Salah satu fungsi dari imammah adalah menyebar luaskan bimbingan batin kepada manusia. ...
tuhan telah menerangi agama-Nya dengan hadirnya para imam dari keluarga Nabi, mereka adalah sumur pengetahuan yang tak pernah kering.
imam benar-benar mengetahui semua kompleksitas, persoalan-persoalandan aspek-aspek metaforis wahyu,...kapan saja ia mangkat menuju alam keabadian untuk menemui Tuhan, ia menunjuk imam lain di antara keturunannya (nabi) untuk menerangi jalan yang harus dilewati oleh manusia"


candra_mukti19

Sesuai dengan karakter utama dan sifat alami yang melekat dalam dirinya, manusia tidak pernah berhenti untuk berkembang menuju kesempmpurnaan. Sadar ataut tidak,dengan cinta yang membakar jiwanya, ia bergeak menuju kepada harga diri yang paling tinggi dan kemuliaan yang bisa dicapai oleh manusia. Ini adalah realitas yang selalu muncul dalam diri mansuia. Kebutuhan spiritual memaksanya untuk terus meaju dalam perjlanan demi meraih deajat yang lebihtinggi dan nilai-nilai yang lebiha gung. Proses evolusi ini bejalan melalui berbagaitingkat yang saling terhubungkan secara kokoh danm mantap.
Adalah benar, bahwa di dalam diri manusia juga tedapat keinginan-keinginan yang tak terkendali dan kotor yang secara keas merongrong supaya-upaya tadi, maka melalui jalan gerakan mamu, manusia mesti terus menerus berjuang mealwan kekuatan-kekuatan buruk batiniah yang berusaha merampok kekuatannya dan menjadikannya korban kekuatan-kekuatan jahat.
Selama manusia hidup di dunia, perjuangan menuju kesempurnaan initetap ada. Tujuan dan penapaian akhirnya mesti jelas, akan tetapi di sana , ditengah-tengah masyarakat, juga mestiada individu pilhan yang dengankualitas-kualitas spiritualnya telah menembus makna batin dari semua hukum, individu yang dalam perjuangan seriusnya tidak pernah jatuh dalam penyelewengan.
Individu atau pribadi sepertiitulah yang dimaksud engan istilah "imam". Ia adalah seorang yang terbebaskan dalam arti sebenar-benarnya, bentara monoteisme "yang terpilih", yang dalam kepribadiannya yang agung seluruh pengetahuan telah diwujudkannya secara nyata dan aktif.
Sebagai pelopor kemanusiaan,ia ditunjuk oleh Tuhan sebagai penghubung dan perantara antara dunia gaib dan ras manusia. Dia sendiri tidak emmerlukan perantara, karena dia dibimbing langsung oleh tuha. Seperti lampu yang menyinari jantung kegelapan, melalui ajaran-ajaran yang  kepadanya dari surga, ia mendorong setiap orang untuk bangkit dan naik menujutingkat yang dimungkinkan olehkemampuan dan kapasitas spiritualnya. Ia menggunakan kecerasan, keyakinan, dan kehendaknya untukmendesak meerka menuju tingkat yang paling mulia danuntuk membimbing mereka menuju sumbe kesatuan,keadilan dan kesucian yang tak terbatas.
Jika masyarakat tidak memiliki seseorang yang dipilih oleh Tuhan, maka manusia tidak mampu mengandalkan usaha-usaha akalnya sendiri untuk menemukan jalannya, karena tidak ada penghubung antara ras manusia dengan dunia gaib (yang tidak terlihat), dan usaha manusia untuk meaih kesempurnaan akan kacau dan gagal.
Sungguh tidak logis, bahwa setelah menganugrahi seorang manusia dengan hasrat kuat untuk meraih kesempuraan dan memerikannya potensi untuk naik menuju ke tingkat yang mulia, Tuhan tidak meletakan pemimpinyang mengarahkannya ke jalan itu, atau memberinya pembimbing yang dia butuhkan.
Sebaliknya, kasih sayang Tuhan yang tak terbatas "mengharuskan" Dia menunjukan kepada manusia jalan untuk mencapai kebenaran ajaran agama dan membantu manusia denganmenempatkan di hadapannya skema lengkap yang menjamin kesejahtraan manusia di dunia ini dan kebahagiaan abadinya di akhirat kelak. Dan skema lengkap yang mencakup seluruh dimensi eksistensi manusia secara tepat, adalah apa yang tuhan sampaikan keapda mansuia melalui para rasul yang dipilih-Nya.
Menurut keyakinan Tauhid, tidak ada yang bisa memerintah alam semsesta kecuali Tuhan. Dalam dunia mansuia, yang tak terkecuali merupakan bagian dari alam semesta, sesungguhnya kedaulatan atasnya juga sama menjadi hakTuhan semata. Memang benar, bahwa dalam wilayah tindakan-tindakannya, manusia memiliki kebebasan untuk memilih, namun agar tida sendiri seimbang dengan alam semesta, ia mesti bertindak sesuai dengan perintah-perintah tuhan dan menghindakan diri dari melanggar batas kedaulatan-Nya. Jika dia gagal untuk menghormati hukum yang dibawa oleh para nabi, maka akan muncul ketidak seimbangan dan pertentangan antara manusia dan alam semesta,serta tak bisa dihidnarilagi bahwa ia akan tersesat dari jalan yang ia tuju.
Dengan cara yang sama, ketaatan kepada hukum (yang diwahyukan) dan kepada Nabi-yang dianggap sebagai inti semua gerakan monoteis dalam sejarah-adalah sama dengan ketaatan keapda Tuhan, maka seorang penganti Nabi yang hendak memerintah masyarakat bertauhid juga harus memiliki atribut-atribut batin yang sama, yakni kemampuan berkomunikasi dengan Tuhan. Hanya dengancara seperti itulah ketaatan kepadanya akan sesuai dengan kemajuan mansia yang penuh makna.
Sejak rasulullah SAW menegakan perintah yang adil dan mempersiapkan cara untuk membentuk masyarakat yang bersih dan tercerahkan, beliau juga berusaha melancarkan program-program pendidikan yang dijelaskannya. Namun karena hdiup Nabi saw sebagaimana mansuia lain, hanyalah sementara, maka tak lama setelah sang guru besar ini wafat diperlukan seorang pengganti yang tampil ke muka, manusia jujur dan agung yang memiliki semua atribut yang diperlukan untuk memimpin umat Islam.
..........
Imam...Ia menjalankan kempimpinan semua sendi kehidupan. Karena itu ia selalu siap menjawab para ilmuwan dari agama lain yang datang berbondong-bondong....ia adalah kanal (saluran) kasih sayang tuhan.  Ia adalah orang yang terbebas dari dosa dan kesalahan. Ia adalah orang yang adil.
Sekalipun di dunia ini hanya ada dua orang, salah satu dari mereka harus menjadi imam. Orang terakhir yang menutup matanya (zuhud) dari dunia harus menjadi imam, sehingga tidak ada orang yang akan protes dihadapan tuhan bahwa ia meninggalkan dunia tanpa sempat mengenal imam.
...Salah satu fungsi dari imammah adalah menyebar luaskan bimbingan batin kepada manusia. ...orang-orang pilihan ini bisa mempengaruhi pemikiran dan kehidupan batin masyarakat. Mereka menerangi hati umat dengan pengetahuan batin, dan membantu mereka untuk memperhalus jiwa dan perjalanan batinnya, mereka selalu melahirkan keagungan yang besar di dalam pikiran yang tunduk kepada mereka. Lantas menjadi kewajiban manusia untuk mengikuti dan menyatukan dirinya denagn mereka melalui bimbingan yang disediakannya, sehingga mencegah manusia agar tidak terjerumus ke dalam lubang keinginan-keinginan intuitif dan kecenderungan terhadap penyelewengan.
Imam Ja'fat berkata :
"tuhan telah menerangi agama-Nya dengan hadirnya para imam dari keluarga Nabi, mereka adalah sumur pengetahuan yang tak pernah kering. Siapa saja yang mengakui imam dengan pengetahuan dan wawasan yang benar, maka dia akan merasakan manisnya iman dan akan memahami terang dan indahnya wajah Islam."
imam benar-benar mengetahui semua kompleksitas, persoalan-persoalandan aspek-aspek metaforis wahyu,...kapan saja ia mangkat menuju alam keabadian untuk menemui Tuhan, ia menunjuk imam lain di antara keturunannya (nabi) untuk menerangi jalan yang harus dilewati oleh manusia.
Imam Muhammad al-Baqir bekata :
"aku bersumpah, demi tuhan bahwa sejak Dia mencabut nyawa Adam dan membawanya ke alam keabadian, dia tidak pernah meninggalkan bumi dalam keadaan kosong dari hadirnya seorang imam.
Tegaknya dunia ini, adalah karena adanya seorang imam. Jika sang imam tiada, maka hancur leburlah bumi ini. Sebagaimana yang dijelaskan oleh alQuran :
Dan Allah sekali-kali tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu(imam) berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengadzab mereka, sedang mereka meminta ampun.(Q.S 8:33)
Melalui eksistensi manusia-manusia agung ini, hamba-hamba tuhan menerima rezeki, kota-kota menjadi ajang pencarian nafkah, dan hujan turun ke bumi.


adi lim

Bro Chandra yang baik.

Arti kata Buddha artinya Yang Sadar, dalam hal kualitas Bathin, SammasamBuddha (Buddha Gotama) masih ada yang menyamainya yaitu Pacekka Buddha dan Savaka Buddha (Arahat).
Pacekka Buddha, manusia yang mencapai pencerahan, kemudian tidak mengajarkan ajarannya kepada makhluk lainnya.
Savaka Buddha (Arahat), manusia yang mencapai pencerahan, belajar dari SammasamBuddha yang sekarang ini yang kita pelajari ajaran Beliau (Buddha Gotama), dari zaman Sang Buddha sebelum Parinibbana sampai sekarang sudah ada ribuan Arahat.

Kalau masalah Nabi dan Imam adalah kasih sayang Tuhan, No Comment !
Karena pedoman umat Buddhis adalah Tipitaka, sedangkan di Tipitaka tidak mengenal yang namanya Nabi & Imam.
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.