perbedaan mahayana ama theravada

Started by sarita, 08 June 2008, 06:27:25 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

dilbert

Quote from: GandalfTheElder on 27 November 2009, 06:40:08 PM
Quote[at] gandalf, saya melihat koq jadinya seperti Buddha Amitabha, kwan Im dll itu seperti sosok imajinasi untuk memberikan pengharapan buat manusia? Kalau diri sendiri dan juga pikiran adalah pelopor nah sosok2 seperti Buddha Amitabha, kwan Im dll itu bukankah akan menjadi pelopor suatu kondisi yang membingungkan.
semisal ada seorang yang menginginkan kesembuhan dia memohon pada Kwan Im kemudian dia sembuh, pertanyaannya apakah karena Kwan Im atau karena pikirannya dia sembuh atau karena karmanya dia sembuh (bisa juga jadi contoh misalnya dari ajaran lain ada kasus yang seperti ini apakah Tuhan dia yang menyembuhkan atau karena kepercayaannya yang menyembuhkan dia)

Wah tampaknya anda masih bingung dengan penjelasan saya.

Bila anda sebutkan begitu tentu maka ketiga2nya adalah faktoryang bekerjasama yang membuat sang pasien sembuh.

Faktor pertama adalah bantuan Sang Bodhisattva Avalokitesvara yang memiliki kekuatan agung dan membantu memberikan faktor2 yang dapat memasakkan karma baik si pasien.

Faktor kedua adalah karma sang pasien sendiri yang mana apakah sudah cukup untuk dimatangkan oleh Sang Bodhisattva? Bila halangan karmanya terlalu berat, maka Bodhisattva juga tidak bisa membantu.

Faktor ketiga adalah pikiran yaitu dari tekadnya sendiri yang pengen sembuh sehingga mempercepat penyembuhan, pun juga karena ketulusan, keyakinan dan batin Bodhicittanya maka Sang Bodhisattva turut membantu.

Sudah saya tegaskan bahwa dalam Mahayana sosok-sosok itu tentu bukan imajinasi. Tidak ada bukti historis kalau Sariputra atau Mahakasyapa ada dalam sejarah. Demikian juga dengan para Bodhisattva. Apakah mereka itu imajinasi? Dalam paham keyakinan Buddhis, tentu tidak bukan? Sampai saat ini, keberadaan mereka diketahui hanya dari teks-tekls relijius.

Diri sendiri adalah pelopor, namun para Bodhisattva adalah bagaikan guru ataupun kalyanamitra yang membimbing kita. Misal kita belajar berenang dari seorang guru, kita berserah dan menuruti segala perintah guru, memohon pertolongan guru untuk melatih diri kita, tapi ini semua pun bergantung pada latihan berenang kita sendiri, usaha kita sendiri. Ini yang dimaksud memohon pertolongan Bodhisattva tanpa mengabaikan bahwa diri sendiri adalah pelindung bagi diri sendiri.

Para Bodhisattva dan Buddha memiliki tubuh Sambhogakaya yang bertujuan untuk membantu praktik kita dalam meditasi ataupun mengenali batin kita sendiri, bagaimana bisa mereka malah membingungkan pikiran? Guru-guru Mahayana dan Vajrayana banyak yang mendapatkan manfaat dari metode-metode ini, sehingga dari mananya yang membingungkan?

_/\_
The Siddha Wanderer

setidaknya ada relik nya Y.A. Sariputta, Maha Mogallana, Kassapa dll... Apakah Bodhisatva Avalokitesvara ada meninggalkan RELIK ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

GandalfTheElder

#271
Quotesetidaknya ada relik nya Y.A. Sariputta, Maha Mogallana, Kassapa dll... Apakah Bodhisatva Avalokitesvara ada meninggalkan RELIK ?

Ah ini pernyataan konyol.....

Saya kira tidak ada sejarawan yang mau mengakui keberadaan para murid Buddha dengan hanya melihat "oh ada relik".

Dan seorang Bodhisattva pun bisa memilih untuk tidak menghasilkan relik. Lagipula sepemahaman saya para Bodhisattva seperti Avalokitesvara dsb itu tidak mengambil wujud seorang manusia, tapi dalam tubuh makhluk dewa.... nah reliknya dari mana?

Lagipula para master Buddhis Tiongkok dan Tibetan yang dikenali sebagai emanasi beragam Bodhisattva pun menghasilkan sharira. Kalau menurut anda Avalokitesvara itu imajinasi, maka kenapa master Buddhis di Tiongkok dan Tibet yang yakin pada beliau / emanasi beliau bisa menghasilkan relik? Apakah orang yang berimajinasi bisa menghasilkan relik?  ::)  ::)

Oya kemarin waktu pameran relik di Surabaya, ada reliknya Kasyapa Buddha sama Vajrasattva malah... nah lho?

_/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

chingik

Quote from: ryu on 27 November 2009, 02:22:23 PM
Bro chingik, apa bedanya seorang boddhisatva dengan dewa?
sudah dijelaskan bro Gandalf

bond

Ada yg pernah liat reliknya udang?

Gue pernah liat  ^-^ temen saya malah masih simpan tuh relik. ;D

Bentuknya putih dan bulat
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

adi lim

Quote from: Indra on 27 November 2009, 10:29:15 AM
Quote from: adi lim on 27 November 2009, 09:49:38 AM
Quote from: chingik on 27 November 2009, 01:50:42 AM
Quote from: Indra on 27 November 2009, 12:37:25 AM
Quote from: chingik on 27 November 2009, 12:20:15 AM
Quote from: Jerry on 27 November 2009, 12:12:32 AM
Dan bagaimana tahu kalau pertolongan yg kita dapat itu berasal dari beliau 'para mahluk suci' dan bukan karena perlindungan kamma kita sendiri? Adakah cara yg dpt dipercaya dan diandalkan dlm membedakan 2 pertolongan di atas? Thanks :)

tidak ada cara , karena sesungguhnya keduanya tak terpisah.

Bro Chingik, bagaimana pendapat anda dengan sabda Sang Buddha berikut ini yg terdapat dalam Samyutta Nikaya:
"Ananda, berdiamlah dengan dirimu sendiri sebagai pulaumu, dengan dirimu sendiri sebagai perlindunganmu, tidak ada perlindungan lainnya."


pendapat saya, Sang Buddha telah memberi nasihat yang bijaksana.

pendapat saya, Bro Chingik Benar !, tapi tidak bisa menjawab apa yang dimaksud dengan yang ditanya Bro Indra, melenceng kemana2 ! Bingung !
Lebih baik Bro Chingik menyatakan saya tidak bisa menjawab, Jujur adalah Niat yang BAIK !
_/\_

mungkin ada rekan lain yang sudi menjelaskan, silahkan ...

Saya tidak bisa menjawab Bro Indra, karena Sutta itu udah Jelas Sekali ! :)
_/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

ryu

Quote from: GandalfTheElder on 27 November 2009, 06:55:16 PM
Quotesetidaknya ada relik nya Y.A. Sariputta, Maha Mogallana, Kassapa dll... Apakah Bodhisatva Avalokitesvara ada meninggalkan RELIK ?

Ah ini pernyataan konyol.....

Saya kira tidak ada sejarawan yang mau mengakui keberadaan para murid Buddha dengan hanya melihat "oh ada relik".

Dan seorang Bodhisattva pun bisa memilih untuk tidak menghasilkan relik. Lagipula sepemahaman saya para Bodhisattva seperti Avalokitesvara dsb itu tidak mengambil wujud seorang manusia, tapi dalam tubuh makhluk dewa.... nah reliknya dari mana?

Lagipula para master Buddhis Tiongkok dan Tibetan yang dikenali sebagai emanasi beragam Bodhisattva pun menghasilkan sharira. Kalau menurut anda Avalokitesvara itu imajinasi, maka kenapa master Buddhis di Tiongkok dan Tibet yang yakin pada beliau / emanasi beliau bisa menghasilkan relik? Apakah orang yang berimajinasi bisa menghasilkan relik?  ::)  ::)

_/\_
The Siddha Wanderer
kenapa tidak? apa orang dari agama lain yang batinnya baik tidak pernah ditemukan reliknya? apa pernah ada yang coba melihat relik dari agama lain?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

GandalfTheElder

Quote from: bond on 27 November 2009, 07:00:00 PM
Ada yg pernah liat reliknya udang?

Gue pernah liat  ^-^ temen saya malah masih simpan tuh relik. ;D

Bentuknya putih dan bulat

Ow ya?? Ternyata hewan juga bisa pencerahan....  8)  8)...cool bro....

_/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

adi lim

Quote from: chingik on 27 November 2009, 12:08:23 PM
Quote from: adi lim on 27 November 2009, 09:49:38 AM
Quote from: chingik on 27 November 2009, 01:50:42 AM
Quote from: Indra on 27 November 2009, 12:37:25 AM
Quote from: chingik on 27 November 2009, 12:20:15 AM
Quote from: Jerry on 27 November 2009, 12:12:32 AM
Dan bagaimana tahu kalau pertolongan yg kita dapat itu berasal dari beliau 'para mahluk suci' dan bukan karena perlindungan kamma kita sendiri? Adakah cara yg dpt dipercaya dan diandalkan dlm membedakan 2 pertolongan di atas? Thanks :)

tidak ada cara , karena sesungguhnya keduanya tak terpisah.

Bro Chingik, bagaimana pendapat anda dengan sabda Sang Buddha berikut ini yg terdapat dalam Samyutta Nikaya:
"Ananda, berdiamlah dengan dirimu sendiri sebagai pulaumu, dengan dirimu sendiri sebagai perlindunganmu, tidak ada perlindungan lainnya."


pendapat saya, Sang Buddha telah memberi nasihat yang bijaksana.

pendapat saya, Bro Chingik Benar !, tapi tidak bisa menjawab apa yang dimaksud dengan yang ditanya Bro Indra, melenceng kemana2 ! Bingung !
Lebih baik Bro Chingik menyatakan saya tidak bisa menjawab, Jujur adalah Niat yang BAIK !
_/\_
bro Indra hanya menanya pendapat saya, dan apa salahnya saya menjawab apa adanya sesuai jalan pikiran saya?
Saya tahu maksud beliau
Quote from: Indra on 27 November 2009, 10:29:15 AM
Quote from: adi lim on 27 November 2009, 09:49:38 AM
Quote from: chingik on 27 November 2009, 01:50:42 AM
Quote from: Indra on 27 November 2009, 12:37:25 AM
Quote from: chingik on 27 November 2009, 12:20:15 AM
Quote from: Jerry on 27 November 2009, 12:12:32 AM
Dan bagaimana tahu kalau pertolongan yg kita dapat itu berasal dari beliau 'para mahluk suci' dan bukan karena perlindungan kamma kita sendiri? Adakah cara yg dpt dipercaya dan diandalkan dlm membedakan 2 pertolongan di atas? Thanks :)

tidak ada cara , karena sesungguhnya keduanya tak terpisah.

Bro Chingik, bagaimana pendapat anda dengan sabda Sang Buddha berikut ini yg terdapat dalam Samyutta Nikaya:
"Ananda, berdiamlah dengan dirimu sendiri sebagai pulaumu, dengan dirimu sendiri sebagai perlindunganmu, tidak ada perlindungan lainnya."


pendapat saya, Sang Buddha telah memberi nasihat yang bijaksana.

pendapat saya, Bro Chingik Benar !, tapi tidak bisa menjawab apa yang dimaksud dengan yang ditanya Bro Indra, melenceng kemana2 ! Bingung !
Lebih baik Bro Chingik menyatakan saya tidak bisa menjawab, Jujur adalah Niat yang BAIK !
_/\_

mungkin ada rekan lain yang sudi menjelaskan, silahkan ...


saya mengerti apa yg ingin disampaikan  bro Indra.  Bahwa minta pertolongan kpd Avalokitesvara adalah rancu dengan nasihat Buddha yg menyatakan kita harus menjadikan diri sendiri sebagai pulau.
Tetapi saya dapat memaklumi bahwa masih byk yg tidak memahami prinsip Mahayana, lalu menggunakan konsep yg dipegang sendiri utk menilai ini benar itu salah.
Mohon pertolongan kepada Avalokitesvara tidak bisa diartikan secara sempit bahwa berarti kita hanya duduk dan menunggu pertolongan dan kita sepenuhnya bergantung padanya, dan menganggap kontradiktif dgn nasihat Buddha ttg menjadikan diri sebagai tempat berlindung.

Jika secara kaku mengartikan bahwa menjadikan diri sebagai pelindung tidak berlindung pada yang lain, maka seharusnya kita juga menyanggah pernyataan Berlindung pada Buddha, Dhamma dan Sangha.
Permohonan kepada Avalokitesvara bukan berarti kita hanya berlindung pada yg luar, dan tidak berlindung pada diri sendiri.
Sama seperti ketika anda mengalami kecelakaan lalu minta pertolongan kepada orang sekitar, bukan berarti anda sepenuhnya berlindung pada orang lain dan tidak pernah lagi berlindung/ berusaha sendiri.  
Praktisi mahayana juga tidak mengabaikan prinsip tentang usaha sendiri/ menjadikan diri sebagai pelita. Secara mutlak Avalokitesvara tidak bisa menyulap orang menjadi Tercerahkan, tetapi bagaimanapun juga ketika Dia dgn batin Maitri Karunanya memberikan sedikit "uluran tangan", itu sudah merupakan nilai yang sangat berarti, mengapa?
1. Avalokitesvara adalah siswa dari Buddha, siswa yg mengekspresikan Maitri Karuna melalui adhitana yg demikian agung, maka apalagi dengan keagungan Buddha, tentu menjadi lebih besar, hingga kita menjadi sangat respek terhadap Buddha.
2. Avalokistesvara mengaktualisasi Dharma melalui adhitana yg demikian agung, maka kita menjadi kagum dan terinpirasi utk mengikuti praktik2 Dharma yg agung seperti itu.
3. Avalokitesvara adalah bagian dari Ariya Sangha, maka kita menjadi sangat respek terhadap Sangha.

Berikut ada satu kisah yg menggambarkan bahwa pemujaan Avalokitesvara dalam Mahayana bukan berarti bergantung/berlindung spenuhnya pada Nya:
Seorang pemuda melihat patung Avalokitesvara yg sedang memegang tasbih, lalu ia bertanya pada seorang bhiksu mengapa Avalokitesvara memegang tasbih. Bhiksu itu menjawab, "Avalokitesvara menggunakan tasbih utk melafal "Namo Avalokitesvara Bodhisatvaya". Pemuda ini menjadi heran, "mengapa melafal nama sendiri?" , Bhiksu itu lalu menjawab, "Memohon kepada orang lain, bukankah lebih baik memohon pada diri sendiri?"
So, janganlah salah memahami makna pemujaan pada Avalokitesvara. Ada yang bertanya, "kalo gitu, apakah sia-sia memohon pada Nya?" Relatif, tergantung apa tujuan anda, yg jelas adalah sia2 jika anda ingin memohon rejeki hanya demi memuaskan nafsu keinginan anda.

Demikian penjelasan singkatnya. (Mohon jgn menggunakan kacamata sekte utk mencari penilaian penjelasan di atas, mari kita saling memahami pandangan masing2, terima kasih)  :)

:)
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

dilbert

Quote from: GandalfTheElder on 27 November 2009, 06:55:16 PM
Quotesetidaknya ada relik nya Y.A. Sariputta, Maha Mogallana, Kassapa dll... Apakah Bodhisatva Avalokitesvara ada meninggalkan RELIK ?

Ah ini pernyataan konyol.....

Saya kira tidak ada sejarawan yang mau mengakui keberadaan para murid Buddha dengan hanya melihat "oh ada relik".

Dan seorang Bodhisattva pun bisa memilih untuk tidak menghasilkan relik. Lagipula sepemahaman saya para Bodhisattva seperti Avalokitesvara dsb itu tidak mengambil wujud seorang manusia, tapi dalam tubuh makhluk dewa.... nah reliknya dari mana?

Lagipula para master Buddhis Tiongkok dan Tibetan yang dikenali sebagai emanasi beragam Bodhisattva pun menghasilkan sharira. Kalau menurut anda Avalokitesvara itu imajinasi, maka kenapa master Buddhis di Tiongkok dan Tibet yang yakin pada beliau / emanasi beliau bisa menghasilkan relik? Apakah orang yang berimajinasi bisa menghasilkan relik?  ::)  ::)

Oya kemarin waktu pameran relik di Surabaya, ada reliknya Kasyapa Buddha sama Vajrasattva malah... nah lho?

_/\_
The Siddha Wanderer

Mantap.... Analogi yang sdr.gandalf katakan bisa juga diterapkan untuk Buddha Gotama... Tidak bisa dibuktikan keberadaan Buddha Gotama secara historis hanya berdasarkan Relik-nya saja... Iya donk...

_/\_
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

bond

Quote from: GandalfTheElder on 27 November 2009, 07:04:56 PM
Quote from: bond on 27 November 2009, 07:00:00 PM
Ada yg pernah liat reliknya udang?

Gue pernah liat  ^-^ temen saya malah masih simpan tuh relik. ;D

Bentuknya putih dan bulat

Ow ya?? Ternyata hewan juga bisa pencerahan....  8)  8)...cool bro....

_/\_
The Siddha Wanderer

Coba tanya petambak udang bro   :))
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

waliagung

yg tidak mengakui akan keberadaan avalokitesvara,sudah bisa di pastikan mereka bukan agama buddha, apalagi menganggap avalokites adalah racun,kalau saya,,,,,,,,,,,,,,

jangankan avalokites yesus dan muhammad aja saya yakini sebab beliu adalah manusia yg pernah hidup untuk kebahagian semua mahluk hidup di muka bumi ini.

dilbert

Quote from: waliagung on 27 November 2009, 07:15:36 PM
yg tidak mengakui akan keberadaan avalokitesvara,sudah bisa di pastikan mereka bukan agama buddha, apalagi menganggap avalokites adalah racun,kalau saya,,,,,,,,,,,,,,

jangankan avalokites yesus dan muhammad aja saya yakini sebab beliu adalah manusia yg pernah hidup untuk kebahagian semua mahluk hidup di muka bumi ini.


yang satu, makam-nya tak pernah ada / "diakui", yang satu lagi, bahkan gambar-nya saja bisa memancing kerusuhan.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

ryu

Quote from: chingik on 27 November 2009, 06:58:37 PM
Quote from: ryu on 27 November 2009, 02:22:23 PM
Bro chingik, apa bedanya seorang boddhisatva dengan dewa?
sudah dijelaskan bro Gandalf
sudah di baca, thanks
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

adi lim

Quote from: ryu on 27 November 2009, 08:21:34 AM
Quote from: chingik on 26 November 2009, 08:18:51 PM
Quote from: ryu on 26 November 2009, 07:53:57 PM
Quote from: purnama on 26 November 2009, 03:59:11 PM
ooo itu Setahu pandangan g baca kayak sudut pandang u kearah cerita avalokitesvara seribu tangan, gini bro avalokitesvara itu Bodhisatva Compassion alias Boddhisatva cinta kasih, Begitulah beliau mendengar kesulitan semua mahluk, pasti di bantu dia, itu sudah sumpah dalam diriNya, dan tertulis dalam sutra ape g lupa, ada di milis, kebetulan beliau dalam legendanya itu dalam kepercayaan masyarakat kenapa bisa menjadi seperti itu, karena tidak adanya para arahat dan Bodhisatva tidak bisa membantu kesulitan semua mahluk, maka beliau sedih. Kira - kira gitu, Jelasnya u baca story legendnya, garis besarnya seingat g saja, kalo ada yang bisa jelasin detail baguslar.


mau tanya, yang di bantu itu syaratnya apa ya? apa harus mengucapkan sesuatu? atau harus berdoa kepada Boddhisatva? atau otomatis semua mahluk di tolong? berapa banyak yang telah di tolong?

konon syaratnya adalah ketulusan. dan mengucapkan permohonan, kalo tidak membuat permohonan (aksi) tentu tidak ada reaksi. Tidak otomatis semua makhluk tertolong. Sudah banyak yg telah ditolong.   :P
sejauh mana pertolongan yang bisa di perbuat oleh Boddhisatva? lebih hebat mana Boddhisatva dengan Tuhan?

Bro Ryu, Hebat TUHAN donk !
Didunia ini Miliaran Manusia percaya keberadaan Tuhan dan sebagai Penguasa, Pengatur dan Pencipta Alam Semesta ini lho !
sedangkan Bodhisatva bukan pencipta, hanya penolong, karena sebagai penolong berarti juga bagian dari ciptaan TUHAN. :))

tapi sayangnya, saya yakin kepada TIRATANA !
_/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

GandalfTheElder

Quotekenapa tidak? apa orang dari agama lain yang batinnya baik tidak pernah ditemukan reliknya? apa pernah ada yang coba melihat relik dari agama lain?

Karena setahu saya relik di agama lain nggak kaya sharira di agama Buddha.... misalnya relik para Santo kan bukan hasil dibakar, karena dalam paham Kristianitas harus dikubur, sedangkan sharira kan ditemukan setelah kremasi.... bentuknya pun saya lihat beda. Di tradisi Jain dan Hindu setahu saya juga tidak ada sharira.

Lagipula relik [sharira] itu hanya muncul dari tubuh seseorang yang telah mencapai Nirvana...

_/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.