News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

ada yang tahu mengapa?

Started by Balhamoth, 15 June 2008, 01:00:05 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

tesla

Quote from: hudoyo on 19 June 2008, 04:54:52 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 19 June 2008, 04:43:48 PM
Rintangan dalam menghentikan 'pikiran' ini tidak dipengaruhi oleh berapa pintarnya orang dan berapa banyak dia hafal kitab suci, tetapi seberapa 'fanatik' dan 'melekat' pikiran pada isi kitab itu. Jadi biarpun cuma tau 1-2 potong ayat, kalo seseorang benar2 melekat pada ide-nya, tetap saja tidak akan berhasil. Dan juga berlaku sebaliknya.

Biasanya, kepemilikan itu berbanding lurus dengan kelekatan. ... Semakin banyak harta seseorang, semakin melekat dia kepada harta itu.

"kepemilikan" sendiri hanya dapat diketahui oleh pribadi masing2 yg merasa "memiliki". tidak dapat dilihat dari kedekatan atau jauhnya dari objek (misalnya harta).

mungkin bisa dilihat dari penderitaan yg timbul ketika, objek menjauh. orang yg kelekatannya rendah tidak begitu menderita ketika objek, misalnya hartanya hilang. :)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

hudoyo

Quote from: tesla on 19 June 2008, 05:42:10 PM
"kepemilikan" sendiri hanya dapat diketahui oleh pribadi masing2 yg merasa "memiliki". tidak dapat dilihat dari kedekatan atau jauhnya dari objek (misalnya harta).

mungkin bisa dilihat dari penderitaan yg timbul ketika, objek menjauh. orang yg kelekatannya rendah tidak begitu menderita ketika objek, misalnya hartanya hilang. :)
Setuju, 'kepemilikan' & 'kelekatan' itu adanya di dalam batin ... bukan di luar. ... :)
Nah, jadi tugas kita masing-masing untuk menengok ke dalam diri sendiri.

Salam,
hudoyo

Sumedho

Jadi, kenapa sang Buddha tidak mengajar keluar daerah india ? Tapi ada ke Tavatimsa ?  *back to TS's questions*
There is no place like 127.0.0.1

K.K.

Kalo menurut pendapat saya, karena Buddha mengajar bedasarkan belas kasih (karunna) pada orang yang memang kondisinya mendukung. Buddha tidak melekat pada hal pengajaran (bahwa satu semesta harus mengetahui ajaran saya).

hudoyo

Quote from: Sumedho on 19 June 2008, 06:33:41 PM
Jadi, kenapa sang Buddha tidak mengajar keluar daerah india ? Tapi ada ke Tavatimsa ?  *back to TS's questions*

Menurut saya, karena banyak Buddha lain, yang sama-sama mengajarkan pembebasan, yang pada hakikatnya sama ...

Cuma yang ini tidak diakui dalam Tipitaka ... di sana malah disebut "dalam satu zaman hanya ada satu Buddha" ... terserah saja ... :)

Salam,
hudoyo

Riky_dave

Pening saya bacanya...
No comment deh..
^^

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Hendra Susanto

hmmmm... ikutan ahhh ;D

haa... xiixiiixiixiixiix....

^-^ ^-^

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Hendra Susanto


tesla

#69
silahkan lanjutkan di sini yach:
Persepsi Murni (Mulapariyaya), Citta Vithi (Abhidhamma)

topic di-split... :)
terima kasih...
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

markosprawira

Siap bro.......  ^:)^

benernya sih udah end of OOT   ;D

EVO

Quote from: EVO on 19 June 2008, 12:56:51 PM
QuoteKalau pikiran ini disadari ... dan berhenti ... maka semua yang buruk maupun yang baik pun runtuh ... Itulah nibbana.

Quoteberarti pada saat ini hanya ada kosong ya pak???
aku pernah mengalamin sampai pada titik aku merasa nibbana itu tidak ada...

[qoute] [at] EVO : hati2 dengan "kosong" itu sis.... bukannya mengalami kosong, melainkan memahami kosong.... mirip tapi sangat berbeda jauh

setuju....
kalau aku mengalamin yang namanya kosong saat ini aku ngak akan mengetik...
dan ngak mungkin membuka komputer....

aku hanya mengatakan...nibanna itu kosong..........
dan aku sempat tdk yakin akan nibanna....

sekarang aku sudah lebih tidak mau tau lagi segala macam label agama
yang hanya mengajarkan dua sisi mata uang....
aku tidak beragama...aku jenoh dengan segala label...dan dua sisi mata uang...
tapi aku harus belajar lagi dari bawah sekali
seperti seorang bayi yang baru belajar mengucapkan ma...atau pa...
aku hanya ingin hidup selaras dengan alam...belajar dari alam ini
dan aku hanya punya satu dhamma...hukum kamma....
udah....

aku sekarang tidak kosong tapi bukan berarti aku penuh....
aku bukan siapa siapa tapi bukan berarti aku tidak ada...

Edward

wow sis...Keren...
Udh padam yah?
"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Lex Chan

Quote from: Lex Chan on 18 June 2008, 03:13:53 PM
Quote from: karuna_murti on 18 June 2008, 09:43:06 AM
Ditilik dari berkah utama, bertempat tinggal di tempat yang sesuai.
Ada beberapa jenis bertempat tinggal di tempat yang sesuai.
Salah satunya adalah lahir di Jambudvipa (India), pada saat kemunculan seorang Sammasambuddha.
Konon yang bisa tercerahkan pada saat kemunculan seorang Sammasambuddha, akan lahir di Jambudvipa ini. Hal ini masuk akal. Ketiga aliran besar sepakat bahwa ada keteraturan-keteraturan (dhammata) yang muncul pada saat kemunculan seorang Sammasambuddha.

Sebenarnya, penafsiran bahwa hal-hal adikodrati adalah tambahan belakangan bukanlah suatu upaya yang baik. Yang baik adalah dengan melihat sendiri sebagaimana adanya, tidak menentukan terlebih dahulu suatu hal, apakah hal itu bohong atau tidak hanya karena hal itu tidak masuk akal.

Saya meragukan bahwa Jambudvipa merujuk pada India. Terlalu sempit lingkupnya..

AFAIK, alam manusia itu terbagi menjadi 4. Yang di bawah ini cuma mengandalkan ingatan, mungkin tidak akurat. Nanti saya cari referensinya..
1. alam manusia dengan batas kehidupan maksimal 1.000 tahun.
2. alam manusia dengan batas kehidupan maksimal 500 tahun.
3. alam manusia dengan batas kehidupan maksimal 100 tahun.
4. alam manusia dengan batas kehidupan 10 tahun ~ tak berhingga.

Nah, Jambudvipa itu merujuk pada alam manusia yang ke-4. Kalau seorang Sammasambuddha hanya muncul di Jambudvipa memang masuk akal, karena kalau merujuk pada Tipitaka, katanya usia Sammasambuddha itu sangat bervariasi. Buddha Gotama parinibbana pada usia 80 tahun. Ada Sammasambuddha yang usianya sekitar 10.000 tahun. Dan konon katanya Buddha Maitreya yang berikutnya usianya sangat panjang... Di Jambudvipa tidak ada batas maksimal usia, yang ada hanya batas usia minimal (yaitu 10 tahun).

Kemudian, manusia2 yang ada di alam 1~3 itulah yang biasanya kita sebut sebagai alien. Wujud fisik mereka mirip dengan kita, tapi bentuk kepalanya beda.. Barangkali kayak yang di film Star Trek.. ^-^

akhirnya ketemu juga nih di: http://www.nationmaster.com/encyclopedia/Human-beings-in-Buddhism

Quote
The four continents are:

* Jambudvīpa (Sanskrit) or Jambudīpa (Pāli) is located in the south and is the dwelling of ordinary human beings. It is said to be shaped "like a cart", or rather a blunt-nosed triangle with the point facing south. (This description probably echoes the shape of the coastline of southern India.) It is 10,000 yojanas in extent (Vibhajyavāda tradition) or has a perimeter of 6,000 yojanas (Sarvāstivāda tradition) to which can be added the southern coast of only 3 1⁄2 yojanas' length. The continent takes its name from a giant Jambu tree (Syzygium cumini), 100 yojanas tall, which grows in the middle of the continent. Every continent has one of these giant trees. All Buddhas appear in Jambudvīpa. The humans here are five to six feet tall and their length of life varies between 80,000 and 10 years.

* Pūrvavideha or Pubbavideha is located in the east, and is shaped like a semicircle with the flat side pointing westward (i.e., towards Sumeru). It is 7,000 yojanas in extent (Vibhajyavāda tradition) or has a perimeter of 6,350 yojanas of which the flat side is 2,000 yojanas long (Sarvāstivāda tradition). Its tree is the acacia. The humans here are about 12 feet tall and they live for 250 years.

* Aparagodānīya or Aparagoyāna is located in the west, and is shaped like a circle with a circumference of about 7,500 yojanas (Sarvāstivāda tradition). The tree of this continent is a giant Kadambu tree. The human inhabitants of this continent do not live in houses but sleep on the ground. They are about 24 feet tall and they live for 500 years.

* Uttarakuru is located in the north, and is shaped like a square. It has a perimter of 8,000 yojanas, being 2,000 yojanas on each side. This continent's tree is called a kalpavṛkṣa (Pāli: kapparukkha) or kalpa-tree, because it lasts for the entire kalpa. The humans of Uttarakuru are said to be extraordinarily wealthy. They do not need to labor for a living, as their food grows by itself, and they have no private property. They have cities built in the air. They are about 48 feet tall and live for 1,000 years, and they are under the protection of Vaiśravaṇa.
"Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway"
-Mother Teresa-