fim Samsara : Biksu (lepas jubah) yg pilih NIKAH (ADULT MOVIE)

Started by johan3000, 14 August 2007, 07:02:29 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

johan3000

Quote from: morpheus on 25 August 2007, 09:18:05 AM
Quote from: Upaseno on 24 August 2007, 09:31:52 PM
Biasanya Buddhis kalo digencet diam aja sih, lalu ujung-ujungnya ngomong, "Karma."  Terlalu ngerti Dhamma ato terlalu takut...aku juga ga ngerti.

Kata guruku, "Kebenaran harus diperjuangkan, Kebenaran tidak jatuh dari langit."
wah, cocok nih, bhante...
mohon sering2 berantem di forum ini, bhante...

Kata guruku, "Kebenaran harus diperjuangkan, Kebenaran tidak jatuh dari langit."

Katakanlah kita kerja di suatu perusahaan dan para manager korupsi! selain itu juga menager tsb mempersulit kita bahkan ingin menggusur kita. Nah suatu kesempatan kita ketemu BOS PALING BESAR (pemilik). Kita tawarkan apa bos mau mendengarkan perkembangan kantor disini. Kalau ia, kita bicara 4mata!...

Bukankah memperjuangkan KEBENARAN juga akan MENGUAK KESALAHAN ORANG LAIN yg BAHKAN bisa menjadi masalah besar. Bagaimana memperlihatan kebenaran tanpa MENJELEK2 PIHAK LAIN?
Bukankah dlm Budhism MENJELEK2 kan orang lain itu tidak baik?

Kalau tidak menyebut NAMA ORG TSB, apakah juga termasuk menjelekkan namanya. (Spt manager IT itu tidak jujur).

trims sebelumnya
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

El Sol


Upaseno

Quote from: morpheus on 25 August 2007, 09:18:05 AM
Quote from: Upaseno on 24 August 2007, 09:31:52 PM
wah, cocok nih, bhante...
mohon sering2 berantem di forum ini, bhante...
Huussshh....

Uenak aja....Kamu yang nonton, aku yang jadi korban... :P

Upaseno

Untuk Johan:

Di dalam Buddhism, kita tidak diajarkan untuk menyerah dengan keadaan.  Kita perlu memakai Kebijaksanaan untuk melakukan sesuatu.  Di setiap hal yang kita lakukan, pasti ada yang mendapat advantages dan disadvantages.  Kita perlu mempertimbangkan keduanya dengan bijaksana.

Jika kita memperjuangkan Kebenaran, pasti Kesalahan perlu dikorbankan.  Bukannya kita harus menyakiti orang lain, tetapi kita bisa memakai bermacam-macam cara untuk memperjuangkan Kebenaran.

Ok, Bro?

johan3000

Quote from: Upaseno on 25 August 2007, 11:00:14 PM
Untuk Johan:

Di dalam Buddhism, kita tidak diajarkan untuk menyerah dengan keadaan.  Kita perlu memakai Kebijaksanaan untuk melakukan sesuatu.  Di setiap hal yang kita lakukan, pasti ada yang mendapat advantages dan disadvantages.  Kita perlu mempertimbangkan keduanya dengan bijaksana.

Jika kita memperjuangkan Kebenaran, pasti Kesalahan perlu dikorbankan.  Bukannya kita harus menyakiti orang lain, tetapi kita bisa memakai bermacam-macam cara untuk memperjuangkan Kebenaran.

Ok, Bro?

Biasanya manusia tidak mau KEHILANGAN MUKA........padahal dikritik utk kemajuan.....Jadi menurut saya dengar talkshow diradio..... memberitahukan kesalahan orang lain harus super santun...........
yg begitulah......

trims Bante!
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

johan3000

Pd Film Samsara.... kelihatannya Biksu tsb menirukan Gautama....
malam2 dia pergi (melapas jubah).... Tapi kenapa lepas jubahnya belum mendapat
restu dari gurunya? Lain halnya Gautama mau bertapa... jadi tidak perlu izin dgn siapa2 kecuali sama isteri/anak/ayah......

Yg cukup menarik isteri Biksu yg udah lepas baju tsb berkata....
Semua org didunia mengenai Buddha Gautama.... taukah bertapa sedihnya isteri Gautama dan anaknya sewaktu ditinggalkan... berapa besar juga jasa mereka????

Trus Biksu yg lepas baju terakhir cukur dan pakai jubah lagi...
apakah itu juga harus mendapat restu dari gurunya? kalau tidak apakah boleh????

trims sebelumnya!
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Upaseno

"Tapi kenapa lepas jubahnya belum mendapat restu dari gurunya?"---Kalo ini, aku agak lupa. Tetapi para gurunya sudah memberi nasehat sehingga mengirim bhikkhu tersebut untuk menemui seorang bhikkhu di suatu gunung.  Bhikkhu di gunung itu memperlihatkan gambar2 tengkorak.

"Semua org didunia mengenal Buddha Gautama.... taukah bertapa sedihnya isteri Gautama dan anaknya sewaktu ditinggalkan... berapa besar juga jasa mereka?"---Ya, ini adalah inti dari film tersebut. Umat Buddha tidak pernah membicarakan Yasodhara dan Rahula sebagai pahlawan dalam sejarah Buddhism. Dan kalau dilihat, film ini adalah memberikan sebagian cerita Siddharta.

"Trus Biksu yg lepas baju terakhir cukur dan pakai jubah lagi...
apakah itu juga harus mendapat restu dari gurunya? kalau tidak apakah boleh?"---harusnya sih ditahbis kembali, cuma kalo satu per satu adegan ditayangkan, 24 jam juga ga abis itu film.

El Sol

ada yg mao film ini? kalo ada PM gw..nanti gw kasi linkne


Kokuzo

ryu, donlotin donk... tar gw ambil... gw rapid lama banget. males nunggunya. mending donlod yang laen... hehehe...

ryu

Lah sama gw jg, apalagi gw dijatah cm 1gb / bulan, bisa abis dah buat donlot
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

ryu

Kalo ga coba pake rapidleech.com dia bisa dowloading dari rapidshare, gak usah nunggu2 segala.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

boenoe


El Sol

Quote from: boenoe on 21 September 2007, 09:11:47 AM
dimana wa bisa dapatkan film2 di atas?
download...tinggal pencet part 1 sampe part 15...tapi agak lama downloadne...bisa 2-3 hari..><"

Hikoza83

wah, baru baca topik ini.
nyambung ama topik yg gw bikin :P
tq to el sol. ^_^

ya, feeling dr yasodhara gmn? buat yg cewe2 mungkin lebih paham. :)
kalo pendapatku sih, very sad. dan butuh suatu perjuangan yg berat utk melepaskan sang suami. [mengingat kondisi2 yg terjadi saat itu]


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]