News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Tradisi Hutan

Started by tesla, 18 September 2008, 09:25:13 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

tesla

Quote from: ryu on 19 September 2008, 05:12:47 PM
Kan katanya ada yang udah capai jhana berapa bisa tersesat gitu, dia sangka sudah menemukan pencerahan padahal blon apa2, bener gak ?
katanya seh begitu... saya sendiri belon tau jhana itu bagaimana...

Quote from: ryu on 19 September 2008, 05:16:04 PM
kalo melamun sama menyadari beda dimananya ;D
kalau lagi melamun, ga tau sedang ngapain
kalau lagi sadar, tau sedang ngapain
kalau tau tadi melamun, berarti udah sadar ;D
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

tesla

Quote from: Hendra Susanto on 19 September 2008, 05:18:01 PM
nimitta itu apa ya???

sepanjang yang gw lakukan, pada saat dikeheningan itu kan dikatakan pengambilan objek

QuoteHanya ada kejernihan dan keheningan. Jika pikiranmu selamanya di sana, ia akan tersangkut di sana. Jadi... ketika pikiranmu seperti ini, perhatikan interval untuk dimana keluar dari konsentrasi. Seketika pikiran memiliki rasa, itu adalah awal dari ia mengambil objek — tidak perduli objek apapun yg muncul pertama — fokus pada aksi mengambil objek ini. dan itulah yang harus kamu selidiki."

pengambilan object itu kembali ke 'buddho'


kalau menurut saya bukan kembali ke buddho...
keknya pagar utk tetap pada buddho/nafas dilepaskan (keluar dari konsentrasi)...

trus amatin bagaimana pikiran kita mengambil objek2...
kalau dalam sehari-hari, perhatikan bagaimana kita beralih dari 1 hal ke hal lain, misalnya lagi kerjakan laporan, trus pindah ke dhammacitta, trus pindah ke games, etc...

_/\_
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

ryu

Dari mana datangnya lamunan :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Sukma Kemenyan

Quote from: ryu on 19 September 2008, 05:29:07 PMlebih baik mana, mengetahui dasar2 teori meditasi atau tidak mengetahui dasar2 meditasi :)
"Tidak mengetahui Teori" -- lebih baik dari pada menganalisa teori dalam meditasi

Namun,
Kalau mnurut gw "Yang terbaik" adalah...
1. Tidak mengetahui terlalu banyak teori (sehingga tidak menebak-menebak kita udah sampe mana dalam meditasi)
2. Memiliki guru seperti layaknya Ajahn Sao, yg memberikan petunjuk sesuai dengan level meditator

ryu

ujung2na pertanyaan akhir, apakah rakit dibutuhkan atau tidak :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

tesla

Quote from: ryu on 19 September 2008, 05:35:24 PM
Dari mana datangnya lamunan :)

wah ini pertanyaan yg benar-benar sulit...
saya ga tau :P

menurut saya, kita tidak tahu kenapa kita terlahir
kenyataannya sekarang adalah kita sudah di sini,
mengalami penderitaan dalam perjalanan hidup kita,
nah ada yg memberitahu cara keluar dari sini...
berhubung kita udah disini yah cobain aja... ;D
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

tesla

Quote from: ryu on 19 September 2008, 05:38:12 PM
ujung2na pertanyaan akhir, apakah rakit dibutuhkan atau tidak :))

lihat nanti saja... sekarang kan kita belum sampe ke pantai seberang :))
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

ryu

Quote from: tesla on 19 September 2008, 05:39:19 PM
Quote from: ryu on 19 September 2008, 05:35:24 PM
Dari mana datangnya lamunan :)

wah ini pertanyaan yg benar-benar sulit...
saya ga tau :P

menurut saya, kita tidak tahu kenapa kita terlahir
kenyataannya sekarang adalah kita sudah di sini,
mengalami penderitaan dalam perjalanan hidup kita,
nah ada yg memberitahu cara keluar dari sini...
berhubung kita udah disini yah cobain aja... ;D
Betul tapi dari mana supaya kita dapat keyakinan bahwa jalan yang kita tempuh itu benar, masing2 agama mempunyai jalan :) menawarkan berbuat ini mendapat itu.
Darimana dapat keyakinan bahwa ada pantai sebrang, ada jalan ada yang bilang tanpa jalan :) , trus bagaimana membuktikan apa yang dikatakan sang Buddha benar atau salah :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

tesla

Quote from: ryu on 19 September 2008, 05:45:30 PM
Quote from: tesla on 19 September 2008, 05:39:19 PM
Quote from: ryu on 19 September 2008, 05:35:24 PM
Dari mana datangnya lamunan :)

wah ini pertanyaan yg benar-benar sulit...
saya ga tau :P

menurut saya, kita tidak tahu kenapa kita terlahir
kenyataannya sekarang adalah kita sudah di sini,
mengalami penderitaan dalam perjalanan hidup kita,
nah ada yg memberitahu cara keluar dari sini...
berhubung kita udah disini yah cobain aja... ;D
Betul tapi dari mana supaya kita dapat keyakinan bahwa jalan yang kita tempuh itu benar, masing2 agama mempunyai jalan :) menawarkan berbuat ini mendapat itu.
Darimana dapat keyakinan bahwa ada pantai sebrang, ada jalan ada yang bilang tanpa jalan :) , trus bagaimana membuktikan apa yang dikatakan sang Buddha benar atau salah :)

ga perlu yakin kok...
coba-coba aja & nilai berdasarkan kemampuan yg ada...
mo dengar testi orang lain, semua bilang jalannya paling paten :))
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

ryu

Quote from: tesla on 19 September 2008, 05:52:03 PM
Quote from: ryu on 19 September 2008, 05:45:30 PM
Quote from: tesla on 19 September 2008, 05:39:19 PM
Quote from: ryu on 19 September 2008, 05:35:24 PM
Dari mana datangnya lamunan :)

wah ini pertanyaan yg benar-benar sulit...
saya ga tau :P

menurut saya, kita tidak tahu kenapa kita terlahir
kenyataannya sekarang adalah kita sudah di sini,
mengalami penderitaan dalam perjalanan hidup kita,
nah ada yg memberitahu cara keluar dari sini...
berhubung kita udah disini yah cobain aja... ;D
Betul tapi dari mana supaya kita dapat keyakinan bahwa jalan yang kita tempuh itu benar, masing2 agama mempunyai jalan :) menawarkan berbuat ini mendapat itu.
Darimana dapat keyakinan bahwa ada pantai sebrang, ada jalan ada yang bilang tanpa jalan :) , trus bagaimana membuktikan apa yang dikatakan sang Buddha benar atau salah :)

ga perlu yakin kok...
coba-coba aja & nilai berdasarkan kemampuan yg ada...
mo dengar testi orang lain, semua bilang jalannya paling paten :))
Menurut om yang dah coba2 bijimana? pengen denger nih testi om :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Hendra Susanto

QuoteDarimana dapat keyakinan bahwa ada pantai sebrang, ada jalan ada yang bilang tanpa jalan Smiley , trus bagaimana membuktikan apa yang dikatakan sang Buddha benar atau salah Smiley

darimana = dari 'aku'

bagaimana membuktikannya = dari 'aku' ;D

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

bond

Penggunaan kata 'Buddho' diawal dan kemudian tidak digunakan lagi saat konsentrasi telah cukup atau hening sebenarnya adalah salah satu perenungan singkat tentang Buddha. Sama seperti kalau 'nien fo'

Mengapa ketika mencapai keheningan atau konsentrasi yg cukup kata buddho tidak dipergunakan lagi malah fokus pada keluar masuknya nafas. Ini dikarenakan perenungan terhadap Buddha dengan mengulang-ulang 'buddho, buddho' tidak dapat mencapai jhana. Oleh karena itu Ajahn Sao menulis hal seperti dibawah ini.

"Ketika pikiran jernih seperti tadi, ketika ia telah meninggalkan repetisi dan hanya duduk diam, lihatlah ke nafas. Jika sensasi nafas muncul dalam kesadaranmu, fokuslah pada nafas itu sebagai objek dan kemudian ikutilah. ikutilah sampai pikiran menjadi bahkan lebih jernih lagi."


Kemudian..




Setelah ia keluar dari tingkat konsentrasi ini, ia datang kepada Ajaan Sao. Dia diberitahu oleh Ajaan Sao, "Tingkat konsentrasi demikian adalah tetap -- appana samadhi."
"Kamu dapat menetap dalam konsentrasi ini, tetapi tidak ada apa apa di sana. Hanya ada kejernihan dan keheningan. Jika pikiranmu selamanya di sana, ia akan tersangkut di sana. Ini dalam jhana




Jadi... ketika pikiranmu seperti ini, perhatikan interval untuk dimana keluar dari konsentrasi. Seketika pikiran memiliki rasa, itu adalah awal dari ia mengambil objek — tidak perduli objek apapun yg muncul pertama — fokus pada aksi mengambil objek ini. dan itulah yang harus kamu selidiki."


'Keluar dari konsentrasi'= keluar dari jhana yaitu masuk ke upacara samadhi yg berlandaskan gema jhana yg begitu kuat, disitulah vipasana dilakukan. Kata 'selidiki' jangan diartikan secara harfiah, tetapi lebih kepada arti disitulah perhatian terhadap objek/fenomena2 itu terjadi(sangat jelas sekali dan disini bukan asal perhatian tetapi perhatian yg sangat tajam ibarat melihat bakteri dengan mikroskop) dan disinilah apa yg disebut "yathabhutananadassana"

_/\_

Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

tesla



Kebenaran yg tak Lekang oleh Waktu
oleh: Phra Ajaan Mun Bhuridatta Mahathera

terjemahan bebas: tesla

1. Akar dari tema meditasi

Adakah yg ditahbiskan menjadi bhikkhu dalam agama Buddha tanpa belajar meditasi? Kita dpt mengatakannya tidak ada. Tidak satupun instruktur yg tidak mengajarkan meditasi ketika penahbisan sebelum memberikan mereka jubah. Jika ada instruktur yg tidak mengajarkan meditasi sebelumnya, dia boleh berhenti saja. Jadi setiap orang yg ditahbiskan dapat dikatakan sudah belajar meditasi. Tidak diragukan lagi...

Instruktur mengajarkan 5 tema meditasi: kesa, rambut di kepala; loma, rambut pada tubuh; nakha, kuku; danta, gigi; dan taco, kulit. Ke5 tema ini berakhir pada kulit. Kenapa kami hanya mengajar sampai pada kulit? Karena kulit adalah bagian yg sangat penting pada tubuh. Kita semua memiliki kulit yg membungkus kita, jika tidak, rambut kepala, rambut tubuh, kuku, gigi tidak akan berkumpul. Mereka semua berserakan. Daging, otot dan bagian lain tubuh tidak akan berkumpul. Mereka semua akan terpisah...

Ketika kita tertarik pada tubuh manusia, pada kulit lah kita tertarik. Ketika kita melihat tubuh itu indah, menarik, dan mengembangkan cinta, keinginan, dan melekatinya, itu adalah karena kita melihat kulit. Ketika melihat tubuh pulih, merah, gelap, dsb itu karena kita melihat warna pada kulit. Bagaimana jika sebuah tubuh tanpa kulit? siapa yg akan melihatnya indah & menarik lagi? Siapa yg mencintainya, menyukainya, menginginkannya? Tidak ada, kita membencinya, menjauhinya, menjijikkan... Jika tidak terbungkus kulit, daging, otot dan lainnya tidak bersatu dan tidak dapat melakukan apapun. itulah mengapa kami mengatakan kulit sangatlah penting. Kenyataannya adalah kita dapat hidup karena ada kulit ini. Kenyataannya adalah kita melihat tubuh indah & menarik karena kulit ini. itulah mengapa instruktur hanya mengajar sampai pada kulit.

Jika kita mengarahkan kesadaran kita utk memeriksa kulit sampai kita dapat melihat kulit sebagai sesuatu yg menjijikan dan mendapatkan penglihatan kulit tidaklah indah seperti yg dirasakan sebelumnya, disana kita dapat melihat kebenaran mengenai ketidak-tetapan (anicca), penderitaan (dukkha), tidak-adanya-diri (anatta). Hal ini akan menyembuhkan delusi kita tentang kecantikan dan daya tarik yg dihasilkan dari kulit. Kita tidak lagi berpikir kulit sebagai sesuatu yg diinginkan, setelah kita melihat apa itu sebenarnya. Hanya ketika kita serius mengikuti instruksi dari instruktur kita, kita dapat melihat kebenaran ini. Jika tidak, kita tidak dapat menyembuhkan delusi ini dan malah terperangkap pada perangkap sebelumnya - lingkaran kelahiran.

Jadi kita sudah diajarkan dengan baik sejak hari kita ditahbiskan. Tidak ada alasan utk mencari hal lain lagi. Jika kita masih tidak pasti, dan masih mencari sesuatu, itu menandakan kita masih binggung dan tersesat. Jika tidak, apa lagi yg ingin kita cari? Seseorang yg tidak binggung lagi tidak akan mencari apapun. Hanya orang binggunglah yg mencari-cari. Semakin mereka mencari, semakin mereka tersesat. Jika seseorang tidak mencari, namun hanya memperhatikan apa yg ada sekarang, dia akan semakin melihat lebih jelas kebenaran yg utama yg tidak bergerak, bebas dari benih kelahiran dan kotoran.

Subjek ini bukanlah didasari oleh pertimbangan instruktur. Ini berasal dari ucapan Sang Buddha, bahwa instruktur yg menerima harus mengajarkan esensi meditasi ini. Jika tidak, penahbisan kita tidak menyebabkan kita melepaskan kehidupan perumah tangga dan keluarga hingga latihan kita bisa menghasilkan kebebasan. Penahbisan itu tidak lebih dari sebuah formalitas. Jadi Sang Buddha telah menetapkan hal ini dan semua instruktur seharusnya mengikuti tradisi ini dari dulu sampai sekarang. Yg diajarkan ini tidak salah, namun benar-benar benar. Hanya saja yg sering kita tidak sepenuh hati dalam ajaran ini. Kita tetap tinggal pada kesenangan dan delusi kita. -- Utk orang yg mengerti, mereka akan yakin bahwa ajaran ini adalah jalan sebenarnya menuju kesucian.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

tesla

#59


2. Sila


silam sila viya
sila itu seperti batu karang


sila -- perilaku -- itu seperti batu karang, padat dan membentuk dasar pijakan. Seperti apapun angin berhembus, krang tidak goyah.

jika kita hanya berpegang pada kata "sila", kita masih bisa salah arah. kita perlu mengetahui dimana sila, apakah itu dan bagaimana menjaganya. Jika kita mengetahui faktor utk menjaganya, kita akan melihat bagaimana faktor pembentuk esensi dari sila. jika kita tidak mengerti sial, kita dapat salah arah dan terus berpegang pada sila yg ada di luar, percaya bahwa kita harus mencari sila, meminta sila dan kemudian kita memiliki sila. Jika kita harus mencari dan memintanya, bukankah itu menunjukkan kita tersesat? Bukankah itu tanda bahwa kita melekati sila yg ada di luar?

Orang yg tidak dibingungkan oleh sila, tidak mencari dan meminta, karena mereka telah mengerti bahwa sila ada pada diri mereka sendiri. Diri mereka sendirilah yg menjaga sila mereka dg menghindari melakukan perbuatan salah.

Kehendak adalah bentuk esensi dari sila. Apa itu kehendak (cetana)? Kita harus bermain dg kata cetana ini agar mengerti. gantilah "e" jadi "i", dan tambahkan "t" lain. Jadinya citta, kesadaran. seseorang tanpa kesadaran tidak dapat dikatakan orang. Jika kita hanya memiliki tubuh, apa yg bisa kita kerjakan? tubuh dan kesadaran saling bergantung satu sama lain. Jika kesadaran tidak baik, maka tubuh juga akan bersikap seperti itu. Inilah mengapa kita menyebut hanya ada 1 sila, itu adalah kesadaran. sila sederhananya menunjukkan perbuatan yg harus kita hindari. ketika kamu berhasil menghindari 5, 8, 10, atau 227 perbuatan, kamu berhasil menjaga sila yg satu ini. Jika kamu bisa menjaga sila satu ini, ucapan & perbuatanmu akan sempurna. Kesadaran akan menjadi wajar -- sederhana, kuat, dan tidak goyah.

sila ini bukanlah sesuatu yg harus kamu cari atau minta. ketika orang pergi mencari & meminta, itu tanda mereka miskin. mereka tidak memiliki apa2, sampai harus meminta2. mereka terus meminta sila berulang2. Semakin mereka minta, semakin mereka berkekurangan. Semakin lebih miskin lagi...

Kita telah memiliki tubuh dan kesadaran kita. Tubuh ini kita terima dari orang tua; kesadaran ini sudah bersama dengan kita, jadi kita memiliki semua yg kita butuhkan. Jika kita ingin tubuh dan kesadaran kita baik, kita harus berbuat baik juga. kita tidak harus berpikir tentang sila ini dan itu. Sila itu sudah ada pada kita. Akaliko: jika kita menjaganya sepanjang waktu, kita pun menuai hasilnya sepanjang waktu.

hal ini dapat dikonfirmasi dg referensi di zaman Buddha. ketika 5 murid: Ven. Yasa, orang tuanya, mantan istrinya, saudara laki-laki Kassapa dan pengikutnya; raja Bimbisara dan pengikutnya, mendengarkan ajaran Buddha, mereka tidak meminta sila sebelumnya. Buddha memulai mengajar mereka langsung. Lalu mengapa mereka dapat mencapai ariya magga-phala (jalan&buah kesucian)? Darimana sila, samadhi (konsentrasi), dan panna(pengertian) mereka datang? Buddha tidak pernah memberitahu mereka agar meminta sila, samadhi & panna. Ketika mereka merasakan rasa dari ajaran Buddha, sila, samadhi dan panna berkembang dalam diri mereka, bukan oleh permintaan atau pemberian. Tidak perlu mengambil dan mengumpulkan berbagai macam faktor untuk sang jalan, dalam setiap kasus, sila, samadhi dan panna adalah satu.

Jadi jika kita tidak terperangkap dalam pencarian sila diluar, kita dapat dikategorikan telah memiliki pengertian sebenarnya.

Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~