Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Pelanggaran-Pelanggaran Yang Mengharuskan Penebusan
Sub-bab tentang Berbohong
Pācittiya 8. Aturan Latihan tentang Berkata Jujur
Kisah Asal-mula
Sub-kisah pertama
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di aula beratap lancip di Hutan Besar di dekat Vesālī, sejumlah bhikkhu bersahabat memasuki masa keberdiaman musim hujan di tepi sungai Vaggumudā. Pada saat itu Vajjī mengalami kekurangan makanan dan kelaparan, dengan panen-panen yang diserang hama keputihan dan berubah menjadi Jerami. Tidaklah mudah untuk mendapatkan dana makanan.
Para bhikkhu mempertimbangkan sulitnya situasi itu, dan mereka berpikir, "Bagaimanakah kami dapat menjalani masa keberdiaman musim hujan dengan nyaman dan harmonis, tanpa kesulitan memperoleh dana makan?"
Beberapa orang berkata, "Kita dapat bekerja untuk para perumah tangga, dan mereka akan menyokong kita sebagai imbalan."
Yang lainnya lagi berkata, "Tidak perlu bekerja untuk para perumah tangga. Mari kita saling membicarakan kualitas-kualitas melampaui manusia kepada para perumah tangga: 'Bhikkhu itu memiliki penyerapan pertama, bhikkhu itu memiliki penyerapan kedua, bhikkhu itu memiliki penyerapan ketiga, bhikkhu itu memiliki penyerapan keempat; bhikkhu itu adalah seorang pemasuk-arus, bhikkhu itu adalah seorang yang-kembali-sekali; bhikkhu itu adalah seorang yang-tidak-kembali, bhikkhu itu adalah seorang yang-sempurna; bhikkhu itu memiliki tiga pandangan terang sejati, dan bhikkhu itu memiliki enam pengetahuan langsung.' Maka mereka akan menyokong kita. Dengan cara ini kita akan hidup bersama dalam kerukunan, menjalani keberdiaman musim hujan yang nyaman, dan memperoleh dana makanan tanpa kesulitan. Inilah yang harus kita lakukan."
Maka para bhikkhu itu melakukan demikian. Dan orang-orang di sana berpikir, "Kita sungguh beruntung bahwa para bhikkhu demikian telah mendatangi kita untuk menjalani keberdiaman musim hujan. Para bhikkhu baik dan bermoral demikian belum pernah sebelumnya memasuki masa keberdiaman musim hujan bersama kita." Dan mereka mempersembahkan makanan dan minuman kepada para bhikkhu itu yang bahkan mereka sendiri tidak memakan dan meminumnya, atau mempersembahkan untuk orangtua mereka, untuk anak-anak dan istri-istri mereka, untuk para budak, pelayan, dan pekerja mereka, untuk teman-teman dan rekan-rekan mereka, untuk kerabat mereka. Segera para bhikkhu itu memiliki wajah cerah dan berwarna indah, kulit yang bersih, dan indria-indria yang tajam.
Pada saat itu adalah kebiasaan bagi para bhikkhu yang telah meyelesaikan masa keberdiaman musim hujan untuk pergi mengunjungi Sang Buddha. Dan oleh karena itu, ketika tiga bulan telah berlalu dan mereka telah menyelesaikan masa keberdiaman musim hujan, para bhikkhu itu merampikan tempat kediaman mereka, membawa mangkuk dan jubah mereka, dan melakukan perjalanan menuju Vesālī. Ketika akhirnya mereka tiba di sana, mereka mendatangi aula beratap lancip di Hutan Besar. Di sana mereka mendekati Sang Buddha, bersujud, dan duduk.
Pada saat itu para bhikkhu yang telah menyelesaikan masa keberdiaman musim hujan di wilayah itu kurus, lesu, dan pucat, dengan urat-urat menonjol di sekujur tubuh mereka. Namun para bhikkhu dari tepi Vaggumudā memiliki wajah cerah dan berwarna indah, kulit yang bersih, dan indria-indria yang tajam.
Karena adalah kebiasaan para Buddha untuk menyapa para bhikkhu yang baru tiba, maka Sang Buddha berkata kepada mereka, "Aku harap kalian baik-baik saja, para bhikkhu, Aku harap kalian dapat bertahan. Aku harap kalian menjalani musim hujan yang nyaman dan rukun, dan memperoleh dana makanan tanpa kesulitan."
"Kami baik-baik saja, Yang Mulia, kami dapat bertahan. Kami menjalani musim hujan yang nyaman dan rukun, dan memperoleh dana makanan tanpa kesulitan."
Jika Para Buddha mengetahui apa yang sedang terjadi, kadang-kadang Mereka bertanya dan kadang-kadang tidak. Mereka mengetahui waktu yang tepat untuk bertanya dan kapan tidak bertanya. Para Buddha bertanya jika itu bermanfaat, jika tidak bermanfaat maka Mereka tidak bertanya, karena para Buddha tidak mampu melakukan apa yang tidak bermanfaat. Para Buddha menanyai para bhikkhu untuk dua alasan: untuk membabarkan ajaran atau untuk menetapkan aturan latihan.
Dan Sang Buddha berkata kepada para bhikkhu, "Dengan cara bagaimanakah, para bhikkhu, kalian menjalani musim hujan yang nyaman dan rukun, dan memperoleh dana makanan tanpa kesulitan."
Mereka memberitahukan kepada Beliau.
"Tetapi apakah kalian benar-benar memiliki kualitas-kualitas melampaui manusia?"
"Benar, Yang Mulia."
Sang Buddha menegur mereka, "Bagaimana mungkin kalian demi perut kalian saling membicarakan kualitas-kualitas melampaui manusia kepada para perumah tangga? Hal Ini akan mempengaruhi keyakinan banyak orang ..." ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:
Aturan akhir
'Jika seorang bhikkhu dengan jujur memberitahukan kepada seorang yang tidak sepenuhnya ditahbiskan tentang kualitas melampaui manusia, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.'"
Definisi
Seorang:
Siapa pun
Bhikkhu:
... Seorang bhikkhu yang telah diberikan penahbisan penuh oleh Sangha yang sepakat melalui prosedur sah yang terdiri dari satu usul dan tiga pengumuman yang tidak dapat dibatalkan dan lengkap—bhikkhu jenis inilah yang dimaksudkan dalam kasus ini.
Seorang yang tidak sepenuhnya ditahbiskan:
Siapa pun kecuali bhikkhu yang telah sepenuhnya ditahbiskan atau bhikkhunī yang telah sepenuhnya ditahbiskan.
Kualitas melampaui manusia:
Penyerapan, kebebasan, keheningan, pencapaian, pengetahuan dan penglihatan, pengembangan sang jalan, realisasi buah-buah, ditinggalkannya kekotoran-kekotoran, pikiran tanpa rintangan, kesenangan dalam kesendirian.
Permutasi
Definisi
Penyerapan:
Penyerapan pertama, penyerapan kedua, penyerapan ketiga, penyerapan keempat.
Kebebasan:
Kebebasan kekosongan, kebebasan tanpa gambaran, kebebasan tanpa keinginan.
Keheningan:
Keheningan kekosongan, keheningan tanpa gambaran, keheningan tanpa keinginan.
Pencapaian:
Pencapaian kekosongan, pencapaian tanpa gambaran, pencapaian tanpa keinginan.
Pengetahuan dan penglihatan:
Tiga pandangan terang sejati.
Pengembangan sang jalan:
Empat penerapan perhatian, empat usaha benar, empat landasan kekuatan supernormal, lima indria spiritual, lima kekuatan spiritual, tujuh faktor pencerahan, jalan mulia berunsur delapan.
Realisasi buah-buah:
Realisasi buah memasuki-arus, realisasi buah yang-kembali-sekali, realisasi buah yang-tidak-kembali, realisasi kesempurnaan.
Ditinggalkannya kekotoran-kekotoran:
Ditinggalkannya keinginan indria, ditinggalkannya kebencian, ditinggalkannya kebodohan.
Kesenangan dalam kesendirian
Karena penyerapan pertama maka ada kesenangan dalam kesendirian, karena penyerapan kedua maka ada kesenangan dalam kesendirian, karena penyerapan ketiga maka ada kesenangan dalam kesendirian, karena penyerapan keempat maka ada kesenangan dalam kesendirian.
Pembabaran
Penyerapan pertama
Memberitahukan:
Jika seorang bhikkhu mengatakan kepada seorang yang tidak sepenuhnya ditahbiskan, "Aku mencapai penyerapan pertama," maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.
Memberitahukan:
Jika seorang bhikkhu mengatakan kepada seorang yang tidak sepenuhnya ditahbiskan, "Aku sedang mencapai penyerapan pertama," maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.
Memberitahukan:
Jika seorang bhikkhu mengatakan kepada seorang yang tidak sepenuhnya ditahbiskan, "Aku telah mencapai penyerapan pertama," maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.
Memberitahukan:
Jika seorang bhikkhu mengatakan kepada seorang yang tidak sepenuhnya ditahbiskan, "Aku memperoleh penyerapan pertama," maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.
Memberitahukan:
Jika seorang bhikkhu mengatakan kepada seorang yang tidak sepenuhnya ditahbiskan, "Aku menguasai penyerapan pertama," maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.
Memberitahukan:
Jika seorang bhikkhu mengatakan kepada seorang yang tidak sepenuhnya ditahbiskan, "Aku telah merealisasikan penyerapan pertama," maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.
Pencapaian-pencapaian lainnya:
Memberitahukan:
Jika seorang bhikkhu mengatakan kepada seorang yang tidak sepenuhnya ditahbiskan, "Aku mencapai penyerapan kedua ... penyerapan ketiga ... penyerapan keempat ... aku sedang mencapai ... aku telah mencapai ... aku memperoleh ... aku menguasai ... aku telah merealisasikan penyerapan keempat," maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.
Memberitahukan:
Jika seorang bhikkhu mengatakan kepada seorang yang tidak sepenuhnya ditahbiskan, "Aku mencapai kebebasan kekosongan ... kebebasan tanpa gambaran ... kebebasan tanpa keinginan... keheningan kekosongan ... keheningan tanpa gambaran ... keheningan tanpa keinginan ... aku sedang mencapai ... aku telah mencapai ... aku memperoleh ... aku menguasai ... aku telah merealisasikan keheningan tanpa keinginan," maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.
Memberitahukan:
Jika seorang bhikkhu mengatakan kepada seorang yang tidak sepenuhnya ditahbiskan, "Aku mencapai pencapaian kekosongan ... pencapaian tanpa gambaran ... pencapaian tanpa keinginan ... aku sedang mencapai ... aku telah mencapai ... aku memperoleh ... aku menguasai ... aku telah merealisasikan pencapaian tanpa keinginan," maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.
Memberitahukan:
Jika seorang bhikkhu mengatakan kepada seorang yang tidak sepenuhnya ditahbiskan, "Aku mencapai tiga pandangan terang sejati ... aku sedang mencapai ... aku telah mencapai ... aku memperoleh ... aku menguasai ... aku telah merealisasikan tiga pandangan terang sejati," maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.
Memberitahukan:
Jika seorang bhikkhu mengatakan kepada seorang yang tidak sepenuhnya ditahbiskan, "Aku mencapai empat penerapan perhatian ... empat usaha benar ... empat landasan kekuatan supernormal ... aku sedang mencapai ... aku telah mencapai ... aku memperoleh ... aku menguasai ... aku telah merealisasikan empat landasan kekuatan supernormal," maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.
Memberitahukan:
Jika seorang bhikkhu mengatakan kepada seorang yang tidak sepenuhnya ditahbiskan, "Aku mencapai lima indria spiritual ... lima kekuatan spiritual ... aku sedang mencapai ... aku telah mencapai ... aku memperoleh ... aku menguasai ... aku telah merealisasikan lima kekuatan spiritual," maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.
Memberitahukan:
Jika seorang bhikkhu mengatakan kepada seorang yang tidak sepenuhnya ditahbiskan, "Aku mencapai tujuh faktor pencerahan ... aku sedang mencapai ... aku telah mencapai ... aku memperoleh ... aku menguasai ... aku telah merealisasikan tujuh faktor pencerahan," maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.
Memberitahukan:
Jika seorang bhikkhu mengatakan kepada seorang yang tidak sepenuhnya ditahbiskan, "Aku mencapai jalan mulia berunsur delapan ... aku sedang mencapai ... aku telah mencapai ... aku memperoleh ... aku menguasai ... aku telah merealisasikan jalan mulia berunsur delapan," maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.
Memberitahukan:
Jika seorang bhikkhu mengatakan kepada seorang yang tidak sepenuhnya ditahbiskan, "Aku mencapai buah memasuki-arus ... buah yang-kembali-sekali ... buah yang-tidak-kembali ... kesempurnaan ... aku sedang mencapai ... aku telah mencapai ... aku memperoleh ... aku menguasai ... aku telah merealisasikan kesempurnaan," maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.
Memberitahukan:
Jika seorang bhikkhu mengatakan kepada seorang yang tidak sepenuhnya ditahbiskan, "Aku telah menghentikan keinginan indria ... aku telah menghentikan kebencian ... aku telah menghentikan kebodohan, aku telah meninggalkannya, aku telah melepaskannya, aku telah membuangnya," maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.
Memberitahukan:
Jika seorang bhikkhu mengatakan kepada seorang yang tidak sepenuhnya ditahbiskan, "Pikiranku bebas dari rintangan keinginan indria ... Pikiranku bebas dari rintangan kebencian ... Pikiranku bebas dari rintangan kebodohan," maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.
Memberitahukan:
Jika seorang bhikkhu mengatakan kepada seorang yang tidak sepenuhnya ditahbiskan, "Aku mencapai penyerapan pertama dalam kesendirian ... penyerapan kedua ... penyerapan ketiga ... penyerapan keempat ... aku sedang mencapai ... aku telah mencapai ... aku memperoleh ... aku menguasai ... aku telah merealisasikan penyerapan keempat dalam kesendirian," maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.