News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Buddha Bar, kok bisa ya?

Started by dery, 27 November 2008, 02:29:36 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

hatRed

 [at] markos

analoginya adalah seperti ini
Modal
=========
anggap belum ada vinaya



Legend
========
Saya = Sang Buddha
Orang dengan pandangan belum benar = Para Bhikkhu
berpandangan negatif terhadap Buddhisme = sombong
aturan = vinaya
Buddha bar = memamerkan kesaktian



Ilustrasi
==========
Agar (Orang dengan pandangan belum benar/Para Bhikkhu) ini tidak menjadi (berpandangan negatif terhadap Buddhisme/sombong) maka (Saya/Sang Buddha) menetapkan (aturan/vinaya) terhadap (Buddha bar/memamerkan kesaktian).
i'm just a mammal with troubled soul



nyanadhana

Quote from: hatRed on 11 December 2008, 02:41:07 PM
[at] markos

kalau begitu samalah dengan Buddha bar ini, saya kontra dengan Buddha bar ini agar tidak terjadi akusala (moha) pada si pelaku (yg mempunyai pandangan negatif) pada buddha bar ini.

namun anda sendiri sudah punya akusala(dosa) di dalamnya
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

hatRed

 [at] nyana

itu kan cuma analogi doank bro :hammer:

ya tentu saja saya sebagai manusia yg belum tercerahkan masih memiliki dosa. ;D
i'm just a mammal with troubled soul



nyanadhana

Dosa = Hatred, amarah bukan dosa agama lain...
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

johan3000

Quote from: markosprawira on 11 December 2008, 02:13:59 PM
di thread lain, bro hatRed malahan mencela rekan2 yg menjelaskan bhw aliran Maitreya bukanlah Buddhism....

disini dia punya kewajiban sosial utk membetulkan persepsi yg benar ttg buddha

aneh bin ajaib........  ::)

Bukan aneh bin ajaib,,,,,

Tapi BIN teliti....Bro markosprawira mengajarkan kita berpikir jernih tanpa
embel2an BERPIKIR ILMU LOGIKA....
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

hatRed

Quote from: nyanadhana on 11 December 2008, 03:19:31 PM
Dosa = Hatred, amarah bukan dosa agama lain...

maksudnya yang mana yak? yg menyiratkan amarah saya dalam thread ini.
i'm just a mammal with troubled soul



Nevada

[at] hatRed

mungkin maksudnya nick u  ;D

nyanadhana

 ;Ddosa = amarah bukan,amarah dalam kamus inggris = hatred bukan?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

hatRed

 [at] upasaka dan nyana

hehe... tul itu :P

yah namanya juga

i'm just a mammal with troubled soul
i'm just a mammal with troubled soul



marcedes

memakai nama seperti YE**S atau MUHA***D sampai buddha adalah hal yang sering di dunia ini.
saya pernah membaca media cetak bahwa seorang pemain terkenal di liga inggris....kedapatan membawa pacar barunya di-diskotik nama diskotik itu "buddha funky".

Quote5. Sang Buddha bersabda, "Para bhikkhu, seandainya ada orang mengucapkan kata-kata yang merendahkan Sang Buddha, Dhamma dan Sangha, janganlah lalu kamu membenci, dendam, atau memusuhinya. Seandainya karena hal tersebut kalian menjadi marah atau merasa tersinggung, maka hal itu hanyalah akan menghalangi jalan Pembebasan kalian, dan mengakibatkan kalian menjadi marah dan tidak senang. Apakah kalian dapat merenungkan ucapan mereka itu baik atau tidak baik?"

"Tidak baik, Bhante "

"Karena itulah seandainya ada orang mengucapkan kata-kata yang merendahkan Sang Buddha, Dhamma dan Sangha, maka kalian harus menyatakan mana yang salah dan menunjukkan kesalahannya, dengan mengatakan bahwa berdasarkan hal ini atau itu, ini tidak benar, atau itu bukan begitu, hal demikian tidak ada pada kami, dan bukan pada kami."

6. "Tetapi, para bhikkhu, seandainya ada orang lain memuji Sang Buddha, Dhamma dan Sangha, janganlah karena hal tersebut kamu merasa bangga, gembira dan senang hati. Seandainya kamu bersikap demikian, maka hal itu akan menghalangi jalan Pembebasan kalian. Maka itulah, seandainya ada orang lain memuji Sang Buddha, Dhamma dan Sangha, maka kamu harus menyatakan mana yang benar dan menunjukkan faktanya dengan mengatakan bahwa berdasarkan hal ini atau itu, ini benar, itu memang begitu, hal demikian ada pada kami, dan benar pada kami."

7. "Walaupun oleh hal-hal kecil, hal-hal yang kurang berharga, ataupun karena sila (disiplin moral), maka dapat menyebabkan orang-orang memuji Tathagata (Sang Buddha). Apakah hal-hal kecil yang kurang berharga ataupun sila, yang menyebabkan orang-orang memuji Tathagata?"

SILA-SILA YANG DIMILIKI SANG BUDDHA SEHINGGA BELIAU MENDAPAT PUJIAN DAN PENGHORMATAN
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

markosprawira

Quote from: hatRed on 11 December 2008, 03:10:25 PM
[at] markos

analoginya adalah seperti ini
Modal
=========
anggap belum ada vinaya



Legend
========
Saya = Sang Buddha
Orang dengan pandangan belum benar = Para Bhikkhu
berpandangan negatif terhadap Buddhisme = sombong
aturan = vinaya
Buddha bar = memamerkan kesaktian



Ilustrasi
==========
Agar (Orang dengan pandangan belum benar/Para Bhikkhu) ini tidak menjadi (berpandangan negatif terhadap Buddhisme/sombong) maka (Saya/Sang Buddha) menetapkan (aturan/vinaya) terhadap (Buddha bar/memamerkan kesaktian).


dear hat,

kembali disini anda tidak teliti. Akan saya perjelas :
- Bhikkhu sudah bertekad utk menjalankan vinaya makanya jika vinaya dibuat maka harus dipatuhi bhikkhu

apakah org awam non buddhis yg membuat buddha's bar, ada berjanji utk mematuhi aturan anda?

apa Buddha sewaktu hidup pun, bisa mencegah org berpandangan negatif terhadap beliau?

Buddhism tidak mengajarkan utk "menaklukkan" atau "mengatur" org lain, melainkan bagaimana "menaklukkan" atau "mengatur" diri sendiri

Jika memang anda ingin memprotes, dari awalpun sudah dipersilahkan selama batin anda tetap kusala

Tapi kalo anda protes dengan batin akusala, walau tujuan anda baik, tindakan anda itu akan jadi akusala juga

moga bisa memperjelas

Wolvie

Quote from: nyanadhana on 11 December 2008, 10:55:25 AM
Ada sebuah kisah Zen,
seorang bhiksu Zen bersama muridnya terjebak dalam sebuah vihara kumuh,saat itu turun hujan salju sangat lebat,disana tidak ada penghangat,lilin yang tersedia akan segera mati,tidak ada selimut dan segala alat bantu hangat apapun. Saat itu,Bhiksu Zen itu bertindak, Saya akan membakar patung Buddha ini sebagai penghangat. lalu diambillah patung dan dibakar disana. Seorang murid berteriak, Guru kita sungguh KURANG AJAR, sungguh Hina,ia berani mengambil patung Buddha dan membakarnya . Ia telah melecehkan Buddha.

Lalu dengan tenang ,bhiksu Zen itu berkata...Siapakah yang sebenarnya melecehkan? Katanya Sang Buddha Maha Welas Asih tapi tidak sanggup melihat muridnya yang sedang menderita kedinginan, saya mengambil patung ini dan membakarnya untuk menunjukkan betapa welas asihnya Buddha sehingga mengorbankan "patung'nya untuk menghangatkan kita dari mati kedinginan. inilah Welas Asih Sang Buddha. Lalu apakah yang kamu pikul di pundak kamu sampai hari ini? Apakah Buddha itu adalah patung?

Murid Zen terkejut dengan pernyataan Bhiksu dan akhirnya tercerahkan.

Maksud arti cerita adalah Buddha bukanlah seonggok patung, Kebenaran Universal sendiri ada dimana-mana,ia terwujud di tempat yang tergelap sekalipun.
Kebetulan sy pernah baca tentang ini. Cuma kalo menurut sy keberadaan rupang Buddha di bar itu tidak seurgent yang dialami Bhiksu dan muridnya ini, yang bisa meninggal kedinginan. Kalo di sini jelas, penting mana nyawa atau sebatang kayu? Apa kalo ga ada bar bernama Buddha orang2 bakal mati gitu? Dan tujuan orang ke bar untuk minum2, rileks yang tanpa rupang Buddha juga tetap sama nikmatnya? Kenapa mesti menempatkan rupang Buddha di dalam bar?

Memang kalo betul ada orang tidak melekat dengan keberadaan rupang sy salut, tapi di sini yang sy khawatirkan adalah lebih kepada miskonsepsi orang2 yang ga ngerti Buddhism.

Reenzia

 [at] wolvie

yg anda khawatirkan seperti yg dialami oleh hatRed yah....
mengenai tanggung jawab sosial.......

tus menurut anda, sejauh apa anda pikir bisa ikut campur dalam hal seperti itu?

Nevada

Quote from: Wolvie on 16 December 2008, 12:19:12 AM
Quote from: nyanadhana on 11 December 2008, 10:55:25 AM
Ada sebuah kisah Zen,
seorang bhiksu Zen bersama muridnya terjebak dalam sebuah vihara kumuh,saat itu turun hujan salju sangat lebat,disana tidak ada penghangat,lilin yang tersedia akan segera mati,tidak ada selimut dan segala alat bantu hangat apapun. Saat itu,Bhiksu Zen itu bertindak, Saya akan membakar patung Buddha ini sebagai penghangat. lalu diambillah patung dan dibakar disana. Seorang murid berteriak, Guru kita sungguh KURANG AJAR, sungguh Hina,ia berani mengambil patung Buddha dan membakarnya . Ia telah melecehkan Buddha.

Lalu dengan tenang ,bhiksu Zen itu berkata...Siapakah yang sebenarnya melecehkan? Katanya Sang Buddha Maha Welas Asih tapi tidak sanggup melihat muridnya yang sedang menderita kedinginan, saya mengambil patung ini dan membakarnya untuk menunjukkan betapa welas asihnya Buddha sehingga mengorbankan "patung'nya untuk menghangatkan kita dari mati kedinginan. inilah Welas Asih Sang Buddha. Lalu apakah yang kamu pikul di pundak kamu sampai hari ini? Apakah Buddha itu adalah patung?

Murid Zen terkejut dengan pernyataan Bhiksu dan akhirnya tercerahkan.

Maksud arti cerita adalah Buddha bukanlah seonggok patung, Kebenaran Universal sendiri ada dimana-mana,ia terwujud di tempat yang tergelap sekalipun.
Kebetulan sy pernah baca tentang ini. Cuma kalo menurut sy keberadaan rupang Buddha di bar itu tidak seurgent yang dialami Bhiksu dan muridnya ini, yang bisa meninggal kedinginan. Kalo di sini jelas, penting mana nyawa atau sebatang kayu? Apa kalo ga ada bar bernama Buddha orang2 bakal mati gitu? Dan tujuan orang ke bar untuk minum2, rileks yang tanpa rupang Buddha juga tetap sama nikmatnya? Kenapa mesti menempatkan rupang Buddha di dalam bar?

Memang kalo betul ada orang tidak melekat dengan keberadaan rupang sy salut, tapi di sini yang sy khawatirkan adalah lebih kepada miskonsepsi orang2 yang ga ngerti Buddhism.

[at] Bro Wolvie

Sedikit komentar yah...  

Tidak ada yang kebetulan di dunia ini...  :)



"Jangan mencari noda orang lain,
apa yang sudah mereka kerjakan
dan apa yang belum mereka kerjakan.
Lihatlah apa yang sudah engkau kerjakan,
dan apa yang belum engkau kerjakan"
(Dhammapada 50)


Kalau kita Umat Buddha menjalankan Dhamma dengan sungguh2, kemilau cinta-kasih dan kebijaksanaan ini akan terpancar ke orang2 lain di luar sana. Buddha Bar hanyalah Bar yang bernuansa artistik. Orang lain akan mengerti bagaimana Umat Buddha yang sesungguhnya, dan apa itu Buddha Bar...

Xzone

Setahu saya, Buddha Bar adalah Restaurant multinasional (franchise) sudah ada di beberapa kota besar dunia spt : Paris, London, Sao Paolo, Dublin, Kiev, bahkan di negara2 yg notabene mayoritas I***m spt: Dubai (UAE), Beirut (Lebanon) dan Kairo (Mesir), plus Jakarta.

Dan mereka menerima ini dengan antusias, tidak ada konflik SARA disana. ;)

Atau mungkin juga pemiliknya ingin sekalian memperkenalkan "Buddha" di negara2 tsb.  ;D

Mohon dikoreksi apabila ada yg salah.......Namo Buddhaya.
Selama buah dari suatu perbuatan jahat belum masak, maka orang bodoh akan
menganggapnya manis seperti madu;
Tetapi apabila buah perbuatan itu telah masak, maka ia akan merasakan pahitnya
penderitaan.