Kontroversi: Buddhisme Maitreya

Started by JackDaniel, 04 September 2007, 08:13:43 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

HokBen

http://en.wikipedia.org/wiki/I-Kuan_Tao

http://id.wikipedia.org/wiki/Ikuanisme

Kalo ga salah dalam salah satu bukunya Lu Shen Yan, pernah disebutin tuh apa bunyi dari mantra rahasia yg diajarin ke murid2 aliran Maitreya... Gw dulu pernah baca, tapi cuma sekilas jadi ya lupa dh...

El Sol

Quote from: 7th on 07 September 2007, 07:29:59 AM
Oi sepatu! gw ngomongin dewa kebahagiaan...  ::)
kasus kwan kong beda lagi... ya karena dia pahlawan, mungkin sangat sangat dihormati hingga akhirnya didewakan, bukan menjadi dewa... karena bentuk pemujaan leluhur di cina kan pake acara sembahyang... ketika Buddhism masuk, bercampur tradisi, Buddha dan Boddhisatta yang harusnya tuh cuma dihormati akhirnya juga menjadi objek penyembahan...
tenang bro...maklum baca pake nge-flash doank haha..jadine gk kliatan.. :P

El Sol

Quote from: HokBen on 07 September 2007, 12:00:48 PM
http://en.wikipedia.org/wiki/I-Kuan_Tao

http://id.wikipedia.org/wiki/Ikuanisme

Kalo ga salah dalam salah satu bukunya Lu Shen Yan, pernah disebutin tuh apa bunyi dari mantra rahasia yg diajarin ke murid2 aliran Maitreya... Gw dulu pernah baca, tapi cuma sekilas jadi ya lupa dh...
5 kata suci
Wu Thai fo mi lek

El Sol

-----Original Message-----
From:   sawfa
Sent:   Friday, February 13, 2004 12:06 PM
To:     MM
Subject:        [mahasathi] Telaah Kritis dan Obyektif atas Aliran Maitreya

Telaah Kritis dan Obyektif atas Aliran Maitreya

APAKAH SANG BUDDHA MASA MENDATANG TELAH HADIR DI DUNIA INI ?
Ivan Taniputera

PENGANTAR

Belakangan ini di negeri kita dimarakkan oleh suatu aliran keagamaan yang
menamakan dirinya Maitreya, yang dalam Bahasa Mandarin disebut dengan Yi
Guan Dao ( baca I Kwan Tao ).
Sesungguhnya sebagai seorang Buddhis kita dapat menghormati agama dan aliran
apapun, sebagaimana yang diajarkan Sang Buddha dalam UPALI SUTTA, namun yang
menjadi masalah aliran ini telah mendompleng nama Buddhisme dalam
penyebarannya.

Dalam makalah kali ini kita akan membahas benarkah aliran Maitreya dapat
digolongkan pada Buddhisme dan apabila tidak apakah alasannya.
Mengingat perkembangan aliran ini yang demikian pesatnya.
Berdasarkan pengalaman penulis semasa masih tinggal di Jakarta, pada hampir
tiap-tiap perumahan terdapat cetiya ( mereka menyebutnya dengan istilah
Mandarin : Fo Tang [ baca : Foo Dang ]) aliran tersebut.

Selain itu kita juga akan membahas gerakan-gerakan keagamaan yang serupa
dengan Maitreya pada sepanjang sejarah Tiongkok untuk menarik keterkaitannya
dengan Aliran Maitreya.

Makalah ini juga tidak dimaksudkan untuk menjelek-jelekkan ataupun menghina
aliran Maitreya, melainkan untuk mendudukkan permasalahan pada proporsinya
yang benar.
Bagi rekan-rekan Buddhis diharapkan agar mendapatkan pengertian yang benar
mengenai apa itu sesungguhnya Aliran Maitreya tersebut.
Selamat membaca.

A.SEJARAH.

1. Ciri Khas Umum Aliran-Aliran Sesat dalam Sejarah Tiongkok.

Negeri Tiongkok merupakan tempat yang subur bagi perkembangan berbagai
aliran bidaah atau menyimpang, baik yang berakar dari Taoisme maupun
Buddhisme.
Sebelum kita menganalisanya satu persatu, maka baiklah kita menarik terlebih
dahulu ciri-ciri umum aliran-aliran tersebut :

(i). Berawal dari gerakan pemberontakan untuk menggulingkan suatu dinasti
atau pemerintah yang saat itu sedang berkuasa.

(ii). Para pemimpinnya mengaku titisan dewa tertentu ( bagi yang berlatar
belakang Taoisme ) dan titisan Bodhisattva tertentu ( bagi yang berlatar
belakang Buddhis ).
Dalam propagandanya mereka mengatakan bahwa dinasti yang sedang berkuasa
telah terlalu bobrok dan mereka telah menerima mandat surgawi untuk berkuasa
menggantikan pemerintahan yang lalim pada saat itu.

(iii). Bagi aliran sempalan yang berlatar belakang Buddhis, Bodhisattva yang
banyak dipilih adalah Maitreya.
Jadi banyak pemimpin sekte atau pemberontakan yang berasal dari kalangan
Buddhis mengaku bahwa diri mereka adalah penjelmaan Maitreya.

(iv). Pemberontakan diawali dengan membentuk suatu sekte rahasia untuk
mengumpulkan para pengikut.
Agar menarik minat rakyat jelata maka kadang-kadang dibumbui dengan mistik.
Para anggota disumpah dengan ritual khusus, yang juga timbul saat ketidak
puasan merajalela di kalangan rakyat.

Baik marilah kita mulai membahas sejarah aliran-aliran sesat di Tiongkok
mulai dari jaman yang paling awal hingga pada timbulnya aliran Teratai Putih
( Bai Lian, baca : Pai Lien ) yang merupakan cikal bakal Yi Guan Dao.

2. Sejarah Aliran-Aliran Sesat dalam Sejarah Tiongkok.

a. Dinasti Han ( 202 SM - 221M )

Marilah kita kembali pada masa akhir Dinasti Han pada abad ketiga Masehi.
Pada saat itu kekuasaan Kaum Kasim menjadi semakin besar, sehingga kaisar
hanya menjadi boneka mereka saja.
Mereka sangat lalim dan korup sehingga Dinasti Han menjadi lemah.
Ketidakpuasan merebak di kalangan rakyat, di mana hal tersebut berpuncak
pada Pemberontakan Topi Kuning ( Huang Qin ) pada tahun 184 M yang dipimpin
oleh tiga bersaudara bermarga Zhang.
Pemimpin utamanya bernama Zhang Yue ( Thio Kak dalam lafal Hokkian )

Zhang Yue merupakan seorang mahasiswa ilmu ketabiban yang gagal, namun ia
memiliki kemampuan mengobati orang.
Banyak rakyat yang disembuhkan olehnya dari berbagai penyakit sehingga
mereka kemudian tertarik untuk menjadi pengikutnya.
Legenda mengatakan bahwa kemampuan pengobatan tersebut diperolahnya dari
seorang dewa bernama Nan Hua Lao Shen ( Hokkian : Lam Hoa Lo Sian ) atau
dewa tua dari pegunungan Lam Hoa yang memberikannya sejilid kitab ilmu
pengobatan.

Di depan massa pengikutnya Zhang Yue berpidato bahwa pamor kerajaan Han
telah pudar dan ia telah ditakdirkan untuk menggantikannya, oleh sebab itu
ia mewajibkan para pengikutnya untuk mengenakan topi atau penutup kepala
berwarna kuning, yang melambangkan keunggulan gerakannya dari Dinasti Han.
Ia juga membagi-bagikan jimat ( hu ) pada para pengikutnya agar mereka
menang perang.
Mereka kemudian bergerak ke ibu kota dan berhasil menimbulkan kepanikan dan
kerusakan besar pada Dinasti Han, namun akhirnya pemberontakan ini berhasil
ditumpas.

b. Dinasti Sui ( 589-618 )

Pada bulan Januari 610 AD, sejumlah orang berpakaian warna putih dengan
rambut diikat pita putih dan tangan memegang kemenyan yang membara serta
bunga-bunga, mengumumkan datangnya Maitreya Buddha ke dunia ini dengan
mengadakan prosesi menuju kota Chian Kuok dan pada saat mereka hendak
memasuki pintu Chian Kuok, pengawal di pintu menyambut kedatangan mereka
dengan berlutut dan mempersilahkan mereka masuk.

Tetapi ketika mereka sedang berlutut, orang-orang saleh palsu
bandit-bandit ) itu merampok senjata-senjata mereka dan ketika tindakan ini
hampir mengakibatkan kerusuhan, bantuanpun datang untuk menaklukkan
bandit-bandit tersebut.
Orang-orang yang terlibat dalam pemberontakan ditangkap.
Jumlah yang tertangkap mencapai kira-kira seribu keluarga.

Tiga tahun kemudian pada bulan Desember 613 AD, seorang yang bernama Siang
Hai Ming menyatakan dirinya sebagai reinkarnasi Maitreya Buddha,
mengumpulkan penganut-penganut dan melancarkan pemberontakan dan mengangkat
dirinya sebagai raja, dan pada akhirnya membangun satu kerajaan di Pei Wu.
Setelah beberapa saat, Raja dari Dinasti Sui mengirimkan pasukan untuk
menaklukkan dia.

c. Dinasti Tang ( 618-906 )

Pada zaman Dinasti Tang, ada lagi seorang saleh palsu yang bernama Wang Hwai
Koo mengumumkan suatu berita yang keliru yakni Sakyamuni Buddha telah
mengundurkan diri dan telah digantikan oleh Maitreya Buddha, dan bahwa
keluarga Li akan runtuh sedangkan keluarga Yang akan bangkit lagi.
Li adalah marga dari Raja pertama Dinasti Tang dan Yang adalah marga dari
Raja pertama Dinasti Sui.
Pemerintah mendengar kabar itu segera mengirimkan pasukan untuk bertempur
dengan kelompok Wang Hwai Koo.
Wang Hwai Koo dan pengikut-pengikutnya ditangkap dan dihukum mati.

Tokoh lain pada masa Dinasti Tang yang juga mengaku sebagai penjelmaan
Maitreya adalah Ibu Suri Wu Zetian ( Hokkian : Bu Cek Tian ).
Ia memerintah dari tahun 690-705.
Setelah suaminya Kaisar Gao Zong ( 649-683 ) wafat, ibu suri Wu
perlahan-lahan berusaha untuk meraih kekuasaan, hingga akhirnya berhasil
menumbangkan Dinasti Tang untuk sementara waktu dan menjadi kaisar.
Ratu Wu sebagai alat propaganda kemudian memanfaatkan Agama Buddha dan Tao
agar rakyat menganggapnya sebagai makhluk suci ( padahal Ratu Wu sangat
kejam karena telah menyiksa sampai mati para selir suaminya terdahulu ).

Dari Kalangan Tao ia menerima gelar "Ibu para Dewa" ( Bahasa Inggris : Sage
Mother ) atau Lao Mu dan dipuja pada kuil-kuil Taois.
Untuk meraih simpati Umat Buddha dikaranglah pada saat itu suatu Sutra palsu
yang berjudul Sutra Awan Agung ( Great Cloud Sutra ) yang isinya seolah-olah
Buddha Sakyamuni telah menubuatkan bahwa Maitreya atau Buddha yang akan
datang akan terlahir sebagai wanita, yang di bawah pemerintahannya.
" Panen akan berlimah, kebahagiaan akan menjadi tak terhingga.
Rakyat akan berjaya, terbebas dari penderitaan dan penyakit.
Para penguasa dari negara-negara tetangga akan berdatangan dan menawarkan
diri untuk menjadi taklukan."
Vihara-vihara yang disponsori negara bersama-sama mempermaklumkan ajaran
baru ini dan menggelarinya "Maitreya yang tanpa cela".
Wu kemudian memerintahkan dipahatnya patung Maitreya raksasa di Longmen yang
wujudnya mirip dirinya.

d. Dinasti Sung ( 960-1279 ).

Pada masa pemerintahan Kaisar Ren Zong ( 1022-1063 ), bulan November 1047,
pemimpin dari Aliran Maitreya Wang Tzeh merencanakan suatu pemberontakan.
Pada mulanya dia adalah seorang gembala kemudian dia mendaftarkan diri
menjadi tentara.
Sementara itu buku ajaran-ajaran sesat telah beredar ke-mana-mana.
Buku tersebut memuat pernyataan jahat yang sama yaitu "Sakyamuni Buddha
telah mengundurkan diri dan Maitreya Buddha yang bertanggung jawab atas
urusan manusia di dunia."
Mereka mengeluarkan slogan bahwa Zaman Putih "istilah Bahasa Cina adalah Pai
Yang" telah tiba.

Ketika Wang Tzeh menjadi walikota, penganut-penganutnya mengangkat dia
sebagai pemimpin mereka dan kemudian melancarkan pemberontakan di propinsi
Pei.
Wang Tzeh memproklamirkan dirinya sendiri sebagai Raja.
Pada tahun baru di bulan Pebruari 1048, pasukan-pasukan raja menyelinap ke
dalam kota melalui terowongan.
Wang Tzeh ditangkap dan dihukum mati.

e. Dinasti Yuan ( Mongol ) ( 1279-1368 ).

Orang-orang kerajaan Mongol menghormati segala agama : Buddha, kr****n,
Islam dan Taoisme.
Tetapi melarang Aliran Maitreya.
Di antara agama yang disebut di atas, agama Buddhalah yang mendapatkan
penghargaan tertinggi, khususnya oleh keluarga raja, sehingga agama Buddha
mendapat fasilitas khusus dan juga mendapatkan fasilitas bebas pajak.
Oleh karena itu, penganut-penganut Maitreya merembes ke perkumpulan Bai Lian
yang dibentuk oleh Master Hwei Yen.
Pengembangan utama bagi sekte ini dititik beratkan pada pembacaan nama
Amitabha Buddha.
Setelah 5 tahun berada di perkumpulan Bai Lian, nama Maitreya menjadi
Perkumpulan Bai Lian ( sesuai dengan nama organisasi yang mereka nyusupi ).

Mereka menjalin hubungan baik dengan pegawai-pegawai pemerintah dan juga
orang-orang berpengaruh di masyarakat.
Selain itu, mereka juga ber-pura-pura melakukan kegiatan sosial.
Dengan cara demikian, secara  bertahap mereka menjadi sah dalam hukum
pemerintahan, tetapi pengesahan tersebut bertahan hanya 9 tahun.
Ketika Raja Shidebala ( Ying Zong ) naik tahta pada tahun 1321, beliau
melarang aliran itu.
Pada saat itu, situasi politik sedang memburuk dan Aliran Maitreya mengambil
keuntungan dari situasi tersebut untuk menyebarkan ajaran yang menyimpang.

Hampir tiga tahun kemudian ( 1323 ), Raja Ying Zong dibunuh.
Dua puluh delapan tahun setelah beliau wafat atau pada masa pemerintahan
Raja Toghon Temur ( Shun Di - memerintah 1333-1368 ) yakni pada bulan Mei
1351, penganut-penganut Bai Lian, dengan Liew Foo Thong sebagai dalang utama
dan Han San Thong sebagai pemimpin, merencanakan untuk memberontak melawan
Dinasti Yuan dan memproklamirkan dirinya sebagai King Ming.
Ciri-ciri tentara mereka adalah membakar kemenyan dan pengikut-pengikutnya
mengikat kepala mereka dengan syal merah.
Karena itulah pemberontakan ini dalam sejarah dinamakan Pemberontakan Ikat
Kepala Merah ( Red Turban ).
Tetapi rencana pemberontakan tersebut bocor, Han San Thong tertangkap dan
dihukum mati.
Istri dan anak lelakinya, Han Lin Er meloloskan diri.
Pengikut-pengikut yang melarikan diri dikumpulkan oleh Liew Foo Thong untuk
membentuk suatu tentara yang berjumlah ratusan ribu orang.
Tentara tersebut menyerbu dan menaklukkan propinsi Ing Chuan.

Pada bulan Februari 1355, Liew Foo Thong memproklamirkan Han Lin Er sebagai
Raja Ming kecil.

Pada bulan Januari 1352, seorang penganut Bai Lian yang kaya, Kuo Tze Hsing,
juga mengumpulkan penganut-penganut untuk bekerja sama dengan Han Lin Er.
Kuo menyatakan dirinya sebagai Jenderal. Pada tanggal 26 Februari,
tentaranya menaklukkan propinsi Hau Chou.

Pada bulan Maret tahun yang sama, Zhu Yuanzhang ( Hokkian : Cu Goan Ciang )
bergabung dengan mereka sebagai bawahannya.
Zhu telah menjadi rahib sejak kecil.
Dia meninggalkan Sangha untuk menjadi seorang awam karena kuti di mana dia
tinggal telah dibakar.
Zhu mempunyai penampilan yang tampan dan tubuhnya tegap.
Selain itu, dia selalu menang dalam peperangan. Kuo Tze Hsing begitu
terkesan sehingga dia mengangkat Zhu sebagai menantu laki-laki.

Tiga tahun kemudian, Kuo meninggal dan putranya Kuo Thien Shih menjadi
pemimpin.
Han Lin Er mengangkat anak Kuo sebagai panglima, Chang Thien Yew dan Zhu
sebagai Jenderal pertama dan kedua.
Enam bulan kemudian, Kuo Thien Shih dan Chang Thien Yew dibunuh.
Akibatnya semua tentara berada di bawah perintah Zhu Yuanzhang.

Pada bulan Februari 1363, Liew Foo Thong dibunuh dan Han Lin Er dengan cepat
mengirim berita kepada Zhu untuk meminta bantuan segera.
Bantuan diberikan segera dan Han Lin Er diselamatkan.
Sejak itu Han Lin Er menjadi boneka Zhu Yuanzhang.
Pada bulan Desember 1366, atas nama untuk menyambut kedatangan Han Lin Er ke
selatan, Zhu mengirim satu kapal untuk menjemput Lin Er.
Dalam perjalanan, Zhu memerintahkan orang membalikkan kapal tersebut dan Lin
Er tenggelam, tentu saja Zhu Yuanzhang menjadi pengganti.

Supaya bisa menghibur mereka, Zhu pada tanggal 4 Januari 1368 mengumumkan
"Ming" sebagai nama rezimnya.
Dengan demikian, dia menjadi Raja pertama Dinasti Ming.
Inilah untuk pertama kalinya suatu pemberontakan sekte rahasia berhasil
mengangkat pemimpinya menjadi kaisar.
Zhu lalu bergelar Hong wu dan memerintah dari tahun 1368-1398.

El Sol

f. Dinasti Ming ( 1368-1644 )

Berhubung Raja Choo Yen Zang pernah menjadi bhikkhu, dia amat paham tentang
isi dari agama Buddha.
Oleh karena dia sadar bahwa penganut-penganut Bai Lian telah mengambil dan
kemudian merubah Buddhadharma sesuai pemikiran mereka.
Mereka menggunakan nama aliran Maitreya Buddha hanya sebagai topeng untuk
menipu orang-orang yang tidak mengerti latar belakang mereka.

Setelah Zhu naik tahta menjadi raja dia mengeluarkan perintah melarang
aktivitas dari aliran Bai Lian.
Sejak itu, pengikut ajaran Bai Lian mengajarkan ajaran sesatnya pada malam
hari saja dengan pintu dan jendela tertutup rapat.

Pada zaman Dinasti Ming, kerajaannya paling banyak menderita karena
pemberontakan Bai Lian yang sangat sering terjadi.
Banyak dari pemberontakan ini terjadi ketika negara tersebut sedang dalam
kehancuran dan lelah dalam menghadapi perang dengan penyerang dari luar
negeri.

Berikut adalah beberapa pemberontakan terkenal yang tercatat dalam sejarah :

1. Pada tahun 1373 Pheng Phu Kui, pengikut Bai Lian dari SheChuan
mengumpulkan orang-orang, menyerang dan menjajah 14 kota secara
berturut-turut dan pemerintah menghabiskan waktu beberapa bulan untuk
menaklukkan mereka.

2. Zin Kang Nu dan Tien Chiew Cheng berontak pada saat negara sedang kalah
perang dengan Vietnam.

3. Thang Sai Er mengambil keuntungan dari kesempitan ketika Jepang sedang
mengganggu Liaw Tong yang terletak di timur laut China.

4. Ketika ada ancaman dari Manchuria dan keluarga raja sedang mengalami
keributan dalam kerajaan, Chao Ik San, atas nama Maitreya Buddha mengumumkan
dirinya sebagai raja dan berontak melawan pemerintah.

5. Wang Hsing and Chee Hong Joo paling terkenal dengan nama buruknya dan
memiliki tentara yang terbesar.
Pada saat keluarga raja dan rakyat pada umumnya sedang panik karena
Manchuria sudah masuk perbatasan China dan telah menaklukkan 40 kota di Liaw
Tong, Wang Hsing and Chee Hong Joo memimpin 2 juta tentara, menyerang dan
menjajah kota-kota besar di propinsi Shantong dan bahkan mencuri alat
transportasi pemerintah yang membawa makanan. Supaya dapat bertempur dengan
tentara yang begitu besar, pemerintah terpaksa mengirimkan tentara di Liaw
Tong.
Ini berarti tentara Bai Lian memberikan bantuan besar kepada tentara
Manchuria.

Di antara penganut-penganut Bai Lian yang terkenal, terdapat seorang wanita,
Tang Sai Er, yang memiliki ilmu hitam.
Dia berkata bahwa dia telah memperoleh sebuah buku dari surga di mana buku
tersebut diketemukan dari dalam batu besar.
Dengan buku tersebut dia bisa menguasai roh-roh dan dewa / dewi dan bisa
mendapatkan pakaian maupun makanan yang ia inginkan.

Beribu-ribu orang awam, karena terpesona oleh ajaran sesatnya, mengikuti
dia. Pada satu pertempuran dengan tentara kerajaan, Tang Sai Er menggunakan
ilmu hitam untuk melindungi dirinya.
Banyak roh-roh yang tampangnya mengerikan muncul di langit.
Karena tahu bahwa Tang Sai Er mungkin akan menggunakan ilmu hitam, jenderal
kerajaan itu  membawa sedikit darah yang kemudian disiramkan ke roh-roh yang
tampak itu.
Dengan segera, roh-roh yang mengerikan tersebut berubah  menjadi
manusia-manusia dan kuda-kuda kertas.
Sai Er berhasil meloloskan diri tetapi kemudian tertangkap.
Dia dirantai dan dikirim ke ibukota dengan menggunakan kereta tahanan.
Tetapi, dalam perjalanan, dengan kekuatan ilmu hitam, Sai Er berhasil bebas
dari belenggu rantainya dan menghilang.
Sejak saat itu dia tidak pernah diketemukan lagi.

Ilmu hitam Tang Sai Er diperkirakan diwariskan ke generasi berikutnya.
Pada tahun 1557, terdapat seorang yang bernama Ma Cu She di mana dengan ilmu
hitamnya dapat membuat prajurit kertas menjadi seperti  prajurit yang
sebenarnya.
Pada saat prajurit kertas itu diserang, ia akan berbalik menyerang dan
melukai penantangnya, meskipun begitu, ketika rencana pemberontakan Ma Cu
She diketahui oleh pemerintah, pemerintah segera mengirim tentara untuk
menaklukkan Ma Cu She dan pengikutnya.
Diperkirakan lebih dari 100 orang pengikutnya mati dalam medan peperangan,
tetapi Ma Cu She sendiri berhasil lolos dari maut.

Pemimpin Kedelapan Yang Palsu

Pada zaman Dinasti Ming, terdapat seorang pengikut Bai Lian yang paling
jahat dalam sejarah di Cina.
Ajaran sesatnya mempunyai pengaruh yang paling dalam dan luas terhadap
pengikut-pengikutnya sampai saat ini.
Nama orang itu adalah Lo Wei Ching, lahir pada tanggal 8 Januari 1446.
Dia mengatakan bahwa Sesepuh Hui Neng adalah merupakan pemimpin Sangha yang
terakhir, karena Jalan ke Surga telah berubah dari sistim kepemimpinan
Sangha menjadi sistim kepemimpinan orang awam.
Dia merekayasa sebuah cerita bagaimana dia menerima garis kepemimpinannya
sebagai berikut :

Seseorang yang bernama Pai Ik Chan menyelamatkan Sesepuh Ke-6 yang sedang
dikejar oleh seorang bhikkhu kejam di ladang.
Oleh karena itu, Pai Ik Chan diberikan baju dan mangkok sebagai bukti
penerimaan garis keturunan pemimpin.
Selama 3 tahun, Sesepuh ke-6 sembunyi di rumahnya.
Kemudian Pai Ik Chan dan seorang guru besar Tao Ik dinobatkan bersama
sebagai pemimpin ke-7.
Ini benar-benar merupakan kebohongan yang besar dan menggelikan.

Penjelasan yang benar adalah Sesepuh ke-6 lahir pada tanggal 8  February
638, sedangkan Pai Ik Chan lahir tahun 1194 pada jaman Dinasti Sung,
sehingga ada perbedaan waktu 450 tahun.
Maka itu, bagaimana dia bisa menyelamatkan Sesepuh ke-6 ?
Kecuali waktu bisa berputar kembali.
Guru Pai Ik Chan yang bernama Ma Tao Ik adalah cucu murid dari Sesepuh ke-6
dan lahir sedikitnya 400 tahun sebelum Pai Ik Chan.
Oleh karena itu, bagaimana Pai Ik Chan bisa bertemu dengan pemimpin ke-6
sebelum guru dia Ma Tao Ik ?
Selain itu, Lo Wei Ching adalah orang yang hidup pada zaman Dinasti Ming,
lahir beberapa ratus tahun setelah Pai Ik Chan, bagaimana Pai Ik Chan
menyampaikan "Jalannya" kepada Lo Wei Ching ?

Seperti yang tertulis dalam sejarah agama Buddha, garis keturunan dari
kepemimpinan berakhir pada Sesepuh ke-6 Hui Neng.
Sistim kepemimpinan ini diteruskan ke Cina dari India oleh pemimpin
Bodhidharma.
Dia adalah Sesepuh pertama di Cina dan juga sebagai pendiri sekolah Zen di
Cina.
Sebelum meninggal, beliau mengatakan bahwa sistim kepemimpinan Zen akan
berakhir pada Sesepuh ke-6.
Sejak itu, hanya Dharma yang akan berputar, kain dan mangkok tidak merupakan
tanda kepemimpinan.

Berikut ini adalah ajaran sesat yang dipelopori oleh Lo Wei Ching :

- Dia merupakan pendiri dari sistim kepemimpinan umat awam.
Dia mengatakan bahwa "Jalan Surga" telah berubah dari sistim kepemimpinan
Sangha menjadi sebuah sistim yang dikendalikan oleh umat awam ( penerjemah :
maksudnya tidak ada lagi Sangha dalam ajaran mereka ).

- Dia memulai semboyan bahwa "Tiga agama menjadi satu".
Ketiga agama itu adalah Juisme ( ajaran kuno di Cina ), Taoisme dan
Buddhisme.

- Dia mengarang cerita bahwa Tuhan yang bernama Lao Mu ada di Surga Wu Zhi.
Segala makhluk diciptakan olehNya.

- Sejak terbentuknya Aliran Maitreya ( Yi Guan Dao ), selalu ada pernyataan
bahwa sistim dunia terbagi menjadi 3 periode yakni Periode Hijau, Periode
Merah dan Periode Putih.
Periode Putih ini merupakan periode akhir zaman yang menurut mereka dunia
akan kiamat pada periode ini.

Lukisan tentang dunia kiamat oleh mereka sbb :
Akan terjadi malapetaka angin, hembusan angin begitu kuat sehingga orang
hanya akan mendengar "bum..."
Bagaikan surga akan ambruk dan bumi akan retak, dan hanya sekejap mata
segala sesuatu benda musnah, tak satu makhlukpun yang terlihat.
Mereka membuat cerita dunia kiamat dengan menjiplak teks ajaran Buddha dan
kemudian melakukan banyak pengubahan-pengubahan.

Menurut teks agama Buddha, periode waktu antara pembentukan alam dunia
dihitung berdasarkan tiga kalpa :
Kalpa Kecil, Kalpa Sedang dan Maha Kalpa.
Aliran Yi Guan Dao ( Aliran Maitreya ) mengubah nama kalpa menjadi Periode.
Sebenarnya teks agama Buddha mengatakan bahwa dunia akan musnah total pada
akhir Maha Kalpa yang akan tiba pada trilliun tahun mendatang.
Mereka mengatakan bahwa akhir kalpa akan segera datang supaya dapat membuat
orang-orang menjadi panik dan masuk aliran sesat tersebut.

Berdasarkan ajaran ini Lo Wei Ching selanjutnya menyatakan bahwa pada akhir
Periode Putih ( penerjemah: maksudnya akhir zaman ), Tuhan mereka "Lao Mu"
akan turun ke dunia membawa kembali 96 milyard anak-anak sejati ke sisiNya.
Anak-anak ini akan menikmati kekayaan dan kemakmuran di surga sesuai dengan
perbuatan baik mereka ( pengertian perbuatan baik disini adalah dedikasi
yang dalam kepada Aliran mereka ).

Agar dapat mengendalikan pengikut-pengikutnya, Lo mengeluarkan peraturan
bahwa orang-orang yang mencari "Jalan Surga" harus bersumpah kepada Tuhan
Lao Mu.
Sumpah-sumpah itu sangat kejam dan berbunyi sebagai berikut :
- Seorang tidak boleh mencari "Jalan Surga" dengan pura-pura
- Seseorang tidak boleh mundur ketika diminta untuk maju
- Seseorang tidak boleh membocorkan rahasia aliran, karena tindakan itu akan
mengakibatkan tertangkapnya pemimpin dan kematian dari pemimpin aliran
tersebut.
- Seseorang tidak boleh tidak sopan kepada "Chien Jen" yakni gelar yang
diberikan kepada pejabat tinggi dalam aliran itu.
Chien Jen memegang jabatan "orang kedua" dalam aliran tersebut.
( Jumlah Chien Jen sangat sedikit, tetapi selain pemimpin tertinggi mereka
"She Mu" mereka memegang kekuasaan tertinggi dan disanjung oleh
pengikut-pengikut mereka, dan saat mereka tiba ataupun pergi selalu diiringi
tata cara yang khidmat seperti yang biasa dilakukan terhadap keluarga
kerajaan atau pejabat kerajaan yang berpangkat tinggi ).
- Seseorang tidak boleh menganggur tanpa melakukan penyebaran ajaran mereka
dengan penuh semangat.

Siapa saja yang melanggar salah satu dari peraturan-peraturan tersebut di
atas akan disambar halilintar dan dibakar lima kali.

Dalam agama Buddha, terdapat satu hal yang amat penting yaitu Triratna:
Buddha, Dharma dan Sangha.
Maka untuk menandingi Triratna agama Buddha, Lo Wei Ching menciptakan
Triratna versi dia sbb :

- Menunjuk "Hsien Kuan" yaitu menunjuk bagian tengah dahi di antara kedua
alis mata dengan menggunakan jari tengah oleh seorang pandita mereka yang
disebut Tien Chuan She
- Memberitahukan kode lisan yang terdiri dari 5 kata: Wu, Thai, Fu, Mi, Nek.
- Mengatupkan tangan dengan cara-cara tertentu

Seseorang yang ingin menjadi anggota baru harus mendapat rekomendasi dari
dua orang anggota lama.
Tetapi orang cacat, tukang jagal, pelacur-pelacur, preman-preman dan
gelandangan-gelandangan tidak diterima sebagai penganut.

Pada tahun 1527, usaha Lo Wei Ching untuk menggulingkan rezim itu gagal.
Dia ditangkap dan kemudian dihukum mati dengan cara tubuhnya ditarik dan
dikoyak oleh 5 kereta kuda.

Kode Lisan
Lima kode lisan yaitu Wu, Thai, Fu, Mi, Nek dikatakan sangat membantu dalam
keadaan bahaya.
Tetapi kode lisan ini tidak dapat dibocorkan kepada siapapun, bahkan orang
tua sendiri, suami dan isteri atau anak mereka jika mereka bukan anggota.
Pada zaman Dinasti Qing, lima kata itu dirubah lagi menjadi :
Min, Ta, Pao, Sin, Ik.
Tetapi kode ini dirubah kembali menjadi kode yang semula, ketika Dinasti
Qing runtuh dan menjadi Republik.

El Sol

g. Dinasti Qing ( Manchu ) ( 1644-1911 ).

Pada zaman Dinasti Qing, pemberontakan dari aliran Bai Lian ( Yi Guan Dao )
sangat sering terjadi, khususnya pada pemerintahan Raja Qian Long
1736-1795 ) dan Raja Jia Jing ( 1796-1820 ).
Pada akhir Dinasti Qing, yaitu pada tahun ke-18 pemerintahan Raja Jia Jing,
nama aliran Bai Lian berubah lagi menjadi aliran Tien Li atau kadang-kadang
disebut aliran Pa Kua.
Pada suatu pemberontakan pengikut-pengikut Bai Lian gagal dan mereka bubar.
Sebagian mereka bertobat dan menjadi bhikkhu tetapi yang lainnya tetap setia
pada alirannya.
Untuk menghindari perhatian pemerintah, aliran Bai Lian dibagi menjadi
berbagai cabang-cabang dengan nama yang berbeda-beda.
Aliran "Yi Guan Dao" yang ada sekarang merupakan salah satu cabang dari
aliran Bai Lian.

He Liau Ko
Dia merupakan pemimpin kedua Yi Guan Dao.
Dia mulai berontak melawan Dinasti Ching pada pemerintahan Qian Long di
tahun 1774.
Dia adalah seorang penghasut dan perencana jahat.
Beberapa pemberontakan yang terjadi pada masa itu adalah hasil hasutannya.
Pada tahun 1795, dia melancarkan satu pemberontakan secara besar-besaran
yang merusak banyak propinsi yakni She Chuan, Hu Pei, He Nan, An Hui, Khan
Su dan lain-lain.
Pemberontakan ini disebut dalam sejarah Cina sebagai "Kerusuhan oleh
bandit-bandit dari aliran Bai Lian ( sekarang disebut Yi Guan Dao ).

Wang Jue Yi
Dia merupakan keturunan dari Wang Hsing yang terkenal dengan reputasinya
yang buruk pada zaman Dinasti Qing.
Pada akhir zaman Dinasti Qing, ada organisasi yang memberikan pelatihan
tinju yang disebut Yi He Tuan ( Tuan = bataion ) atau disebut Yi He Quan
Quan = tinju ).

Organisasi ini berkedok sebagai tempat pelatihan tinju padahal organisasi
ini Yi He Tuan adalah organisasi militer dengan cabang-cabang yang tersebar
di berbagai tempat.
Wang Jue Yi adalahpanglima dari organisasi ini.
Dengan kata lain, sebenarnya Yi He Tuan adalah organisasi Pai Lian
sekarang disebut Yi Guan Dao ).

Sudah tentu, aliran Pai Lian masih dibawah pengawasan ketat dari
pemerintah.
Usaha pembasmian dari pemerintah terhadap pemberontak Pai Lian masih sering
dilakukan.
Pada saat itu, Ibu Suri Ci Xi ingin menggulingkan Kaisar dari tahta dengan
tujuan untuk mengalihkan tahta kerajaan kepada keponakannya ( Kaisar itu
adalah anak dari hasil perkawinan selir dengan kaisar almarhum ), tetapi
rencana Ci Xi mendapat hambatan yang luar biasa dari pihak asing yang
mendukung Kaisar.
Supaya bisa menangani orang-orang asing tersebut, Ibu Suri mengizinkan
anggota Yi He Tuan memasuki ibukota.
Anggota seperguruan tertua ( paling senior ) yang bernama Chao Fu Thien,
bersama dengan pemimpin-pemimpin cabang lainnya dipanggil ke istana untuk
diberikan kehormatan berupa topi dan jubah yang mana hadiah ini hanya boleh
dipakai oleh pejabat-pejabat tinggi di istana.
Ini merupakan yang kedua kali dalam sejarah Cina dimana aliran sesat ini
disetujui oleh pemerintah.
Tidak lama setelah aliran Bai Lian masuk ibukota, sekretaris Duta Besar
Jepang dibunuh dan menyusul peristiwa itu, terjadi pembakaran dan pembunuhan
secara besar-besaran.
Pembakaran dan pembunuhan tersebut mengakibatkan pengaruh yang sangat besar
dalam sejarah yaitu delapan negara asing ( yaitu Inggeris, Amerika,
Perancis, Jepang, Rusia, Austria dan Itali ) bergabung dalam membentuk
tentara sekutu untuk menyerang dan menduduki ibukota Cina.
Inilah yang dalam sejarah dikenal sebagai Pemberontakan Boxer.

Setelah kejadian ini, anggota seperguruan tertua Chao Fu Thien, ditangkap
oleh penduduk sekampung dengan kedua tangan diikat untuk diserahkan kepada
pemerintah.
Chao Fu Thien kemudian dihukum mati.
Aliran sesat ini kembali mendapat larangan dari pemerintah Cina.
Dengan kata lain, pengesahan aliran sesat ini hanya bertahan lebih kurang
sebulan saja.

h. Republik Cina ( 1911- sekarang ).

Chang Thian Ran.
Dia adalah pemimpin ke-18 aliran Yi Guan Dao.
Dia dibesarkan di keluarga yang menganut aliran Pai Lian selama beberapa
generasi.
Semua pemimpin aliran sesat ini menyatakan dirinya sebagai inkarnasi Buddha
Maitreya, namum ironisnya, semuanya mempunyai ambisi menjadi kaisar dan
berakhir dengan kematian tragis.
Berdasarkan fakta-fakta yang telah disebutkan diatas, maka Chang Thien Ran
merubah pernyataan "Inkarnasi Buddha Maitreya" menjadi "Manusia Buddha Ci
Kong".
Dengan kata lain, dia menamakan dirinya sebagai Manusia Buddha Ci Kong.

Chang Thien Ran menyatakan dirinya telah menerima suatu mandat dari surga
untuk menjadikan dirinya sebagai pemimpin ke-18 Yi Guan Dao.
Dia menyebarkan doktrin yang sesat sebagaimana pendahulunya melakukan yakni
"Sakyamuni Buddha telah mengundurkan diri sebagai Lord of Buddhism dan
Maitreya Buddha telah mengambil alih dalam pembabaran Buddhadharma."

Disamping doktrin sesat yang telah tersebar luas ini, dia juga menyebarkan
pernyataan yang menyimpang bahwa zaman di dunia ini terdiri dari 3 periode :
- Periode (zaman) Hijau merupakan periode untuk Dipankhara Buddha
- Periode (zaman) Merah merupakan periode untuk Sakyamuni Buddha
- Periode (zaman) Putih merupakan periode terakhir dibawah naungan Maitreya
Buddha.
Dengan kata lain, kalpa sekarang adalah kalpa Maitreya Buddha.

Pada tahun 1946, Chang Thien Ran ditangkap karena menyebarkan doktrin sesat
yang meracuni pikiran masyarakat setempat bahwa dengan menyatakan kode
rahasia akan membuat mereka menjadi Buddha dalam bentuk manusia.
Disamping itu, dia juga bergabung dengan Jepang melakukan kerusuhan di
ibukota.

Pada tanggal 13 Agustus 1947, Chang Thien Ran ditembak mati oleh regu
penembak pemerintah di Cheng Tu, ibukota She Chuan.
Tindak kejahatannya diterbitkan di koran-koran setempat.
Menyusul peristiwa ini, pemerintah mengeluarkan larangan keras segala
aktivitas Yi Guan Dao.

Setelah kematian Chang Thien Ran, isterinya yang bernama Sun Suk Cen, sering
dipanggil dengan SheMu ( gelar kehormatan untuk isteri guru ) dijadikan
pemimpin tertinggi Yi Guan Dao.
Tidak lama kemudian Sun Suk Cen datang ke Taiwan dan menjadi pemimpin
tertinggi Yi Guan Dao di Taiwan.

3. Sutra-Sutra palsu yang menjadi doktrin Maitreya.

Sejarah mencatat bahwa Agama Buddha masuk ke Tiongkok pada jaman  Dinasti
Han ( 202 SM - 221 M ).
Masuknya agama asing tersebut telah membangkitkan perasaan tidak senang di
kalangan agama lain yang lebih tua atau asli Tiongkok, seperti misalnya
Agama Dao ( baca Tao ).
Untuk menunjukkan bahwa Agama Tao lebih unggul maka dikaranglah Sutra-Sutra
palsu untuk mendukung hal tersebut.
Isinya antara lain menyebutkan bahwa Sang Buddha hanyalah merupakan salah
satu penjelmaan Lao tzu ( pendiri Agama Tao ).
Versi lain mengatakan bahwa Lao tzu telah menghilang dan pergi ke India.
Ia mempertobatkan banyak orang di sana dan menjadi Buddha.
Ada lagi yang mengatakan bahwa Lao tzu telah pergi ke India dan mengajar
Sang Buddha ajaran kebijaksanaan.
Inti sari dari semuanya adalah berusaha membuktikan bahwa Agama Buddha
adalah berasal dari Agama Tao.

Salah satu karya semacam itu misalnya adalah Lao-tzu Hua-hu-cing atau Sutra
Pertobatan Kaum Barbar, karangan seseorang bernama Wang Fu pada abad keempat
M.
Anehnya doktrin yang dianut oleh Aliran Yi Guan Dao juga mencerminkan
ajaran-ajaran semacam itu.

El Sol

B. AJARAN UTAMA.

Untuk meneliti Ajaran Maitreya dapat membuka website sebagai berikut :

Bahasa Inggris :
hxxp://www.taoism.net/gateways/buddha.htm
home.kimo.com.tw/yp2758/Eyiguantao.html
hxxp://www.taoism.net/html.html

Bahasa Indonesia :
hxxp://www.buddhismemaitreya.org/
hxxp://www.dutamaitreya.org/

1. Maitreya telah datang menjelma ke dunia ini dan terlahir sebagai guru
mereka.

Umat Buddha Maitreya meyakini bahwa guru mereka adalah penjelmaan Buddha
Maitreya dan Era Sakyamuni Buddha telah berakhir, jadi mereka yakin bahwa
Maitreya telah hadir di dunia ini.
Namun marilah kita perhatikan apa yang diajarkan oleh Sang Buddha sendiri.

Kritikan :
Mari kita perhatikan apa yang diajarkan oleh Sang Buddha dalam
CAKKAVATTI-SIHANADA SUTTA, Sutta ke-26 dari DIGHA NIKAYA :
" Pada saat itu [ kota ] yang sekarang merupakan Varanasi akan menjadi
sebuah ibu kota yang bernama Ketumati, kuat dan makmur, dipadati oleh rakyat
dan berkecukupan.
Di Jambudipa akan terdapat 84.000 kota yang dipimpin oleh Ketumati sebagai
ibu kota. Dan pada saat itu orang akan memiliki usia kehidupan sepanjang
84.000 tahun, di kota Ketumati akan bangkit seorang raja bernama Sankha,
seorang Cakkavati ( Raja Dunia ), seorang raja yang baik, penakluk keempat
penjuru ...Dan pada saat orang  memiliki harapan hidup hingga 84.000 itulah
muncul di dunia seorang Yang Terberkahi, Arahat, Sammasambuddha bernama
Metteya ..."

Jadi saat Metteya ( Maitreya dalam Bahasa Sansekerta ) hadir di dunia ini
akan terdapat hal-hal sebagai berikut :

1. Terdapat kota "megapolis" yang bernama Ketumati.
2. Terdapat 84.000 kota di Jambudipa.
3. Terdapat seorang raja bernama Sankha.
Beliau seorang Cakkavati atau raja dunia.
4. Manusia dapat hidup hingga mencapai 84.000 tahun.

Nah, pada kenyataannya keempat hal di atas belum terwujud atau belum ada.
Hingga saat ini usia hidup hingga mencapai 84.000 tahun masih merupakan
sesuatu yang teramat sangat fantastis dan susah dibayangkan manusia.
Dapat hidup hingga mencapai usia 100 tahun saja sudah merupakan sesuatu yang
luar biasa.

Marilah kita coba pelajari tanda-tanda lainnya sebagaimana yang terdapat
dalam BUDDHAVACANA MAITREYA BODHISATTVA SUTRA :

" O, Arya Sariputra !
Pada saat Buddha baru tersebut dilahirkan di dunia Jambudvipa.
Situasi dan kondisi dunia Jambudvipa ini jauh lebih baik daripada sekarang !
Air laut agak susut dan daratan bertambah. Diameter permukaan laut dari  ke
4 lautan masing-masing akan menyusut kira-kira 3000 yojana, Bumi Jambudvipa
dalam 10.000 yojana persegi - persis kaca dibuat dari permata lazuardi dan
permukaan buminya demikian rata dan bersih ..."

Nah, pertanyaannya apakah sekarang kondisi dunia sudah lebih baik dari jaman
Sang Buddha ?
Jawabnya belum !
Apakah kondisi fisik dunia sudah seperti yang digambarkan pada Sutra di atas
?
Jawabnya juga belum !
Karena itu jelas sekali Maitreya belumlah terlahir di muka bumi ini dan saat
ini masih jaman Buddha Sakyamuni.



2.Jaman Tiga Pancaran

Umat Buddha Maitreya membagi jaman dalam apa yang mereka sebut dengan tiga
pancaran.
(i). Jaman pancaran hijau, Buddhanya adalah Dipankara.
(ii). Jaman pancaran merah, Buddhanya adalah Sakyamuni.
(iii). Jaman pancaran putih, Buddhanya adalah Maitreya.

Sekarang telah memasuki jaman pancaran putih, karena itu ajaran Buddha
Sakyamuni tidak berlaku lagi.

Kritikan :
Marilah kita pelajari urutan Buddha-Buddha yang telah hadir di dunia ini
sebagaimana yang tercantum dalam kitab suci Tipitaka :
BUDDHAVAMSA, yang merupakan bagian ke-14 dari KHUDDAKA NIKAYA menyebutkan
mengenai 25 Buddha pada masa lampau ( dengan menambahkan nama 18 Buddha pada
daftar 7 Buddha yang terdapat pada Mahapadana Sutta ) :
Dipankara, Kondanna, Mangala, Sumana, Revata, Sobhita, Anomadassin, Paduma,
Narada, Padumuttara, Sumedha, Sujata, Piyadassin, Atthadassin, Dhammadasin,
Siddhattha, Tissa, Phussa, Vipassin, Sikhin, Vessabhu, Kakusandha, Konagama,
Kassapa, dan Gotama ( Sakyamuni ).
Lalu kalau begitu kemanakah Buddha-Buddha yang telah hadir di antara Buddha
Dipankara dan Buddha Sakyamuni.
Digolongkan dalam pancaran apakah Mereka itu ?
Jelas sekali pengarang ajaran Maitreya tidak paham Tipitaka.
Mereka tidak menyadari bahwa di antara Buddha Dipankara dan Buddha Sakyamuni
masih terdapat banyak Buddha-Buddha lainnya.
Kalau mereka sendiri tidak paham Tipitaka bagaimana dapat kita mempercayai
ajaran mereka ?

3. Triratna atau Tiga Mestika ( San Bao ) ala Maitreya.

Ada tiga mestika atau San Bao yang diajarkan oleh aliran Maitreya :

(i). Membuka apa yang disebut dengan "pintu suci", yakni suatu titik di
tengah-tengah alis.
Aliran Yi Guan Tao ( Maitreya ) mengajarkan bahwa titik tersebut merupakan
titik tempat keluarnya roh yang benar pada saat seseorang akan meninggal.

(ii). Mengatupkan tangan dengan cara tertentu :
Telapak tangan kanan dengan posisi empat jari merapat, kecuali ibu jari,
posisi horizontal agak mengarah ke bawah menekuk membentuk huruf V dengan
telapak bagian dalam menghadap ke arah tubuh kita.
Telapak tangan kiri dengan posisi sama seperti tangan kanan menempel
menutupi telapak tangan kanan sehingga telapak tangan kanan berada di antara
telapak kiri dan tubuh kita.
Ujung ibu jari tangan kiri menyentuh kuku ibu jari tangan kanan, kedua ibu
jari posisi horizontal mengarah ke bawah.

(iii). Lima kata rahasia yang tidak boleh bocor berbunyi: "Wu Tai Fo Mi Le."

Kritikan :
Bagi seseorang yang belajar Buddha Dharma, maka tidak dikenal istilah "pintu
suci" atau tempat keluarnya roh.
Lagipula dalam Buddhisme tidak dikenal adanya roh yang kekal ( atta ).
Juga tidak pernah ada yang namanya mengatupkan tangan ala Maitreya dan lima
kata rahasia tersebut.
Yang menjadi pertanyaan mengapa kata-kata tersebut harus dalam Bahasa
Mandarin ?
Tidak bolehkah diterjemahkan dalam bahasa lain ?
Hal ini juga bertentangan dengan Buddha Dharma, dimana Sang Buddha
mengajarkan bahwa Dharma ajarannya bolehlah diterjemahkan dalam bahasa
apapun juga.
Lebih jauh lagi apa yang mereka sebut dengan tiga mestika tersebut jauh
sekali berbeda dengan yang terdapat dalam Buddha Dharma.

4.Lao Mu
Kita baca puisi yang ditulis oleh Aliran Maitreya berikut ini :
" Buddha Maitreya, bangkitkanlah kekuatan jiwa, sehingga aku mampu bangkit
dari kegelapan ...
Bekerja dan berkorban dalam nama LAOMU adalah pengimpasan dosa, namun tetap
kulakukan tanpa pamrih.
Membina diri berarti mencintai diri sendiri.
Siapa membina, dialah yang mendapatkan.
Bukanlah LAOMU yang menjauhiku, melainkan akulah yang telah menjauhkan diri
dari LAOMU.
Buddha Maitreya, bantulah aku dalam menghancurkan ego ini, sehingga mampu
menjadi seorang pengasih bagi sesama.
Terima kasih LAOMU, kesempatan masih Kau berikan kepadaku.
LAOMU, melalui alam semesta, aku bersaksi akan kebesaran Kasih dan Kuasa-Mu
!

Datang kepada LaoMu
Ada kalanya kita lelah dan datang kepada LaoMu, tetapi tampaknya LaoMu diam
saja.
Lao Mu sepertinya meninggalkan kita menghadapi semua masalah itu sendiri.
Sesungguhnya tak ada yang lebih benar dari LaoMu.

'LaoMu tak pernah meninggalkan kita' terlebih-lebih disaat kita dalam
keadaan sulit.
Hingga ada kisah yang mengatakan orang jahat lebih dekat dengan surga karena
semakin jahat seseorang maka Tuhan akan berada semakin dekat untuk
menyadarkannya.
Penyebab mengapa kita merasa 'dianggap sepi' adalah karena kita datang
sebagai cangkir yang sudah terlalu penuh.
Tak ada lagi tempat kosong bagi LaoMu dan para Buddha untuk meletakkan
penghiburan serta kekuatan bagi kita.
Ketika menghadap LaoMu, hendaknya membiarkan hening mengisi diri, biarkan
cangkir menjadi kosong.
Ketika kita sedih tak perlu datang dengan kata-kata, LaoMu mengetahui dengan
jelas semua yang kita alami.
Hanya ada kita yang mau berserah diri untuk dihibur-Nya dan bersandar pada
tiang-Nya.
Jika kita menghendaki LaoMu berkuasa sebagai Sang penghibur sejati dan
sumber kekuatan diri, maka jangan pernah meragukan petunjuk-Nya.
Ingat ketika kita merasa sedih, merasa pilu, merasa derita pastikan dalam
diri kita bahwa LaoMu ada disamping kita.
Sebaliknya, jika kita merasa bahagia, gembira LaoMu juga menyertai kita."

Kritikan :
Pertama kali tidak ada dalam Agama Buddha sesuatu yang disebut dengan nama
Lao Mu.
Menilik puisi di atas jelas sekali Umat Maitreya hendak mengasosiasikan Lao
Mu dengan Tuhan, padahal dalam Buddhisme tidak dikenal konsep Tuhan semacam
itu.
Tidak ada Tuhan yang pengasih, sebagaimana yang dibabarkan Sang Buddha dalam
JATAKA VI:208 :
"Dengan mata, seseorang dapat melihat pandangan memilukan.
Mengapa "mahadewa" itu tidak menciptakan secara baik ?
Bila kekuatannya dikatakan tak terbatas,
Mengapa tangannya begitu jarang memberkati,
Mengapa dia tidak menganugerahi kebahagiaan saja ?
Mengapa kejahatan, kebohongan dan ketidak-tahuan merajalela ?
Mengapa kepalsuan menang, sebaliknya kebenaran dan keadilan gagal ?
Saya menganggap, padangan tentang "mahadewa" adalah ketakadilah yang membuat
dunia yang diatur keliru."

Demikianlah pandangan Buddhis tentang Tuhan sudah jelas dan tidak ada yang
namanya Lao Mu sebagai Tuhan ataupun mahadewa.
Sajak-sajak di atas jelas lebih dekat pada kr****n daripada Buddhisme.
Oleh sebab itu jelas sekali Yi Guan Tao bukanlah Buddhis.

C. KESIMPULAN.

Sebenarnya masih banyak kesalahan ajaran Yi Guan Tao ditinjau dari sudut
pandang Buddhisme, namun karena terbatasnya waktu akan dibatasi sampai di
sini saja, karena hal-hal yang dipaparkan di atas sudah cukup jelas
membuktikan perbedaan doktrin yang menyolok antara Buddhisme yang sejati
dengan Yi Guan Tao.
Yang kita perlu tahu hanya satu hal :
YI GUAN TAO BUKAN BUDDHIS dan banyak ajarannya yang bertentangan dengan
Buddhisme yang sejati.
Bagi Umat Yi Guan Tao saran saya belajarlah Buddhisme yang sejati, agar
pintu penerangan sempurna terbuka bagi kalian.
Marilah kembali ke pangkuan Buddha Dharma yang sejati.

DAFTAR PUSTAKA
Mizuno, Kogen: Buddhist Sutras, Origin, Development, Transmission, Kosei
Publishing, Tokyo, 1995.
Dharma Pitaka
Walshe, Maurice: The Long Discourses of the Buddha, A Translation of the
Digha Nikaya,  Wisdom Publication, 1995.
Paludan, Ann: Chronicle of The Chinese Emperors, Thames & Hudson, 1999.

dikutip dari

hxxp://www.freelists.org/archives/mahasathi/02-2004/msg00060.html

markosprawira

fiiiuuuh..... walau cape juga bacanya....

anumodana.......   :P

El Sol

Anumodana juga...alangkah bagusnya kalo ini bisa dibagi2 kepada umat2 yg laen.... ;D

andre_golden

http://www.friendster.com/group-discussion/index.php?t=msg&th=935208&prevloaded=1&&start=40

QuoteMAKA ITU SAYA TERASA TERPANGGIL
untuk memperbaiki hal ini.

APA JANGAN JANGAN apa yang disebut masa
kehancuran Buddha Dhamma itulah yang dikecohkan
oleh agama seperti i kuan tao yang ngejambret
nama Agama Buddha

karena telah mensalah artikan
ajaran Buddha menjadi ajaran
pendiri I Kuan Tao.

emang aneh orang cina pelajar Tao
pengen ngejelasin Buddhisme

kali ini saya harus blak blakan disini.

coba jelaskan istilah utusan lao mu,
apa itu artinya?
bagaimana dengan kisah Dipankara Buddha
yang di kitab ikuantao mencuri kisah Buddhisme,
dikatakan bahwa Buddha Dipankara lahir
hanya beberapa ribu tahun yang lalu doang!
bayang kan?

jangan jangan ada hal lainnya yang mengkecohkan
ajaran Tipitaka!

SEKALI LAGI! KEPADA TEMAN TEMAN
tiap agama Benar mengajarkan etiket dan kebaikan.
saya akui.
dan saya tidak antipati akan hal itu.

tetapi menyalah artikan dan brani melangkahi

ajaran Buddha maupun T(r)ipitaka

ini yang harus dicegah

SAYA SEBAGAI UMAT BUDDHA Merasa terpanggil
untuk membahas masalah ini dengan sesama umat Buddha
agar jangan lagi Buddha Dhamma menjadi merosot.
dan kabur artinya.

seperti istilah nirvana.
wah ini hal yang penting bagi umat Buddha dan
diserempetkan oleh mereka i kuan tao jadi surga!!!!!!!

kalau memang bukan Buddhisme,
saya bukannya bilang orangnya,
bukan nyinggung manusianya.

sekali lagi, kalau memang bukan agama Buddha,
diakui aja.

ganti namanya, dan berdiri lah secara harmonis!
kita bakal bisa ko ngehargai hal ini
dan menjalani ajaran masing masing
wong di kitabnya ikuantao menjelaskan
kehidupan Buddha aja
gak kongkrit

alias ngaco,
lagi ngelamun tuh pada saat buat kitabnya.
beler! trus jadi tulisnya juga ngaco!

so VANILA
kamu tau alasannya kenapa bisa mencoreng Buddhisme
termasuk mencoreng Dhamma
karena kalo udah salah ngartiin Nirvana/Nibbana
mana mungkin kamu bisa ngejelasin arti
8 jalan kebenaran (pikiran benar....)
dan merealisasikan apakah kau 4 kebenaran mulia/kesunyataan
mulia kalau saja
arti nirvana yang dijelaskan Sang Buddha
udah ngaco dan gak jelas!!!!

coba Vanilla, jelasin juga pencapaian Surga
diagama Buddha.

so, karena dengan adanya kehadiran i kuan tao yang nge
jambret nama Buddhisme(agama Buddha)
bisa merusak Dhamma itu sendiri.
hingga kehancuran Buddhisme akan tibalah saatnya!

mari mari kita Umat Buddha!
kita perjelas disini masalahnya!
agar jangan lagi ada kesalahan kesalahan
yang terjadi disni,
kita jaga Dhamma Buddha,
janganlah kita kembali memberikan
kesempatan pada ajaran ajaran model ikuantao
yang berusaha mencari tempat dihati umat Buddha.
dengan cara menjambret ke Buddhisme an
dan disalah artikan.

disini ada juga yang bilang
gak ko ada orang yang tadinya buruk jadi baik
karena masuk ikuan tao-aliran maitreya
bung!
saya tidak membicarakan kualitas manusia.
karena bnayak pula yang masi pake pu tao/
narkotik atau narkoba!

sama aja ada umat lain yang bilang liat tuh
karena masuk krst maka negara nya jadi kaya!
ini pernyataan bodoh!
liat aja negara amrik latin! dan afganistan
yang banyak umatnya!
masih aja miskin, dan kelaparan.

so untuk kualitas manusia.
itu harus diliat dari masing masing kesiapan batin
manusianya sendiri.

ko kenapa gak disebutin brapa banyak prosentasenya
yang baik dan buruk?
disini dengan mata kepala saya sendiri
ada orang yang udah sampai chi shu/vegetarian
tapi setelah nungging2 ditempat ibadah mereka,
diluar ia minum minuman, trus pake obat inex

kan pasti anda bilang ke saya
"ah itu mah orangnya aja yang begitu!"

maka itu saya gak bicara dari segi kualitas manusianya!
jangan ngelantur dari topik permasalahan.

tiap agama punya umat2 yang baiknya dan juga ada
yang buruk!

ok! so untuk masalah kemanusiaannya kita stop bicar amasalah itu
kalau mau buka aja topik yang baru tapi jangan disini.

sekarang lagi pembicaraan masalah Ikuantao bukanlah Buddhisme!

setuju teman teman Buddhist?
kebetulan disini juga ada umat Maitreya yang mungkin juga jadi spy untuk masalah ini.
tapi saya tak berkeberatan hati untuk berbincang masalah ini
sampai terdapat suatu kesimpulan.

moga pendiri forum inipun juga mendukung apa yang
saya sampaikan disini.
agar kita sebagai umat Buddha
harus menjaga dan melindungi agama Buddha.

kalau bukan umat Buddha sendiri
yang melindungi dan menjaga agama Buddha dari
ajaran yang bisa menghancurkan Dhamma itu sendiri,
kepada siapa lagilah agama Buddha bisa berdiri
dengan tegap.

kalau terus disalahi dengan ajaran seperti ikuantao atau
yang ngaku ngaku sebagai Buddhisme!

mari umat Buddha kita bersatu disini.
untuk melindungi Buddha!
jangan lagi lengah!

svati hotu


"to love is to understand.  amor es invincible.  inexplicable por palabras, invisible del ojos y ocultado en nuestro corazon. salam kasih buat semuanya. sabbe satta bhavantu sukhitata"

andre_golden

gue berharap bangat dukungan dari umat Buddha sendiri
kalau bukan kita siapa lagi yang bisa
ngejaga agama Buddha dari
serangan model agama i kuan tao atau aliran yang ngejambret nama Buddha Maitreya

mohon beri masukan
namo Buddhassa!


"to love is to understand.  amor es invincible.  inexplicable por palabras, invisible del ojos y ocultado en nuestro corazon. salam kasih buat semuanya. sabbe satta bhavantu sukhitata"

andre_golden

untuk sementara grup Buddhism indonesia di friendster
http://www.friendster.com/group-discussion/index.php?t=msg&th=935208&start=0&
ditutup, tetapi akan dibuka dalam beberapa waktu
alasan moderator kepada saya karena untuk meredakan emosi yang terjadi.

wuh! sampe ada yang bilang gue fanatik?
ampun deh!
bicarain masalah pendirian agama ikuantao yang menjadi aliran Buddha maitreya
ko jadi gue dibilang fanatik?
emangnya gue umat awam yang berlaga jadi pendeta?
wakkakakakkakkaka ^-^


"to love is to understand.  amor es invincible.  inexplicable por palabras, invisible del ojos y ocultado en nuestro corazon. salam kasih buat semuanya. sabbe satta bhavantu sukhitata"

El Sol


andre_golden



"to love is to understand.  amor es invincible.  inexplicable por palabras, invisible del ojos y ocultado en nuestro corazon. salam kasih buat semuanya. sabbe satta bhavantu sukhitata"

Sumedho

maling tereak maling :P

Ternyata sampe heboh yah disono. Baru baca nih
There is no place like 127.0.0.1