perbedaan mahayana ama theravada

Started by sarita, 08 June 2008, 06:27:25 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Jerry

Kira2 benar yg mana? Benar yg menilai.. :D
appamadena sampadetha

purnama

Quote from: Peacemind on 19 November 2009, 10:37:55 PM
For all:

Mahāyāna: Kendaraan besar.
Hinayāna: Kendaraan rendah. Hina berarti 'rendah'. Sebenarnya, istilah 'hina' dalam bahasa Indonesia juga bermakna sama dengan kata 'hina' dalam bahasa Pali ini.
Theravāda: Ajaran para sesepuh. Selain bermakna 'ajaran' istilah 'vāda' memang bisa diartikan 'ucapan dan juga 'pandangan'.

Meskipun para penganut Theravāda dianggap Mahāyāna sebagai orang2 yang mengikuti Kendaraan rendah (Hinayāna), ajaran Theravāda sendiri tidak menganggap ajarannya sebagai Hinayāna. Istilah Hinayāna digunakan oleh para penganut Mahāyana semata-mata untuk membedakan mereka dari para penganut sekte2 agama Buddha lain yang puas hanya dengn pencapaian arahat.

Be happy.

itu pandangan salah, bukan karena kata hina, maha menuding teravada seperti itu. yang jelas tudingan itu berasal dari produk orde baru lah. kalo u ke india juga ngak ada sektetarian aliran kok.

Quote from: marcedes on 19 November 2009, 11:54:32 PM
Tipitaka juga tidak bisa dipercayai 100% sebagai monopoli dhamma[ diluar tipitaka semua salah] , apalagi Tripitaka yg menurut saya lebih parah.

misalkan saja dalam Tipitaka dikatakan bahwa setelah kematian seorang arahat, maka ibarat lilin habis berserta sumbu nya habis....
bagaimana mungkin seorang bhante yg dikagumi sentaro Thailand AjahnMun, malah berbalik kata
bahwa
QuoteAjahn Mun bahwa para Arahanta datang mendiskusikan Dhamma dengannya dan mendemostrasikan cara mereka merealisai Parinibbana

apakah buku-nya salah? atau isinya salah? atau pengarang nya keliru mendengar...atau gimana?
tentu saja berkontradiksi jauh dengan apa yg terjadi dalam sutta setelah parinibbana....

kemudian dalam salah satu buku Mahaboowa, tertulis bahwa disana para buddha memberi selamat atas pencapaian beliau[AM]...
apakah ini kasus sama juga dengan kasus Albert Enstein yg memuji-muji agama buddha yang ternyata tidak ada tulisan sama sekali mengenai agama kosmis dan agama buddha.

---------------------------------------------------------------------------------
sy rasa lebih baik kembali ke basic,
belajar sendiri, lihat sendiri, rasakan sendiri.......

ini di-ibaratkan main dalam labirin,dhamma dalam Tipitaka buat saya saat ini ibarat penunjuk arah [ sebelum masuk labirin ]...ditulis bahwa finish nya nanti akan ada buah mangga di atas piring..!!!

tetapi ketika kita memasuki labirin, entah mana pengangan kita, bisa saja finish nya itu ternyata ada mangga dan apel di atas piring....

jadi cukup dengan nasehat sederhana yg tercatat....
Dalam Gotami Sutta (Anguttara Nikaya VIII. 53) , Sang Buddha menjelaskan kepada Y.A. Mahapajapati Gotami:

"Bila, Gotami, engkau mengetahui hal-hal secara pasti: `Hal-hal ini menuju pada nafsu, bukan pada tanpa-nafsu; pada kemelekatan, bukan pada tanpa-kemelekatan; pada pengumpulan, bukan pada pelepasan; pada memiliki banyak keinginan, bukan pada memiliki sedikit keinginan; pada ketidakpuasan, bukan pada kepuasan; pada suka berkumpul, bukan pada kesendirian; pada kelambanan, bukan pada kebangkitan semangat; pada kehidupan yang mewah, bukan pada kesederhanaan` - tentang hal-hal ini engkau bisa merasa pasti: `Ini bukanlah Dhamma; ini bukanlah Vinaya; ini bukanlah Ajaran Sang Guru.`"

"Tetapi, Gotami, bila engkau mengetahui hal-hal secara pasti: `Hal-hal ini menuju pada tanpa-nafsu, bukan pada nafsu; pada tanpa-kemelekatan, bukan pada kemelekatan; pada pelepasan, bukan pada pengumpulan; pada memiliki sedikit keinginan, bukan pada memiliki banyak keinginan; pada kepuasan, bukan pada ketidakpuasan; pada kesendirian, bukan pada berkumpul; pada kebangkitan semangat, bukan pada kelambanan; pada kesederhanaan, bukan pada kehidupan mewah` - tentang hal-hal ini engkau bisa merasa pasti: `Ini adalah Dhamma; ini adalah Vinaya; ini adalah Ajaran Sang Guru.`"

Begitu juga dalam SatthuSasana Sutta (Anguttara Nikaya VII. 80) , Sang Buddha menjelaskan kepada Y.A. Upali :

"Upali, jika engkau mengetahui tentang hal-hal tertentu: `Hal-hal ini tidak membawa menuju perubahan sepenuhnya, hilangnya nafsu, penghentian dan kedamaian, menuju pengetahuan langsung, pencerahan spiritual dan Nibbana` - dari ajaran-ajaran seperti itu engkau bisa merasa yakin: Ini bukan Dhamma; ini bukan Vinaya; ini bukan Ajaran Sang Guru.`"

"Tetapi Upali, jika engkau mengetahui tentang hal-hal tertentu: `Hal-hal ini membawa menuju perubahan sepenuhnya, hilangnya nafsu, penghentian dan kedamaian, menuju pengetahuan langsung, pencerahan spiritual dan Nibbana` - dari hal-hal semacam itu engkau bisa merasa yakin: Inilah Dhamma; inilah Vinaya; inilah Ajaran Sang Guru.`"

yg pada point nya adalah "akhir dari dukkha"

Tipitaka anda katakan parah  kerancuannya, tripitaka anda katakan lebih parah kerancuannya, trs yang benar siapa ?, dhamma versi anda kah ???.

Bro kemenyan, saya rasa bukan antipati yang harus ditanam disini, saya rasa hinaya itu ada berbagai macam versi, saya pointnya ada tergantung daerah setempat, akar budayanya, begini saya sependapat dengan anda dalam satu hal. beberapa sekte teravada ada yang masih scholastik memegang hinaya sangat kuat, contoh di birma, kalo sekte teravada di thailand saya jujur saja hinaya nya sudah tidak sekuat di birma, ada beberapa sekte masih memegang tradisi sesepuh teravada yang lampau sampai sekarang, kalo thailand anda jangan harap temukan seperti itu.

Bro bond Hinaya saya maksud adalah hinaya dalam lingkungan teravada.

purnama

Quote from: dilbert on 19 November 2009, 04:22:43 PM
Quote from: purnama on 19 November 2009, 02:59:11 PM
Quote from: dilbert on 19 November 2009, 02:37:59 PM
Quote from: purnama on 19 November 2009, 01:18:42 PM
Quote from: Kemenyan on 17 November 2009, 12:53:45 PM
[at] dilbert, rasanya emang cocok koq...
Theravada itu kumpulan orang-orang kolot yg ngikutin bulat-bulat apa yg diajarin siddartha

smentara
Mahayana itu Ajaran yang sudah dikembangkan, ditambah oleh beberapa orang-orang,
bahwa seorang sravaka bahkan bisa "keluar" lagi dari kondisi sravaka untuk maju meningkatkan kualitas mencapai annutara samyaksambuddha (bodhisatva tingkat 10).

bro kemenyan. saya rasa tidak baik menuduh teravada seperti itu, Sang Buddha itu tidak pernah mengajari sistem monesterik, alias fanatisme, justru malahan orang yang fanatik buta ditentang Buddha. masalahnya sistem ortodoktisme aliran teravada dan mahayana sangat berbeda, Tera mampu menjaga vinaya mereka jadi mensakralkan vinaya mereka, kekurangannya saking disakralkannya itu tidak berkembang. hanya itu itu saja, lagi pula yang menulis sutta dan sutra jelas muridnya beliau, bukan beliau sendiri

mensakralkan vinaya ?

Ada kemungkinan beberapa aliran teravada masih bro, kayaknya ada juga yang mengalami perkembangan, kadang sulit diketahui pasti yang mana aliran yang masih menjaga vinaya dari pertama, ada juga aliran tera yang mengalami perkembangan, perlu investigasi, dan penelitian bro

Vinaya itu timbul tidak serta merta lengkap sekaligus, melainkan muncul satu persatu sesuai dengan pertimbangan BUDDHA maupun USULAN dari sangha pada waktu itu sebagai tuntunan yang dianggap perlu sebagai tuntunan dalam kehidupan seorang siswa sangha yang meninggalkan keluarga dan hidup sebagaimana seorang brahmana sejati.

seorang anggota sangha yang mengambil sila bhikkhu/

saya setuju soal itu, yang terpenting belajar dharmanya

The Ronald

semuanya menuju ke  jalan beruas delapan , apa pandangan theravada dan mahayana berbeda pada hal tsb? dimana perbedaannya?
...

purnama

Quote from: The Ronald on 20 November 2009, 10:27:07 AM
semuanya menuju ke  jalan beruas delapan , apa pandangan theravada dan mahayana berbeda pada hal tsb? dimana perbedaannya?

garis besarnya aja yah lagi males panjang - panjang, kalo mau lengkap anda cari dibeberapa perpustakaan buddhis cari pebandingan teravada dengan mahayana yang karang Ivan taniputera, kebetulan dia kawan saya, dan saya tau masa pembuatan bukunya, dan cukup kopeten isinya, dia juga member disini.

1. Pebandingan ajaran teravada dan mahayana, masalah bodhisatva, di tera bodhisatva masih dibawah, sementara mahayana diatas.

2. Penggunaan Vinaya, sutra vinaya berbahasa sansekerta dan tiiongkok, sementara sutta Vinaya bahasa pali,

3 lahirnya aliran Teravada lahir dari india utara , mahayana india selatan, garis besar kedua aliran menyebar dengan berbeda, teravada menyebar kedaerah selatan seperti birma, srilangka, thailand, mahayana daerah utara tiongkok, tibet, korea , jepang dan satu satunya daerah kawasan selatan itu adalah
Indonesia.

4. Konsep ajaran teravada lebih condoh Self center sebagai jalan kesempurnaan, alias semua berasal dari diri sendiri, kalo mahayana lebih kearah metta, Alias sikap menghilangkan dualitas, selain diri sendiri dan juga mau membantu semua mahluk menuju kesempurnaan.

5.  Teravada cenderung Shoclastic dalam menjaga aturan sanggha atau mempertahankan ajaran leluhur, Mahayana cenderung Fleksibel dalam perkembangannya aturan sanggha tergantung dari keadaan.

6 Teravada tidak melakukan sosialisasi budaya dengan masyarakat setempat, sedangkan mahanyana mampu menembus sistem akar budaya masyarakat setempat.

sisanya anda baca sendiri bukunya

ryu

saking fleksibelnya sutta palsu pun di biarkan berkembang sehingga orang2 mempunyai pandangan salah pun yah fleksibel lah ckckckckck
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

purnama

Quote from: ryu on 20 November 2009, 11:37:08 AM
saking fleksibelnya sutta palsu pun di biarkan berkembang sehingga orang2 mempunyai pandangan salah pun yah fleksibel lah ckckckckck

mau sutta mau  sutra banyak dipalsukan pak ???. Setau g teliti penggunaan sutra / sutta palsu yang menyesatkan itu kebanyakan digunakan sekte tertentu, u ngak tau bukan saja mahayana mengalami seperti itu tera juga, banyak bante bhiku menggunakan bahasa sutta pali untuk dipergunakan untuk ilmu hitam, intinya apa?
nihil semua

bond

#172
Quoteby Purnama
4. Konsep ajaran teravada lebih condoh Self center sebagai jalan kesempurnaan, alias semua berasal dari diri sendiri, kalo mahayana lebih kearah metta, Alias sikap menghilangkan dualitas, selain diri sendiri dan juga mau membantu semua mahluk menuju kesempurnaan.

Wah, pandangan diatas dapat darimana om pur? kalau bhikkhu theravada bacaiin paritta kepada umat yg meninggal, memberi blessing, lalu mengajarkan meditasi agar umat atau bhikkhu lainnya menjadi sempurna , apakah itu SELF CENTRE dan tidak membantu makhluk lain untuk menjadi sempurna.? Dan kalau juga Self- centre maka tidak perlu ada umat bukan?

Kalo di mahayana kesempurnaan dilatih oleh diri sendiri atau tinggal  orang lain bacakan mantra maka orang itu langsung masuk surga?

Sepertinya pandangan diatas SESAT. Sorry harus saya katakan demikian karena tidak disertai fakta lapangan.

Quote
6 Teravada tidak melakukan sosialisasi budaya dengan masyarakat setempat, sedangkan mahanyana mampu menembus sistem akar budaya masyarakat setempat.

Pernyataan diatas sangat tidak relevan dan kesimpulan sepihak. Buktinya membaca parita saja ada intonasi Srilangka , Myanmar dan Thailand  sesuai dengan kultur setempat. Seharusnya ada hal2 yg bisa mengikuti budaya setempat dan hal2 yg tidak bisa. Contohnya jika kebudayaan setempat mempercayai ketakhayulan apakah harus diikuti?

Dan yang fatalnya ada beberapa bhikkhu yg dari tiongkok(yg katanya mahayana menurut om pur) ngajarin juga fengshui,kwamia dsb yg sebenarnya banyak ajaran dari Taoisme. Akhirnya gado2, apakah itu juga dikatakan menembus akar kebudayaan setempat?. Menurut saya tidak pada tempatnya dalam kehidupan beragama. Jangan salahkan orba melulu, tetapi periksa  fakta2 yg ada.
Dan kalau katanya mahayana dari Tiongkok, banyak nih kalo mo dibahas... ^-^ tapi ngak perlu akh nanti banyak yg sensi lagi. ^-^

Sebenarnya entah mahayana dan Theravada kan sudah memiliki porsi dan rambu2 masing sehingga bila perbedaan dan kesimpulan berdasarkan desas-desus atau referensi yg minim , saya rasa itu tidak tepat.



Mettacitena


Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

purnama

Wah, pandangan diatas dapat darimana om pur? kalau bhikkhu theravada bacaiin paritta kepada umat yg meninggal, memberi blessing, lalu mengajarkan meditasi agar umat atau bhikkhu lainnya menjadi sempurna , apakah itu SELF CENTRE dan tidak membantu makhluk lain untuk menjadi sempurna.? Dan kalau juga Self- centre maka tidak perlu ada umat bukan?
==> dimaksud self center itu adalah keakuan, lebih mengarah kesana, bukan arah ke egoan, u maksud itu ke egoan,

Pernyataan diatas sangat tidak relevan dan kesimpulan sepihak. Buktinya membaca parita saja ada intonasi Srilangka , Myanmar dan Thailand  sesuai dengan kultur setempat. Seharusnya ada hal2 yg bisa mengikuti budaya setempat dan hal2 yg tidak bisa. Contohnya jika kebudayaan setempat mempercayai ketakhayulan apakah harus diikuti?

==> anda lihat beberapa kasus myanmar dan thailand bhiksu pada demontrasi apa yang dilakukan pemerintah,
Beberapa contoh tera juga mengalami ketakahayulan yang harus diikuti contoh thailand, Dewa empat muka si mien fo ada ngak ?. itu Dewa lokh diangkat tinggi direspek orang tailand bahkan ditempatkan divihara teravada.

Dan yang fatalnya ada beberapa bhikkhu yg dari tiongkok(yg katanya mahayana menurut om pur) ngajarin juga fengshui,kwamia dsb yg sebenarnya banyak ajaran dari Taoisme. Akhirnya gado2, apakah itu juga dikatakan menembus akar kebudayaan setempat?. Menurut saya tidak pada tempatnya dalam kehidupan beragama. Jangan salahkan orba melulu, tetapi periksa  fakta2 yg ada.
Dan kalau katanya mahayana dari Tiongkok, banyak nih kalo mo dibahas... chuckle tapi ngak perlu akh nanti banyak yg sensi lagi. chuckle =>

Jawab fengsui itu tao kata siapa ?
Kwamia itu Tao kata siapa ?

Buddha meramal dhamma bakalan menghilang 10000 tahun itu bukan kwamia namanya, ramal Buddha maitreya akan muncul itu bukan ramalan namanya,

Buddha Tiongkok itu gado gado kata siapa?. Kata anda, anda kalau mempelajari dengan seksama dan teliti, jangan kata siapa, jangan kayak orang MUI teriak 2012 kata orang itu sesat, baca aja belum, teliti belum, mau bicara kata siapa?


Kalo di mahayana kesempurnaan dilatih oleh diri sendiri atau tinggal  orang lain bacakan mantra maka orang itu langsung masuk surga?
==> apa beda pernyataan anda dengan tulisan anda sendiri mengenai
"alau bhikkhu theravada bacaiin paritta kepada umat yg meninggal, memberi blessing, lalu mengajarkan meditasi agar umat atau bhikkhu lainnya menjadi sempurna , apakah itu SELF CENTRE dan tidak membantu makhluk lain untuk menjadi sempurna.? Dan kalau juga Self- centre maka tidak perlu ada umat bukan?" ini baca mantra juga dong, kalo gitu orangnya belum tentu masuk surga yah ?.

Jangan pikiran anda jadi self spectrum sendiri alias dipersempit, berpandangan luas, bergaul dulu dengan orang lain, baru paham kebenarannya

purnama

Satu hal lagi masalah tread ini ngak cocok di thread mahayana. please di moving.
Kalo nanya perbandingan tera dan maha jangan thread maha kenapa?

Untuk bro bond Sorry bro u mesti tau beberapa sekte teravada asal u mau tau ada yang hinaya masih megang tradisi lama, alias tradisi hutan, asal u tahu bhiku teravada yang menjalankan tradisi hutan, akan mengatakan bhiku yang hidup divihara itu sudah terkontiminasi sama yang namanya era modern, alias hinayanya udah luntur. memang ada tudingan Teravada akan egoism, asal anda tau, karena banyak bante teravada di luar Indonesia itu peduli diri sendiri dari pada umat asal anda tahu, sering sering bergaul sama orang Budhis di birma, srilangka, bakalan tau kebernarannya ternyata teravada ngak sepikir anda kira, itu namanya The ugly Truth( kenyataan yang paling pahit). Tidak ada satupun aliran itu mulus perjalanannya atau paling benar.

Anda belajar dharma dari aliran ibarat anda mau minum teh atau kopi ?. itu aja
Tidak perlu diperpanjang masalah ini

bond

Quote from: purnama on 20 November 2009, 01:15:46 PM
Wah, pandangan diatas dapat darimana om pur? kalau bhikkhu theravada bacaiin paritta kepada umat yg meninggal, memberi blessing, lalu mengajarkan meditasi agar umat atau bhikkhu lainnya menjadi sempurna , apakah itu SELF CENTRE dan tidak membantu makhluk lain untuk menjadi sempurna.? Dan kalau juga Self- centre maka tidak perlu ada umat bukan?
==> dimaksud self center itu adalah keakuan, lebih mengarah kesana, bukan arah ke egoan, u maksud itu ke egoan,

Theravada pada puncaknya menghancurkan  keakuan ^-^ makanya ada anatta bos.

Pernyataan diatas sangat tidak relevan dan kesimpulan sepihak. Buktinya membaca parita saja ada intonasi Srilangka , Myanmar dan Thailand  sesuai dengan kultur setempat. Seharusnya ada hal2 yg bisa mengikuti budaya setempat dan hal2 yg tidak bisa. Contohnya jika kebudayaan setempat mempercayai ketakhayulan apakah harus diikuti?

==> anda lihat beberapa kasus myanmar dan thailand bhiksu pada demontrasi apa yang dilakukan pemerintah,
Beberapa contoh tera juga mengalami ketakahayulan yang harus diikuti contoh thailand, Dewa empat muka si mien fo ada ngak ?. itu Dewa lokh diangkat tinggi direspek orang tailand bahkan ditempatkan divihara teravada.

Berarti Mahayana juga tidak lebih baik bukan? :)) dan artinya anda juga mengiyakan bahwa theravada bisa masuk ke akar budaya setempat sekalipun itu takhayul seperti yg anda katakan sendiri.  ^-^

Dan yang fatalnya ada beberapa bhikkhu yg dari tiongkok(yg katanya mahayana menurut om pur) ngajarin juga fengshui,kwamia dsb yg sebenarnya banyak ajaran dari Taoisme. Akhirnya gado2, apakah itu juga dikatakan menembus akar kebudayaan setempat?. Menurut saya tidak pada tempatnya dalam kehidupan beragama. Jangan salahkan orba melulu, tetapi periksa  fakta2 yg ada.
Dan kalau katanya mahayana dari Tiongkok, banyak nih kalo mo dibahas... chuckle tapi ngak perlu akh nanti banyak yg sensi lagi. chuckle =>

Jawab fengsui itu tao kata siapa ?
Kwamia itu Tao kata siapa ?

menurut ente siapa?

Buddha meramal dhamma bakalan menghilang 10000 tahun itu bukan kwamia namanya, ramal Buddha maitreya akan muncul itu bukan ramalan namanya,

beda bos....sama ilmu kwamia

Buddha Tiongkok itu gado gado kata siapa?. Kata anda, anda kalau mempelajari dengan seksama dan teliti, jangan kata siapa, jangan kayak orang MUI teriak 2012 kata orang itu sesat, baca aja belum, teliti belum, mau bicara kata siapa?

Gado2 kata gue tapi bukan Buddhanya tapi kebanyakan buddhismnya.


Kalo di mahayana kesempurnaan dilatih oleh diri sendiri atau tinggal  orang lain bacakan mantra maka orang itu langsung masuk surga?
==> apa beda pernyataan anda dengan tulisan anda sendiri mengenai
"alau bhikkhu theravada bacaiin paritta kepada umat yg meninggal, memberi blessing, lalu mengajarkan meditasi agar umat atau bhikkhu lainnya menjadi sempurna , apakah itu SELF CENTRE dan tidak membantu makhluk lain untuk menjadi sempurna.? Dan kalau juga Self- centre maka tidak perlu ada umat bukan?" ini baca mantra juga dong, kalo gitu orangnya belum tentu masuk surga yah ?.

Jangan pikiran anda jadi self spectrum sendiri alias dipersempit, berpandangan luas, bergaul dulu dengan orang lain, baru paham kebenarannya

sory bos gua ngak banyak gaul, dan emang sempit tapi ngak salah seperti anda mengartikan Thera=kecil, vada= kendaraan. Dan tidak ada kamus yg namanya hinaya teravada. yg ada kata hinayana pada sutra mahayana. gitu bos pandangan saya yg sempit dan kurang gaul. Silakan dicek ya.. ;D

Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

luis

Quote from: purnama on 20 November 2009, 01:25:49 PM
Untuk bro bond Sorry bro u mesti tau beberapa sekte teravada asal u mau tau ada yang hinaya masih megang tradisi lama, alias tradisi hutan, asal u tahu bhiku teravada yang menjalankan tradisi hutan, akan mengatakan bhiku yang hidup divihara itu sudah terkontiminasi sama yang namanya era modern, alias hinayanya udah luntur. memang ada tudingan Teravada akan egoism, asal anda tau, karena banyak bante teravada di luar Indonesia itu peduli diri sendiri dari pada umat asal anda tahu, sering sering bergaul sama orang Budhis di birma, srilangka, bakalan tau kebernarannya ternyata teravada ngak sepikir anda kira, itu namanya The ugly Truth( kenyataan yang paling pahit). Tidak ada satupun aliran itu mulus perjalanannya atau paling benar.

Maaf Bro Pur, kayanya statement "bhikkhu tradisi hutan" bakal seperti itu juga over generalisation :) Satu cerita aja, waktu Ajahn Brahm ditahbiskan menjadi bhikkhu dalam tradisi hutan Ajahn Chah, beliau tidak serta merta di-upasampada oleh Ajahn Chah. Tetapi beliau dikirim ke vihara di kota dan ditahbiskan di sana. Dengan kata lain, pengambil sila nya adalah bhikkhu kota. Dan Ajahn Brahm tinggal di vihara di kota selama 3 minggu sebelum kembali ke vihara di hutan untuk berlatih bersama Ajahn Chah.

Jadi tidak benar kalau tradisi hutan menganggap komunitasnya ekslusif dan mendiskreditkan vihara2 di kota. Praktik yang Ajahn Chah lakukan menjelaskan dengan jelas bahwa beliau tetap menjaga koneksi dan hubungan antara tradisi hutan dan kota, dan tentu juga supaya praktik di tradisi kota juga dapat tetap terjaga dan kondusif bagi para praktisinya. Jadi dimohon untuk berhati-hati dalam membuat statement _/\_

Satu lagi ... saya gak ngerti dengan istilah "hinaya" karena jelas istilah ini bukan istilah standard di Buddhisme. Kalau boleh, minta rujukannya yang jelas mengenai penjelasan istilah "hinaya" ini. Thanks in advance _/\_

Semoga semua makhluk berbahagia.

Mettacittena,
Luis
Do not blame nor criticise anyone, as there is no one to blame in the first place.

The Ronald

sebenarnya Mahayana dan Theravada bisa kerja sama yg bagus loh :)
buat mendobrak tradisi awal, gunakan Mahayana, soalnya lebih menyesuaikan diri dgn lingkungan, adat istiadat, dan kebuadayaan, setelah mereka tau ttg Dhamma, baru perkenalkan mereka dgn Theravada
...

bond

#178
Quote from: purnama on 20 November 2009, 01:25:49 PM
Satu hal lagi masalah tread ini ngak cocok di thread mahayana. please di moving.
Kalo nanya perbandingan tera dan maha jangan thread maha kenapa?

Untuk bro bond Sorry bro u mesti tau beberapa sekte teravada asal u mau tau ada yang hinaya masih megang tradisi lama, alias tradisi hutan, asal u tahu bhiku teravada yang menjalankan tradisi hutan, akan mengatakan bhiku yang hidup divihara itu sudah terkontiminasi sama yang namanya era modern, alias hinayanya udah luntur. memang ada tudingan Teravada akan egoism, asal anda tau, karena banyak bante teravada di luar Indonesia itu peduli diri sendiri dari pada umat asal anda tahu, sering sering bergaul sama orang Budhis di birma, srilangka, bakalan tau kebernarannya ternyata teravada ngak sepikir anda kira, itu namanya The ugly Truth( kenyataan yang paling pahit). Tidak ada satupun aliran itu mulus perjalanannya atau paling benar.

Anda belajar dharma dari aliran ibarat anda mau minum teh atau kopi ?. itu aja
Tidak perlu diperpanjang masalah ini

'Untuk bro bond Sorry bro u mesti tau beberapa sekte teravada asal u mau tau ada yang hinaya masih megang tradisi lama'

Om pur saya ngak jelas tulisan anda yg saya garis bawahi apa maksudnya vinaya atau benar hinaya? --->kalau benar hinaya belajar dimana yak?

termasuk yg tulisan yg ini 'alias hinayanya udah luntur.'

Coba deh tulis yang bener dan pelan2 dengan teliti. ^-^

Om pur, entah theravada dan mahayana pasti ada lembaran hitam dari oknum2nya sehingga tidaklah tepat anda mengatakan theravada lebih ini dan itu jeleknya. Kalau mau dikatakan mahayana juga banyak dan mungkin lebih banyak. cuma tidak etis saya katakan semuanya. Satu saja yg saya cukup katakan, sutranya mahayana saja sudah TIDAK konsisten dan tidak lengkap dan banyak tambahan yg tidak jelas. Tapi saya tidak mau memperdebatkan itu karena masalah keyakinan dan faktor yg baik lainnya. Tapi jika Anda ingin membuktikan , saya rasa sudah terbukti pada thread 'pertanyaan kritis thd mahayana dari pandangan berbeda'. Yaitu tidak adanya referensi sutra yg jelas pada setiap uraian ajaran Sang Buddha. Kalaupun ada hanya sepotong2.


Numpang nanya apakah Anda sudah pernah tinggal di vihara2 kota dari kedua tradisi(mahayana dan Theravada)dan vihara hutan lalu mempelajari bagaimana kehidupan mereka secara langsung?.Terima kasih  :)

Disini saya tidak bermaksud untuk menjelekan aliran mahayana, bagi saya kedua aliran buddhism ini adalah pilihan. Sehingga jika ingin membandingkan maka bandingkan lah secara proposional bukan perbandingan yg menjelekan dan menyudutkan salah satu aliran sehingga sesuai judul thread.


_/\_







Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

The Ronald

oh yeah, pertikaian antar sekte mulai meruncing saudara2 sedharma.. kita liat siapakah pemenang nya :)
...