Kontroversi: Buddhisme Maitreya

Started by JackDaniel, 04 September 2007, 08:13:43 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

JackDaniel

Sumber: http://www.geocities.com/budicentre

BUDDHISME MAITREYA

Ketuhanan dalam Buddhisme Maitreya
Buddhisme Maitreya menganut konsep Ketuhanan ganda. Di satu sisi, ia dapat menerima konsep Ketuhanan yang personal, dengan menghadirkan sosok LAO MU (Bunda Semesta) sebagai Tuhan Yang Maha Esa. Di sisi lain, ia menerima pula konsep Ketuhanan non-personal, di mana keberadaan Tuhan sesungguhnya adalah suatu kebenaran yang harus direalisasikan dalam pribadi kita, dalam wujud kebaikan, cinta kasih, dan perjuangan. Untuk selengkapnya baca di artikel Ketuhanan Maitreya.

Silsilah dan Keselamatan Buddhisme Maitreya
Dikisahkan bahwa pada masa setelah sesepuh Hui Neng, perkembangan Buddhisme memasuki dua periode, yaitu periode terbuka dan periode tertutup. Periode tertutup ditandai dengan munculnya Buddhisme Maitreya. Dalam periode ini, dipercaya adanya ajaran Buddha yang sifatnya rahasia, dan hanya dapat diwariskan kepada mereka yang berjodoh, yaitu mereka yang memiliki tumpukan pahala karma baik yang amat besar. Ajaran rahasia tersebut merupakan misi keselamatan tunggal dari Buddha Maitreya untuk membebaskan kita dari samsara. Kesalahan terbesar yang diwariskan dari generasi ke generasi adalah menganggap upacara pendhiksaan (semacam baptis di kr****n, atau visudhi di Buddhis) sebagai sarana atau tiket ke Nirwana. Padahal, secara Buddhis, hal itu tidak mungkin.

Penyimpangan oleh Intern Buddhisme Maitreya

Kekeliruan
- Anggapan bahwa upacara pendhiksaan merupakan upacara keselamatan.
- Keselamatan berarti setelah mati masuk Nirwana (surga).
- Seseorang yang belum di-dhiksa, setelah mati akan masuk Neraka.
- Adanya misi keselamatan tunggal dari Buddha Maitreya.
- Anggapan Triratna sebagai tiga mustika keselamatan: pintu nurani, pertanda suci, dan perkataan suci; yang semuanya bersifat rahasia.
Penyebab
- Pengaruh kepercayaan non-Buddhis yang menganggap adanya hadiah keselamatan
- Anggapan salah bahwa Nirwana adalah alam bahagia seperti surga.
- Kepercayaan salah bahwa setiap manusia yang mati akan terlahir di Neraka.
Pelurusan
- Pendhiksaan hanyalah upacara perlindungan, menunjuk Maitreya sebagai guru.
- Berlindung berarti meneladani pribadi Maitreya yang maha cinta kasih.
- Tiga mustika hanyalah simbolis: pintu suci (pikiran), pertanda suci (perbuatan), dan perkataan suci (ucapan), haruslah dijaga supaya bersih dan suci.
- Keselamatan bergantung pada faktor karma. Dengan kekuatan keyakinan dalam doa, memang ada faktor-faktor eksternal yang dapat membantu dalam batasan tertentu, tetapi segala akibatnya pun tidak terlepas dari faktor karma.
- Dengan meneladani pribadi Maitreya, berarti mengkondisikan cetana untuk terlahir di surga Tusita, tempat Bodhisatva Maitreya mengajar sekarang, sebelum mencapai Kebuddhaan yang sempurna (Samma Sam-Buddha).
- Dengan cinta kasih, memupuk jasa pahala, membangun tekad untuk terlahir di alam tempat Buddha Maitreya mengajar nantinya setelah mencapai Kebuddhaan yang sempurna (Samma Sam-Buddha).
- Dengan terlahir di alam Maitreya, mendengarkan ajaran-Nya, maka kita dapat terbebas dari samsara, sehingga tercapailah Nirwana.


Penyimpangan oleh Ekstern Buddhisme Maitreya

Kekeliruan
- Anggapan Maitreya telah hadir sebagai Buddha di dunia.
- Umat Maitreya ber-vegetarian karena dapat membuat orang menjadi suci.
Penyebab
- Anggapan bahwa sebagai umat Maitreya berarti mengikuti ajaran Buddha Maitreya.
- Semua umat Maitreya dianjurkan untuk ber-vegetarian.
Pelurusan
- Umat Maitreya meneladani pribadi Maitreya yang maha cinta kasih, tidak terlalu menekankan ajaran-ajaran yang teoritis dan filosofis, melainkan penekanan pada ajaran-ajaran yang praktis dalam kehidupan sehari-hari.
- Secara badani Maitreya memang belum terlahir sebagai seorang Buddha, tetapi bagi umat Maitreya, Beliau adalah seorang Buddha.
- Maitreya adalah pribadi yang maha cinta kasih, sehingga tidaklah mengherankan umat Maitreya dianjurkan bervegetarian, tetapi umat Maitreya menganggap vegetarian hanyalah salah satu sarana mendasar dalam membina diri. (bd)


Sumber: http://www.geocities.com/budicentre

KETUHANAN DALAM BUDDHISME MAITREYA



Artikel berikut ini hanyalah pandangan pribadi saya,
setelah bertahun-tahun mengikuti Buddhisme tradisi Maitreya, khususnya setelah mempelajari ajaran Ketuhanan dalam tradisi ini,
dan semua terserah Anda menilai, karena kebebasan berargumentasi adalah hak setiap orang, dan pada dasarnya setiap ajaran agama hendaknya boleh dikaji dan dianalisa, demi sebuah pencarian kebenaran!

Buddhisme Maitreya, seperti halnya agama dan tradisi Buddhis yang lain, juga terpecah menjadi beberapa sub aliran, sehingga di antara tiap aliran itu pun memiliki pandangan mengenai konsep Ketuhanan yang dapat saling berbeda satu sama lain. Ajaran dari Buddha yang diwariskan kepada murid-muridNya, dari generasi ke generasi, selalu mungkin bagi seorang siswa yang belum mencapai pencerahan, dan belum mengerti dengan benar sang jalan kebenaran, sehingga ajaran dari siswa tersebut kepada generasi berikutnya menjadi keliru. Belum lagi generasi yang sudah keliru itu mencoba mempersepsikan kebenaran sesuai dengan pola pikirnya, hanya sebatas pemahamannya tentang sang kebenaran.

Inilah yang terjadi dalam ajaran Buddha, dan pasti juga terjadi dalam agama lainnya!
Dalam Buddhisme Maitreya, ada kalanya sosok Tuhan dipersonifikasikan sebagai Bunda Lao Mu, Tuhan yang memiliki sifat dan perasaan bagaikan seorang ibu yang mengasihi anak-anaknya. Kehadiran seorang bunda yang mendambakan anak-anakNya kembali ke pangkuanNya, dengan anggapan bahwa manusia adalah seperti anak-anak yang telah tersesat di rimba duniawi ini.

Dijelaskan bahwa manusia asalnya dari roh suci, tetapi karena selama berada di alam duniawi ini, mata rohaninya tertutup oleh hal-hal duniawi, maka pintu suci menjadi tertutup, kita tidak lagi mengetahui jalan pulang ke pangkuan Sang Bunda. Saat kematian, kita hanya berputar dan terus berputar di sejumlah alam kehidupan yang tidak kunjung habis. Hanyalah dengan membuka mata batin yang suci ini, kita mengetahui jalan pulang kembali ke surgawi/Lao Mu, itulah Nirwana sejauh pemahaman tradisi Maitreya.

Beberapa sub aliran Maitreya saling berbeda pendapat dan meyakini hanyalah mereka yang memiliki otoritas langsung untuk membuka pintu suci ini, mereka saling klaim masing-masing telah tersesat jalan. Permasalahan utama hanyalah pada apa yang dianggap sebagai benang emas, yaitu otoritas pendhiksaan yang diturunkan oleh sesepuh dari generasi ke generasi. Yang memiliki rantai warisan otoritas ini yang dianggap berhak melakukan pembukaan pintu suci. Dan, di antara mereka saling meyakini otoritas murni hanya ada pada tradisinya.

Selain menggambarkan Tuhan sebagai personal, ada lagi yang mencirikan Tuhan sebagai sesuatu yang luhur. Pandangan ini lebih mendekati pendekatan Tuhan secara impersonal. Umumnya mereka yang telah memiliki pemahaman sejauh ini adalah mereka yang telah mewujudkan pribadi yang luhur dalam dirinya. Mereka menyadari betul bahwa Tuhan yang sesungguhnya adalah sesuatu yang tidak dapat digambarkan secara manusiawi dan dipersonifikasikan. Tuhan hanya dapat dirasakan melalui perjuangan nyata dalam kehidupan sehari-hari: Pelayanan kasih terhadap sesama manusia, demi mewujudkan sebuah dunia Maitreya yang lebih baik di bumi.

Sayangnya, pendekatan Tuhan sebagai personal lebih dapat diterima sebagian besar orang, tetapi ini bukan berarti mereka benar seluruhnya. Ini lebih disebabkan kecenderungan manusia yang lebih membutuhkan sosok orang tua sebagai pelindung dan tumpuan harapan dan kasih sayang. Padahal, pada tingkatan tertinggi, Tuhan adalah suatu wujud kesempurnaan batin seorang manusia yang telah mencapai pencerahan mutlak. Tuhan hanya dapat direalisasikan secara nyata dalam wujud kasih dan keluhuran pribadi seorang manusia. Tuhan tidak dapat dibicarakan secara konseptual, tetapi lebih merupakan jalan yang harus dilalui bagi setiap manusia untuk merealisasikan inti kebenaran.

Tuhan adalah bagaimana anda memperlakukan orang-orang di sekitar Anda, bagaimana Anda membahagiakan orang-orang sekitar Anda, bagaimana Anda membuat dunia ini lebih baik. Itulah Tuhan!

dpet dari forum tetangga
Bagaimana Menurut Anda ?
"Karena pandangan yang salah orang bodoh menghina ajaran mulia, orang suci dan orang bijak. Ia akan menerima akibatnya yang buruk, seperti rumput kastha yang berbuah hanya untuk menghancurkan dirinya sendiri".

DHAMMAPADA, syair 164

El Sol

Arikel bagus...kalo bisa dibagikan kesuluruh penjuru dunia...^^

tapi artikelnya kurang yak...kurang mendalam tentang term2 yg disalahgunakan oleh Aliran Maitreya..contohne Paramita, Boddhisatva, etc..yg diconvert jadi aneh banget...!!

JackDaniel

#2
Hmmh...
n kalo ada yang kurang,tolong tambah...
hehe...

kelihatannya kamu Anti banget sama Aliran Maitreya...
_/\_
"Karena pandangan yang salah orang bodoh menghina ajaran mulia, orang suci dan orang bijak. Ia akan menerima akibatnya yang buruk, seperti rumput kastha yang berbuah hanya untuk menghancurkan dirinya sendiri".

DHAMMAPADA, syair 164

Fei Lun Hai

Quote from: El Sol on 04 September 2007, 08:25:26 AMtapi artikelnya kurang yak...kurang mendalam tentang term2 yg disalahgunakan oleh Aliran Maitreya..contohne Paramita, Boddhisatva, etc..yg diconvert jadi aneh banget...!!

Kl El Sol ada referensinya soal Paramita, Bodhisattva,etc itu, jangan lupa disharing ya  ;) ==> menunggu gebrakan El Sol nih  ^:)^
your life simple or complex is depend on yourself

El Sol

tunggu yak..gw cari2 info dulu...gw lupa Paramita di convert jadi gmana..pokokne versi Paramita dia orang berbeda 360 drajat!

El Sol

Quote from: JackDaniel on 04 September 2007, 08:35:58 AM
Hmmh...
n kalo ada yang kurang,tolong tambah...
hehe...

kelihatannya kamu Anti banget sama Aliran Maitreya...
_/\_
Bukan banget..tapi Sangat..bukan sangat juga..tapi SUPER SANGAT!!! bukan super sangat..TAPI SUPER DUPER MUPER GUPER LUPER SAPER SUPPER SOPER ANTI!!!

Kokuzo

Quotepokokne versi Paramita dia orang berbeda 360 drajat!

berarti ga da yang salah donk?

kalo 180 drajat baru bertolak belakang...  ;D

markosprawira

Quote from: El Sol on 04 September 2007, 09:02:29 AM
Bukan banget..tapi Sangat..bukan sangat juga..tapi SUPER SANGAT!!! bukan super sangat..TAPI SUPER DUPER MUPER GUPER LUPER SAPER SUPPER SOPER ANTI!!!

ati2 dengan akusala cetasika bro.... kayanya ini akan jadi dosa mula citta....

kalo amat sangat benci (baca: dosa), biasanya akan tertanam di batin (baca: sanna) dan sehingga ada kemungkinan di kelahiran yg akan datang, malah jadi penganut-nya looooh.........  :whistle:

HokBen

Quote from: 7th on 04 September 2007, 12:19:11 PM
Quotepokokne versi Paramita dia orang berbeda 360 drajat!

berarti ga da yang salah donk?

kalo 180 drajat baru bertolak belakang...  ;D

90 derajat berarti tegak lurus,
180 derajat berarti saling membelakangi
360 derajat balik ke titik semula

betul kalo bro 7th,
Kalo berubah 360 derajat berarti sama aja tidak berubah alias sama.

Quote
markosprawira
ati2 dengan akusala cetasika bro.... kayanya ini akan jadi dosa mula citta....

kalo amat sangat benci (baca: dosa), biasanya akan tertanam di batin (baca: sanna) dan sehingga ada kemungkinan di kelahiran yg akan datang, malah jadi penganut-nya looooh......... 
[\QUOTE]

tul.. apalagi kalo pas mau mati tiba2 inget tentang kebenciannya ini... malah bisa lebih parah...

Kokuzo

kebayang 150 tahun lagi di altar vihara Maitreya ada poto si el Sol gede... =))

markosprawira

masalahnya tampang El Sol matching ga yah ama image maitreya????

ndut, ketawa???  ;D

El Sol

maksudne itu...beda banget....Katane masi sama "boddhisatva" dan "paramita" tapi artine laen..misalne kita tao kalo meja itu gunanya bisa buat taro barang, bisa buat didudukin...bisa dll..tapi bagi dia orang...meja itu bisa dimakan...<--kira2 maksudne gitu lar...

HokBen

Quote from: 7th on 04 September 2007, 01:41:17 PM
kebayang 150 tahun lagi di altar vihara Maitreya ada poto si el Sol gede... =))

Trus fotonya dibacain doa apa ?
Puji-puian atau doa mengusir roh jahat karena dianggap penghujat Tuhan?

El Sol

Quote from: markosprawira on 04 September 2007, 12:57:08 PM
Quote from: El Sol on 04 September 2007, 09:02:29 AM
Bukan banget..tapi Sangat..bukan sangat juga..tapi SUPER SANGAT!!! bukan super sangat..TAPI SUPER DUPER MUPER GUPER LUPER SAPER SUPPER SOPER ANTI!!!

ati2 dengan akusala cetasika bro.... kayanya ini akan jadi dosa mula citta....

kalo amat sangat benci (baca: dosa), biasanya akan tertanam di batin (baca: sanna) dan sehingga ada kemungkinan di kelahiran yg akan datang, malah jadi penganut-nya looooh.........  :whistle:
tenang deh...sebelum gw Parinibbana..aliran Maitreya dah gk ada... ;D :))

El Sol

Quote from: HokBen on 04 September 2007, 03:10:16 PM
Quote from: 7th on 04 September 2007, 01:41:17 PM
kebayang 150 tahun lagi di altar vihara Maitreya ada poto si el Sol gede... =))

Trus fotonya dibacain doa apa ?
Puji-puian atau doa mengusir roh jahat karena dianggap penghujat Tuhan?
bukan puji2an ato doa2..tapi persembahan makanan..terutama Hoka2 bento.... :P