Raelian

Started by K.K., 13 August 2008, 09:05:49 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

K.K.

Wah, kalo Raelians itu, umurnya lumayan baru yah?! Saya ga begitu tahu tentang itu, tapi kalo ga salah kepercayaan mereka itu ada hubungannya dengan E.T. (Extra Terrestrial). Mereka juga sepertinya tidak masuk dalam aliran Nasrani (walaupun mungkin ada gunakan alkitab dan literaturnya) dan digolongkan ke New Age.

SandalJepit

Agama Monotheistis adalah Berbahaya dan Bertanggung Jawab terhadap Musibah Besar yang Menimpa Umat Manusia - Ceramah rael tahun 2002

Serangan 11 September di New York menunjukkan kemendesakan untuk mengajukan pertanyaan yang benar terhadap tujuan-tujuan suatu terorisme. Apakah yang menjadi akar niat jahat yang mendorong terjadinya tindakan yang mengerikan itu? Apakah yang membuat orang bisa secara sukarela dengan mengenakan selendang merah di kepala mengambil alih pesawat Boeing 767 yang sedang terbang dan menubrukkannya pada sebuah bangunan sehingga mengakibatkan tewasnya ribuan sesama manusia?

Sementara fenomena ini menjadi semakin sering terjadi, jawaban-jawaban mudah yang dirancang untuk tidak mengganggu ketenangan hati orang yang berpandangan politik benar tidak akan memadai lagi karena jawaban itu tidak dapat mencegah kejadian yang sama terulang lagi.

Kita harus menyimpulkan bahwa tindakan balas dendam dalam bentuk kekerasan militer tidak akan memecahkan masalah ini, bahkan sebaliknya, tindakan kekerasan yang mereka lakukan malah menimbulkan kebencian dan keputusasaan yang semakin besar, yang dengan sendirinya menimbulkan tindakan balasan yang semakin membabibuta yang pemenangnya hanyalah teror itu sendiri.

Hanya suatu pemahaman yang adil dan jelas terhadap akar-akar masalah itu yang mungkin membawa suatu pemecahan masalah.

Saya merasa sangat iba pada orang-orang malang Amerika yang saya tonton di TV sedang mengungkapkan isi hati mereka: "Sudah waktunya bagi kita untuk berdoa karena Tuhan beserta kita pada saat tragis ini."... Apa? Jadi di manakah Tuhan ini ketika musibah itu sedang terjadi, dan mengapa Dia tidak mencegahnya? Jika Dia memang Maha Kuasa dan Maha Perkasa, sebagaimana yang dipercayai oleh orang-orang itu, mengapa Dia tidak mengambil alih kejadian? Alih-alih, Dia tidak berbuat apa-apa, apakah ini berarti bahwa Tuhan adalah sadis dan haus darah? Atau hal ini hanya membuktikan bahwa sebenarnya Tuhan tidaklah Maha Kuasa...atau Dia malah tidak ada sama sekali!

Tapi sementara kita membicarakan masalah ini, Tuhan apa yang sedang kita maksud?

Apa kita sedang membicarakan Tuhannya segerombolan orang gila yang di tengah-tengah delusi mistis mereka meneriakkan "Tuhan Maha Besar" sambil menabrakkan pesawat terbang ke suatu bangunan karena mereka membaktikan kejahatan mereka kepadaNya, atau kita sedang membicarakan Tuhannya para keluarga korban yang dimaksudkan dalam doa mereka untuk mengurangi penderitaan mereka?

Di sinilah persis terletak bahayanya: suatu kepercayaan kepada Tuhan "yang maha kuasa" yang bertindak sebagai pengungkit pembesar bagi nafsu manusia dalam membalas dendam. Tapi apa yang Tuhan lakukan? Sama sekali tidak ada yang dilakukannya, baik untuk sisi yang satu maupun untuk sisi lainnya. Bila Tuhan mencintai umat manusia, mengapa dia lebih memilih kaum yang satu dari kaum lainnya? Jika Tuhan begitu berkuasa, mengapa Dia memerlukan pilot untuk menghancurkan gedung dan mengapa Dia tidak melindungi para korban yang tidak bersalah?

Yang benar ialah bahwa kepercayaan kepada satu tuhan yang unik dan maha kuasa merupakan sebab utama terjadinya bencana-bencana besar yang telah dialami oleh umat manusia. Hal ini telah berlangsung selama ribuan tahun. Setiap pasukan yang maju perang sama-sama mengaku bahwa Tuhan adalah beserta mereka...".

Kaum muslimin melakukannya ketika mereka menjajah Eropa, demikian pula yang dilakukan oleh orang-orang kr****n ketika melaksanakan perang salib, mempertahankan tempat peribadatan, melakukan inkuisisi, dan pada saat ini, perang antara India dan Pakistan, pertempuran di Siprus, Irlandia Utara, Kosovo, dan Timur Tengah... Selalu dan di mana saja, manusia saling menggorok leher musuhnya, saling membunuh atas nama tuhan yang maha kuasa.

Akar dari kejahatan ini ialah kepercayaan kepada Tuhan yang secara sinis dipanggil sebagai Tuhan yang "Maha Pengasih dan Maha Penyayang"! Lihatlah kesalahannya! Kejahatan terutama terletak di kitab "suci" yang katanya berasal dari Tuhan, yang sebenarnya selalu ditulis oleh manusia, yang maknanya telah menyimpang selama berabad-abad sesuai dengan prasangka dan kepentingan pribadi manusia pada masing-masing abad.

Apapun teksnya, Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, Qur'an, Taurat, semua kitab "suci" ini mengandung unsur-unsur yang mengobarkan kebencian, ketidaktoleransian, kekerasan, dan kebiadaban.

Sementara kita merenungkan sebab-sebab terjadinya musibah New York itu, mengherankan kenapa orang bisa melakukan kekejaman mengerikan semacam itu, sekarang ini anak-anak dengan niat baik dididik dalam kefanatikan dan ketidaktoleransian yang diajarkan oleh agama monotheistis mereka.

"Mata dibalas mata, gigi dibalas gigi" – sejak dari awalnya, monotheisme menunjukkan belangnya. Agama mengharuskan Ibrahim menggorok leher anaknya sendiri dengan sebilah pisau, perintah dari Tuhan yang "penuh cinta kasih" yang siap dijalankannya dengan rela dan pasrah! "Jika tanan kanan Anda berbuat dosa, potonglah...", "barang siapa yang membalikkan punggungnya akan diubah menjadi patung garam..." contohnya berlimpah.

Contoh ketidaktoleransian dalam teks Yahudi juga banyak: pelarangan pernikahan dengan orang yang bukan Yahudi. Kini, pemberian kewarganegaraan Israel secara otomatis kepada siapa saja yang berdarah Yahudi dan kemustahilan orang bukan Yahudi untuk memperoleh kewarganegaraan yang sama, mencerminkan pencapaian tujuan yang sama: pelenyapan rasial, yang kini ditujukan kepada orang-orang Palestina.

Mengenai muslim, tulisan dalam kitab mereka jelas sekali mendorong kekerasan terhadap non-muslim, dan juga terhadap kaum perempuan yang mereka anggap bermartabat lebih rendah dari laki-laki. Di bawah ini termuat teks persis dan resmi yang diakui datang dari Nabi mereka: "Apabila tenggang waktu antara bulan-bulan haram telah berlalu, bunuhlah orang-orang musyrik di mana saja kamu temui, tangkapilah mereka, kepunglah dan dudukilah tempat-tempat pengintaian untuk mengawasinya. Tapi jika mereka telah tobat dan tetap mengerjakan shalat serta telah menunaikan zakat, bebaskanlah mereka. Sesungguhnya, Allah Maha Pengampun dan Penyanyang" – Qur'an IX.5

Islam secara resmi mendorong rasisme dan diskriminasi yang bertentangan dengan Hukum Hak Asasi Manusia dan hukum-hukum demokrasi:

"Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memilih orangorang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin-pemimpinmu, sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." Qur'an V.51.

Ini adalah contoh perintah lainnya yang bertentangan dengan Hak Asasi Manusia dan Demokrasi: Islam membolehkan orang-orang beriman melakukan kekerasan seksual terhadap perempuan dengan alasan bahwa laki-laki dianggap lebih unggul dibandingkan dengan perempuan:

"Kaum laki-laki itu adalah Pelindung bagi kaum perempuan karena Allah telah melebihkan golongannya dari golongan perempuan..."

"Perempuan yang kamu khawatirkan kedurhakaannya hendaknya diberi pengajaran yang baik, hukumlah dengan berpisah tidur, dan pukullah dia..." (3) Qur'an IV, 34.

Apakah dapat diterima bahwa suatu agama secara resmi menganjurkan tindakan-tindakan yang semuanya melanggar Hak Asasi Manusia dan hukum demokrasi: menyemangati pembunuhan, diskriminasi rasial, dan pemukulan terhadap istri?

Jika suatu "sekte" mengkhotbahkan prinsip-prinsip semacam itu, para pemimpin mereka tentu telah mendekam di penjara. Delusi agama-mistis tidak memberi hak kepada siapapun untuk melanggar hukum demokrasi suatu negara dan mengabaikan hak asasi manusia.

Satu-satunya pemecahan, sebagaimana yang telah saya himbau selama dua puluh tahun lebih, adalah menyensor semua teks agama, baik yang lama maupun yang baru, baik agama kaum minoritas maupun agama kaum mayoritas, untuk menghilangkan semua teks yang merangsang timbulnya kebencian dan kekerasan serta mendorong perlawanan terhadap pelanggaran terhadap hukum demokrasi suatu negara dan hak asasi manusia. Dan terutama, semuanya itu jangan diajarkan kepada anak-anak!

Mengingat bahwa kita sudah berada di ambang abad baru, yang memungkinkan bumi menjadi surga berkat ilmu pengetahuan, sudah waktunya bagi kita untuk menghancurkan selama-lamanya, atau paling tidak melawan dengan sensor yang tegas dan keras terhadap semua ideologi yang merangsang timbulnya kebencian dan kekerasan.

Semua pengutukan yang benar secara politik terhadap terorisme di dunia tidak akan mengubah apa-apa selama akar penyebab masalahnya tidak dihilangkan: kita perlu membuang atau menyensor ajaran agama monotheistis yang selalu menghasilkan fanatisme.

Mengingat bahwa kita telah mencapai suatu tahap yang memungkinkan teknologi baru mengubah gaya hidup kita secara revolusioner, di mana kemajuan ilmu genetika memungkinkan kita untuk mengobati semua penyakit, memberi makan kepada seluruh penduduk bumi, di mana teknologi nano dan robotika memungkinkan hilangnya keperluan kita untuk bekerja, dan pengklonan manusia bahkan memungkinkan kita untuk hidup selama-lamanya, tidak dapat dibayangkan bahwa kepercayaan sebodoh itu masih dianut sejak Abad Pertengahan, yang membuat bumi ini dipenuhi dengan penderitaan, kekerasan, dan penghalangan terhadap pencerahan.

Sudah tiba waktunya bagi umat manusia untuk mengganti agama monotheisme dengan ilmu pengetahuan, yang seharusnya menjadi agama kita.

Ilmu pengetahuan adalah kecerdasan, monotheisme adalah kebodohan dan penghalangan terhadap pencerahan.

Ilmu pengetahuan menyelamatkan hidup, monotheisme membunuh.

Misi sejati dari PBB seharusnya adalah menciptakan suatu lembaga yang diberi wewenang untuk menyensor semua teks agama di seluruh dunia untuk menyingkirkan penghasutan yang menimbulkan kebencian dan kekerasan dan membersihkan segalanya yang tidak menghormati hak asasi manusia.

Kita tidak sedang membicarakan penghilangan kebebasan beragama, yang merupakan bagian dari hak asasi manusia juga. Kita sedang membahas suatu pencegahan terhadap agama-agama yang merangsang kebencian dan kekerasan untuk tidak melanjutkan ajaran ini kepada anak-anak, yang bisa pada suatu hari nanti melakukan kejahatan mengerikan dengan meyakini bahwa mereka berbuat demikian semata-mata karena menjalankan "perintah Tuhan".

Dalam hal penghasutan kebencian, teks agama lebih berbahaya dari senjata api karena mereka menganjurkan pemakaian senjata api untuk membunuhi orang-orang "kafir".

Jika sistem kepercayaan monotheistis hidup lebih lama lagi, hal itu dapat diterima atas nama kebebasan, tapi dengan ketentuan bahwa sistem kepercayaan ini tidak lagi mendorong pembunuhan (bahasa Inggris "assassin" atau pembunuhan berasal dari bahasa Arab "assassin" yang berarti "mereka yang membunuh orang kafir") atau musibah seperti yang ditimbulkan di New York.

Untuk mempersiapkan manusia masa depan dan membuat planet ini lebih berkemanusiaan, kita memerlukan pengurangan terhadap pengaruh negatif agama monotheistis, sampai pada suatu saat nanti agama ini memadamkan api dirinya sendiri berkat adanya kebudayaan keilmuan yang lebih baik.

Tidaklah begitu mengherankan bila penguasa Taliban di Afghanistan melarang televisi, koran, dan internet. Semakin banyak orang yang paham semakin sedikit orang yang menyerahkan dirinya pada monotheisme.

Ketika Anda membaca ini, banyak orang mendekam di penjara negara-negara Islam, yang dijatuhi hukuman penggal kepala karena menolak agama Islam. Dan tentu saja hal ini menyalahi hak asasi manusia yang menjamin kebebasan orang untuk berganti agama.

PBB seharusnya menerapkan sangsi kepada Negara yang tidak menghormati hak asasi manusia.

Bagaimana kita bisa menerima bahwa PBB membutakan sebelah mata terhadap kejahatan ini?

Jika beberapa orang cukup sadar untuk mengerti bahwa Islam yang diajarkan kepada mereka merangsang terjadinya kejahatan dan bermaksud meninggalkan Islam, PBB dan masyarakat internasional harus membela mereka dan menuntut kebebasan mereka dengan segera. Selanjutnya, bila negara-negara ini tidak bersedia mentaati Piagam Hak Asasi Manusia dengan mengubah teks agama mereka, PBB seharusnya berkampanye untuk mendorong kemurtadan di negara-negara Islam ini! Lalu membantu para pengungsi yang bersedia murtad untuk menemukan negara yang bersedia menerima mereka sebagai pengungsi.

Bagaimana bisa umat Islam diizinkan untuk membangun mesjid-mesjid di negara-negara demokrasi yang bebas, sedangkan pembangunan gereja dilarang di negara-negara Islam? Mengapa mereka yang berusaha murtad dan meninggalkan Islam mesti dipenjara?

Bagaimana kita bisa menerima bahwa orang-orang kr****n yang berusaha menyebarkan kepercayaan mereka di negara-negara Islam harus dipenjarakan sedangkan Piagam Hak Asasi Manusia menjamin hak untuk menarik masuk jemaat baru?

Jika negara-negara Islam berharap berintegrasi dengan masyarakat internasional dan memanfaatkan ekonomi dunia, dunia modern, dan teknologi baru, mereka harus dipaksa untuk menghormati aturan negara-negara demokratis dan Piagam Hak Asasi Manusia. Jika tidak, mereka harus menerima sangsi-sangsi dan tetap tercengkeram Abad Pertengahan yang menjadi tempat pilihan hidup mereka.

Itulah harga yang barus dibayar oleh dunia bebas supaya tetap merdeka dan agar terorisme dan kekerasan dapat diberantas sekali dan selama-lamanya.

Monotheisme berbahaya dan bertanggung jawab atas sejumlah besar kematian dan penderitaan orang di sepanjang sejarah umat manusia. Hal ini harus dinyatakan secara berulang-ulang.

Ilmu pengetahuan harus menggantikan agama untuk sekali dan selama-lamanya dan hak asasi manusia seharusnya menjadi satu-satunya ideologi yang diajarkan di sekolah-sekolah.

Hanya dengan demikian umat manusia dapat berharap untuk memasuki abad perdamaian dan kebahagian universal.

sumber:
http://w****a.com/forum/showthread.php?t=2242&highlight=rael

nyanadhana

kemaren baru baca kitab Raelian,ternyata dia menyatakan dirinya sebagai Buddha Maitreya....dalam kitabnya The Maitreya,hahahaha...duenk duenk
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

SandalJepit

share donk kitabnya raelian disini..

HokBen