News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Pencerahan Langsung/Instan

Started by nyanadhana, 09 June 2008, 04:59:08 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Hikoza83

Quote from: hudoyo on 11 June 2008, 10:52:30 AM
hehe ... Betul ... :)) 
Lagi pula, kalau masih melekat erat kepada Buddha-Dhamma, lha kapan mau bebasnya?  ... :)

Salam,
hudoyo

wah, kayaknya perlu minta bantuan pak momod buat topik baru nih, biar ga OOT. :)
saya jadi tertarik membahas ttg melekat
menurut romo, apa itu melekat?
mengapa melekat?
siapa yang melekat?
apa yg melekat pada apa?
bagaimana bisa melekat?
lalu apakah cara bebas dari melekat?


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

tesla

Quote from: Hikoza83 on 11 June 2008, 09:53:15 AM
Quote from: hudoyo on 11 June 2008, 09:49:36 AM
Quote from: markosprawira on 11 June 2008, 08:51:10 AM
itu akan terjadi pada mereka yang mempunyai micca ditthi yang sangat kuat, sehingga tidak mau menerima buddha dhamma

Untuk mencapai pembebasan (nibbana) sama sekali tidak perlu menerima Buddha-Dhamma ... yang diperlukan hanyalah menyadari gerak-gerik badan & batin ini.

Salam,
hudoyo

membaca tulisan pak hud, tiba2 saya ingat cerita kacang lupa kulitnya...
mungkin pikiranku sedang error... :hammer:

menurutku, kalau Dhamma ini dapat dipahami dg membaca tulisan Dhamma atau mendengar ceramah Dhamma, maka Buddha tidak akan bilang Dhamma ini begitu dalam & hanya dapat dipahami oleh yg sedikit debu di matanya.
Buddha tidak mengajarkan 1 ilmu pengetahuan baru, tetapi Buddha menganjurkan kita utk melihat apa adanya, bukan mencari lagi ;)

Quote
Quote from: El Sol on 11 June 2008, 09:50:25 AM
[at] atas
jadi Pacekka donk..-_-"
maybe sol.
setahu saya, kayaknya mustahil pencerahan menjadi Pacekka dicapai, pada jaman dimana ajaran Dharma masih dilestarikan. :)


By : Zen

menurut saya, Pacceka Buddha, Savaka, Sammasam, Arahat, Sottapana, Sakadagami, Anagami, Arahat, dll... (mahkluk suci) tidaklah berbeda lagi... mungkin pengelompokkan ini berasal dari yg bukan mahkluk suci... maaf kalau kata2 saya menyinggung... ^:)^
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Hikoza83

Quotemenurutku, kalau Dhamma ini dapat dipahami dg membaca tulisan Dhamma atau mendengar ceramah Dhamma, maka Buddha tidak akan bilang Dhamma ini begitu dalam & hanya dapat dipahami oleh yg sedikit debu di matanya.
Buddha tidak mengajarkan 1 ilmu pengetahuan baru, tetapi Buddha menganjurkan kita utk melihat apa adanya, bukan mencari lagi ;)
wah, dalem maknanyo bro telsa.  _/\_
jadi kita melihat bro tesla apa adanya, tersusun atas kedua mata, kedua telinga, hidung, lidah, mulut, rambut, tangan, kaki, dengan paru2, jantung, limpa, pankreas, usus, jeroan, tulang2, darah, dan daging yang kesemuanya terbungkus kulit.  :)

Quotemenurut saya, Pacceka Buddha, Savaka, Sammasam, Arahat, Sottapana, Sakadagami, Anagami, Arahat, dll... (mahkluk suci) tidaklah berbeda lagi... mungkin pengelompokkan ini berasal dari yg bukan mahkluk suci... maaf kalau kata2 saya menyinggung... ^:)^
saya sendiri belum jd makhluk suci, bro tesla. :) 
justru saya minta maaf kalo ada yang tersinggung dengan kalimat2 saya. ^:)^
_/\_


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

nyanadhana

 _/\_ saya pikir mentranslasikan Kebenaran dalam kata-kata itu agak sulit, ada 2 hal
1. Keterbatasan kosa kata
2. Luasnya pemikiran seseorang.
so IMO ketika Sang Buddha bangkit dan ingin menjelaskan Dhamma, beliau sempat melihat hal ini dengan bijaksana.apakah Beliau memilih "diam" atau menjelaskan Dhamma ini dengna keterbatasan kosa kata manusia.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

markosprawira

Quote from: hudoyo on 11 June 2008, 09:49:36 AM
Quote from: markosprawira on 11 June 2008, 08:51:10 AM
itu akan terjadi pada mereka yang mempunyai micca ditthi yang sangat kuat, sehingga tidak mau menerima buddha dhamma

Untuk mencapai pembebasan (nibbana) sama sekali tidak diperlukan Buddha-Dhamma ... yang diperlukan hanyalah menyadari gerak-gerik badan & batin ini.

Salam,
hudoyo

kalo untuk mencapai Nibbana, kaga perlu buddha dhamma, Buddha kaga bakalan ngajarin lah.........

Lex Chan

"Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway"
-Mother Teresa-

tesla

Quote from: Hikoza83 on 11 June 2008, 11:24:58 AM
Quotemenurutku, kalau Dhamma ini dapat dipahami dg membaca tulisan Dhamma atau mendengar ceramah Dhamma, maka Buddha tidak akan bilang Dhamma ini begitu dalam & hanya dapat dipahami oleh yg sedikit debu di matanya.
Buddha tidak mengajarkan 1 ilmu pengetahuan baru, tetapi Buddha menganjurkan kita utk melihat apa adanya, bukan mencari lagi ;)
wah, dalem maknanyo bro telsa.  _/\_
jadi kita melihat bro tesla apa adanya, tersusun atas kedua mata, kedua telinga, hidung, lidah, mulut, rambut, tangan, kaki, dengan paru2, jantung, limpa, pankreas, usus, jeroan, tulang2, darah, dan daging yang kesemuanya terbungkus kulit.  :)
hehehe... kalau cuma daging dan darah, sama aja dg daging yg dijual di pasar donk ;)
masih ada bahan bakarnya lah :))

Quote
Quotemenurut saya, Pacceka Buddha, Savaka, Sammasam, Arahat, Sottapana, Sakadagami, Anagami, Arahat, dll... (mahkluk suci) tidaklah berbeda lagi... mungkin pengelompokkan ini berasal dari yg bukan mahkluk suci... maaf kalau kata2 saya menyinggung... ^:)^
saya sendiri belum jd makhluk suci, bro tesla. :) 
justru saya minta maaf kalo ada yang tersinggung dengan kalimat2 saya. ^:)^
_/\_


By : Zen
sama-sama maaf :)

_/\_
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

K.K.

markosprawira,

Quotekalo untuk mencapai Nibbana, kaga perlu buddha dhamma, Buddha kaga bakalan ngajarin lah.........
Kalo dari sutta, dibilang memang awalnya semua ajaran itu perlu, tetapi ketika realisasi total (mencapai Arahatta), ajaran itu sendiri sudah tidak 'digenggam'.
Lalu seperti para Pacceka Buddha juga tidak/belum tentu mengerti rumusan Buddha Dhamma, tetapi mereka bisa merealisasikannya sendiri.
Tetapi sekali lagi itu adalah pada tahapan akhir (Arahatta) dan juga pada kualitas Pacceka Buddha yang sangat luar biasa, bukan pada orang awam seperti saya.  ;D

Kokuzo


markosprawira

#39
Quote from: Kainyn_Kutho on 11 June 2008, 01:31:53 PM
markosprawira,

Quotekalo untuk mencapai Nibbana, kaga perlu buddha dhamma, Buddha kaga bakalan ngajarin lah.........
Kalo dari sutta, dibilang memang awalnya semua ajaran itu perlu, tetapi ketika realisasi total (mencapai Arahatta), ajaran itu sendiri sudah tidak 'digenggam'.
Lalu seperti para Pacceka Buddha juga tidak/belum tentu mengerti rumusan Buddha Dhamma, tetapi mereka bisa merealisasikannya sendiri.
Tetapi sekali lagi itu adalah pada tahapan akhir (Arahatta) dan juga pada kualitas Pacceka Buddha yang sangat luar biasa, bukan pada orang awam seperti saya. 

dear Kainyn,

coba anda baca secara holistik dari awal.....
1. pak hudoyo dengan jelas menyatakan bahwa untuk mencapai nibbana, tidak diperlukan buddha dhamma
2. saya bilang : kalo untuk mencapai Nibbana, kaga perlu buddha dhamma, Buddha kaga bakalan ngajarin lah

jadi disini anda bisa melihat sendiri bahwa diskusi bukan masalah setelah realisasi total/nibbana, buddha dhamma tidak dibutuhkan, namun pada proses menuju nibbana, tidak membutuhkan buddha dhamma

Mengenai Pacceka Buddha :

1. Betul mereka mencapai ke-buddha-an pada waktu dhamma tidak ada. Namun apakah itu berarti, mereka tidak perlu buddha dhamma sama sekali??? saya rasa tidak. Secara label/harafiah memang tidak ada buddha dhamma, namun tentunya mereka menjalankan jalan mulia berunsur delapan juga, karena jelas hanya jalan itulah yang membimbing menuju Nibbana

2. Saat ini masih ada ajaran Buddha Gautama. Sangat berbahaya untuk menyebutkan "tidak perlu Buddha Dhamma untuk mencapai Nibbana" karena akan membuat ada yang berasumsi "Kalau begitu, kita ga perlu belajar Buddha Dhamma dong". Sudah jelas ini akan menuju ke arah percepatan penghancuran Buddha Dhamma

semoga bisa dimengerti yah.......

Riky_dave

QuoteMasih banyak lagi yang saya tulis untuk Riky di thread itu ... Kalau berminat, silakan berkunjung ke sana. ..
Dimana pak?

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Riky_dave

QuoteRiky, ingatkah kamu, kamu pernah bilang: "Aku sudah bangun ... " ... lalu saya bertanya, "Siapa yang bangun?" ... Ketika aku masih tidur/bermimpi indah ... akulah yang ingin bangun ... Tapi begitu aku bangun, aku tidak ada lagi, aku lenyap ... (Kalau aku masih ada, berarti kita belum benar-benar bangun, mungkin baru setengah bangun ...  )  ... Jadi apa perlunya usaha/tekad (viriya), apa perlunya konsentrasi, kalau aku sudah lenyap? ...
Sep pak...Saya udah ngerti apa "maksud" bapak...

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

K.K.

markosprawira,

Quotejadi disini anda bisa melihat sendiri bahwa diskusi bukan masalah setelah realisasi total/nibbana, buddha dhamma tidak dibutuhkan, namun pada proses menuju nibbana, tidak membutuhkan buddha dhamma

Ya, dari awal saya memang setuju kok dengan anda. Saya hanya menambahkan saja bahwa hal itu memang benar kalau sudah mencapai kesucian.  ;D


markosprawira

 [at] Kainyn : sori, kirain masih belum jelas........ he3.......

end of OOT.........

Hikoza83

Quote from: tesla on 11 June 2008, 12:35:21 PM
Quote from: Hikoza83 on 11 June 2008, 11:24:58 AM
Quotemenurutku, kalau Dhamma ini dapat dipahami dg membaca tulisan Dhamma atau mendengar ceramah Dhamma, maka Buddha tidak akan bilang Dhamma ini begitu dalam & hanya dapat dipahami oleh yg sedikit debu di matanya.
Buddha tidak mengajarkan 1 ilmu pengetahuan baru, tetapi Buddha menganjurkan kita utk melihat apa adanya, bukan mencari lagi ;)
wah, dalem maknanyo bro telsa.  _/\_
jadi kita melihat bro tesla apa adanya, tersusun atas kedua mata, kedua telinga, hidung, lidah, mulut, rambut, tangan, kaki, dengan paru2, jantung, limpa, pankreas, usus, jeroan, tulang2, darah, dan daging yang kesemuanya terbungkus kulit.  :)
hehehe... kalau cuma daging dan darah, sama aja dg daging yg dijual di pasar donk ;)
masih ada bahan bakarnya lah :))

yes, karma dan kilesha.

By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]