News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

[ASK] Mara Behaviour

Started by El Sol, 03 December 2008, 06:03:35 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

El Sol

gw selalu wondering...batinnya Mara itu seperti apa..apakah seperti manusia?...kenapa beliau sebagai Deva tidak bahagia?..ato dia bahagia?..

Mara tidak ingin agar makhluk lain bisa terbebas dari Samsara..tidak ingin mereka yg Silanya bagus untuk berkembang..ingin agar manusia tidak ber-sila...

ada yg bisa melerai satu per satu..unsur batin Mara?..apa yg membuat dia berasa senang atas kehancuran sila seseorang?...apa yg membuat dia menderita sewaktu sang boddhisatva Gotama akhirnya menjadi seorang Buddha?..

kalo misalne sang Boddhisatva tergoda oleh Mara..apakah Mara akan senang?..kalo iya..kenapa?...darimana unsur senang itu?...


;D *iseng ajah*

hatRed

Paling kurang kerjaan aja kalee.

kek g :|
i'm just a mammal with troubled soul



El Sol

bah... yg balas malah loe doank...

gk bermutu lage..-_-"


I demand wise ppl to answer my question!...

;D

ryu

Quote from: hatRed on 03 December 2008, 07:25:51 PM
Paling kurang kerjaan aja kalee.

kek g :|
bukannya lo dah kaga mau maen lagi ama el sol :))  =)) =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Reenzia

hmmmm..............karena dia mempunyai kehendak bebas? jadi...ya suka-suka dia donk :))

Nevada

Mara itu hanya kiasan...

Bukannya iblis atau deva...

Mara itu menggambarkan kehendak buruk (nafsu duniawi) yg ada di semua orang...

Tiga putri Mara yg bernama Tanha, Arati dan Raga juga merupakan simbolis dari nafsu-keinginan yg tidak mulia yg ada di semua pribadi (selama belum mencapai tingkat Arahat).

El Sol

#6
Quote from: upasaka on 03 December 2008, 09:27:13 PM
Mara itu hanya kiasan...

Bukannya iblis atau deva...

Mara itu menggambarkan kehendak buruk (nafsu duniawi) yg ada di semua orang...

Tiga putri Mara yg bernama Tanha, Arati dan Raga juga merupakan simbolis dari nafsu-keinginan yg tidak mulia yg ada di semua pribadi (selama belum mencapai tingkat Arahat).
berarti itu semua hanya pengalaman batin sang Buddha?...

lalu bagaimana dengan Mara yg memohon kepada sang Buddha untuk Parinibbana?...

apakah sang Buddha belum ato sama sekali tidak menaklukkhan mara?

Nevada

#7
Itu semua adalah konsep ilustrasi dari Sang Buddha...

Setelah Siddhattha Gotama mencapai Pencerahan Sempurna dan menjadi Sammasambuddha, Beliau sudah menyelesaikan tugas-Nya, tidak ada yg perlu dikerjakan lagi...

Orang yg sudah mencapai Arahat sebaiknya tidak boleh terlalu lama berada di duniawi ini. Makanya Sang Buddha memberi ketentuan batas waktu bagi para Arahat untuk segera memasuki Parinibbana, atau menjalani kehidupan sebagai Bhikkhu / Bhikkhuni. Karena alasan inilah, Sang Buddha saat itu mempertimbangkan apa yg akan Beliau 'kerjakan' setelah ini. Dalam banyak buku dan artikel, sering ditulis penjelasan bahwa "Sang Buddha ragu apakah ingin mengajarkan Dhamma kepada khalayak ramai atau tidak". Ini adalah kesalahan konteks bahasa dan kekeliruan pemilihan kata. Sang Buddha bukannya ragu, namun Beliau sedang mempertimbangkan dengan cara yg bijak.

Sang Buddha pun akhirnya memantapkan tekad-Nya untuk membabarkan Dhamma. Beliau berjanji akan memasuki Parinibbana setelah ajaran-Nya berkembang dan diterima oleh khalayak ramai. Setelah sukses selama 45 tahun dalam membabarkan Dhamma, pada usia yg ke-80 tahun Sang Buddha mengalami penyakit yg cukup parah. Sang Buddha melukiskan diri-Nya bagaikan kereta usang yg harus diperbaiki agar masih dapat dipergunakan. Di saat itulah Sang Buddha 'diingatkan' oleh Mara akan janji-Nya dahulu. Oleh karena itu Sang Buddha mengakhiri hidup-Nya dan mencapai Parinibbana pada usia yg ke-80.

NB : Sebenarnya Sang Buddha bisa hidup sampai selama waktu yg Beliau inginkan. Sang Buddha sudah mengutarakan 3x niat-Nya ini kepada YA. Ananda. Namun YA. Ananda yg tidak dapat menangkap maksud Sang Buddha, sehingga Sang Buddha pun mengambil keputusan tegas untuk meninggalkan Samsara pada usia itu juga.

El Sol

Mara masih exist pada waktu sang Buddha dah tua?...

bukankah sang Buddha sudah menaklukkan Mara/ nafsu duniawi??

kok bisa muncul lage?...

lalu..

setelah seseorang Nibbana, maka tidak ada yg perlu dikerjakan...tetapi kenapa sang Buddha ada "keinginan" untuk membabarkan Dhamma?...ato tidak ada keinginan?...


Nevada

[at] El Sol

Bukan Mara (kehendak duniawi) masih eksis pada Sang Buddha...
Dalam ilustrasi rayuan Mara agar Sang Buddha segera Parinibbana, lebih ditekankan pada narasi bahwa Sang Buddha adalah seorang yg bijaksana.

Sang Buddha sudah mencapai tingkat Arahat, Dhamma sudah berkembang dan diterima khalayak ramai, tubuh Sang Buddha digerogoti penyakit, lalu apa lagi yang masih 'diinginkan' oleh Sang Buddha? Tentu tidak ada lagi, makanya Sang Buddha memutuskan untuk memasuki Parinibbana.

'Keinginanan' Sang Buddha untuk membabarkan Dhamma sudah dimulai sejak sebelum Beliau mencapai Pencerahan. Dahulu Pangeran Siddhattha bertekad akan membagikan 'obat kehidupan' itu kepada semua makhluk. Setelah menemukan Dhamma, Sang Buddha dengan kebijaksanaan dan cinta-kasih-Nya melihat ada beberapa orang yg secara batin siap untuk ditanami Dhamma. Ini membuat Beliau bermudita untuk membagikan kebahagiaan-Nya kepada khalayak ramai. Tekad Sang Buddha pun diperkuat oleh permohonan dari Brahma Sahampati. Karena itulah maka kita bisa mengenal Dhamma...

_/\_

dilbert

Quote from: upasaka on 03 December 2008, 09:48:21 PM
Itu semua adalah konsep ilustrasi dari Sang Buddha...

Setelah Siddhattha Gotama mencapai Pencerahan Sempurna dan menjadi Sammasambuddha, Beliau sudah menyelesaikan tugas-Nya, tidak ada yg perlu dikerjakan lagi...

Orang yg sudah mencapai Arahat sebaiknya tidak boleh terlalu lama berada di duniawi ini. Makanya Sang Buddha memberi ketentuan batas waktu bagi para Arahat untuk segera memasuki Parinibbana, atau menjalani kehidupan sebagai Bhikkhu / Bhikkhuni. Karena alasan inilah, Sang Buddha saat itu mempertimbangkan apa yg akan Beliau 'kerjakan' setelah ini. Dalam banyak buku dan artikel, sering ditulis penjelasan bahwa "Sang Buddha ragu apakah ingin mengajarkan Dhamma kepada khalayak ramai atau tidak". Ini adalah kesalahan konteks bahasa dan kekeliruan pemilihan kata. Sang Buddha bukannya ragu, namun Beliau sedang mempertimbangkan dengan cara yg bijak.

Sang Buddha pun akhirnya memantapkan tekad-Nya untuk membabarkan Dhamma. Beliau berjanji akan memasuki Parinibbana setelah ajaran-Nya berkembang dan diterima oleh khalayak ramai. Setelah sukses selama 45 tahun dalam membabarkan Dhamma, pada usia yg ke-80 tahun Sang Buddha mengalami penyakit yg cukup parah. Sang Buddha melukiskan diri-Nya bagaikan kereta usang yg harus diperbaiki agar masih dapat dipergunakan. Di saat itulah Sang Buddha 'diingatkan' oleh Mara akan janji-Nya dahulu. Oleh karena itu Sang Buddha mengakhiri hidup-Nya dan mencapai Parinibbana pada usia yg ke-80.

NB : Sebenarnya Sang Buddha bisa hidup sampai selama waktu yg Beliau inginkan. Sang Buddha sudah mengutarakan 3x niat-Nya ini kepada YA. Ananda. Namun YA. Ananda yg tidak dapat menangkap maksud Sang Buddha, sehingga Sang Buddha pun mengambil keputusan tegas untuk meninggalkan Samsara pada usia itu juga.

Bagaimana dengan Maratajjaniya-sutta. (Majjhima Nikaya : Culavayaka Vagga 50)
Cerita tentang Mara yang menyelusup dalam perut Moggallana. Moggallana memerintahkan keluar dan memberikan pelajaran dengan mengingatkannya akan suatu masa ketika Moggallana sendiri lahir sebagai Mara bernama Dusi dan Mara adalah kemenakannya.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

nobby_ta

jd bingung. Mohon pencerahannya  ^:)^

Quote[at]  upasaka : Orang yg sudah mencapai Arahat sebaiknya tidak boleh terlalu lama berada di duniawi ini. Makanya Sang Buddha memberi ketentuan batas waktu bagi para Arahat untuk segera memasuki Parinibbana, atau menjalani kehidupan sebagai Bhikkhu / Bhikkhuni.

emang knp?

dilbert

Quote from: nobby_ta on 03 December 2008, 10:44:24 PM
jd bingung. Mohon pencerahannya  ^:)^

Quote[at]  upasaka : Orang yg sudah mencapai Arahat sebaiknya tidak boleh terlalu lama berada di duniawi ini. Makanya Sang Buddha memberi ketentuan batas waktu bagi para Arahat untuk segera memasuki Parinibbana, atau menjalani kehidupan sebagai Bhikkhu / Bhikkhuni.

emang knp?

Masih belum ada teks resmi yang menyatakan bahwa seorang Arahat harus memasuki persamuan sangha (yang katanya harus dalam 7 hari), jika tidak maka Arahat itu akan parinibbana. Tetapi memang dari berbagai cerita pencapaian Arahat oleh umat awam, memang keseluruhannya kemudian parinibbana dalam waktu 7 hari. Ada yang parinibbana secara wajar, ada yang parinibbana karena mendapat kecelakaan (diseruduk sapi dll).

Tetapi bagi seorang Arahat, tetap melanjutkan hidup ataupun parinibbana sudah tidak menjadi masalah baginya. Ibarat sedang menunggu KERETA PENJEMPUT. Ketika KERETA DATANG, maka BERANGKAT-lah dia. Jika KERETA belum DATANG, maka menunggu-lah DIA. Tidak ada urgensi untuk mempercepat atau memperlambat kematian.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Nevada

Quote from: dilbert on 03 December 2008, 10:31:06 PM
Quote from: upasaka on 03 December 2008, 09:48:21 PM
Itu semua adalah konsep ilustrasi dari Sang Buddha...

Setelah Siddhattha Gotama mencapai Pencerahan Sempurna dan menjadi Sammasambuddha, Beliau sudah menyelesaikan tugas-Nya, tidak ada yg perlu dikerjakan lagi...

Orang yg sudah mencapai Arahat sebaiknya tidak boleh terlalu lama berada di duniawi ini. Makanya Sang Buddha memberi ketentuan batas waktu bagi para Arahat untuk segera memasuki Parinibbana, atau menjalani kehidupan sebagai Bhikkhu / Bhikkhuni. Karena alasan inilah, Sang Buddha saat itu mempertimbangkan apa yg akan Beliau 'kerjakan' setelah ini. Dalam banyak buku dan artikel, sering ditulis penjelasan bahwa "Sang Buddha ragu apakah ingin mengajarkan Dhamma kepada khalayak ramai atau tidak". Ini adalah kesalahan konteks bahasa dan kekeliruan pemilihan kata. Sang Buddha bukannya ragu, namun Beliau sedang mempertimbangkan dengan cara yg bijak.

Sang Buddha pun akhirnya memantapkan tekad-Nya untuk membabarkan Dhamma. Beliau berjanji akan memasuki Parinibbana setelah ajaran-Nya berkembang dan diterima oleh khalayak ramai. Setelah sukses selama 45 tahun dalam membabarkan Dhamma, pada usia yg ke-80 tahun Sang Buddha mengalami penyakit yg cukup parah. Sang Buddha melukiskan diri-Nya bagaikan kereta usang yg harus diperbaiki agar masih dapat dipergunakan. Di saat itulah Sang Buddha 'diingatkan' oleh Mara akan janji-Nya dahulu. Oleh karena itu Sang Buddha mengakhiri hidup-Nya dan mencapai Parinibbana pada usia yg ke-80.

NB : Sebenarnya Sang Buddha bisa hidup sampai selama waktu yg Beliau inginkan. Sang Buddha sudah mengutarakan 3x niat-Nya ini kepada YA. Ananda. Namun YA. Ananda yg tidak dapat menangkap maksud Sang Buddha, sehingga Sang Buddha pun mengambil keputusan tegas untuk meninggalkan Samsara pada usia itu juga.

Bagaimana dengan Maratajjaniya-sutta. (Majjhima Nikaya : Culavayaka Vagga 50)
Cerita tentang Mara yang menyelusup dalam perut Moggallana. Moggallana memerintahkan keluar dan memberikan pelajaran dengan mengingatkannya akan suatu masa ketika Moggallana sendiri lahir sebagai Mara bernama Dusi dan Mara adalah kemenakannya.

Saya belum punya referensinya. Apakah Bro Dilbert punya? Mohon di share dulu yah...

Nevada

#14
Quote from: nobby_ta on 03 December 2008, 10:44:24 PM
jd bingung. Mohon pencerahannya  ^:)^

Quote[at]  upasaka : Orang yg sudah mencapai Arahat sebaiknya tidak boleh terlalu lama berada di duniawi ini. Makanya Sang Buddha memberi ketentuan batas waktu bagi para Arahat untuk segera memasuki Parinibbana, atau menjalani kehidupan sebagai Bhikkhu / Bhikkhuni.

emang knp?

Seperti yg sudah Bro Dilbert jelaskan...

Saya pernah membaca artikel di mana tertulis bahwa Sang Buddha memberikan batas waktu itu.

IMHO...

Mungkin maksudnya; karena seorang Arahat adalah orang yg sudah padam nafsunya, maka tidak mungkin lagi Beliau (Para Arahat) melanjutkan kehidupan seperti orang awam pada umunya. Oleh karena itu, disarankan untuk memasuki Sangha, atau memasuki Parinibbana...