Kontroversi: Buddhisme Maitreya

Started by JackDaniel, 04 September 2007, 08:13:43 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Hikoza83

Quote from: Upaseno on 09 September 2007, 06:30:40 PM
Quote from: Arasmas on 09 September 2007, 05:41:08 PM
Tapi, kita semua kan masih bodoh, kalo gitu, gimana ya bisa membuat yang lain pintar? :)
Ya gitu aja nanya...dulu ga bisa nulis, sekarang bisa nulis, gmana caranya biar bisa nulis?

sekolah, bhante.  :)
diajarin sama guru sd.


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Suchamda

Membaca kisah sejarah I kuan Tao yang ditulis oleh El Sol......... + gejala orang Tionghua (generasi muda) berbondong2 hijrah ke kr****n....

Saya merasakan bahwa sepertinya...
...orang Tionghua itu punya bakat fanatik?...hmmm, ataukah,
...orang Timur itu punya bakat fanatik (relatif thd orang barat)?...hmmm, ataukah,
...kebodohan (kurang luas wawasan dan pemahaman filsafat) itu kah yang menyebabkan mudah terjebak dalam kefanatikan?...., ataukah,
...pada dasarnya manusia itu memiliki benih kebodohan yang latent (avijja)?.....

lalu pertanyaannya saya lanjutkan...

...apakah kita yang sudah belajar Buddhism 'yg benar' (bukan cult) ini sudah tidak memiliki kebodohan lagi?...
...apakah kita yang sudah mempraktekkan Buddhism ini sudah luas wawasan dan memiliki pandangan yang benar?....
...apakah yang kita anggap sebagai 'pandangan benar' ini menjadikan kita fanatik?...
...apakah karena memang saya berbakat fanatik?...

Silakan dijawab sendiri deh :)

Setahu saya, hidup di samsara ini dalam wujud mahluk berintelektual, pasti selalu terjebak dalam perdebatan pandangan-pandangan, konsep-konsep, pertikaian-pertikaian....
...padahal Guru Agung kita adalah Sang Buddha yang telah mencapai pembebasan dari semua konsep.

Nah, loh.........

...antara compassion (cinta kasih) untuk menolong mahluk yg tersesatkan dan keseimbangan batin yg mengarah pada berhentinya segala bentukan sankhara.....
...manakah yang kita pilih?....(ah bentukan mental lagi :p)

ahhh.......memang masih jauh kita dari pencapaian arahat apalagi Kebuddhaan, sekedar mimpi mengkhayal....
...apakah kita sebut diri kita 'bodhisattva' yang hendak menolong mahluk2 yang sesat?
...ataukah kita lebih cocok menganalogikan diri sebagai sosok 'dharmapala' yang garang membela ajaran?
...ataukah kita sekedar anak muda yang resah gelisah hidup-mati membela gank kita?...:)))

Yuk kita realistis saja.........:p
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

markosprawira

disesuaikan aja ama perkembangan batinnya bro....

kalo tarafnya masih belum sampe, yah dipaksain juga akan percuma..... misal anak TK diharapkan belajar secara mandiri kaya di kuliahan... yah dia akan maen2......

jadi inget iklan rokok :
- Menjadi Tua Itu Pasti
- Menjadi Dewasa Itu Pilihan

JackDaniel

I Kuan Tao dan Mi Le Ta Tao (Maitreya Great Tao)

--------------------------------------------------------------------------------

Ikuanisme, I Kuan Tao atau Yi Guan Dao (一貫道) adalah aliran agama baru yang bermula dari Tiongkok awal abad ke-20. "I Kuan" berarti persatuan atau kesatuan, sementara Tao berarti jalan, kebenaran atau juga ketuhanan. Ajaran Ikuanisme menekankan ajaran moral, menggabungkan aliran Konfusianisme, Taoisme and Buddha Ikuanisme bukan aliran atau kepercayaan Taoisme. Aliran ini berkembang di Indonesia berasal dari Taiwan sekitar tahun 1950-an

SEJARAH

Aliran Ikuanisme menyatakan bahwa pencipta alam semesta, bumi dan seluruh mahluk hidup adalah Tuhan. Lingkaran hidup bumi dan alam semesta adalah 108 000 tahun, dan kita berada dalam zaman terakhir (kiamat) dimana manusia telah hidup 60 000 tahun. Anak-anak Tuhan karena telah terlalu lama di bumi, tersesat dalam hidup duniawi, terjerumus dalam dosa menyebabkan mereka hidup dalam roda reinkarnasi. Tuhan mengutus 10 Buddha untuk menyelamatkan anak-anaknya di bumi. 7 Buddha pertama telah datang saat bermulanya kebudayaan manusia, dan 3 Buddha terakhir mengemban tugas penyelamatan. Sehingga dibagi 3 zaman: Zaman Hijau, Merah, dan Putih. Buddha Dipamkara diutus saat Zaman Hijau (sekitar 3000 SM) sampai lahirnya Siddharta Buddha. Zaman Merah bermula dengan diutusnya Siddharta Gautama. Zaman Putih bermula saat Buddha Maitreya datang sebagai Budha terakhir. Memang Budha Maitreya belom dating sebagai SammaSamBudha tapi beliau telah berkali-kali di titiskan (inkarnasi) ke dunia karena cinta kasih Beliau. Pra zaman Sakyamuni, beliau di lahirkan sebagai seorg pertapa, zaman Sakyamuni, beliau di lahirkan sebagai Ajitta, dan pasca zaman Sakyamuni, beliau di lahirkan sebagai bhiksu gemuk/gendut dengan tawa lebar membawa kantong spt rupang di kebanyakan vihara di gambarkan/dibuat. Beliau membawa cinta kasih universal ke dunia ini Memang Maitreya blom dtg ke dunia dlm sbg SammaSamBudha tapi beliau telah berkali-2 inkarnasi ke dunia ini, dan membawa ajaran-2 Nya setiap dlm inkarnasi beliau.
Sejarah resmi Ikuanisme membagi perkembangan Tao dalam 3 periode. Periode pertama disebut sebagai 18 Sesepuh Pertama dari Timur, yang bermula dari awal adanya manusia. Sesepuh pertama adalah Fu Shi, tokoh mistis dari Tiongkok, pencipta pa kwa (8 triagram). Kemudian berlanjut ke tokoh mitos dan sejarah: Shen Nong (penemu pertanian), Huang Ti (Kaisar Kuning), diteruskan ke raja-raja Tiongkok, sampai Kong Hu Cu, dan terakhir Lao Tze (Penulis Tao Te Ching). Dikatakan bahwa karena perang saudara di daratan Tiongkok, menyebabkan Lao Tze membawa Tao ke India dan meneruskan ke Siddharta Gautama. Di sini bermula periode ke-2 yang disebut 28 Sesepuh dari Barat, bermula dari Siddharta Gautama, diteruskan ke Mahakasyapa, dan menurut aliran Zen sampai terakhir Bodhidharma. Bodhidharma dikatakan membawa Tao kembali ke Tiongkok, dan bermulalah periode ke-3: 18 Sesepuh Terakhir dari Timur. Bermula dari Bodhidharma sampai sesepuh ke-6 Hui Neng. Dan dari sana di teruskan ke Sesepuh ke 7, 8. Guru ke-9 yang bernama Huang Te Hui 黃德輝 (1624-1690) adalah juga pendiri sekte "Shien Thien Tao" 先天道 (atau Jalan Surga Pertama). Aliran Shien Thien Tao masih ada di Indonesia dalam bentuk kelenteng kelenteng yang dipegang oleh Bhiksuni (Chai Ma). Sehingga disebutlah Ikuanisme bercabang dari Shien Thien Tao. Dokumen dinasti Ching yang ditemukan belakangan ini menunjukkan bahwa Wang Cue Yi 王覺一, sesepuh ke-15, mendirikan aliran "I Kuan Ciao" (Agama I Kuan) di zaman dinasti Ching (sekitar tahun 1850). Sejarah Ikuantaoisme menunjuk ke sesepuh ke-17 Lu Chong I 路中一 sebagai inkarnasi Bodhisatva Maitreya, merupakan awal Zaman Putih di tahun 1905.
Ikuanisme mulai berkembang pesat saat sesepuh ke-18 Chang Thien Ran 張天然 memegang pemimpin. Chang lahir tahun 1889 pada tanggal Imlek 19 bulan 7, di Ji Ning, propinsi Shan Tong. Guru agung ini bernama Kui Sheng atau sering disebut sebagai Zhang Guang Bi. Pada hari klahirannya terjadi banyak pertanda. Pertama, altar nirwana di Beijing yang merupakan tempat ritual kerajaan zaman dulu terbakar dan langit sebelah utara berwarna merah. Kedua, sungai kuning yang selalu keruh karena Lumpur airnya berubah menjadi jernih. Kejadian ini menurut sejarah di anggap sbg kemujizatan, perubahan sungai ini merupakan pertanda kelahiran orang suci. Dari sinilah nama Zhang Thien Ran di berikan oleh penduduk setempat sebagai nama resmi di Ikuanisme. Beliau mempunyai penampilan yang unik, kepala yang rata dan dahi persegi dan dua pupil pada kedua matanya
Chang mengikuti aliran I Kuan Tao sejak tahun 1914. Sesepuh ke-17 Lu Zhong I melihat talenta Chang. Dan setelah meninggalnya sesepuh ke-17 tahun 1925, Chang diangkat menjadi sesepuh ke-18 tahun 1930. Chang dikatakan sebagai inkarnasi Ci Kung atau disebut Buddha Hidup. Chang Thien Ran disebut sebagai Se Cun 師尊 (Bapak Guru Agung). Chang dikatakan atas mandat Tuhan, bersama Sun Su Chen 孫素真 yang disebut sebagai inkarnasi Bodhisatva Yek Huei 月慧菩薩 (Bodhisatva Bulan Bijaksana). Sun Su Chen besama Chang Tien Ran menjabat sebagai sesepuh ke-18 I Kuan Tao. Sun dihormati sebagai Se Mu 師母(Ibu Guru Suci).
Ikuanisme menyebar pesat dari tahun 1930 sampai 1936. Dari tahun 1937-1947 selama kekuasaan Jepang, Ikuanisme juga berhasil menarik penganut dari utara, tengah sampai selatan Tiongkok. Chang Tien Ran meninggal tahun 1947 saat komunis mulai berkuasa di Tiongkok. Tahun 1947 bulan 8 tanggal 15 penanggalan imlek, bulan purnama musim gugur, Bapak Guru Agung mencapai kesempurnaan pada usia 59 karena kelelahan. Langit dan bumi ikut bersedih, ditandai dengan hujan badai dan guntur, dan She Cun di puja sebagai Thien Ran Gu Fuo (Budha Thien Ran/Alam) di IKuanisme
Dengan meninggalnya Chang, dan berkembangnya Komunis di China, Ikuanisme tidak dalam keadaan yang bersatu. Para muridnya secara tersendiri melarikan diri ke Hong Kong dan Taiwan. Sun Su Cen (Se Mu) mengambil alih kedudukan dan membawa ajaran Ikuanisme ke Hong Kong dan Taiwan. Dari Taiwan I Kuan Tao berkembang pesat dan menyebar ke Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand). Sementara itu, para murid Chang secara individual menyebarkan ajaran I Kuan Tao, sehingga muncul kelompok-kelompok Ikuanisme dengan sesepuh atau pemimpin yang berbeda-beda. Di Taiwan, Ikuanisme mulai resmi diakui pemerintah sejak tahun 1987.

Aliran Buddha Maitreya di Indonesia

Aliran Ikuanisme bermula di Indonesia di tahun 1949 di Malang oleh seorang pengikut I Kuan Tao dari Taiwan bernama Tan Pik Ling (Hokkian) atau Chen Po Ling (Mandarin) atau dikenal sebagai Maitreyawira (Indonesia). Tan adalah seorang dokter gigi, pertama sekali datang ke Indonesia sejak tahun 1930. Beliau dikatakan diutus oleh Se Mu (Ibu Guru Suci) dan Pan Hua Ling 潘華齡 pemimpin Kelompok Pau Kuang 寶光組.. Vihara pertama didirikan di Malang bernama Chiao Kuang di tahun 1950. Vihara ini adalah Fo Tang 佛堂 pertama yang berdiri di luar China dan Taiwan. Di bawah pimpinan Tan, Ikuanisme berkembang pesat ke Surabaya, Jakarta, Medan, Pontianak dan seluruh Indonesia.
Se Mu 師母(Ibu Suci) sewaktu di Taiwan berada di bawah asuhan Wang Hao Te 王好德(atau sesepuh Ong) selama 11 tahun, Wang sendiri adalah pengikut kelompok Pao Kuang 寶光組. Dengan meninggalnya Se Mu 4 April 1975, Wang Hao Te mendapat mandat sebagai penerus asli Ikuanisme yang diangkat oleh Se Mu. Hanya melalui Beliau Kuasa Firman Tuhan Tien Ming dapat diberikan, Sesepuh Wang adalah penerus Benang Emas yang sejati. Banyak kelompok I Kuan Tao yang menolak karena mereka menginginkan jabatan sebagai pengganti Se Mu (gila hormat/jabatan berarti lobha dan lobha tidak akan membawa kepada keterbebasan samsara). Jadi mereka tidak menuruti mandat Se Mu yang menunjuk Wang Hao Te sebagai penerusNya sehingga Wang Hao Te membentuk aliran sendiri yang disebut Mi Le Ta Tao (Maitreya Great Tao) 彌勒大道. Tan Pik Ling di Indonesia yang juga pengikut kelompok Pao Kuang memutuskan untuk bergabung dengan Wang Hao Te.

I Kuan Tao membentuk organisasi sendiri dengan kantor pusat di El Monte, California, pada tahun 2000 membentuk organisasi I Kuan Tao Indonesia. I Kuan Tao tidak mengakui Maitreya Great Tao dan sebaliknya juga. Namun aliran Maitreya Great Tao jauh lebih pesat dan lebih banyak pengikutnya daripada I Kuan Tao. Dari sinilah Maitreya Great Tao pecah/berpisah dari I Kuan Tao karena satu-2nya yang mendapat mandat meneruskan benang emas Firman Tuhan hanyalah Wang Hao Te (Maha sesepuh yang sangat di agungkan di Maitreya Great Tao). Pembawaan beliau sangatlah cinta kasih, rendah hati serta mengasihi seluruh kehidupan termasuk alam. Karena mengasihi alam berarti mengasihi diri sendiri.
Aliran Buddha Maitreya (Maitreya Great Tao) berkembang sebagai agama unik Indonesia. Aliran ini mengadopsi istilah-istilah Indonesia dan Sansekerta Buddha. Vihara Maitreya di Indonesia juga unik, berciri khas tercantum kalimat "Tuhan Yang Maha Esa" dan mengikuti perayaan Buddha seperti Waisak, Kathina. dan menggantungkan gambar Siddharta Buddha. Ciri-ciri ini jarang ditemukan di aliran I Kuan Tao, karena I Kuan Tao mengajarkan bahwa agama Buddha Sakyamuni telah ketinggalan zaman, dan sekarang adalah zaman Buddha Maitreya. Sedangkan Maitreya Great Tao sangat menghormati Budha Sakyamuni, ini satu perbedaan yang cukup mencolok. Vihara Maitreya sekarang lebih bebas mengekspresikan sebagai aliran Maha Tao Maitreya, bentuk umum Vihara yaitu Buddha Maitreya di tengah, di kiri dan kanan foto "Se Cun" and "Se Mu" dengan tambahan gambar Sang Buddha (Siddharta Gautama) di beberapa Vihara Maitreya.
Berbagai doktrin dan filosofi dipelajari serta diajarkan kepada umatnya, termasuk falsafah Konfusius dan filosofi/akhlak kehidupan seperti San Zi Jing (三字经/三字經). Pengikutnya ditekankan untuk menghormati kepercayaan dan penganut Agama lainnya.
Aliran Maitreya berkembang paling pesat di antara aliran Buddha lainnya di Indonesia. Para pengikut aliran Maitreya dianjurkan tetapi tak di paksakan untuk menjadi vegetarian, dan menyebarkan ajaran ini dengan membawa teman atau saudara untuk memohon jalan ketuhanan tapi tidak dengan cara memaksa bagi orang yang tidak menginginkannya.
Di Indonesia Buddha Maitreya muncul sebagai aliran agama Buddha, membentuk Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia (MAPANBUMI) dan bernaung di bawah Walubi.
Para pengikut Maitreya Great Tao diyakinkan bahwa mereka akan terbebas dari roda samsara sewaktu meninggal dengan bukti bahwa mayat orang yang telah di-dhiksa (chiu tao) akan lemas, tidak kaku memiliki muka yang lemas atau tidak pucat persis seperti orang yang sedang tidur.



Perbedaan – perbedaan I KUAN TAO dan MI LE TA TAO :

1.Pandita I Kuan Tao harus berwarga negara Taiwan, warga negara yang lain tidak di perbolehkan menjadi Pandita sedangkan Mi Le Ta Tao semua suku bangsa bisa terpilih menjadi Pandita karena semua manusia apapun suku dan warna kulitnya tapi hati tetap satu yaitu HATI NURANI.
2.Istilah pendhiksaan di I Kuan Tao disebut KHAI KUANG sedangkan di Mi Le Ta Tao disebut CHIU TAO.
3.Kesurupan menggunakan raga kasar seseorang untuk berceramah di perbolehkan di I Kuan Tao sedangkan di Mi Le Ta Tao DILARANG KERAS.
4.Vihara I Kuan Tao tak bertuliskan TUHAN YANG MAHA ESA di atas altar utama kebaktian sedangkan Vihara Mi Le Ta Tao bertuliskan TUHAN YANG MAHA ESA.
5.I Kuan Tao tidak di akui oleh Walubi sedangkan Mi Le Ta Tao di akui Walubi dan sering mengikuti Walubi melakukan kegiatan sosial ke tempat terjadinya bencana alam dsb
6.Sesuatu hal yang aneh-2/gaib di ajarkan di I Kuan Tao tapi di Mi Le Ta Tao sangat di larang karena segala sesuatu yang berbentuk magic adalah TIDAK BENAR
7.Vihara I Kuan Tao hanya memiliki nama vihara mandarin sdgkan vihara Mi Le Ta Tao selain memili nama mandarin juga memiliki nama Indonesia yang selalu ada nama Maitreya pada nama vihara tsb. Contoh : Maha Vihara Duta Maitreya, Vihara Pahala Maitreya, Vihara Agung Maitreya dsb
8.Berhubung I Kuan Tao tidak di akui oleh Walubi maka vihara mereka cenderung lebih tertutup, biasa di dlm rumah-2 umat dan jarang melakukan kegiatan yang terlalu ramai/meriah sdgkan vihara Mi Le Ta Tao di buka lebar-2 sehingga orang-2 mengetahui ini adalah bangunan sebuah vihara. Mi Le Ta Tao sering merayakan acara-2 seperti Waisak, dan di bulan Agustus ini akan diadakan Tarian Kasih Alam (sebagai bentuk kebudayaan) di Pekan Raya Jakarta, Kemayoran. Acara ini di meriahkan oleh umat Mi Le Ta Tao dari 18 negara dan Jakarta menjadi tuan rumahnya dan di hadiri oleh Menteri Agama, Gubernur DKI Jakarta, Walubi, Duta Besar ke-18 negara tersebut, para Sesepuh dan para Pandita.

Demikian sekiranya penjelasan saya, kalau ada yang kurang jelas saya bersedia menjelaskan. Tapi tolong kepada semua teman-2 yang saya kasihi, pertanyaan bukan berupa tudingan atau memojokkan Mi Le Ta Tao sbg ajaran sesat.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dapet dari forum tetangga...
_/\_
"Karena pandangan yang salah orang bodoh menghina ajaran mulia, orang suci dan orang bijak. Ia akan menerima akibatnya yang buruk, seperti rumput kastha yang berbuah hanya untuk menghancurkan dirinya sendiri".

DHAMMAPADA, syair 164

JackDaniel

Pendahuluan

Sejak adanya umat manusia hingga detik ini, penderitaan umat manusia terus berlangsung tanpa henti. Peperangan, pertikaian, dan kemelut yang diakibatkan oleh imperialisme, perbedaan agama, etnis, dan lainnya,terus menimpa umat manusia.

Berbagai bentuk kekerasaan yang mewarnai dunia politik, ekonomi, masyarakat, keluarga, ilmu pengetahuan, kekuasaan, ideologi, kekayaan, dan berbagai bentuk persaingan dan pertikaian dari pikiran hingga ke konflik yang mengakibatkan perbudakan, pembunuhan dan pembantaian kejam, tak pernah surut dari kehidupan umat manusia. Selain menderita akibat bencana alam seperti banjir, kebakaran, badai-topan, paceklik, badai salju, wabah penyakit, kelaparan, dan gempa bumi, hampir seperempat penduduk dunia setiap saat bergelut dalam kegetiran hidup akibat kemiskinan dan kelaparan. Sementara yang lain dalam jumlag yang tak terhitung pula terus didera oleh kesakitan akibat penyakit, usia tua, dan cacat jasmani. Bukan hanya demikian, bahkan setiap harinya, seluruh penduduk dunia yang berjumlah enam miliar, dengan tak berdaya, harus menghadapi kegelisahan, kebimbangan, kesedihan, dan kejahatan yang tak kunjung padam.Yang lebih tragis, semua penderitaan akhirnya tertuju pada suatu kesakitan yang paling mengerikan yang tak mungkin dielakkan...yaitu kematian!

Dari dulu hingga sekarang, siapakah yang mampu menyelesaikan secara tuntas semua bentuk penderitaan ini? Siapakah yang mampu memecahkan semua permasalahan umat manusia?Hanya satu dan tiada lain, Dialah Buddha Maitreya, yang mampu menyelesaikan sejuta masalah dunia! Dialah Sang penyelamat Agung yang akan menghadirkan Abad Nurani dan Pembawa Sukacita Semesta ke dunia!

Buddha Maitreya diagungkan dan dihormati oleh banyak agama dan kepercayaan di dunia, misalnya Agama Buddha, I Kuan Tao, dan ajaran baru lainnya. Setiap ajaran memiliki alasan dan sebab-jodoh yang berbeda yang melandasi imam mereka terhadap Buddha Maitreya. Sementara doktrin yang melatarbelakangi kelahiran MAHA TAO MAITREYA (Maitreyanity) adalah ikrar Agung Buddha Maitreya berkalpa kehidupan yang lampau, yaitu ikrar untuk merombak samudera duka ini menjadi Sukhavati Maitreya. Demikianlah Maha Tao Maitreya memiliki kelangsungan silsilah religi yang panjang dan berkesinambungan.

Keimanan utama dalam Maha Tao Maitreya adalah pengagungan terhadap Buddha Maitreya. Maitreya atau Maitri berasal dari Sansekerta, yang berarti Cinta Kasih Semesta. Selama berkalpa-kalpa kehidupan, Buddha Maitreya telah membina dan melatih diri secara intensif dengan berfokus pada pengamalan Cinta Kasih Semesta. Kini pada abad 21, tibalah saat matangnya semua sebab-jodoh, Buddha Maitreya, atas Kuasa Firman Tuhan Yang Maha Esa, datang ke tengah dunia sahalokya untuk melaksanakan Misi Penyatu-sempurnaan Universal. Beliau datang untuk mewujudkan Ikrar Agung yang telah ditegakkan sejak berkalpa-kalpa kehidupan yang lampau. Ikrar Agung Buddha Maitreya adalah merombak dunia yang penuh kekacauan menjadi Dunia Damai Sentosa, dunia yang kotor menjadi Bumi Suci, dunia yang penuh kegelapan dan dosa menjadi Kerajaan Tuhan Negara Buddha, samudera duka menjadi Sukhavati Maitreya. Ikrar Agung-Nya yang tiada tara adalah membawakan kebahagiaan semesta bagi langit,bumi dan mahkluk triloka.


MAKNA LUHUR Maha Tao Maitreya

Maha Tao Maitreya mengagungkan Kasih sebagai doktrin utama. Menjadikan pembabaran dan pengamalan Dharma Hati Kasih sebagai Kebenaran penyelamat dunia dan umat manusia.Menjadikan Senyuman Kasih sebagai kunci sukses dalam bertugas dan berkomunikasi antar sesama manusia, Jiwa Kasih sebagai teknik pembinaan batin dan pengendalian pikiran, Prilaku Kasih sebagai pedoman budi pekerti dan akhlak. Menempatkan Kebahagian Semesta dan semangat 'dipukul tak melawan, dimarah tak membalas' sebagai puncak kesempurnaan pembinaan diri. Menjadikan pengabdian dalam Misi Maitreya - mewujudkan Dunia Damai Sentosa, Dunia Nirwani, dan kehadiran Abad Maitreya sebagai misi dan makna hidup yang termulia

Senyuman Kasih adalah yang terindah dan gaib tak terhingga.


Kiat terbaik dalam bertugas dan berkomunikasi :

1. Senyuman Kasih dapat meruntuhkan tembok pemisah antarmanusia akibat perbedaan kewarganegaraan, etnis, agama, kepercayaan, dan warna kulit.

2. Senyuman Kasih membuat kita mampu mengaktulisasikan Nurani dalam setiap aspek kehidupan.

3. Senyuman Kasih membuat kita lebih optimis, berbahagia, dan progresif.

4. Senyuman Kasih membuat kita penuh harapan dan keyakinan diri.

5. Senyuman Kasih menguatkan kita untuk memaafkan, memaklumi, dan mengasihani orang lain.

6. Senyuman Kasih dapat melapangkan dada, merelakan atau melepaskan beban dan ikatan

7. Senyuman Kasih membangkitkan jiwa penuh syukur, rasa hormat, dan hati yang bahagia.

8. Senyuman Kasih dapat menstabilkan emosi.
sehingga mendatangkan kedamaian, kebebasan jiwa, dan kehangatan bagi diri dan orang lain.

9. Senyuman Kasih dapat melenyapkan diskriminasi, oposisi, kebencian, dan kemarahan.

10. Senyuman Kasih dapat menghilangkan kesedihan, kegelisahan, dan kepiluan.

11. Senyuman Kasih dapat mendamaikan pertikaian, melenyapkan ketegangan, keterikatan, tekanan, rasa iri, dan prasangka.

12. Bila semua orang memiliki Senyuman Kasih, Bumi Suci Maitreya akan terwujud seketika.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jiwa Kasih, paling sejati dan sempurna.


Teknik pembinaan batin dan pengendalian pikiran yang terbaik :

1. Perwujudan Jiwa Kasih terhadap langit dan bumi adalah hormat.

2. Perwujudan Jiwa Kasih terhadap kedua orang tua adalah bakti.

3. Perwujudan Jiwa Kasih terhadap negara dan bangsa adalah setia.

4. Perwujudan Jiwa Kasih terhadap guru, atasan, senior adalah respek.

5. Perwujudan Jiwa Kasih terhadap anak, bawahan, dan yunior adalah Kasih Sayang.

6. Perwujudan Jiwa Kasih terhadap kakak-adik, rekan kerja, rekan sekolah, dan teman adalah persaudaraan dan kepercayaan.

7. Perwujudan Jiwa Kasih terhadap hewan dan tetumbuhan adalah belas kasihan.

8. Perwujudan Jiwa Kasih terhadap kaya-miskin, mulia-hina, pintar-bodoh, cantik-jelek secara tanpa diskriminasi adalah susila.

9.Perwujudan Jiwa Kasih dengan menolak keserakahan akan reputasi, kekayaan, kedudukan, dan harta benda adalah prikebenaran.

10. Perwujudan Jiwa Kasih dengan menolak perbuatan membunuh, mencuri, berjinah, berbohong, dan bermabuk-mabukan adalah sila.

11. Jiwa Kasih yang berpancar melalui mata, telinga, hidung, lidah, badan, dan pikiran akan melenyapkan semua bentuk keserakaan, kebencian, dan kebodohan. Jiwa Kasih dalam setiap niat adalah samadhi.

12. Perwujudan Jiwa Kasih dengan tidak melakukan kejahatan, kesesatan, dan khayalan; serta tidak melekat pada kebajikan, kebenaran, dan kesejatian;tidak terikat maupun menolak pada realitas ada, tiada, wujud, dan kosong;tidak bersikap posisi maupun oposisi terhadap semua manusia, masalah, dan benda adalah prajna.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Prilaku Kasih adalah yang termulia, keinsafan tak berkesudahan.

Pedoman untuk prilaku yang mulia-sempurna :

1. Prilaku Kasih adalah landasan laksa kebajikan.

2 Prilaku Kasih adalah sumber segala kemukjijatan.

3. Prilaku Kasih adalah yang terunggul-mulia.

4. Prilaku Kasih adalah perjuangan penyelamatan umat manusia namun di dalam hati tiada kemelekatan.

5. Prilaku Kasih adalah manifestasi Nirwana.

6. Prilaku Kasih adalah keabadian, diluar kehidupan dan kematian

7. Prilaku Kasih adalah sikap mengutamakan kepentingan orang lain. Prilaku Kasih adalah sikap bersyukur, rasa bersalah, dan tak tega menyakiti orang lain.

8.Prilaku Kasih mendatangkan kebahagian semesta.

9. Prilaku Kasih adalah tak melawan saat dipukul dan tak membalas saat dimarah.

10. Prilaku Kasih adalah prilaku Maitreya, prilaku Nurani.

11. Prilaku Kasih adalah perbuatan yang membawakan kebahagian, harapan, terang dan keyakinan bagi orang lain.Prilaku Kasih adalah tindakan yang membawakan optimisme, semangat juang, sikap progresif, dan kemajuan bagi orang lain. Prilaku Kasih mendatangkan kelembutan, kedamaian, keharmonisan, dan sukacita bagi semua orang.

12. Prilaku Kasih adalah tindakan yang memadamkan kebencian , kemarahan, dan ketidakpuasan kepada orang lain. Prilaku Kasih berarti tak membuat orang lain kecewa, putus harapan, iri, ataupun berprasangka. Prilaku Kasih akan menjauhkan perselisihan, persaingan, keserakahan, dan khayalan, dan akan melenyapkan ketakutan, kekalutan, kesedihan, dan keresahan pada orang lain.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dipukul Tidak Melawan, Dimarah Tidak Membalas adalah semangat Ajita.


Di tengah alam semesta ini tiada sesuatu apa pun yang lebih luhur dan mulia daripada prilaku Nurani dan Kasih. Tiada sesuatu apa pun yang menandingi Hati Nurani dan cinta kasih, demikianlah yang dimaksud dengan Ajita (Tiada tandingan).

1. Dipukul Tidak Melawan, Dimarah Tidak Membalas adalah pengamalan nyata Hati Nurani yang Paling Universal: 'Menghormati dan memuliakan segalanya.'

2. Dipukul Tidak Melawan, Dimarah Tidak Membalas adalah pengamalan nyata Hati Nurani yang Kaya-berlimpah: 'Memiliki segalanya, segalanya dimiliki.'

3. Dipukul Tidak Melawan, Dimarah Tidak Membalas adalah pengamalan nyata Hati Nurani yang Paling Cemerlang: 'Merefleksi segalanya, segalanya dalam refleksi.'

4. Dipukul Tidak Melawan, Dimarah Tidak Membalas adalah pengamalan nyata Hati Nurani yang Paling Sempurna: 'Mensyukuri segalanya.'

5. Dipukul Tidak Melawan, Dimarah Tidak Membalas adalah pengamalan nyata Hati Nurani yang Paling Sejati : 'Tiada Kemelekatan dan penolakan.'

6. Dipukul Tidak Melawan, Dimarah Tidak Membalas adalah pengamalan nyata Hati Nurani yang Paling Bajik : 'Mengasihi Segalanya.'

7. Dipukul Tidak Melawan, Dimarah Tidak Membalas adalah pengamalan nyata Hati Nurani yang Paling Indah : 'Bersukacita atas segalanya.'

8. Dipukul Tidak Melawan, Dimarah Tidak Membalas adalah pengamalan nyata Hati Nurani yang Kekal Abadi: 'Bebas di luar ikatan sebab-jodoh fana.'

9. Dipukul Tidak Melawan, Dimarah Tidak Membalas adalah pengamalan nyata Hati Nurani yang Paling Bahagia: 'Senyuman Kasih senantiasa.'

10. Dipukul Tidak Melawan, Dimarah Tidak Membalas adalah pengamalan nyata Hati Nurani yang Paling Bebas Leluasa: 'Sunya gaib dalam segala hal.'

11. Dipukul Tidak Melawan, Dimarah Tidak Membalas adalah pengamalan nyata Hati Nurani yang Anuttara ( Tertinggi Tiada Bandingan): 'Melampaui segalanya.'

12. Dipukul Tidak Melawan, Dimarah Tidak Membalas adalah pengamalan nyata Hati Nurani yang Paling Agung dan Mulia: 'Mengagungkan segalanya.'

dapet dari forum tetangga juga...
[at] El Sol : Apakah benar2 begini?
"Karena pandangan yang salah orang bodoh menghina ajaran mulia, orang suci dan orang bijak. Ia akan menerima akibatnya yang buruk, seperti rumput kastha yang berbuah hanya untuk menghancurkan dirinya sendiri".

DHAMMAPADA, syair 164

El Sol

Quote from: Suchamda on 10 September 2007, 11:01:25 AM
Membaca kisah sejarah I kuan Tao yang ditulis oleh El Sol......... + gejala orang Tionghua (generasi muda) berbondong2 hijrah ke kr****n....

Saya merasakan bahwa sepertinya...
...orang Tionghua itu punya bakat fanatik?...hmmm, ataukah,
...orang Timur itu punya bakat fanatik (relatif thd orang barat)?...hmmm, ataukah,
...kebodohan (kurang luas wawasan dan pemahaman filsafat) itu kah yang menyebabkan mudah terjebak dalam kefanatikan?...., ataukah,
...pada dasarnya manusia itu memiliki benih kebodohan yang latent (avijja)?.....

lalu pertanyaannya saya lanjutkan...

...apakah kita yang sudah belajar Buddhism 'yg benar' (bukan cult) ini sudah tidak memiliki kebodohan lagi?...
...apakah kita yang sudah mempraktekkan Buddhism ini sudah luas wawasan dan memiliki pandangan yang benar?....
...apakah yang kita anggap sebagai 'pandangan benar' ini menjadikan kita fanatik?...
...apakah karena memang saya berbakat fanatik?...

Silakan dijawab sendiri deh :)

Setahu saya, hidup di samsara ini dalam wujud mahluk berintelektual, pasti selalu terjebak dalam perdebatan pandangan-pandangan, konsep-konsep, pertikaian-pertikaian....
...padahal Guru Agung kita adalah Sang Buddha yang telah mencapai pembebasan dari semua konsep.

Nah, loh.........

...antara compassion (cinta kasih) untuk menolong mahluk yg tersesatkan dan keseimbangan batin yg mengarah pada berhentinya segala bentukan sankhara.....
...manakah yang kita pilih?....(ah bentukan mental lagi :p)

ahhh.......memang masih jauh kita dari pencapaian arahat apalagi Kebuddhaan, sekedar mimpi mengkhayal....
...apakah kita sebut diri kita 'bodhisattva' yang hendak menolong mahluk2 yang sesat?
...ataukah kita lebih cocok menganalogikan diri sebagai sosok 'dharmapala' yang garang membela ajaran?
...ataukah kita sekedar anak muda yang resah gelisah hidup-mati membela gank kita?...:)))

Yuk kita realistis saja.........:p

yg aku tahu hanyalah...tidak pantas menjadi parasit..dan bagi saya I kuan Tao itu adalah parasit yg menggunakan nama agama Buddha untuk mencari umat..dan tindakan2 saya selama ini adalah untuk mencopot parasit tersebut dari Buddhisme..bukannya mao menghancurkan parasit tersebut...gw gk peduli mao brapa banyak umat I Kuan Tao...yg terpenting itu..umat2 dia orang memang bukan Buddhist2 yg kesasar sampe sono..gara2 mengira kalo I Kuan Tao itu Buddhisme

JackDaniel

Quote from: El Sol on 10 September 2007, 08:04:55 PM
Quote from: Suchamda on 10 September 2007, 11:01:25 AM
Membaca kisah sejarah I kuan Tao yang ditulis oleh El Sol......... + gejala orang Tionghua (generasi muda) berbondong2 hijrah ke kr****n....

Saya merasakan bahwa sepertinya...
...orang Tionghua itu punya bakat fanatik?...hmmm, ataukah,
...orang Timur itu punya bakat fanatik (relatif thd orang barat)?...hmmm, ataukah,
...kebodohan (kurang luas wawasan dan pemahaman filsafat) itu kah yang menyebabkan mudah terjebak dalam kefanatikan?...., ataukah,
...pada dasarnya manusia itu memiliki benih kebodohan yang latent (avijja)?.....

lalu pertanyaannya saya lanjutkan...

...apakah kita yang sudah belajar Buddhism 'yg benar' (bukan cult) ini sudah tidak memiliki kebodohan lagi?...
...apakah kita yang sudah mempraktekkan Buddhism ini sudah luas wawasan dan memiliki pandangan yang benar?....
...apakah yang kita anggap sebagai 'pandangan benar' ini menjadikan kita fanatik?...
...apakah karena memang saya berbakat fanatik?...

Silakan dijawab sendiri deh :)

Setahu saya, hidup di samsara ini dalam wujud mahluk berintelektual, pasti selalu terjebak dalam perdebatan pandangan-pandangan, konsep-konsep, pertikaian-pertikaian....
...padahal Guru Agung kita adalah Sang Buddha yang telah mencapai pembebasan dari semua konsep.

Nah, loh.........

...antara compassion (cinta kasih) untuk menolong mahluk yg tersesatkan dan keseimbangan batin yg mengarah pada berhentinya segala bentukan sankhara.....
...manakah yang kita pilih?....(ah bentukan mental lagi :p)

ahhh.......memang masih jauh kita dari pencapaian arahat apalagi Kebuddhaan, sekedar mimpi mengkhayal....
...apakah kita sebut diri kita 'bodhisattva' yang hendak menolong mahluk2 yang sesat?
...ataukah kita lebih cocok menganalogikan diri sebagai sosok 'dharmapala' yang garang membela ajaran?
...ataukah kita sekedar anak muda yang resah gelisah hidup-mati membela gank kita?...:)))

Yuk kita realistis saja.........:p

yg aku tahu hanyalah...tidak pantas menjadi parasit..dan bagi saya I kuan Tao itu adalah parasit yg menggunakan nama agama Buddha untuk mencari umat..dan tindakan2 saya selama ini adalah untuk mencopot parasit tersebut dari Buddhisme..bukannya mao menghancurkan parasit tersebut...gw gk peduli mao brapa banyak umat I Kuan Tao...yg terpenting itu..umat2 dia orang memang bukan Buddhist2 yg kesasar sampe sono..gara2 mengira kalo I Kuan Tao itu Buddhisme

Wah... Mungkin Misi kamu ga mgkn deh... hahaha....
_/\_
"Karena pandangan yang salah orang bodoh menghina ajaran mulia, orang suci dan orang bijak. Ia akan menerima akibatnya yang buruk, seperti rumput kastha yang berbuah hanya untuk menghancurkan dirinya sendiri".

DHAMMAPADA, syair 164

Kelana

Quote from: JackDaniel on 20 September 2007, 05:46:23 PM

Wah... Mungkin Misi kamu ga mgkn deh... hahaha....
_/\_
[/quote]

Mungkin saja, kenapa tidak?
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

JackDaniel

Quote from: Kelana on 21 September 2007, 10:25:30 AM
Quote from: JackDaniel on 20 September 2007, 05:46:23 PM

Wah... Mungkin Misi kamu ga mgkn deh... hahaha....
_/\_

Mungkin saja, kenapa tidak?
[/quote]

Mereka dah menganggap itu agama Buddha...
dan tman2 sekolah yg pengikutnya pada blg ajaran sakyamuni gak enak...
"Karena pandangan yang salah orang bodoh menghina ajaran mulia, orang suci dan orang bijak. Ia akan menerima akibatnya yang buruk, seperti rumput kastha yang berbuah hanya untuk menghancurkan dirinya sendiri".

DHAMMAPADA, syair 164

Kokuzo

temen2 loe bener kok Jek, ajaran Sakyamuni emank ga enak...
Kalo enak umatnya pasti udah paling banyak di bumi ini...   ^-^

El Sol

Quote from: 7th on 25 September 2007, 07:33:18 PM
temen2 loe bener kok Jek, ajaran Sakyamuni emank ga enak...
Kalo enak umatnya pasti udah paling banyak di bumi ini...   ^-^
kebodohan batin yg menular...hati2 Jack..jgan deketin Tujuh.. :P


* Buddhisme agama terbesar ke-4 di Amrik *

F.T

#86
Quote from: 7th on 25 September 2007, 07:33:18 PM
temen2 loe bener kok Jek, ajaran Sakyamuni emank ga enak...
Kalo enak umatnya pasti udah paling banyak di bumi ini...   ^-^

Wah... emangnya ajaran Sakyamuni sejenis makanan pake enak gak enak.
  :)) :)) :))


_/\_


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] [url="//yahoo.com"]yahoo.com[/url]

F.T

Quote from: El Sol on 25 September 2007, 09:20:07 PM
Quote from: 7th on 25 September 2007, 07:33:18 PM
temen2 loe bener kok Jek, ajaran Sakyamuni emank ga enak...
Kalo enak umatnya pasti udah paling banyak di bumi ini...   ^-^
kebodohan batin yg menular...hati2 Jack..jgan deketin Tujuh.. :P


* Buddhisme agama terbesar ke-4 di Amrik *

Kalau ke 4 masih jauh,Sol.
agama buddha masih berada di urutan belakang.

_/\_


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] [url="//yahoo.com"]yahoo.com[/url]

Predator

Quote from: felix on 25 September 2007, 09:47:34 PM
Quote from: El Sol on 25 September 2007, 09:20:07 PM
Quote from: 7th on 25 September 2007, 07:33:18 PM
temen2 loe bener kok Jek, ajaran Sakyamuni emank ga enak...
Kalo enak umatnya pasti udah paling banyak di bumi ini...   ^-^
kebodohan batin yg menular...hati2 Jack..jgan deketin Tujuh.. :P


* Buddhisme agama terbesar ke-4 di Amrik *

Kalau ke 4 masih jauh,Sol.
agama buddha masih berada di urutan belakang.

_/\_


Tapi kalo kualitas bathin para pemeluknya tidak diragukan maka urutan belakang tidak masalah dan bisa berubah seperti tangga lagu di MTV chart of the month  8) ayoo buktikan kalo ajaran yg kita terima adalah yg terbaik... !!!  _/\_
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Hikoza83

#89
menurutku, masalah kuantitas ga penting, yg penting apa yg kita pelajari berguna buat kita, keluarga, lingkungan, dan org banyak.
menjadikan kita sebagai manusia yang bermoral, lebih baik, lebih kasih sayang, lebih peduli, lebih dan lebih... :P
yg mempelajari Dharma, menjadi Buddhist, mempraktikkan Dharma dan menerima hasilnya adalah pilihan kita sendiri.
so, do our best to get our happiness, ok bro?  ;)
so do the others. 1 point catatan : tidak ada kebahagiaan di atas penderitaan orang lain.


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]