News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Persepsi Murni (Mulapariyaya), Citta Vithi (Abhidhamma)

Started by K.K., 19 June 2008, 05:36:38 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

hudoyo

Quote from: tesla on 20 June 2008, 01:17:27 PM
sekedar info, soal resolusi sebelum nirodha-samapatti ini cocok pula dg pengakuan pengalaman pak Hud ;D
tetapi kemungkinannya adalah:
1. apa benar pak Hud ini jhana8 & sudah setidaknya anagami...
2. atau syarat jhana8 & anagami tidak valid
3. atau pak Hud membual ^-^
hehe ... letak permasalahannya di sini adalah pada kata "cocok" di atas. ... :)
Sepakati dulu apa artinya "cocok": (1) identik (persis sama); (2) mirip; (3) "serupa tapi tak sama"; (4) ... ; (5) ...

Bagi saya, pengalaman batin saya adalah AKTUALITA, sedangkan semua PENGETAHUAN tentang apa yang disebut 'jhana' tidak lebih daripada TEORI bagi orang yang belum mengalaminya sendiri. ... Saya bisa cerita sedikit banyak tentang pengalaman batin saya, tapi saya tidak bisa cerita apa-apa tentang 'jhana'. ... :)  Bagaimana saya bisa membandingkan pengalaman batin saya dengan 'jhana'? ... :)


QuotePS: saya merasa janggal juga Pak Hud ini selalu berusaha membagi ariya menjadi sekha (berhenti partial) & arahat (berhenti total) saja. bukan sotapanna, sakadagami, anagami & arahat... ;D kenapa pak?
Dalam Mulapariyaya-sutta hanya dibedakan empat kategori manusia: (1) puthujjana; (2) sekha ("orang yang berlatih", yang kemudian ditafsirkan sebaqai sotapanna s.d. anagami); (3) arahat; dan (4) buddha.

Bagi saya pribadi, seorang 'sekha' bukan baru dimulai ketika orang mencapai tingkat Sotapanna; seorang puthujjana pun bisa menjadi 'sekha'. ...

Sebaliknya, saya sendiri tidak begitu tertarik menggunakan kategorisasi Sotapanna, Sakadagami, Anagami & Arahat sebagai "tingkat-tingkat" pembebasan; karena (1) di satu pihak tidak ada tolok ukurnya yang obyektif ... dan (2) di lain pihak, saya merasa kalau orang membahas masalah itu hanya akan memperbesar ego sendiri. ... :)  Di internet, ada seorang bernama Jeff Brooks mengklaim dirinya seorang Sotapanna, menahbiskan dirinya menjadi bhikkhu dengan nama Sotapanna Jhanananda, bahkan dalam tulisan-tulisan tertentu ia menyiratkan telah menjadi arahat. ... Di Slawi, Jawa Tengah, saya kenal seseorang yang setiap kali bertemu dengan saya selalu mempermasalahkan tolok ukur seorang Sotapanna, dengan mengisyaratkan bahwa ia telah memenuhi syarat-syarat itu, karena merasa telah mematahkan tiga belenggu pertama. :)) ... Pengetahuan intelektualnya tentang Buddha Dhamma hebat sekali ... Jawaban saya kepada beliau pendek saja: kalau beliau masih merasa perlu mempermasalahkan tolok ukur seorang Sotapanna dengan saya, bagaimana mungkin beliau telah mematahkan 'vicikiccha' (keraguan)? ... :))

Salam,
hudoyo

hudoyo

Quote from: tesla on 20 June 2008, 04:09:30 PM
yup sudah jelas, artinya dalam pengalaman pak hud, utk masuk ke nirodha-samapatti (saya yg beri nama ini :) ) tidak perlu jhana.

Wah ... hati-hati dengan "memberi nama" ... saya jadi tidak mengerti tulisan saya sendiri (menurut Tesla): "... utk masuk ke nirodha-samapatti tidak perlu jhana." ... :))

Seingat saya, saya tidak pernah bicara tentang 'nirodha-samapatti' dan/atau 'jhana' berdasarkan PENGALAMAN pribadi. ... kalau saya bicara tentang kedua istilah itu, tentu mengutip dari Tipitaka. ... :)

Salam,
hudoyo

hudoyo

Quote from: ryu on 20 June 2008, 10:08:28 PM
Gimana bisa menyucikan pikiran lha wong ada yang agamanya mengajarkan untuk membunuh? Ada yang menyucikan pikirannya dengan melekat pada Maha Kuasa? Mari.....

Hanya minoritas orang Islam yang berkeyakinan bahwa agamanya mengajarkan membunuh. Mayoritas Muslim tidak berpendapat begitu ...

"Melekat pada Yang Maha Kuasa"? ... Pikiran seperti ini sama dengan "melekat pada KONSEP nibbana" ... :)

Seorang Muslim yang ingin "kembali kepada Yang Maha Kuasa", ia mulai dengan mengamati egonya sendiri, sesuai dengan "Abhidhamma"-nya sendiri ... persis sama dengan seorang siswa Sang Buddha yang ingin "mencapai nibbana" mulai dengan mengamati egonya sendiri. ... :)  Ada lho, "Abhidhamma" Muslim, yang paralel dengan Abhidhamma Theravada ... namanya 'ilmu akhlak', sebagaimana diajarkan oleh Imam Al-Ghazali dll. ...

Tolong jangan memberi komentar agama orang lain berangkat dari pengetahuan yang dangkal ... Kedengarannya malah lucu. ... :)

Salam,
Hudoyo

hudoyo

Quote from: tesla on 20 June 2008, 07:54:41 PM
kalau pendapat saya pribadi sih, walau bukan agama Buddha yg mengerti Tipitaka, seseorang yg menyucikan pikirannya, dapat mencapai nibbana. apapun agamanya...

Sangat setuju ... Pengalaman teman-teman non-Buddhis dalam retret MMD membuktikan hal itu. .... :)

Salam,
hudoyo

hudoyo

Quote from: tesla on 21 June 2008, 09:42:17 AM
yah dalam hidup kan umat tak selalu hanya bersinggungan dg agama. pasti ada kehidupan lain misalnya keluarga, usaha, sosial, dll... mudah2an aja bisa ketemu jalan melepas dari tempat yg selain agama ;)
dhamma sebenarnya ada di mana mana kok :)
Juga setuju ... Krishnamurti bukan agama ... :)

Salam,
hudoyo

tesla

Quote from: hudoyoBagi saya, pengalaman batin saya adalah AKTUALITA, sedangkan semua PENGETAHUAN tentang apa yang disebut 'jhana' tidak lebih daripada TEORI bagi orang yang belum mengalaminya sendiri. ... Saya bisa cerita sedikit banyak tentang pengalaman batin saya, tapi saya tidak bisa cerita apa-apa tentang 'jhana'. ...   Bagaimana saya bisa membandingkan pengalaman batin saya dengan 'jhana'? ...

:-? ;D

Quote from: hudoyo on 24 June 2008, 08:08:27 AM
Quote from: tesla on 20 June 2008, 04:09:30 PM
yup sudah jelas, artinya dalam pengalaman pak hud, utk masuk ke nirodha-samapatti (saya yg beri nama ini :) ) tidak perlu jhana.

Wah ... hati-hati dengan "memberi nama" ... saya jadi tidak mengerti tulisan saya sendiri (menurut Tesla): "... utk masuk ke nirodha-samapatti tidak perlu jhana." ... :))

Seingat saya, saya tidak pernah bicara tentang 'nirodha-samapatti' dan/atau 'jhana' berdasarkan PENGALAMAN pribadi. ... kalau saya bicara tentang kedua istilah itu, tentu mengutip dari Tipitaka. ... :)

Salam,
hudoyo

ya itu dia, kan kita sedang bicara irisan antara pikiran berhenti & citta vitthi... jadi ada 'pemaksaan pencocokan' di sini, yaitu:
1. pikiran = citta
2. pikiran berhenti = citta berhenti yg mana hanya terjadi di nirodha-samapatti
3. prasyarat nirodha-samapatti (jhana8 & setidaknya anagami ;D )
4. salah satu resolusi sebelum masuk ke nirodha yaitu menentukan lamanya durasi (yg pak hud sendiri bilang sering sekali tepat & hanya selisih 1-2 menit)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

hudoyo

Quote from: tesla on 21 June 2008, 09:22:39 AM
pada penyucian pikiran, akhirnya semua harus dilepaskan.
termasuk agama itu sendiri, apapun agamanya (Islam, Katholik, Keristen, Hindu, Buddha, Tao, Kong Hu Cu, dll...)
Setuju pada prinsipnya ...

Tapi menurut saya, pelepasan itu bukan 'pada akhirnya' ... melainkan justru di dalam kesadaran vipassana SEJAK AWAL orang mulai duduk bermeditasi ...  :)

Di lain pihak, agama mungkin diperlukan selama orang berada di tataran pikiran. ... Tapi ada pula orang yang di tataran pikiran sama sekali tidak membutuhkan agama. ... :)


Quoteseperti kata bro markos, rakit akhirnya harus dilepas juga ;)
"Rakit", "Jalan Mulia" dsb itu istilah agama ... bukan istilah kesadaran meditatif ...
Dalam kesadaran meditasi, yang ada hanyalah 'sadar' dan 'tidak sadar' ... tidak ada "rakit", tidak ada "Jalan Mulia Berunsur Delapan" ... dsb. Tidak ada 'tujuan', tidak ada 'usaha', tidak ada 'cara, metode, jalan, rakit', tidak ada 'waktu'. ... :)

Salam,
Hudoyo

hudoyo

Quote from: tesla on 24 June 2008, 08:30:56 AM
ya itu dia, kan kita sedang bicara irisan antara pikiran berhenti & citta vitthi... jadi ada 'pemaksaan pencocokan' di sini, yaitu:
1. pikiran = citta
2. pikiran berhenti = citta berhenti yg mana hanya terjadi di nirodha-samapatti
3. prasyarat nirodha-samapatti (jhana8 & setidaknya anagami ;D )
4. salah satu resolusi sebelum masuk ke nirodha yaitu menentukan lamanya durasi (yg pak hud sendiri bilang sering sekali tepat & hanya selisih 1-2 menit)

Yang nomor (2) itu saya tidak tahu ... karena saya tidak tahu apa itu 'nirodha-samapatti'. ... :)

Jadi bagi saya, nomor-nomor selanjutnya (3 dan 4) tidak relevan.

Tampaknya pengalaman 'berhentinya pikiran' saya itu terjadi di luar 'jhana' ... apalagi 'nirodha-samapatti' menurut teori 'jhana'.

Salam,
hudoyo

tesla

nirodha-samapatti itu sebuah label pencapaian meditasi dimana nirodha artinya padam pak ;D
bedanya sama jhana apa yah...

Quote from: tesla on 24 June 2008, 08:30:56 AM
Quote from: hudoyoBagi saya, pengalaman batin saya adalah AKTUALITA, sedangkan semua PENGETAHUAN tentang apa yang disebut 'jhana' tidak lebih daripada TEORI bagi orang yang belum mengalaminya sendiri. ... Saya bisa cerita sedikit banyak tentang pengalaman batin saya, tapi saya tidak bisa cerita apa-apa tentang 'jhana'. ...   Bagaimana saya bisa membandingkan pengalaman batin saya dengan 'jhana'? ...

:-? ;D

Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

ryu

Quote from: hudoyo on 24 June 2008, 08:19:37 AM
Quote from: ryu on 20 June 2008, 10:08:28 PM
Gimana bisa menyucikan pikiran lha wong ada yang agamanya mengajarkan untuk membunuh? Ada yang menyucikan pikirannya dengan melekat pada Maha Kuasa? Mari.....

Hanya minoritas orang Islam yang berkeyakinan bahwa agamanya mengajarkan membunuh. Mayoritas Muslim tidak berpendapat begitu ...

"Melekat pada Yang Maha Kuasa"? ... Pikiran seperti ini sama dengan "melekat pada KONSEP nibbana" ... :)

Seorang Muslim yang ingin "kembali kepada Yang Maha Kuasa", ia mulai dengan mengamati egonya sendiri, sesuai dengan "Abhidhamma"-nya sendiri ... persis sama dengan seorang siswa Sang Buddha yang ingin "mencapai nibbana" mulai dengan mengamati egonya sendiri. ... :)  Ada lho, "Abhidhamma" Muslim, yang paralel dengan Abhidhamma Theravada ... namanya 'ilmu akhlak', sebagaimana diajarkan oleh Imam Al-Ghazali dll. ...

Tolong jangan memberi komentar agama orang lain berangkat dari pengetahuan yang dangkal ... Kedengarannya malah lucu. ... :)

Salam,
Hudoyo
mungkin saya hanya melihat dari permukaan saja, tapi kenyataan memang begitu, apakah bpk pernah masuk forum kr****n dan mengajarkan MMD? Apa tanggapan mereka? Kalau agama i mungkin masih bisa.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

tesla

Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

nyanadhana

 setau aku, kr****n juga ada meditasinya lho, di Katholik terutama yang zadoel tinggal di gua-gua. dulu pernah nonton liputannya di Metro TV, kalo karismatik aye ga tahu, sesudah pecah menjadi Protestan,banyak aliran kr****n aneh2 bermunculan, apalgi di Jakarta.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

K.K.

Quote
yap, CMIIW meditasi bagi mereka sdh di cap sesat.

Kalo Kharismatik, lebih baik jangan dibahas. Terlalu banyak alirannya dan masing2 percaya pada 'tokoh utama' masing2 yang bicaranya saja bisa berbeda dengan Alkitab sendiri. Kalo dalam Katho1ik, sama sekali berbeda. Mereka masih melakukan Hesychasm (=Samatha).

ryu

Kalo katolak mah gak usah di omong, mereka kadang suka meditasi setau aye di lembang di vipasana graha.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))