MMD [pool]

Started by Semit, 06 August 2008, 01:56:09 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

apakah praktik MMD sesuai dengan Buddhisme Theravada?

Sesuai
22 (52.4%)
Tidak sesuai
20 (47.6%)

Total Members Voted: 41

Voting closed: 11 August 2008, 12:01:45 AM

hudoyo

Status polling pada pk 11:07 WIB:
12 (63.2%) - "Sesuai"
7 (36.8%) - "Tidak sesuai"
Total Voters: 19

williamhalim

Quote from: Kainyn_Kutho on 07 August 2008, 10:51:55 AM
Nah, Yong_Cheng menangkap maksudnya.   :)
Kita sedang membahas metoda meditasi MMD, bukan membahas AGAMA MMD. Itu berbeda.

Kalau hanya 'terbatas' pada 'Metoda meditasi MMD', memang tidak bertentangan dgn Buddhism.
Juga, tidak banyak bedanya dengan metoda meditasi Vipassana lainnya.

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

hudoyo

Quote from: willibordus on 07 August 2008, 10:03:43 AM
Sekedar sharing,
Jadi, bagi saya, penilaian suatu Ajaran dilihat dari tiga faktor:
~ dinilai dari perkembangan batin sendiri
~ dinilai dari praktik si Guru
~ dinilai dari progress murid-murid yg lain

Sekedar sharing:

~ dinilai dari perkembangan batin sendiri - SANGAT SETUJU
~ dinilai dari praktik si Guru - TIDAK SETUJU
~ dinilai dari progress murid-murid yg lain - TIDAK SETUJU

gajeboh angek

karuna_murti, willibordus, Lex Chan, chizz_roll, Kainyn_Kutho, uwi, bond, Suchamda, Sumedho, mei_lee and 1 Guest are viewing this topic.

wuakakaka, peri hot topik.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

K.K.

Quote from: willibordus on 07 August 2008, 11:13:00 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 07 August 2008, 10:51:55 AM
Nah, Yong_Cheng menangkap maksudnya.   :)
Kita sedang membahas metoda meditasi MMD, bukan membahas AGAMA MMD. Itu berbeda.

Kalau hanya 'terbatas' pada 'Metoda meditasi MMD', memang tidak bertentangan dgn Buddhism.
Juga, tidak banyak bedanya dengan metoda meditasi Vipassana lainnya.

::


Ya, kalau sudah sampai ke pola pikir pribadi, itu sudah beda soal. Saya rasa antar sesama orang yang mengikuti jalan Theravada saja memiliki pola pikir yang bisa saja jauh berbeda, karena penafsirannya beda ataupun pengalamannya dan jalan yang ditempuhnya adalah berbeda. karuna_murti sudah memberi contohnya, walaupun sama2 Theravada, karena bervariasinya penafsiran, maka bisa sampai kepada Theravada klasik ataupun modern.

hudoyo

Quote from: willibordus on 07 August 2008, 10:16:59 AM
MMD kan tidak hanya ketika duduk saja.
MMD meliputi juga beberapa konsep pemikiran yg disodorkan pendiri-nya (dalam hal ini Pak Hud).
Beberapa diantaranya, tidak diperlukan batasan perbuatan baik dan perbuatan buruk.
Malah, yg agak bertentangan dengan Buddhism adalah: Perbuatan baik adalah produk dari AKU.
Sedangkan Buddhism, mengatakan bahwa perbuatan baik harus dilakukan untuk menunjang samadhi (JMB-8).

Itu Buddhisme menurut JMB-8: sila, samadhi, panna.

Dalam Bahiya-sutta, yang juga ajaran Buddha, tidak ada anjuran untuk "berbuat baik" atau menghindari "perbuatan buruk". ... Bahiya-sutta mengajarkan 'sadar' ... Di dalam 'sadar', orang tidak akan melakukan perbuatan yang oleh orang biasa dikatakan "buruk" ... tetapi orang yang 'sadar' tidak menyadari bahwa ia sengaja "menghindari perbuatan buruk" agar merasa dirinya "menjadi orang baik". ...

Sebaliknya, di dalam 'sadar', karena 'aku' tidak ada lagi, maka semua perbuatannya adalah 'spontan' menyangkut semua orang tanpa membeda-bedakan kepentinganku dan kepentingan orang lain ... perbuatan seperti ini oleh orang biasa dikatakan "baik" ... tetapi orang yang 'sadar' tidak pernah merasa dirinya menjadi "orang baik". 


QuoteSy pribadi tidak bermasalah sama sekali dengan MMD, seperti yg sy tulis sebelumnya, praktik meditasi duduk saya, basicnya pertama kali adalah MMD. Yang tidak cocok adalah konsep yg mengiringi MMD (meditasi duduk), yakni perbuatan baik itu perlu atau tidak perlu. Dalam hal ini, sy setuju dengan JMB-8 dan menolak kerangka pemikiran MMD, bahwa perbuatan baik tidak diperlukan dalam mencapai pencerahan.

Maka Anda bukan pemeditasi MMD ... itu jelas.

Salam,
hudoyo

Sukma Kemenyan

Quote from: hudoyo on 07 August 2008, 11:26:32 AMItu Buddhisme menurut JMB-8: sila, samadhi, panna.

Dalam Bahiya-sutta, yang juga ajaran Buddha, tidak ada anjuran untuk "berbuat baik" atau menghindari "perbuatan buruk". ... Bahiya-sutta mengajarkan 'sadar' ... Di dalam 'sadar', orang tidak akan melakukan perbuatan yang oleh orang biasa dikatakan "buruk" ... tetapi orang yang 'sadar' tidak menyadari bahwa ia sengaja "menghindari perbuatan buruk" agar merasa dirinya "menjadi orang baik". ...

Sebaliknya, di dalam 'sadar', karena 'aku' tidak ada lagi, maka semua perbuatannya adalah 'spontan' menyangkut semua orang tanpa membeda-bedakan kepentinganku dan kepentingan orang lain ... perbuatan seperti ini oleh orang biasa dikatakan "baik" ... tetapi orang yang 'sadar' tidak pernah merasa dirinya menjadi "orang baik". 
Kalau boleh tau,

Di Bahiya, kita melihat bahwa Siddartha sedang mengulas pemahaman Apa-adanya, Melihat apa adanya, Mendengar Apa adanya.
dan bukan Meditasi/Samadhi apa adanya

Bagaimana bisa pak hudoyo mengambil Bahiya sutta sebagai Base Foundation Practical MMD ?
Um... kenapa pertanyaan gw kliatannya ribet yah ?

Maksudnya gini..
Gmana bisa Bahiya Sutta di translate menjadi:
Meditasi dengan Practical Tanpa Konsentrasi, Tanpa Objek, Tanpa Focus, Tanpa Usaha, Tanpa awareness (yg disengaja dilatih)

hudoyo

#187
Quote from: Kemenyan on 07 August 2008, 11:33:34 AM
Kalau boleh tau,
Di Bahiya, kita melihat bahwa Siddartha sedang mengulas pemahaman Apa-adanya, Melihat apa adanya, Mendengar Apa adanya.
dan bukan Meditasi/Samadhi apa adanya
Bagaimana bisa pak hudoyo mengambil Bahiya sutta sebagai Base Foundation Practical MMD?
Um... kenapa pertanyaan gw kliatannya ribet yah ?
Maksudnya gini..
Gmana bisa Bahiya Sutta di translate menjadi:
Meditasi dengan Practical Tanpa Konsentrasi, Tanpa Objek, Tanpa Focus, Tanpa Usaha, Tanpa awareness (yg disengaja dilatih)

Maaf, Anda salah persepsi, dalam Bahiya-sutta Sang Buddha tidak "sedang mengulas pemahaman apa adanya" ... melainkan Sang Buddha memberikan tuntunan vipassana kepada Bahiya ... Coba baca pembukaan ajaran beliau: "Bahiya/Malunkyaputta, lakukan ini ..." ... Dan pada akhir tuntunan vipassana yang singkat itu Sang Buddha berkata: "Kalau kamu bisa melakukan itu, ... maka kamu tidak ada (anatta) ... itulah, hanya itulah, akhir dukkha (nibbana)." ...
Nah, itulah yang dilakukan oleh semua pemeditasi MMD. ...

Rekan Kemenyan, coba baca kembali Bahiya-sutta pelan-pelan:
- apakah di situ ada 'konsentrasi'? ('Konsentrasi' = 'fokus' pada suatu 'obyek' terus-menerus)
- apakah di situ ada 'usaha'?
- apakah di situ ada 'latihan', yang adalah sebentuk 'usaha'?

Anda tidak bisa melihat bahwa 'konsentrasi', 'usaha' itu tidak ada dalam kesadaran yang dianjurkan Sang Buddha kepada Bahiya & Malunkyaputta? ... Kalau Anda tidak bisa melihat, ya maaf saja, saya tidak mampu menjelaskannya kepada pikiran Anda ... Sang Buddha pun tidak bisa ... itulah semua yang beliau katakan. ...

Saya lihat masalahnya ialah karena Anda mencoba memahami isi ajaran Sang Buddha kepada Bahiya itu dengan pikiran Anda, bukan mempraktikkannya dalam 'sadar' itu sendiri. ... Pikiran manusia sehari-hari selalu melihat bahwa semua perbuatan manusia merupakan 'usaha' untuk mencapai 'tujuan' ... Itu yang harus dibongkar. ...

Salam,
hudoyo

Sumedho

sorry menyela, kalau tidak salah pak Hud pernah singgung tentang bahiya yang memiliki abhinna (sudah pasti jhana ada).

Mungkinkah sebenarnya bahiya sebenarnya sati+samadhi sudah ada lalu dia hanya perlu sedikit petunjuk utk meluruskan pandangan nya (pandangan benar), seperti sebuah puzzle yg kurang sepotong saja?
There is no place like 127.0.0.1

hudoyo

Memang tampaknya Bahiya punya abhinna, karena ia bisa terbang ...
Tapi bagaimana dengan Malunkyaputta? ... Tentu Anda pun bebas berspekulasi tentang itu berdasarkan asumsi-asumsi Anda ...

Sukma Kemenyan

#190
Quote from: hudoyo on 07 August 2008, 11:41:31 AMRekan Kemenyan, coba baca kembali Bahiya-sutta pelan-pelan:
- apakah di situ ada 'konsentrasi'? ('Konsentrasi' = 'fokus' pada suatu 'obyek' terus-menerus)
- apakah di situ ada 'usaha'?
- apakah di situ ada 'latihan', yang adalah sebentuk 'usaha'?
still...
1. Siddartha tidak berbicara Samadhi/Meditasi

2. Ingat pak...
Siddartha memberikan jawaban sesuai dengan kadar Bahiya (yg memiliki parami, yg bahkan sudah diramalkan pencapaiannya)

Yang berarti...
Praktek konsentrasi, usaha, latihan yg diterangkan dalam JMB8 masih relevan untuk dilakukan bagi mereka yang belum setahap Bahiya pencapaiannya

Sebelumnya maaf negh Riky, saya mengambil anda sebagai contoh...
Pak Hudoyo, saya yakin MMD memberikan pandangan baru terhadap Riky,

Namun pandangan saya pribadi menilai Riky...
Riky menjadi arogan, acuh terhadap orang lain, rapuhnya keyakinan ke triratna...

Yang mungkin saja...
Practical Bahiya pada Riky meruntuhkan Konsep Sosial, meruntuhkan konsep Metta, Karuna

Maaf negh pak, riky...
Namun kalau dari apa yg saya lihat...
Riky yang sekarang jauh lebih "LIAR", lebih "GANAS" dibandingkan Riky yang dahulu...

Mungkin kutipan berikut bisa membuat bapak lebih gampang memahami apa yang saya mau sampaikan:
Dari itu, Malunkyaputta,
ingatlah baik-baik tentang apa yang Aku terangkan dan jangan hiraukan apa yang Aku tidak terangkan
[...]
Dan apakah hal-hal yang Aku telah terangkan, Malunkyaputta?
Aku telah menerangkan tentang
- Dukkha,
- tentang timbulnya Dukkha,
- tentang Akhir Dukkha dan
- tentang Jalan Untuk Mengakhiri Dukkha.

Mengapa Aku telah menerangkan hal-hal tersebut, Malunkyaputta?
Karena itu berguna untuk mencapai Nibbana. Karena itulah Aku terangkan hal-hal tersebut.

http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka_dtl.php?cont_id=792
(Cula Malunkya-Sutta, Majjhima Nikaya 63)


dan saya kira, "Jalan" tersebut di terangkan mungkin juga untuk mencegah "Apa adanya" yg kebablasan...

_/\_

Suchamda

#191


Ci Luk Baaaaaaa.........I am the REAL True Buddhist!!! :))


Walaupun topengku alim tak bergigi,
tapi aku masih punya gigi untuk menggigit lho...
;D
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Sumedho

well, kita jadi bahas topik yang lain. :backtotopic:

nah, kita buat saya pertanyaan. mengapakah MMD dikatakan tidak sesuai Buddhisme Theravada?

nah dari sini kan bisa terlihat lebih jelas. Bagi yg punya argumen silahkan dikemukakan.

[at] bro suchamda:
baru tahu kalau bro itu.... :)) *joke*
There is no place like 127.0.0.1

bond

Wow satpam jadi monyet kah? =))
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Suchamda

Coba topengnya pada dibukain dulu tuh.  ;D
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho