News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

menurut sesepuh semua disini gimana ....

Started by sefung, 14 August 2007, 01:45:43 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

dipasena

Quote from: Upaseno on 19 August 2007, 07:29:21 PM
No hope, No Suffering

Bhante, saya mau tanya dikit mengenai "hope", ketika kita mengejar hope, itu akan membawa suffering kepada kita, misalkan kita menginginkan kekayaan, tapi ketika itu tidak tercapai memberikan suffering; kita menginginkan ketenangan dalam meditasi, tapi justru yg didapat pikiran semakin diajak bersibuk ria mencari dan mencari akhirnya yg didapat bukan ketenangan tapi kebingungan

tapi Bhante, kita diminta untuk melepas, apakah untuk dapat melepas itu butuh "hope" ? keinginan melepas yg digunakan untuk melepas apa yg kita miliki, singkat kata tidak melekat. begitu pula didalam meditasi, kita diajarkan untuk tidak melekat, tapi justru dalam proses itu sendiri kita malah melekat dengan object, misalkan nafas... ada 2 hal yg bertolak belakang disini kita dituntut melepas tapi disitu ada "hope" dan tapi dilain pihak kita malah harus melekat pada object ketika bermeditasi.

mohon pencerahannya Bhante  _/\_



NB: rekan" yg lain jg boleh memberikan masukkan  ;D

Sumedho

melekat sama objek <> memperhatikan objek
There is no place like 127.0.0.1

Upaseno

Quote from: dhanuttono on 19 August 2007, 10:58:31 PM
Quote from: Upaseno on 19 August 2007, 07:29:21 PM
No hope, No Suffering
tapi Bhante, kita diminta untuk melepas, apakah untuk dapat melepas itu butuh "hope" ? keinginan melepas yg digunakan untuk melepas apa yg kita miliki, singkat kata tidak melekat. begitu pula didalam meditasi, kita diajarkan untuk tidak melekat, tapi justru dalam proses itu sendiri kita malah melekat dengan object, misalkan nafas... ada 2 hal yg bertolak belakang disini kita dituntut melepas tapi disitu ada "hope" dan tapi dilain pihak kita malah harus melekat pada object ketika bermeditasi.

mohon pencerahannya Bhante  _/\_
NB: rekan" yg lain jg boleh memberikan masukkan  ;D

"tapi Bhante, kita diminta untuk melepas, apakah untuk dapat melepas itu butuh "hope" ?"----Ya Butuh.  Makanya saya kurang setuju waktu umat Buddha ngomong "melekat" ato "kemelekatan" terlalu sering.  Kok sok amat sih keliatannya?  Bukannya kita juga perlu melekat ama baju kita?

"tapi justru dalam proses itu sendiri kita malah melekat dengan object, misalkan nafas..."----ya perlu.

"ada 2 hal yg bertolak belakang disini kita dituntut melepas tapi disitu ada "hope" dan tapi dilain pihak kita malah harus melekat pada object ketika bermeditasi."---Tentu!  Nothing perfect in the world.  There must be something that we have to sacrifice when we choose something.  And sometimes, we have to choose both preferences.

Even the Dhamma, we need to be with the Dhamma before our enlightenment.  After we are enlightened, we let go the Dhamma.

dipasena

Quote
"tapi Bhante, kita diminta untuk melepas, apakah untuk dapat melepas itu butuh "hope" ?"----Ya Butuh.  Makanya saya kurang setuju waktu umat Buddha ngomong "melekat" ato "kemelekatan" terlalu sering.  Kok sok amat sih keliatannya?  Bukannya kita juga perlu melekat ama baju kita?

seperti yg kita ketahui, bahwa dari "hope" itu lah muncul "suffering" jika disitu masih ada "hope" bukan kah itu jg akan menghasilkan "suffering" tersebut, padahal dengan melepas seharusnya kita memperoleh "happiness", bagaimana dengan ini Bhante ?

Quote
"tapi justru dalam proses itu sendiri kita malah melekat dengan object, misalkan nafas..."----ya perlu.

"ada 2 hal yg bertolak belakang disini kita dituntut melepas tapi disitu ada "hope" dan tapi dilain pihak kita malah harus melekat pada object ketika bermeditasi."---Tentu!  Nothing perfect in the world.  There must be something that we have to sacrifice when we choose something.  And sometimes, we have to choose both preferences.

Even the Dhamma, we need to be with the Dhamma before our enlightenment.  After we are enlightened, we let go the Dhamma.

berarti "hope" itu jg diperlukan dalam hal yg menunjang proses "pencapaian", tapi apakah masih berlaku "No Hope, No Suffering" ? jika berlaku, berarti disana pun terdapat "Suffering", bagaimana kah seharusnya kita menyikapi "Hope" itu secara bijak ?

mohon pencerahannya Bhante  _/\_



[at] medoq : melekat dengan object <> memperhatikan object, tapi jika kita amati, disitu ada yg namanya "Hope" untuk dapat memperhatikan object, dengan mengarahkan perhatian dan konsentrasi pada object, jika tidak ada "Hope" tentu pikiran kita udah ngalur-ngidul, ga tau mikir apa, disitu muncul kemelekatan terhadap object itu sendiri... bagaimana menurut momod ?  ^:)^

morpheus

wah, ya itu namanya bukan hope dong...

apa sih hope itu?
hope itu sikap mental yg menantikan masa depan.
memperhatikan / mengamati itu sikap mental yg ada di saat ini...

saat ini != masa depan
berbeda jauh sekali...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

dipasena

ehm...  :-? ada kesalahan bahasa kali ya, yg di maksud aa itu "will" ato keinginan, salah menggunakan istilah  ^:)^ maaf... (saya bukan ahli bahasa sih, tapi apakah ada persamaan mendasar dari kata "will" dan "hope" ?)

tapi apakah "will" itu ada batasan waktu seperti yg dikatakan bro Mor ?   :-?

ryu

Setelah will tercapai maka otomatis will itu hilang.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Sumedho

Quote from: dhanuttono on 20 August 2007, 10:37:00 AM
[at] medoq : melekat dengan object <> memperhatikan object, tapi jika kita amati, disitu ada yg namanya "Hope" untuk dapat memperhatikan object, dengan mengarahkan perhatian dan konsentrasi pada object, jika tidak ada "Hope" tentu pikiran kita udah ngalur-ngidul, ga tau mikir apa, disitu muncul kemelekatan terhadap object itu sendiri... bagaimana menurut momod ?  ^:)^
Wah kalau ada "Hope" (pengharapan), itu artinya tidak sedang memperhatikan objek, itu artinya dia sedang berpikir. Pikiran mengembara ke masa yang akan datang. Kalau meditasi, nga berpikir.
There is no place like 127.0.0.1

dipasena

Quote from: ryu on 20 August 2007, 11:04:04 AM
Setelah will tercapai maka otomatis will itu hilang.

yg sedang saya tanyakan ke Bhante itu adalah ketika kita masih dalam proses pencapaian itu sendiri, apakah "will" itu ada atau tidak ? sedangkan kita dituntut untuk jangan memiliki "will", jangan melekat tapi melepas, ketika melepas kemelekatan disitu apakah ada "will" itu ?

untuk dapat memperhatikan object dalam samadhi itu sendiri kita jg membutuhkan "will" jg, padahal "will" katanya dapat menghasilkan "suffering" itu... gimana nih ?  mohon sharingnnya  _/\_

dipasena

Quote from: Sumedho on 20 August 2007, 11:07:50 AM
Quote from: dhanuttono on 20 August 2007, 10:37:00 AM
[at] medoq : melekat dengan object <> memperhatikan object, tapi jika kita amati, disitu ada yg namanya "Hope" untuk dapat memperhatikan object, dengan mengarahkan perhatian dan konsentrasi pada object, jika tidak ada "Hope" tentu pikiran kita udah ngalur-ngidul, ga tau mikir apa, disitu muncul kemelekatan terhadap object itu sendiri... bagaimana menurut momod ?  ^:)^
Wah kalau ada "Hope" (pengharapan), itu artinya tidak sedang memperhatikan objek, itu artinya dia sedang berpikir. Pikiran mengembara ke masa yang akan datang. Kalau meditasi, nga berpikir.

maaf momod  ^:)^ bukan "hope" kali ya, lebih tepatnya "will" salah penggunaan istilah gw...

ryu

Ketika ingin menuju pantai sebrang kita butuh rakit. Hanya pd saat menuju, ketika sampai kita bs tinggalkan rakit. Suffering apabila kita membawa2 terus rakit yg sudah tdk kt perlukan lg.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

dipasena

Quote from: ryu on 20 August 2007, 11:16:58 AM
Ketika ingin menuju pantai sebrang kita butuh rakit. Hanya pd saat menuju, ketika sampai kita bs tinggalkan rakit. Suffering apabila kita membawa2 terus rakit yg sudah tdk kt perlukan lg.

kalo kita belum mencapai, tapi "will" itu ada pada proses mendayung rakit kita, apakah itu dapat memberikan "suffering" pada kita atau tidak ? that's the point....

Sumedho

Quotemaaf momod   bukan "hope" kali ya, lebih tepatnya "will" salah penggunaan istilah gw...
ganti deh, kalo ada "Will" (keinginan), itu artinya tidak sedang memperhatikan objek...... dst

kayaknya sama saja. Kalau sebelum meditasi, keinginan/will pasti ada. tapi ketika meditasi, harus dibuang jauh2x.
There is no place like 127.0.0.1

ryu

Ya kalau keinginan kt itu membuat kita melekat dan tdk mau melepas shg tdk dpt mengerti arti melepas hanya mengerti menerima.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

morpheus

sama aja. sikap mental will ama hope itu kurang lebih sama...

meditasi yg benar itu berarti berada pada saat ini (present). kalo anda keluar dari present, berarti anda gak meditasi (alias ngelamun, will, hope, fear, afraid, restless, worry, etc).
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path