Apa bukti Siddharta menjadi Buddha ?

Started by Petrus, 12 November 2008, 11:23:58 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Pitu Kecil

Quote from: Lily W on 12 November 2008, 01:20:53 PM
Quote from: LotharGuard on 12 November 2008, 01:17:52 PM
Btw kok Post aye capai : Posts: 6.028

Udah melebihi post Tuhan DC yaah? :))

_/\_ :lotus:
saatnya saya ambil alih kedudukan TUHAN DC ;D setujukah rekan-rekan yang laen =))
Smile Forever :)

hanes

Quote from: LotharGuard on 12 November 2008, 01:24:49 PM
Quote from: Lily W on 12 November 2008, 01:20:53 PM
Quote from: LotharGuard on 12 November 2008, 01:17:52 PM
Btw kok Post aye capai : Posts: 6.028

Udah melebihi post Tuhan DC yaah? :))

_/\_ :lotus:
saatnya saya ambil alih kedudukan TUHAN DC ;D setujukah rekan-rekan yang laen =))

enak aja.
gk stuju aye.
wkkkkkkkkkkkk
Mukjizat terbesar adalah
perubahan orang yang gelap hati
menjadi orang yang bijaksana.

dark_angel

[at] bro petrus

hey hey,

reputasi kita sama brow

;D

N.B. apa aku harus melakukan sesuatu kale y? kalau ga rekor aku terpecahkan........

SO WATT - nya dihemat gitu loh (biar ga pemadaman listrik bergilir)

Pitu Kecil

Quote from: hanes on 12 November 2008, 01:26:45 PM
Quote from: LotharGuard on 12 November 2008, 01:24:49 PM
Quote from: Lily W on 12 November 2008, 01:20:53 PM
Quote from: LotharGuard on 12 November 2008, 01:17:52 PM
Btw kok Post aye capai : Posts: 6.028

Udah melebihi post Tuhan DC yaah? :))

_/\_ :lotus:
saatnya saya ambil alih kedudukan TUHAN DC ;D setujukah rekan-rekan yang laen =))

enak aja.
gk stuju aye.
wkkkkkkkkkkkk
Lari ahhh sebelum ketahuan Tuhan DC kita yang sekarang
Smile Forever :)

Petrus

Quote from: sobat-dharma on 12 November 2008, 01:23:04 PM
pertanyaanmu membingungkan bro... bisa diperjelas artinya.

sebelum rebirth menjadi Siddartha, siapa dia ?

William_phang


Edward

klo diringkas, ada bnyak kehidupan sebelum Siddharta, tpi yng aye biasa inget yah ketika hidup sebagai pertapa Sumedha
"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

dark_angel

Di kehidupan lampau Pangeran Sidharta, beliau bukanlah makhluk sakti yang bisa terbang, hilang atau menjelma. Beliau hanyalah pemuda biasa yang bernama Sumedha.

bukan sumedho loh

dark_angel

cilako

reputasi aku uda terkejarrrrrr............

but, who cares anyway
we all gonna die anyway

sobat-dharma

Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Petrus

Quote from: dark_angel on 12 November 2008, 01:38:31 PM
Di kehidupan lampau Pangeran Sidharta, beliau bukanlah makhluk sakti yang bisa terbang, hilang atau menjelma. Beliau hanyalah pemuda biasa yang bernama Sumedha.

bukan sumedho loh

apakah ada di Tipitaka atau Sutra ?




Lily W

#71
Quote from: Petrus on 12 November 2008, 01:14:15 PM
trims, coba sy pelajari dulu kesaktiannya

AKANKHEYYA SUTTA (6)
(Sumber : Sutta Pitaka Majjhima Nikaya II, Oleh : Tim Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha, Penerbit : Hanuman Sakti, Jakarta, 1997)

Demikianlah yang saya dengar:
    Pada suatu waktu Sang Bhagava berada di vihara Jetavana, milik Anathapindika, di Savatthi. Ketika itu, Sang Bhagava berkata kepada para bhikkhu: "Para bhikkhu." para bhikkhu menjawab: "Ya, Bhante. "
    Para bhikkhu, hiduplah dengan sila dan laksanakanlah patimokkha. Hidup dan kendalikan diri sesuai Patimokkha, berprilaku baik (acara) dan 'selalu berada di tempat yang pantas' (gocara), melihat bahaya pada kesalahan kecil sekalipun, serta melaksanakan 'peraturan latihan' (sikkhapada).
    Para bhikkhu, jika seorang bhikkhu 'ingin' (akankheyya): "Semoga saya disayangi, disukai, dihormati dan dipuji oleh teman-teman brahmacari", maka ia harus seseorang yang telah melaksanakan sila dengan baik, tekun menenangkan batinnya (cetosamatha), tidak lalai bermeditasi hingga mencapai jhana, melaksanakan meditasi pandangan terang (vipassana) dan sering tinggal di tempat yang terpencil dan sunyi (sunnagara).
    Para bhikkhu, jika seorang bhikkhu 'ingin': "Semoga saya dengan mudah mendapat kebutuhan-kebutuhan: jubah, makanan, tempat menginap dan obat-obatan yang digunakan sewaktu sakit, " maka ia harus seseorang yang telah melaksanakan sila dengan baik, tekun menenangkan batinnya (cetosamatha), tidak lalai bermeditasi hingga mencapai jhana, melaksanakan meditasi pandangan terang (vipassana) dan sering tinggal di tempat yang terpencil dan sunyi (sunnagara).
    Para bhikkhu, jika seorang bhikkhu 'ingin': "Semoga orang-orang yang berdana jubah, makanan, tempat menginap dan obat-obatan yang saya butuhkan, akan menerima buah karma yang besar dan kemajuan dari dana-dana itu, " maka ia harus seseorang yang telah melaksanakan sila dengan baik, tekun menenangkan batinnya (cetosamatha), tidak lalai bermeditasi hingga mencapai jhana, melaksanakan meditasi pandangan terang (vipassana) dan sering tinggal di tempat yang terpencil dan sunyi (sunnagara).
    Para bhikkhu, jika seorang bhikkhu 'ingin': "Semoga berdasarkan pada keyakinan dan kepatuhan dari sanak keluargaku yang telah meninggal, mereka akan menerima buah karma dan manfaat yang besar, " maka ia harus seseorang yang telah melaksanakan sila dengan baik, tekun menenangkan batinnya (cetosamatha), tidak lalai bermeditasi hingga mencapai jhana melaksanakan meditasi pandangan terang (vipassana) dan sering tinggal di tempat yang terpencil dan sunyi (sunnagara).
    Para bhikkhu, jika seorang bhikkhu 'ingin': "Semoga saya menjadi seorang yang mengatasi ketidakbahagiaan (dalam kebhikkhuan) atau kesenangan (menikmati pemuasan nafsu) dan bukan orang yang dikuasai oleh ketidakbahagiaan, namun sebagai seorang yang selalu mengatasi ketidakbahagiaan yang muncul, " maka ia harus seseorang yang telah melaksanakan sila dengan baik, tekun menenangkan batinnya (cetosamatha), tidak lalai bermeditasi hingga mencapai jhana, melaksanakan meditasi pandangan terang (vipassana) dan sering tinggal di tempat terpencil dan sunyi (sunnagara).
    Para bhikkhu, jika seorang bhikkhu 'ingin': "Semoga menjadi seorang yang mengatasi kebencian dan kesukaan, dan bukan orang yang dikuasai oleh kebencian dan kesukaan, serta selalu mengatasi kebencian dan kesukaan, " maka ia harus seseorang yang telah melaksanakan sila dengan baik, tekun menenangkan batinnya (cetosamatha), tidak lalai bermeditasi hingga mencapai jhana, melaksanakan meditasi pandangan terang (vipassana) dan sering tinggal di tempat yang terpencil dan sunyi (sunnagara).
    Para bhikkhu, jika seorang bhikkhu 'ingin': "Semoga menjadi seorang yang mengatasi ketakutan dan kegentaran, dan bukan orang yang dikuasai oleh kebencian dan kegentaran," maka ia harus seseorang yang telah melaksanakan sila dengan baik, tekun menenangkan batinnya (cetosamatha), tidak lalai bermeditasi hingga mencapai jhana, melaksanakan meditasi pandangan terang (vipassana) dan sering tinggal di tempat yang terpencil dan sunyi (sunnagara).
    Para bhikkhu, jika seorang bhikkhu 'ingin': "Semoga menjadi seorang yang dapat mencapai pencapaian sesuai keinginan, tanpa kesulitan atau tanpa, mengenai Empat Rupajhana, yang dihasilkan oleh batin yang bersih, sehingga seseorang dapat hidup dengan bahagia pada kehidupan ini," maka ia harus seseorang yang telah melaksanakan sila dengan baik, tekun menenangkan batinnya (cetosamatha), tidak lalai bermeditasi hingga mencapai jhana, melaksanakan meditasi pandangan terang (vipassana) dan sering tinggal di tempat yang terpencil dan sunyi (sunnagara).
    Para bhikkhu, jika seorang bhikkhu 'ingin': "Semoga setelah saya melampaui Rupajhana, dengan pencapaian batin dan tetap berada dalam kedamaian Arupajhana yang dihasilkan berdasarkan 'pembebasan' (vimokkha)," maka ia harus seseorang yang telah melaksanakan sila dengan baik, tekun menenangkan batinnya (cetosamatha), tidak lalai bermeditasi hingga mencapai jhana, melaksanakan meditasi pandangan terang (vipassana) dan sering tinggal di tempat yang terpencil dan sunyi (sunnagara).
    Para bhikkhu, jika seorang bhikkhu 'ingin': "Semoga saya menjadi Sotapanna dengan melenyapkan tiga 'belenggu' (samyojana) dan tidak akan terlahir kembali di alam menyedihkan dan menderita, yang pasti dan akan mencapai 'penerangan agung' (bodhi)," maka ia harus seseorang yang telah melaksanakan sila dengan baik, tekun menenangkan batinnya (cetosamatha), tidak lalai bermeditasi hingga mencapai jhana, melaksanakan meditasi, pandangan terang (vipassana) dan sering tinggal di tempat yang terpencil dan sunyi (sunnagara).
    Para bhikkhu, jika seorang bhikkhu 'ingin': "Semoga saya menjadi Sakadagami dengan melenyapkan tiga 'belenggu' (samyojana) dan melemahkan kemelekatan pada nafsu (raga), kebencian (dosa) serta kebodohan (moha), akan terlahir sekali lagi demi melenyapkan dukkha" maka ia harus seseorang yang telah melaksanakan sila dengan baik, tekun menenangkan batinnya (cetosamatha), tidak lalai bermeditasi hingga mencapai jhana, melaksanakan meditasi pandangan terang (vipassana) dan sering tinggal di tempat yang terpencil dan sunyi (sunnagara).
    Para bhikkhu, jika seorang bhikkhu 'ingin': "Dengan melenyapkan lima belenggu (samyojana) yang rendah (orambhagiya), semoga saya terlahir secara 'langsung' (opapatika) dan tidak akan terlahir kembali di alam lain, serta akan mencapai nibbana di alam itu," maka ia harus seseorang yang telah melaksanakan sila dengan baik, tekun menenangkan batinnya (cetosamatha), tidak lalai bermeditasi hingga mencapai jhana, melaksanakan meditasi pandangan terang (vipassana) dan sering tinggal di tempat yang terpencil dan sunyi (sunnagara).
    Para bhikkhu, jika seorang bhikkhu 'ingin': "Semoga saya memiliki bermacam-macam 'kemampuan batin fisik' (iddhividdha) seperti: dari satu tubuh menjadi banyak tubuh, dari banyak tubuh menjadi satu, saya menjadi terlihat atau tidak terlihat (menghilang); saya tanpa rintangan menembus dinding, pagar maupun gunung bagaikan berjalan di tempat terbuka; saya dapat menyelam dan keluar dari tanah bagaikan menyelam dan keluar dari air; saya berjalan di atas air bagaikan berjalan di tanah; saya dapat terbang ke angkasa dengan posisi duduk bagaikan burung terbang; saya dapat menyentuh matahari dan bulan yang sangat perkasa itu; saya dapat menguasai tubuh saya hingga dapat pergi ke alam para Brahma," maka ia harus seseorang yang telah melaksanakan sila dengan baik, tekun menenangkan batinnya (cetosamatha), tidak lalai bermeditasi hingga mencapai jhana, melaksanakan meditasi pandangan terang (vipassana) dan sering tinggal di tempat yang terpencil dan sunyi (sunnagara).
    Para bhikkhu, jika seseorang bhikkhu 'ingin': "Semoga saya dapat mendengar dua macam suara, yaitu suara para dewa dan manusia, jauh atau dekat, dengan kemampuan mendengar yang melampaui kemampuan mendengar manusia biasa, kemampuan mendengar yang sangat jelas seperti kemampuan para dewa," maka ia harus seseorang yang telah melaksanakan sila dengan baik, tekun menenangkan batinnya (cetosamatha), tidak lalai bermeditasi hingga mencapai jhana, melaksanakan meditasi pandangan terang (vipassana) dan sering tinggal di tempat yang terpencil dan sunyi (sunnagara).
    Para bhikkhu, jika seorang bhikkhu 'ingin': "Semoga saya, dengan pikiran saya sendiri, mengetahui dengan jelas pikiran-pikiran para makhluk atau individu lain; semoga saya mengetahui pikiran yang diliputi nafsu indera (saraga); semoga saya mengetahui pikiran tanpa nafsu indera (vitaraga) sebagai pikiran tanpa nafsu indera; semoga saya mengetahui pikiran yang diliputi oleh kebencian (sadosa); semoga saya mengetahui pikiran tanpa diliputi kebencian sebagai pikiran tanpa diliputi kebencian; semoga saya mengetahui pikiran yang diliputi kebodohan (samoha); semoga saya mengetahui pikiran tanpa diliputi kebodohan sebagai pikiran tanpa diliputi kebodohan; semoga saya mengetahui pikiran kebingungan (sankhitta); semoga saya mengetahui pikiran tanpa kebingungan sebagai pikiran tanpa kebingungan; semoga saya mengetahui pikiran mulia (mahaggata) sebagai pikiran mulia; semoga saya mengetahui pikiran mulia; semoga saya mengetahui pikiran tidak mulia (amahaggata) sebagai pikiran tidak mulia; semoga saya mengetahui pikiran inferior (sa-uttara) sebagai pikiran rendah; semoga saya mengetahui pikiran superior (anuttara) sebagai pikiran superior; semoga saya mengetahui pikiran terkonsentrasi (samahita) sebagai pikiran terkonsentrasikan; semoga saya mengetahui pikiran tak terkonsentrasi (asamahita) sebagai pikiran tak terkonsentrasi; semoga saya mengetahui pikiran telah terbebas (vimutta) sebagai pikiran telah bebas; semoga saya mengetahui pikiran belum bebas (avimutta) sebagai pikiran belum bebas," maka ia harus seseorang yang telah melaksanakan sila dengan baik, tekun menenangkan batinnya (cetosamatha), tidak lalai bermeditasi hingga mencapai jhana, melaksanakan meditasi pandangan terang (vipassana) dan sering tinggal di tempat yang terpencil dan sunyi (sunnagara).
    Para bhikkhu, jika seorang bhikkhu 'ingin': "Semoga saya dapat mengingat 'banyak dan bermacam-macam kehidupan yang lampau' (anekavihita pubbenivasa), seperti: mengingat satu kelahiran lampau, dua, tiga, empat, lima, sepuluh, dua puluh, tiga puluh, empat puluh, lima puluh, seratus, seribu, seratus ribu kelahiran lampau, atau dalam banyak kali penghancuran bumi (samvattakappa), dalam banyak kali pembentukan bumi (vivattakappa), atau dalam banyak masa pembentukan dan penghancuran bumi, ketika itu: pada kehidupan itu saya memiliki nama, terlahir pada keluarga, memiliki penampilan, makan makanan, menikmati kenikmatan, saya menderita sakit; masa usiaku sepanjang itu, saya meninggal dari kehidupan itu dan kemudian saya terlahir pada kehidupan yang lain; pada kehidupan (baru) itu saya bernama, terlahir pada keluarga, memiliki penampilan, makan makanan, menikmati kenikmatan, saya menderita sakit, masa usiaku sepanjang itu, saya meninggal dari kehidupan itu dan saya lahir kembali pada kehidupan ini. Semoga saya dapat mengingat banyak dan macam-macam kelahiranku yang lampau seperti, bersama dengan semua karakter dan keadaan yang berhubungan dengan kehidupan-kehidupan itu," 'maka ia harus seseorang yang telah melaksanakan sila dengan baik, tekun menenangkan batinnya (cetosamatha), tidak lalai bermeditasi hingga mencapai jhana, melaksanakan meditasi pandangan terang (vipassana) dan sering tinggal di tempat yang terpencil dan sunyi (sunnagara).
    Para bhikkhu, jika seorang bhikkhu 'ingin': "Semoga saya memiliki kemampuan batin mata dewa (dibba cakkhu) yang sangat tajam dan melebihi kemampuan mata manusia biasa, dapat melihat makhluk-makhluk dalam proses meninggal dan lahir kembali, makhluk-makhluk inferior atau superior, makhluk-makhluk cantik atau buruk, serta makhluk-makhluk dengan kehidupan baik atau buruk. Semoga saya mengetahui bagaimana makhluk-makhluk lahir sesuai dengan karma-karma mereka. Kawan-kawan! Makhluk-makhluk ini dipenuhi perbuatan jahat yang dilakukan dengan jasmani, ucapan dan pikiran. Mereka kejam kepada para ariya, berpandangan keliru dan melakukan perbuatan-perbuatan berdasarkan pandangan keliru mereka. Setelah meninggal, mereka terlahir kembali di alam penderitaan (duggati), alam menyedihkan (apaya), alam penuh kesakitan dan kesedihan (vinipata), di alam neraka (niraya). Tetapi, kawan-kawan, ada pula makhluk-makhluk yang diliputi oleh perbuatan baik yang dilakukan dengan jasmani, ucapan dan pikiran. Mereka tidak kejam kepada para ariya, memiliki pandangan benar. Setelah mereka meninggal, mereka terlahir kembali di alam menyenangkan, alam kebahagiaan para dewa. Dengan demikian, semoga saya memiliki kemampuan mata dewa (dibba cakkhu) yang sangat tajam dan melebihi kemampuan mata manusia biasa seperti itu," maka ia harus seseorang yang telah melaksanakan sila dengan baik, tekun menenangkan batinnya (cetosamatha), tidak lalai bermeditasi hingga mencapai jhana, melaksanakan meditasi pandangan terang (vipassana) dan sering tinggal di tempat yang terpencil dan sunyi (sunnagara).
    Para bhikkhu, jika seorang bhikkhu 'ingin': "Semoga saya dengan kemampuan batin (abhinnaya) melenyapkan semua kekotoran batin (asava) pada kehidupan sekarang ini, mencapai dan tetap berada dalam batin suci (cetovimutti) dan kesucian kebijaksanaan (pannavimutti)," maka ia harus seseorang yang telah melaksanakan sila dengan baik, tekun menenangkan batinnya (cetosamatha), tidak lalai bermeditasi hingga mencapai jhana, melaksanakan meditasi pandangan terang (vipassana) dan sering tinggal di tempat yang terpencil dan sunyi (sunnagara).
    Itulah berdasarkan hal ini, maka kata-kata ini telah dinyatakan: "Para bhikkhu, hiduplah dengan sila dan laksanakanlah patimokkha. Hidup dan kendalikan diri sesuai Patimokkha, berprilaku baik (acara) dan 'selalu berada di tempat yang pantas' (gocara), melihat bahaya pada kesalahan kecil sekalipun, serta melaksanakan 'peraturan latihan' (sikkhapada).
    Demikianlah yang dikatakan Sang Bhagava. Para bhikkhu itu senang dan gembira dengan apa yang dikatakan Sang Bhagava.

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Petrus

^

"semoga" artinya mudah-mudahan, tidak pasti, belum ada bukti.

Ada catatan bukti Siddharta terbang disaksikan orang banyak ?

bond

Quote from: Petrus on 12 November 2008, 02:18:47 PM
^

"semoga" artinya mudah-mudahan, tidak pasti, belum ada bukti.

Ada catatan bukti Siddharta terbang disaksikan orang banyak ?


Tentu saja ada, baca Tipitaka dengan seksama bagaimana Sang Buddha bisa terbang dsb, bahkan diterangkan caranya dengan detil. Kalau mau bukti nyata silakan Anda ke Myanmar,Thailand atau India tempat para yogi, mereka ada yg bisa terbang.  Sekarang pun kalau Anda mau belajar terbang, kami bisa menunjukan caranya dan kepada siapa Anda harus belajar  ^-^

Tapi apakah ada manfaatnya dengan bisa terbang?  ^-^ Apa yg Anda cari sebenarnya?
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

purnama

Quote from: purnama on Yesterday at 05:26:37 PM
Bro petrus dalam kata Perwujudan emosi dalam Ketuhanan darimana bisa Diketaui ?
(kalo kenyataannya kebanyakan faktor ketuhanan dari agama samawi tuh Tuhan yang mengatur manusia, sementara dalam Buddhis Semua itu tergantung dalam diri sendiri).

Catholic tidak mengajarkan takdir, manusia bukan robot Tuhan. Manusia diajak untuk mematuhi Tuhan kalau mau selamat, selanjutnya terserah manusia. Hal-hal yang diluar kemampuan manusia akan dimintakan kepada Tuhan.
==================================================
Nanya lagi nih

sejak kapan ka****k ngajarin supaya Manusia mematuhi Tuhan ?,

memangnya ada Perintah untuk mematuhinya ?

Diluar kemampuan manusia kayak apa ?
===================================================
Quote
Lalu tau dia gendernya dari mana ? (sementara kenyataannya Absolut Mana bisa ada emosi dan punya gender, kenyataannya tidak diketaui)

Tuhan tidak memiliki gender. Manusia menggambarkan Tuhan sebagai laki-laki karena peran laki-laki jaman itu lebih kuat dari perempuan
=======================================
Nanya lagi

Gambarnya mana ? buktinya Tuhan itu laki - laki tuh apa, kalo cewe gimane ?
Jangan kamu tunjuk wajah Yesus Kristus lokh ( kalo orang ka****k beneran Yesus Tuh putra Allah bukan Tuhan ) :d

Terus buktinya Tuhan punya emosi tuh apa ?


================================

Quote
Lalu Yang namanya Perintah Tuhan darimana ? (kebanyakan agama samawi mengatas namakan Tuhan dalam Kerja, kenyataaanya adalah politik terselubung )
Anda sudah pernah hitung berapa banyak rumah sakit, sekolah dan universitas Catholic ? apakah politik terselubung ?
Penyumbang terbesar untuk korban Tsunami Aceh adalah dari lembaga Catholic CRS --> http://crs.org/
tanpa politik dan gembar gembor di TV
===========================================
Nanya lagi

Aneh apa hubungannya Catolic CRS sama pertanyaaan saya jelas banget bro petrus ngak menjawab dari doktrin anda malah mengalih jawaban ke lainnya ?

Anda bisa jelaskan Perintah Allah dengan Kehendak Allah dan juga Allah mencoba - coba ?, dari doktrin anda


Quote
Bro Petrus anda pernah beli buku perbandingan agama nasrani dengan agama Buddha ngak ?
Beli buku dulu dekh disana lengkap

disini kayaknya lebih lengkap  Smiley

nanya lagi

Ngapain lagiii cari di Forum ?,


Pertanyaaan paling penting nih

Tujuan sebenernya anda ke Forum ini ngapain ?,

Jelas udah ada buku, ngapain iseng di Forum ?

Bro petrus jangan loncat - loncat dong pertanyaan daku belum di jawab