Amrozi CS siap jumpa nabi dan bidadari di surga....

Started by williamhalim, 15 September 2007, 02:16:23 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

williamhalim

Amrozi CS siap jumpa nabi dan bidadari di surga....

...jika di-eksekusi Amrozi cs mengatakan mereka siap dan dapat bertemu para nabi, mujahid yg mati sahid, dan insya allah bertemu bidadari di surga...

berita selengkapnya:
http://www.detiknews.com/indexfr.php?url=http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/09/tgl/15/time/121503/idnews/830407/idkanal/10

ck ck... miccha-ditthi bisa segini parah ya...  :(

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

El Sol

katane surat2 dari kluarganya yg ilank sangat berhaga tidak ternilai...bah..nyawa orang yg dibom ama dia emankne ape?

Muten Roshi

#2
sebelumnya saya mohon maaf dari bapak admin, artikel uncensored ini gw comot dari org. untuk menjawab tentang apa yang melandasi pemikiran amrozi cs...

**yg ingin tahu silahkan ke website rujukan*
[url="http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi"]http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi[/url]

Muten Roshi

#3
**yg ingin tahu silahkan ke website rujukan**
[url="http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi"]http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi[/url]

Muten Roshi

ada lagi nih link bagus, pake bahasa indo:
http://mengenal-islam.t35.com/

[at] admin..
koq disensor sih.. :(... agaknya kita harus sedikit banyak tau apa isi "agama" mayoritas di indonesia. sebab banyak orang yang menganggap semua agama itu sama, tanpa melihat isi ajarannya...
[url="http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi"]http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi[/url]

Sumedho

There is no place like 127.0.0.1

uwi

Quote from: Muten Roshi on 05 October 2007, 07:05:46 PM
ada lagi nih link bagus, pake bahasa indo:
http://mengenal-islam.t35.com/

[at] admin..
koq disensor sih.. :(... agaknya kita harus sedikit banyak tau apa isi "agama" mayoritas di indonesia. sebab banyak orang yang menganggap semua agama itu sama, tanpa melihat isi ajarannya...

lalu, setelah "mengetahui apa isi agama" mayoritas tersebut realisasi (praktek) dhamma dalam kehidupan keseharian menjadi lebih giat?  :). Bila lebih giat, apa landasan nya? yuk kita lihat pada diri masing - masing.
"Etam mama, eso hamasmi, eso me atta 'ti."

Sumedho

There is no place like 127.0.0.1

williamhalim

Benar Mas Uwi,

Belum sy lihat manfaatnya mempelajari kelemahan agama orang lain, alih2 menambah egoisme kita aja.

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Kokuzo

SETUBUH!!!! eh, SETUJUH!!!

Agama sendiri aja belom tau bener, udah pengen tau orang laen punya...  :|

langitbiru

rasanya sdh dijawab oleh rekan2 yg lain, apalagi informasi disajikan oleh pihak yg berlawanan.

mnrt saya, semua agama punya potensi untuk diinterpretasikan  salah oleh sebagian umatnya. dan krn ini forum buddhis, lbh baik kita berkonsetrasi membahas ttg agama buddha, dan bagaimana pandangan salah di antara umat buddha bisa diluruskan ;D
oni... kao titi bobo... gigi...

Sumedho

Loh, kita nga jdi ngomong donk Bu Jendral ?

Jendral nya kgk usah turun tangan udah beres urusannya :>-
There is no place like 127.0.0.1

morpheus

saya merasa itu tergantung contentnya...

dengan alasan yg berbeda, saya pikir ada baiknya kalo kita mengetahui konsep dan pemikiran kepercayaan lain. semua orang tentunya memiliki alasan tertentu menganut kepercayaan tertentu, sehingga kalo kita mempelajari konsep2 dan pemikirannya, kita bisa mengerti dan menghargai kepercayaan lain.

sering yg saya temukan, sebagian buddhis merasa kepercayaannya sangatlah superior dan kepercayaan lainnya sangatkah konyol. fanatisme seperti ini bisa menyusut dengan sendirinya kalo mereka mengenal dan mengerti pemikiran kepercayaan lain dengan lebih dalam dan menyeluruh...

kita sering jengkel kalo kepercayaan kita dinilai dengan miskonsepsi2 (nyembah patung, atheis, tahayul, dll) dan dikotak2kan dengan keliru (nihilisme, menolak dunia, impractical, hinduisme, dll). dengan demikian seharusnya kita juga berusaha melihat kepercayaan lain dengan menyeluruh, tanpa menghakimi, tanpa miskonsepsi...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Sumedho

masalahnya apakah mahluk2x disini sudah siap mental ?

terutama para laskar2x dan tentara2x di tetangga yg memiliki kecenderungan 'menilai' dan 'menghakimi' bahkan 'menertawakan'.......

kalau sudah siap sih, silahkan sajah
There is no place like 127.0.0.1

ryu

DHAMMAPADA I, 11-12

Mereka yang menganggap ketidak-benaran sebagai kebenaran, dan kebenaran sebagai ketidak-benaran, maka mereka yang mempunyai pikiran keliru seperti itu, tak akan pernah dapat menyelami kebenaran.

Mereka yang mengetahui kebenaran sebagai kebenaran, dan ketidak-benaran sebagai ketidak-benaran, maka mereka yang mempunyai pikiran benar seperti itu, akan dapat menyelami kebenaran.


DHAMMAPADA I, 19-20

Biarpun seseorang banyak membaca kitab suci, tetapi tidak berbuat sesuai dengan ajaran, maka orang lengah itu sama seperti gembala sapi yang menghitung sapi milik orang lain; ia tak akan memperoleh manfaat kehidupan suci.

Biarpun seseorang sedikit membaca kitab suci, tetapi berbuat sesuai dengan ajaran, menyingkirkan nafsu indria, kebencian dan ketidak-tahuan, memiliki pengetahuan benar dan batin yang bebas dari nafsu, tidak melekat pada apapun baik di sini maupun di sana; maka ia akan memperoleh manfaat kehidupan suci.


DHAMMAPADA IV, 7

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh orang lain. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh diri sendiri.


Kisah Ujjhanasanni Thera


DHAMMAPADA XVIII, 19
 

        Ujjhanasanni Thera selalu mencari kesalahan dan membicarakan hal-hal buruk tentang orang lain. Bhikkhu-bhikkhu lain melaporkan hal ini kepada Sang Buddha.

        Sang Buddha menjawab, "Para bhikkhu, jika seseorang menemukan kesalahan orang lain kemudian memberitahukan hal-hal yang benar, maka itu bukanlah perbuatan jahat, dan tidak dapat disalahkan. Tetapi, jika seseorang selalu mencari kesalahan orang lain dan membicarakan hal-hal buruk tentang orang lain hanya karena dengki dan iri hati, ia tidak akan mencapai konsentrasi dan pencerapan mental (jhana). Ia tidak akan bisa memahami Dhamma dan kekotoran batinnya (asava) akan bertambah".

        Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 253 berikut:

Barangsiapa yang selalu memperhatikan dan mencari-cari kesalahan orang lain, maka kekotoran batin dalam dirinya akan bertambah dan ia semakin jauh dari penghancuran kekotoran-kekotoran batin.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))