News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

[Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?

Started by JackDaniel, 22 June 2008, 02:06:37 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Riky_dave

Never mind,saya rasa kita sudah tidak selaras jadi kita akhiri saja diskusi ini...
Anda dengan jalan anda dan saya dengan jalan saya...
:)
Anda mau bilang masyarakat bilang apa,anda mau urusin atau tidak itu bukan urusan saya,itu diluar tanggung jawab saya sebagai seorang umat Buddha bahkan sebagai manusia...
So up to you ^-^

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Mr.Jhonz

buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

hatRed

walau bukan kemelekatan, tapi mungkin sebuah kenikmatan tersendiri :P

bhikkhu punya selera
i'm just a mammal with troubled soul



hendrako

Quote from: Mr.Jhonz on 25 September 2010, 08:49:30 AM
Up..up..up
Quote from: hendrako on 24 September 2010, 09:09:42 PM
Quote from: rooney on 24 September 2010, 05:12:26 PM
Ajahn Chah ngerokok juga ? Masa sih ???



Sumber: ajahnchah.org
apakah itu benar2 ajahn chah?
Merokok bukan sebuah kemelektan?
Merokok adalah kemelekatan atau tidak adalah relatif sebagaimana jubah yang merupakan kebutuhan utama misalnya, juga bisa jadi obyek kemelekatan.

Yang jelas tidak melanggar sila ......
                     
                     
yaa... gitu deh

K.K.

Tentang merokok ini sebetulnya sangat menarik sekali.
Kalau dibilang kemelekatan, memang bisa juga kemelekatan. Sama seperti memakai jubah bhikkhu bisa juga berdasarkan kemelekatan.

Kalau dibilang menyebabkan ketagihan, memang bisa, jika dikonsumsi dalam kadar tertentu.

Kalau dibilang melemahkan kesadaran, saya belum pernah lihat orang merokok bisa "teler". Bagi yang tidak terbiasa, bisa batuk atau sakit kepala. Kalau menghirup kebanyakan, mungkin bisa pingsan karena kekurangan oksigen.

Kalau dibilang tidak bermanfaat sama sekali, tidak juga. Merokok bisa membantu menurunkan risiko Alzheimer dan Parkinson, walaupun kalau dalam jumlah banyak, bahayanya lebih banyak, tidak sebanding dengan manfaatnnya.

johan3000

Quote from: hatRed on 25 September 2010, 08:58:53 AM
walau bukan kemelekatan, tapi mungkin sebuah kenikmatan tersendiri :P

bhikkhu punya selera

Boleh tau Acan Cahh seleranya rokok merek apa ya ? filter atau kretek atau mild ?
satu hari rata2 berapa batang ? Nah siapa yg membelikannya
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

johan3000



Biksu Burma menikmatin rokok CHEROOT di Kalaw, Burma
Biara Shwe Min Bone, Shan dekat Kalaw


Monk in monastic robes smoking the native and traditional Burmese cigar, called a Cheroot at the window of his quarters, Shwe Min Bone village monastery. Shan State, near Kalaw. Burma

siapakah suppliernya ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Udyata-sahanubhuti

Quote from: Mr.Jhonz on 25 September 2010, 08:49:30 AM
Up..up..up
Quote from: hendrako on 24 September 2010, 09:09:42 PM
Quote from: rooney on 24 September 2010, 05:12:26 PM
Ajahn Chah ngerokok juga ? Masa sih ???



Sumber: ajahnchah.org
apakah itu benar2 ajahn chah?
Merokok bukan sebuah kemelektan?
Demikianlah yg telah kulihat: Saya tidak melihat Ajahn Chah merokok, yang saya lihat di foto hanya ada seorang Bhante memegang rokok.  :))
o

ryu

Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin


apakah tujuan bhikkhu merokok itu supaya yang di bold tercapai?

=)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Mr.Jhonz

Ada yang tahu alasan YM ajahn chah merokok??
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Mokau Kaucu

Quote from: Kainyn_Kutho on 25 September 2010, 10:13:18 AM
Tentang merokok ini sebetulnya sangat menarik sekali.
Kalau dibilang kemelekatan, memang bisa juga kemelekatan. Sama seperti memakai jubah bhikkhu bisa juga berdasarkan kemelekatan.

Kalau dibilang menyebabkan ketagihan, memang bisa, jika dikonsumsi dalam kadar tertentu.

Kalau dibilang melemahkan kesadaran, saya belum pernah lihat orang merokok bisa "teler". Bagi yang tidak terbiasa, bisa batuk atau sakit kepala. Kalau menghirup kebanyakan, mungkin bisa pingsan karena kekurangan oksigen.

Kalau dibilang tidak bermanfaat sama sekali, tidak juga. Merokok bisa membantu menurunkan risiko Alzheimer dan Parkinson, walaupun kalau dalam jumlah banyak, bahayanya lebih banyak, tidak sebanding dengan manfaatnnya.


Bagaimana kalau sejak awal proses merokok, mulai dari mengambil rokok, memasukkan ke mulut, mengambil korek api, menyalakan korek api dan menghisap semuanya dilakukan dengan penuh kesadaran, eling dan waspada?   ;D

Kata salah satu pakar, kalau sdh penuh kesadaran tidak perlu mengikuti vinaya, iya kan?  :))  :))  :))
~Life is suffering, why should we make it more?~

andry

Quote from: Kainyn_Kutho on 25 September 2010, 10:13:18 AM
Tentang merokok ini sebetulnya sangat menarik sekali.
Kalau dibilang kemelekatan, memang bisa juga kemelekatan. Sama seperti memakai jubah bhikkhu bisa juga berdasarkan kemelekatan.

Kalau dibilang menyebabkan ketagihan, memang bisa, jika dikonsumsi dalam kadar tertentu.

Kalau dibilang melemahkan kesadaran, saya belum pernah lihat orang merokok bisa "teler". Bagi yang tidak terbiasa, bisa batuk atau sakit kepala. Kalau menghirup kebanyakan, mungkin bisa pingsan karena kekurangan oksigen.

Kalau dibilang tidak bermanfaat sama sekali, tidak juga. Merokok bisa membantu menurunkan risiko Alzheimer dan Parkinson, walaupun kalau dalam jumlah banyak, bahayanya lebih banyak, tidak sebanding dengan manfaatnnya.

apakah melemahkan kesadaran, itu konotasinya teler saja?

Saya adalah perokok-lalu saya coba anapanasati dgn rokok.
gak bisa tuh... , kalaupun mau di amati frame asap/detik, maka tdk akan bisa jadi merokok.
Samma Vayama

morpheus

Would he do this often, Luang Por?

No, not often. Only two or three times each month. Oh yes in those days we smoked cigarettes. Then Ajahn Chah decided to stop it.

Were you smoking too?

Sure. We all smoked.

Ajahn Chah heard a desana given by Ajahn Pannananda that discouraged smoking. He said if one couldn't let go of a tiny defilement like smoking, how could one be liberated from the big ones? Ajahn Chah contemplated this, and decided to forbid smoking on these grounds, as well as because few other Ajahns in the district smoked. He thought the resources of the laity could be put to better use. It wasn't easy for the local villagers to get cigarettes. In those days, factory-produced cigarettes weren't available and we only had the local hand-made roll-ups. Some of the monks and novices would directly ask the laity for cigarettes without a being asked if they needed anything, and this went against the bhikkhu Vinaya. He could see problems and difficulties arising because of this.

How did you decide to quit? How did the decision come about?

A meeting was called and everyone discussed it. We trusted Luang Por's advice and wanted to do whatever he wished, so the Sangha unanimously gave it up.
http://www.amaravati.org/fsn/html/19/jun2.htm


apa ajahn chah akhirnya bener2 stop ngerokok?
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

menurut yang beredar, ajahn chah tetap merokok kalau gak ada umat, tapi itu juga sedikit.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

K.K.

Quote from: dtgvajra on 25 September 2010, 06:19:55 PM
Bagaimana kalau sejak awal proses merokok, mulai dari mengambil rokok, memasukkan ke mulut, mengambil korek api, menyalakan korek api dan menghisap semuanya dilakukan dengan penuh kesadaran, eling dan waspada?   ;D
Harusnya sih dilakukan dengan penuh kebijaksanaan dan pengetahuan bahwa orang lain bisa dirugikan karena asap rokok kita. Kecuali kalau memang benar-benar dianjurkan dokter untuk penyakit tertentu, bisa merokok dalam jumlah seadanya (bukan untuk senang-senang) di tempat yang pantas pula.


QuoteKata salah satu pakar, kalau sdh penuh kesadaran tidak perlu mengikuti vinaya, iya kan?  :))  :))  :))
Sebetulnya saya memang menganggap kesadaran sebagai "sila" yang utama, di atas vinaya. Masalahnya, apakah orang yang telah berkesadaran benar akan melihat vinaya sebagai tidak sesuai sehingga harus diubah? Ataukah orang itu hanya berpikir dia sadar dengan benar padahal ternyata hanya mengutamakan nafsunya?