kalo kr****n amin, kalo Islam insya allah, bagaimana dengan agama Buddha????

Started by Adrian, 02 October 2008, 08:27:43 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

markosprawira

 [at] nobby

diam hanya salah satu dari cara menjawab bro.

cara lainnya adalah :
1. menjawab langsung
2. menjawab dengan menjelaskan
3. menjawab dengan balik bertanya

disini dituntut kebijaksanaan kita...... kapan harus mengimplementasikan cara menjawab yg berbeda2....

semoga bisa bermanfaat yah

dewi

berhubung saya juga masih menganut agama "bukan buddha" nih tak kasih tau arti sederhananya.

amin (ada di K maupun I ) artinya "semoga Tuhan(Allah) mengabulkan" -->mereka percaya bahwa segala sesuatu datangnya dari Allah makanya mereka berharap agar Allah mengabulkan/merealisasikan doa/harapan/keinginan mereka. bagi buddha kata amin jelas tidak ada, kan di buddha gak ada doa/memohon-mohon sama Tuhan, jadi apanya yang musti diamini/dikabulkan ma Tuhan. ya kan?


insya allah ( hanya ada di I) artinya "jika Allah menghendaki" --> Allah bagi mereka punya sifat "berkehendak", jika Allah menghendaki sesutu ada maka ada, tidak ada maka tidak ada. namun pada kenyataannya kalimat ini biasanya malah digunakan untuk "ngeles" ketika disuruh berjanji atau memberi jawaban yang pasti. misal:
A = besok kamu ke rumahku kan?
B = (karena ia masih ragu untuk menjawab "ya" dan tidak tega jika harus menjawab "tidak", maka B berkata...) "insya allah"
A = kok insya allah sih, yang pasti dong!
B = lho gimana mau pasti, kita kan gak tau apa yang terjadi besok. Hanya Allah yang tahu, maka saya besok datang/tidak juga tergantung kehendak Allah.

yah..seperti itulah kira-kira.

Adhitthana

Quote from: dewi on 17 November 2008, 05:27:02 PM
berhubung saya juga masih menganut agama "bukan buddha" nih tak kasih tau arti sederhananya.

amin (ada di K maupun I ) artinya "semoga Tuhan(Allah) mengabulkan" -->mereka percaya bahwa segala sesuatu datangnya dari Allah makanya mereka berharap agar Allah mengabulkan/merealisasikan doa/harapan/keinginan mereka. bagi buddha kata amin jelas tidak ada, kan di buddha gak ada doa/memohon-mohon sama Tuhan, jadi apanya yang musti diamini/dikabulkan ma Tuhan. ya kan?


insya allah ( hanya ada di I) artinya "jika Allah menghendaki" --> Allah bagi mereka punya sifat "berkehendak", jika Allah menghendaki sesutu ada maka ada, tidak ada maka tidak ada. namun pada kenyataannya kalimat ini biasanya malah digunakan untuk "ngeles" ketika disuruh berjanji atau memberi jawaban yang pasti. misal:
A = besok kamu ke rumahku kan?
B = (karena ia masih ragu untuk menjawab "ya" dan tidak tega jika harus menjawab "tidak", maka B berkata...) "insya allah"
A = kok insya allah sih, yang pasti dong!
B = lho gimana mau pasti, kita kan gak tau apa yang terjadi besok. Hanya Allah yang tahu, maka saya besok datang/tidak juga tergantung kehendak Allah.

yah..seperti itulah kira-kira.

Thanks ... sis Dewi  :) _/\_
atas segala penjelasan, ... lengkap  :)
disini kita bisa saling share, belajar dll
Semoga sis Dewi betah disini ..... :)
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

kur0bane


Brado


kur0bane


dipasena

klo ajaran aa, insyalatono... klo di buddhist bs insyalabuddha... hahaha... =))

Adhitthana

  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

kusalaputto

semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

Dhammapada

"Jikalau Tuhan adalah penyebab dari semua yang terjadi, apalah gunanya usaha keras/pengorbanan manusia?"

[Asvaghosa, Buddha-carita 9, 53]

yanfei


Dhammapada

"Jikalau Tuhan adalah penyebab dari semua yang terjadi, apalah gunanya usaha keras/pengorbanan manusia?"

[Asvaghosa, Buddha-carita 9, 53]

Dhammapada

Quote from: dewi on 17 November 2008, 05:27:02 PM
insya allah ( hanya ada di I) artinya "jika Allah menghendaki" --> Allah bagi mereka punya sifat "berkehendak", jika Allah menghendaki sesutu ada maka ada, tidak ada maka tidak ada. namun pada kenyataannya kalimat ini biasanya malah digunakan untuk "ngeles" ketika disuruh berjanji atau memberi jawaban yang pasti. misal:
A = besok kamu ke rumahku kan?
B = (karena ia masih ragu untuk menjawab "ya" dan tidak tega jika harus menjawab "tidak", maka B berkata...) "insya allah"
A = kok insya allah sih, yang pasti dong!
B = lho gimana mau pasti, kita kan gak tau apa yang terjadi besok. Hanya Allah yang tahu, maka saya besok datang/tidak juga tergantung kehendak Allah.

yah..seperti itulah kira-kira.

iya kdg kesal jg jawaban kyk gt ga tegas dan terlalu gmn gt...
"Jikalau Tuhan adalah penyebab dari semua yang terjadi, apalah gunanya usaha keras/pengorbanan manusia?"

[Asvaghosa, Buddha-carita 9, 53]

Indra

Karena di agama lain ada Tuhan, maka agama Buddha juga harus punya Tuhan. jadi dikarang2lah Tuhan Buddha itu. Karena agama lain ada Amin, maka agama Buddha juga harus ada.

pertanyaan saya: apakah semua yg ada di agama lain juga harus ada di Agama Buddha? Apakah Dhamma masih belum sempurna dibabarkan?

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days