Perubahan aturan umum dan sehubungan pelaporan tentang MMD

Started by Sumedho, 29 August 2008, 07:05:52 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

hudoyo

Quote from: fabian c on 30 August 2008, 10:55:04 PM

Pak Hudoyo yang baik,

untuk saat ini saya masih menunggu klarifikasi pak Hudoyo terhadap kesimpulan mengenai posisi pandangan kita masing-masing sesuai dengan postingan saya, reply # 601, mengenai lanjutan pembahasan Mulapariyaya sutta kita bahas belakangan

saya menunggu jawaban pak Hudoyo. terima kasih.

Sukhi Hotu,

fabian

Sebagian sudah saya jawab di atas (Reply #627) ... selebihnya saya jawab besok pagi. ...
Sekarang saya sudah capek.

Salam,
hudoyo

fabian c



Pak Hudoyo yang baik,

Saya telah mengatakan dengan jelas, di postingan saya yang lalu, cocok bukan berarti efektif dan tidak cocok bukan berarti tidak efektif.

bagi orang pemalas mungkin lebih cocok baginya meditasi sekali seminggu tetapi bukan berarti itu efektif kan? itulah sebabnya saya mengatakan yang penting bukan cocok atau tidak cocok, bagi seorang meditator adalah efektif atau tidak efektif (membawa kemajuan atau tidak).

Pak Hudoyo mengatakan bahwa
Quote... Anda mengklaim bahwa vipassana versi Mahasi beserta seluruh sutta pendukungnya harus dianut oleh semua orang ...

tolong tunjukkan dimana saya pernah menyatakan hal ini?

sekarang saya minta klarifikasi dari pak Hudoyo yang kelihatannya berputar putar menghindar untuk berterus terang kepada para netter disini:

reply saya # 601, kesimpulannya perbedaan pandangan kita belum pak Hudoyo jawab, tolong di klarifikasi saya masih menunggu jawaban pak hudoyo

dan saya minta klarifikasi kedua yaitu: dimana saya pernah menyatakan bahwa Vipassana versi Mahasi beserta seluruh sutta pendukungnya harus dianut oleh semua orang ... ?

Saya menunggu klarifikasi pak Hudoyo, jangan berputar-putar pak... netter yang lain juga menunggu jawaban bapak...

bila bapak tidak menjawab, saya anggap bapak setuju kesimpulan saya. terima kasih.

Sukhi hotu.

fabian

Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

fabian c



lanjutan perenungan,

yang manakah Dhamma-Vinaya atau Sutta-Vinaya? apakah logika seseorang yang disebut Dhamma-vinaya atau yang termaktub dalam kitab suci Tipitaka?

Ada usaha membelokkan inti perenungan.

Sukhi Hotu,

fabian

Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Adhitthana

uuuuhh ....... membaca dr hal 1 sampe 30, mata sudah perih  :hammer:

saya tidak tau apa yg bisa saya petik dr semua posting disini
yg lebih parah lagi malah saya tidak tau sapa yg benar dan sapa yg salah
saya hanyalah seorang yg ingin belajar dan belajar ....... tanpa memihak sapapun
mungkin saya orangnya agak sungkan, mungkin jg tidak PD dalam hal memberi komentar
tapi sudahlah ..... saya tak ingin memaknai suatu kebenaran seperti apa wujudnya  ;D
toohh .... saya mempercayai Kalama Sutta .....


Hanya bila kita berhasil memaknai
suatu pengalaman atau kejadian dengan baik,
kita bisa memetik pembelajaran-diri daripadanya.
Dan hanya bila kita berhasil memetik pembelajaran-diri
dari setiap pengalaman dan kejadian,
kita senantiasa menjadi lebih baik setiap saat.


kalimat / kata-kata diatas saya copas  ;D
(saya gak mungkin bisa membuat kalimat yg indah, teratur  ;) ;D)

_/\_
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

hudoyo

Quote from: fabian c on 31 August 2008, 12:52:23 AM
Pak Hudoyo yang baik,
Saya telah mengatakan dengan jelas, di postingan saya yang lalu, cocok bukan berarti efektif dan tidak cocok bukan berarti tidak efektif.
bagi orang pemalas mungkin lebih cocok baginya meditasi sekali seminggu tetapi bukan berarti itu efektif kan? itulah sebabnya saya mengatakan yang penting bukan cocok atau tidak cocok, bagi seorang meditator adalah efektif atau tidak efektif (membawa kemajuan atau tidak).
Pak Hudoyo mengatakan bahwa
Quote... Anda mengklaim bahwa vipassana versi Mahasi beserta seluruh sutta pendukungnya harus dianut oleh semua orang ...
tolong tunjukkan dimana saya pernah menyatakan hal ini?
sekarang saya minta klarifikasi dari pak Hudoyo yang kelihatannya berputar putar menghindar untuk berterus terang kepada para netter disini:
reply saya # 601, kesimpulannya perbedaan pandangan kita belum pak Hudoyo jawab, tolong di klarifikasi saya masih menunggu jawaban pak hudoyo
dan saya minta klarifikasi kedua yaitu: dimana saya pernah menyatakan bahwa Vipassana versi Mahasi beserta seluruh sutta pendukungnya harus dianut oleh semua orang ... ?

Saya menunggu klarifikasi pak Hudoyo, jangan berputar-putar pak... netter yang lain juga menunggu jawaban bapak...
bila bapak tidak menjawab, saya anggap bapak setuju kesimpulan saya. terima kasih.
Sukhi hotu.
fabian

Rekan Fabian,

Minta jawaban kok ngotot ... emangnya somasi. :))  ... Tadi malam kan udah saya bilang, saya capek ... Nah, pagi ini saya sudah segar kembali ... Pasti semua posting Anda kepada saya saya tanggapi satu demi satu. ... Sabar ya, orang sabar itu dikasihi Tuhan. :)

Quotedan saya minta klarifikasi kedua yaitu: dimana saya pernah menyatakan bahwa Vipassana versi Mahasi beserta seluruh sutta pendukungnya harus dianut oleh semua orang ... ?

Saya sudah tulis, itu KESIMPULAN saya ... kesimpulan itu saya ambil berdasarkan PENOLAKAN ANDA UNTUK MENJAWAB, atau JAWABAN ANDA YANG BERPUTAR-PUTAR DAN TERKESAN MENGHINDAR, ketika saya tanya, setujukah Anda dengan pendapat saya bahwa TIDAK ADA SATU TEKNIK VIPASSANA YANG COCOK UNTUK SEMUA ORANG.

Posting-posting Anda yang lain akan saya jawab tersendiri.

Salam,
hudoyo



hudoyo

Quote from: Virya on 31 August 2008, 04:26:21 AM
uuuuhh ....... membaca dr hal 1 sampe 30, mata sudah perih  :hammer:

saya tidak tau apa yg bisa saya petik dr semua posting disini
yg lebih parah lagi malah saya tidak tau sapa yg benar dan sapa yg salah
saya hanyalah seorang yg ingin belajar dan belajar ....... tanpa memihak sapapun
mungkin saya orangnya agak sungkan, mungkin jg tidak PD dalam hal memberi komentar
tapi sudahlah ..... saya tak ingin memaknai suatu kebenaran seperti apa wujudnya  ;D
toohh .... saya mempercayai Kalama Sutta .....


Hanya bila kita berhasil memaknai
suatu pengalaman atau kejadian dengan baik,
kita bisa memetik pembelajaran-diri daripadanya.
Dan hanya bila kita berhasil memetik pembelajaran-diri
dari setiap pengalaman dan kejadian,
kita senantiasa menjadi lebih baik setiap saat.


kalimat / kata-kata diatas saya copas  ;D
(saya gak mungkin bisa membuat kalimat yg indah, teratur  ;) ;D)

_/\_


_/\_

hudoyo

Quote from: fabian c on 31 August 2008, 01:02:31 AM
lanjutan perenungan,
yang manakah Dhamma-Vinaya atau Sutta-Vinaya? apakah logika seseorang yang disebut Dhamma-vinaya atau yang termaktub dalam kitab suci Tipitaka?
Ada usaha membelokkan inti perenungan.
Sukhi Hotu,
fabian

Selama hidupnya, Sang Buddha selalu menamakan ajarannya "Dhamma-Vinaya", bukan "Sutta-Vinaya"...
"Inilah Dhamma, inilah Disiplin, inilah Ajaran Sang Guru" ("Aya.m dhammo, aya.m vinayo, ida.m satthusaasanan'ti")

Sutta atau bagian-sutta yang menampilkan seolah-olah Sang Buddha menamakan ajarannya "Sutta-Vinaya" patut dipertanyakan keotentikannya. ... Saya baru menemukan dua: satu di Mahaparinibbana-sutta, yang kedua di Anguttara Nikaya 4.180. ... Sesungguhnya sumber #1 dan #2 itu persis sama--jadi sebetulnya hanya satu sumber saja; terkesan sutta pendek itu merupakan comotan dari Mahaparinibbana-sutta, atau sebaliknya, sutta pendek itu disisipkan ke Mahaparinibbana-sutta. ... Saya belum mendapatkan sumber lain lagi, di mana Sang Buddha menamakan ajarannya "Sutta-Vinaya".

*****

Quoteyang manakah Dhamma-Vinaya atau Sutta-Vinaya?

"Sutta-Vinaya" jelas dimaksudkan Sutta Pitaka dan Vinaya Pitaka. ... Tetapi, apakah seluruh Sutta Pitaka itu benar-benar datang dari Sang Buddha, harus diperiksa berdasarkan Kalama-sutta. ... Contoh yang paling jelas, kalau diklaim Sang Buddha berkata, hanya ajaran beliau yang bisa menghasilkan pembebasan dan ajaran guru-guru lain tidak bisa, saya menolak itu datang dari Sang Buddha. ... Itu disisipkan oleh para bhikkhu penghafal Tipitaka dengan tujuan untuk menjunjung tinggi ajaran Sang Guru tapi keblinger.

'Dhamma-Vinaya" atau "Satthusasanam" (Ajaran Sang Guru) tersimpan di dalam Tipitaka, tapi harus pandai-pandai menapis (screen) Tipitaka itu, mana yang benar-benar 'satthusasanam' mana yang bukan. ... Alat penapisnya: Kalama-sutta.

Salam,
hudoyo

hudoyo

Quote from: fabian c on 30 August 2008, 09:21:38 PM
para netter sekalian,
Saya setuju dengan pak Hudoyo, bila kita berargumentasi tidak akan ada habis-habisnya. Saya melihat ini hanya membuang energi, seseorang yang memiliki pandangan, entah salah entah benar umumnya akan selalu mempertahankan pandangannya hingga akhir hayatnya.
Untuk baiknya seperti yang sudah saya katakan dari postingan terdahulu, saya akan mengurangi kegiatan masuk ke dalam forum seperti ini.
Saya telah mengutarakan pandangan bahwa meditasi pak Hudoyo, berbeda dengan yang lain.
Intinya adalah demikian, yakinkah anda semua Sang Buddha Maha Tahu, master terbesar meditasi? jika anda yakin coba renungkan baik-baik, dan katakan di forum ini,
BILA MEMANG SEMUA SUTTA YANG ADA DI TIPITAKA TIDAK PERLU, BUAT APA BELIAU MENGAJARKAN SELURUH SUTTA TERSEBUT? BUAT APA BELIAU MENGAJARKAN PANCA BALA, MENGAJARKAN TUJUH BHOJANGA, MENGAJARKAN EMPAT USAHA BENAR, MENGAJARKAN EMPAT LANDASAN KEKUATAN, MENGAJARKAN JALAN ARIYA BERUNSUR DELAPAN, DLL?
BUKANKAH LEBIH BAIK MENGAJARKAN HANYA BAHIYA SUTTA DAN MALUNKYAPUTTA SUTTA SAJA? BUKANKAH INI BERARTI PAK HUDOYO SEOLAH-OLAH LEBIH HEBAT LAGI DARIPADA SANG BUDDHA, KARENA SEOLAH-OLAH SANG BUDDHA BANYAK MENGAJARKAN HAL-HAL YANG TIDAK PERLU..!

coba renungkan baik-baik....
Pak Hudoyo masih belum menjawab pertanyaan saya, pak Hudoyo mem posting demikian,

Sudah saya jawab di Reply #627 (hal.42).

Quote(sudah mulai tahu caranya quote)  kaciman deh...  :)
mohon ditanggapi pertanyaan saya mengenai hal ini pak,
bapak mengatakan ada poin ke 3,4 dan 5, muncul aku berada di dalam objek, tolong jelaskan kepada teman-teman netter bagaimana bahasa palinya untuk poin ke 3? adakah dikatakan "muncul aku" disana?
setahu saya menurut pengalaman meditasi, berpikir di dalam objek bukan berarti muncul aku, tetapi berpikir dalam objek adalah masuk kedalam objek pikiran. sehingga perhatian terlibat di dalam objek dan beranggapan bahwa ia adalah bagian dari objek.
mohon dijelaskan poin ke 3.
demikian juga poin ke 4, aku terpisah dari objek: "berpikir dari objek", setahu saya tak ada kata "aku terpisah dari objek" disana.
ke 5, saya tidak melihat bahwa di mula Pariyaya sutta ada pernyataan "aku berhubungan dengan obyek: "berpikir obyek untukku"
yang ke enam aku "bersenang hati dengan obyek". Lagi lagi tak ada kata aku disana, yang ada adalah kata ia bersenang hati dengan objek (he delights in..., bukan I delights in )
sedangkan yang saya baca dari Mulapariyaya sutta adalah demikian:
The Blessed One said: "There is the case, monks, where an uninstructed run-of-the-mill person — who has no regard for noble ones, is not well-versed or disciplined in their Dhamma; who has no regard for men of integrity, is not well-versed or disciplined in their Dhamma — perceives earth as earth. Perceiving earth as earth, he conceives [things] about earth, he conceives [things] in earth, he conceives [things] coming out of earth, ' he delights in earth. Why is that? Because he has not comprehended it, I tell you.

Sudah saya jawab dalam Reply #610 (hal.41) ... Anda menanggapi: "... mengenai lanjutan pembahasan Mulapariyaya sutta kita bahas belakangan" ... OK, mari kita bahas belakangan.

QuotePak Hudoyo bersikeras mengatakan,
Quote"Sang Buddha selalu mengajarkan dalam batin puthujjana selalu ada pikiran 'ini dirri/atta-ku' " .
Saya kurang jelas coba sebutkan ada dimana, pernyataan ini pak?
atau saya yang salah baca...?

Sudah saya jawab dalam Reply #480 (hal.33)

Quotepernyataan pak Hudoyo bahwa seorang puthujana memiliki atta dalam dirinya, kecuali telah mencapai Arahat berarti apa yang saya katakan ternyata benar, berikut saya kutip dari postingan pak Hudoyo,
Quote"Orang yang merasa mempunyai 'pandangan benar' pun tetap mempunyai diri/atta dalam batinnya selama ia belum menjadi arahat."
lalu pak Hudoyo mengutip dari Bahiya sutta demikian,
QuoteSaya berlatih vipassana menurut ajaran Sang Buddha kepada Bahiya, maka timbul pengalaman dalam batin saya akan kebenaran ucapan Sang Buddha bahwa dalam batin puthujjana selalu ada pikiran 'ini diri/atta-ku', sedangkan ketika pikiran berhenti, tidak ada lagi 'ini diri/atta-ku'. Ternyata vipassana adalah mengenali pikiran, termasuk pikiran yang merasa memahami bahwa "atta tidak ada" -- kalau pikiran yang menciptakan 'ini diri/atta-ku' lenyap, barulah tidak ada lagi pikiran 'ini diri/atta-kku'.
Kapankah pak Hudoyo pernah mendengar ada guru meditasi Vipassana manapun yang mengatakan bahwa pada waktu bermeditasi orang memahami bahwa atta ada atau atta tidak ada?
sekali lagi pak Hudoyo menganggap pikiran menciptakan atta, ini di kutip darimana pak?

Rekan Fabian, sekarang Anda baru mendengar, SAYALAH guru vipassana yang mengatakan bahwa di dalam meditasi--atau di luar meditasi--setiap kali pikiran bergerak pasti timbul 'atta'/aku dan setiap kali pikiran diam, 'atta'/aku pun diam.

Dikutip dari mana? ... Saya tidak mengutip tapi menyimpulkan dari Mulapariyaya-sutta. ... OK, sudah siapkah Anda melanjutkan diskusi tentang sutta itu?

Quotesetahu saya dalam Bahiya sutta dikatakan demikian,
Quote"Then, Bahiya, you should train yourself thus: In reference to the seen, there will be only the seen. In reference to the heard, only the heard. In reference to the sensed, only the sensed. In reference to the cognized, only the cognized. That is how you should train yourself. When for you there will be only the seen in reference to the seen, only the heard in reference to the heard, only the sensed in reference to the sensed, only the cognized in reference to the cognized, then, Bahiya, there is no you in terms of that. When there is no you in terms of that, there is no you there. When there is no you there, you are neither here nor yonder nor between the two. This, just this, is the end of stress."
terakhir dari postingan reply #399, pak Hudoyo menerjemahkan demikian:
Quote"Jika engkau dapat melakukan itu, maka ... [ENGKAU TIDAK ADA] ... Inilah, hanya inilah, akhir dukkha."
[/size][/b][/color]
coba perhatikan Sang buddha tidak mengatakan "jika engkau dapat melakukan itu maka...", yang benar adalah, kamu tidak ada sehubungan dengan itu.... (there is no you in terms of that)
pak Hudoyo beranggapan bahwa atta menjadi hancur setelah pencapaian Arahat?

Rekan Fabian, saya mengatakan, dalam diri seorang arahat TIDAK ADA LAGI PIKIRAN 'INI DIRI/ATTA-KU'. ("n'eso me atta 'ti") ... Itu dikatakan oleh Sang Buddha dalam ratusan sutta.

Quote########################### KESIMPULAN  #############################pak Hudoyo berpandangan bahwa,
1. "ada atta, kita selalu berbuat apapun berdasarkan atta, dan atta menjadi hancur pada pencapaian Arahat" jadi "anatta hanya tercapai setelah pencapaian Arahat" kalau putuhujana hingga Anagami masih memiliki atta. (saya tidak mau membantah ini karena hanya menjadi berlarut-larut, walaupun saya tahu "sakkaya ditthi / pandangan salah bahwa ada aku atau atta". lenyap pada pencapaian Sotapatti magga, saya hanya menerima ini sebagai perbedaan pandangan).
2. didalam meditasi MMD kita harus selalu menyadari gerak gerik "atta". dengan demikian nanti atta akan hancur (penghancuran atta melalui Vipassana), secara tidak langsung maksud pak Hudoyo adalah: meditasi Vipassana pada akhirnya adalah menghancurkan atta (mohon dikoreksi bila salah)
ini adalah kesimpulan saya berdasarkan pandangan pak Hudoyo yang diklaim berdasarkan Bahiya sutta dan Malunkyaputta sutta.

Rekan Fabian, Anda kurang cermat membaca tulisan saya. ... Saya perbaiki ya ... ini pandangan saya:

1. Dalam batin puthujjana selalu ada pikiran "ini atta-ku" ("eso me atta 'ti") ... Hanya di dalam batin arahat tidak ada lagi pikiran "ini atta-ku" ("n'eso me atta 'ti") ... Ini dinyatakan oleh Sang Buddha dalam ratusan sutta.

2. Dalam meditasi vipassana/MMD, dan dalam kehidupan sehari-hari, pemeditasi harus terus-menerus menyadari munculnya pikiran yang menciptakan atta/aku ... ini ajaran Sang Buddha dalam Mulapariyaya-sutta. ... Hasil akhir vipassana/MMD adalah berhentinya pikiran yang menciptakan atta ... dengan kata lain, berhentinya atta, menurut sutta itu pula.


QuoteSedangkan pandangan saya sendiri adalah demikian,
1. Dalam meditasi vipassana setiap meditator selalu ikut terseret kedalam objek panca indera yang berkaitan dengan nama dan rupa (batin dan jasmani), meditator sering melekat di dalam objek sehingga timbul pandangan salah ini adalah milikku atau ini aku (perhatikan: pandangan salah "ini aku" tidak sama dengan "ada aku")
2. Pandangan salah mengenai aku, akan lenyap dengan sendirinya pada pencapaian Sotapatti Magga (pengalaman Nibbana pertama kalinya). perhatikan saya tidak memakai kata "hancur", tetapi saya memakai kata "lenyap". Karena atta adalah pandangan keliru, dengan kata lain baik puthujana maupun Arahat tidak memiliki atta, hanya pandangan keliru yang menganggap bahwa atta ada.

'Atta' bukan hanya sekadar 'pandangan salah' ...

'atta' adalah RASA aku,
RASA eksis sebagai individu,
RASA eksis sebagai pusat dari dunianya,

bukan sekadar pandangan PANDANGAN ...

'ATTA' BUKAN HANYA SEKADAR "PANDANGAN SALAH", MELAINKAN SUATU KESADARAN YANG SANGAT DALAM DI DALAM BATIN PUTHUJJANA, yang berasal jauh di bawah sadar (anusaya). ... Oleh karena itu, sangat sukar menghancurkan/melenyapkan 'atta' itu. 

Inilah salah satu kesalahan terbesar para bhikkhu penghafal ajaran Sang Guru (tipitaka-dhara) yang sudah berlarut-larut selama 2000 tahun, sehingga umat Buddha mempunyai kesan bahwa 'atta' HANYA sekadar "pandangan salah" (miccha-ditthi). ... Contohnya: Rekan Fabian, praktisi vipassana Mahasi Sayadaw yang sudah sangat senior. ... Kesalahpahaman ini begitu mendalam sehingga ia tidak bisa melihat hakikat akunya sendiri.

Kesalahan para bhikkhu Tipitaka-dhara itu telah diluruskan kembali oleh pencerahan J. Krishnamurti pada abad ke-20 M.

QuoteSaya kira demikian kesimpulan posisi pandangan masing-masing agar tidak berlarut-larut, yang hanya membuang energi (bila salah kesimpulan ini tolong dikoreksi), terima kasih.
sukhi hotu
fabian

Nah, sudah jelas posisi masing-masing, kan. ... Masih ada lagi?

Salam,
hudoyo

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

tesla

Quote from: johan3000 on 30 August 2008, 09:02:56 PM
apa hubungannya antara MMD, MMD Bp Hudoyo, dan Meditasi Vipassana ?


Bp Hudoyo salah adalah pembimbing/guru dalam meditasi yg nama publiknya MMD.
MMD sendiri salah satu varian dari byknya meditasi Vipassana yg ada.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

tesla

Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

hudoyo

#641
Dari Reply #637:
Kesalahan para bhikkhu Tipitaka-dhara itu telah diluruskan kembali oleh pencerahan J. Krishnamurti pada abad ke-20 M.

Tambahan:
Ini pula SALAH SATU PERBEDAAN MENDASAR antara vipassana/MMD dan vipassana/Mahasi Sayadaw.

Terima kasih banyak kepada Rekan Fabian, yang dengan pertanyaannya yang gencar telah membuka mata saya terhadap perbedaan mendasar antara MMD dan vipassana Mahasi ini. ... Terus terang, selama ini saya tidak pernah berpikir sejauh itu ... karena memang saya jarang membaca sutta.

Salam,
hudoyo

PS: Tambahan ini terpaksa saya lakukan pada posting tersendiri, gara-gara fitur "Modify" hanya berlaku selama beberapa menit saja. ... Sayang kan.

F.T

Quote from: tesla on 31 August 2008, 07:32:13 AM
Quote from: johan3000 on 30 August 2008, 09:13:49 PM
mana jawabannya??? udah mau tidur lho!

mati lampu ;D

denger info dari nana, katanya sampe bulan 10 pemadaman bergilir yah ... Pln :hammer: huehue... Selingan aja post ini ... Ok back to topic...


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] [url="//yahoo.com"]yahoo.com[/url]

tesla

Quote from: fabian c on 30 August 2008, 09:21:38 PM
Saya telah mengutarakan pandangan bahwa meditasi pak Hudoyo, berbeda dengan yang lain.
saya setuju dg ini... "berbeda dengan yg lain", bukan berarti sesuatu yg buruk.

Quote
Intinya adalah demikian, yakinkah anda semua Sang Buddha Maha Tahu, master terbesar meditasi? jika anda yakin coba renungkan baik-baik, dan katakan di forum ini,

BILA MEMANG SEMUA SUTTA YANG ADA DI TIPITAKA TIDAK PERLU, BUAT APA BELIAU MENGAJARKAN SELURUH SUTTA TERSEBUT? BUAT APA BELIAU MENGAJARKAN PANCA BALA, MENGAJARKAN TUJUH BHOJANGA, MENGAJARKAN EMPAT USAHA BENAR, MENGAJARKAN EMPAT LANDASAN KEKUATAN, MENGAJARKAN JALAN ARIYA BERUNSUR DELAPAN, DLL?
sejauh yg saya pahami, dalam meditasi samatha pun, segala teori meditasi harus ditinggalkan.
banyaknya sutta & banyaknya cara pengajaran Sang Buddha adalah karena Sang Buddha menyesuaikan dg kondisi setiap lawan bicaranya. ini satu bukti tidak ada satu teknik yg cocok utk semua.

Quote
BUKANKAH LEBIH BAIK MENGAJARKAN HANYA BAHIYA SUTTA DAN MALUNKYAPUTTA SUTTA SAJA? BUKANKAH INI BERARTI PAK HUDOYO SEOLAH-OLAH LEBIH HEBAT LAGI DARIPADA SANG BUDDHA, KARENA SEOLAH-OLAH SANG BUDDHA BANYAK MENGAJARKAN HAL-HAL YANG TIDAK PERLU..!
itu asumsi anda saja
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

hudoyo

Quote from: fabian c on 31 August 2008, 12:52:23 AM
Pak Hudoyo yang baik,
Saya telah mengatakan dengan jelas, di postingan saya yang lalu, cocok bukan berarti efektif dan tidak cocok bukan berarti tidak efektif.
bagi orang pemalas mungkin lebih cocok baginya meditasi sekali seminggu tetapi bukan berarti itu efektif kan? itulah sebabnya saya mengatakan yang penting bukan cocok atau tidak cocok, bagi seorang meditator adalah efektif atau tidak efektif (membawa kemajuan atau tidak).

Setuju. ... Jadi, pernyataan saya itu rupanya perlu saya modifikasikan sedikit: "Tidak ada satu versi vipassana yang efektif untuk SEMUA orang."

Nah, bagaimana? Setujukah Anda dengan statemenet itu?

Salam,
hudoyo