Alam semesta,terciptanya manusia....

Started by Riky_dave, 10 May 2008, 08:49:58 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Riky_dave

Gmn sih menurut pandangan Buddhis terciptanya alam semesta??
Dan bagaimana dgn terciptanya manusia???
Kemudian Pikirikan kn pelopor segala sesuatu...
Dptkan pkran menciptakan dunia baru???
_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

tesla

Quote from: Riky_dave on 10 May 2008, 08:49:58 PM
Gmn sih menurut pandangan Buddhis terciptanya alam semesta??
yah... seperti biasa lah... muncul & lenyap, begitu seterusnya

Quote
Dan bagaimana dgn terciptanya manusia???
dalam aganna sutta keknya ada dijelasin proses berkembangnya mahkluk.
tapi bukan evolusi (perubahan) itu yg penting lho...

Quote
Kemudian Pikirikan kn pelopor segala sesuatu...
Dptkan pkran menciptakan dunia baru???
_/\_
karena pikiran, sudah tercipta komputer, pesawat terbang, nuklir, dll...
menurutmu?
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Riky_dave

Quote from: tesla on 10 May 2008, 10:32:26 PM
Quote from: Riky_dave on 10 May 2008, 08:49:58 PM
Gmn sih menurut pandangan Buddhis terciptanya alam semesta??
yah... seperti biasa lah... muncul & lenyap, begitu seterusnya

Quote
Dan bagaimana dgn terciptanya manusia???
dalam aganna sutta keknya ada dijelasin proses berkembangnya mahkluk.
tapi bukan evolusi (perubahan) itu yg penting lho...

Quote
Kemudian Pikirikan kn pelopor segala sesuatu...
Dptkan pkran menciptakan dunia baru???
_/\_
karena pikiran, sudah tercipta komputer, pesawat terbang, nuklir, dll...
menurutmu?

Yg pikiran gw kurang jelas...
Jika begitu pikiran sanggup membuat dunia barukah??
Jika komputer,nuklir,bla2 masih tahap luar biasa...
Jika bisa membentuk suatu planet itu sih da luar binasa??? _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

tesla

mungkin yg terjadi skr, 'planet'nya ga sesuai harapan kamu ^-^
kitakan sekarang sedang bertemu di planet digital :)

dari yg saya rasakan, yg ingin tahu adalah:
'dapatkah pikiran (bathin) menciptakan materi?'

apakah demikian?

Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Riky_dave

Quote from: tesla on 11 May 2008, 01:08:47 PM
mungkin yg terjadi skr, 'planet'nya ga sesuai harapan kamu ^-^
kitakan sekarang sedang bertemu di planet digital :)

dari yg saya rasakan, yg ingin tahu adalah:
'dapatkah pikiran (bathin) menciptakan materi?'

apakah demikian?



Yap bnr...
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

tesla

kalau saya menjawab 'ya' ataupun 'tidak', kok rasanya malah tidak bermanfaat yah...
hanya menambah kelekatan kamu terhadap hasil pikiran aja...

gimana kalau bro riky baca aja tipitaka, nanti pasti mengerti...
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

nyanadhana

Konsep penciptaan sebenarnya terkena dampak dari ajaran agama tetangga yang memiliki figur Pencipta, Entitas Tertinggi.
Saya setuju dengan Pernyataan Bro Tesla, buat apa dipikirin,bisa jadi tambah dudul,mending kamu melatih kesucian kamu,ntar kalo udah suci baru dah lihat apa itu awal dan ujung....:D
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Riky_dave

Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Hariyanto

alam semesta tidak berawal, tidak berakhir, dan luasnya tidak terhingga

planet uda cukup banyak, tidak bisa dihitung..

Riky_dave

tdk berawal,tdk berakhir dan luas??maksudnya bro???
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

gajeboh angek

Terbentuknya alam semsta dan asal-usul makhluk hidup ada di Brahmajala Sutta dan Aganna Sutta.

[at] Hariyanto : Alam semesta terbatas atau tidak, itu tidak dijawab oleh Sang Buddha, bukan karena beliau tidak mengetahui jawabannya, tetapi pertanyaan itu memang tidak patut dijawab.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Lily W

KEJADIAN BUMI DAN MANUSIA MULA MULA DI BUMI

Dalam Agganna Sutta Digha Nikaya, diuraikan bagaimana bumi kita ini terjadi. Begitu pula setelah bumi kita ini terjadi, maka manusia muncul di bumi. Pada waktu manusia muncul di bumi, bukan hanya seorang saja, tetapi manusia yg muncul itu banyak sekali dan munculnya pun secara bersamaan. Untuk jelasnya bagaimana bumi terjadi dan manusia muncul di bumi, ikutilah kutipan dibawah ini.

"Vasettha, terdapat suatu saat, cepat atau lambat, setelah suatu masa yg lama sekali, dunia ini hancur. Ketika hal ini terjadi, umumnya makhluk-makhluk terlahir kembali di Abhassara (Alam Cahaya); di sana mereka hidup dari ciptaan batin (mano maya), diliputi kegiuran, memiliki tubuh yg bercahaya, melayang-layang di angkasa hidup dalam kemegahan. Mereka hidup seperti itu dalam masa yg lama sekali. Vasettha, terdapat juga suatu saat, cepat atau lambat, setelah selang suatu masa yg lama sekali, ketika bumi ini mulai terbentuk kembali. Ketika hal ini terjadi, makhluk-makhluk yg mati di Abhassara (Alam Cahaya), biasanya terlahir kembali di sini (di bumi) sebagai manusia. Mereka hidup dari ciptaan batin (namo-maya), diliputi kegiuran, memiliki tubuh yg bercahaya, melayang-layang di angkasa , hidup dalam kemegahan. Mereka hidup seperti itu dalam masa yg lama sekali.

Pada waktu itu semuanya terdiri dari air, gelap gulita. Tidak ada matahari atau bulan yg nampak, tidak ada bintang-bintang maupun konstelasi-konstelasi yg kelihatan; siang maupun malam  belum ada, bulan maupun pertengahan bulan belum ada, tahun-tahun maupun musim-musim belum ada; laki-laki maupun wanita belum ada. Makhluk-makhluk hanya dikenal sebagai makhluk-makhluk saja.

Vasettha, cepat atau lambat setelah suatu masa yg lama sekali bagi makhluk-makhluk tersebut, tanah dengan sarinya muncul keluar dari dalam air. Sama seperti bentuk-bentuk buih (busa) di permukaan nasi susu masak yg mendingin, demikianlah munculnya tanah itu. Tanah itu memiliki warna, bau dan rasa. Sama seperti nasi susu atau mentega murni, demikianlah warnanya tanah itu; sama seperti madu tawon murni, demikianlah manisnya tanah itu.

Vasettha, kemudian di antara makhluk-makhluk yg memiliki pembawaan sifat serakah (lolajatiko) berkata : "Apakah ini?" Lalu mencicipi sari tanah itu dengan jarinya. Dengan mencicipinya, maka ia diliputi oleh sari itu, maka nafsu keinginan masuk dalam dirinya. Makhluk-makhluk lain pun mengikuti contoh perbuatannya, mencicipi sari tanah itu dengan jari-jari mereka. Dengan mencicipinya, maka mereka diliputi oleh sari itu, nafsu keinginan masuk dalam diri mereka. Maka makhluk-makhluk itu mulai makan sari tanah, memecahkan gumpalan-gumpalan sari tanah tersebut dengan tangan mereka. Dengan melakukan hal ini, cahaya tubuh makhluk-makhluk itu menjadi lenyap. Dengan lenyapnya cahaya tubuh mereka, maka matahari, bulan, bintang-bintang dan konstelasi-konstelasi nampak. Demikian pula dengan siang dan malam, bulan dan pertengahan bulan, musim-musim dan tahun-tahun pun terjadi. Vasettha, demikianlah bumi terbentuk kembali.

Vasettha, selanjutnya makhluk-makhluk itu menikmati sari tanah, memakannya, hidup dengannya, dan berlangsung demikian dalam masa yg lama sekali. Berdasarkan atas takaran yg mereka nikmati dari makanan itu, maka tubuh mereka menjadi padat, dan terwujudlah berbagai macam bentuk tubuh. Sebagian makhluk memiliki bentuk tubuh yg buruk. Karena keadaan ini, maka mereka yg memiliki bentuk tubuh indah memandang rendah mereka yg memiliki bentuk tubuh buruk, dengan berpikir 'Kita lebih indah daripada mereka, mereka lebih buruk daripada kita'. Sementara mereka bangga akan keindahannya sehingga menjadi sombong dan congkak, maka sari tanah itu lenyap. Dengan lenyapnya sari tanah itu, mereka berkumpul bersama-sama dan meratap: 'Sayang, lezatnya! Sayang, lezatnya!'. Demikian pula sekarang ini, apabila orang menikmati rasa enak, ia akan berkata: 'Oh lezatnya! Oh lezatnya!' sesungguhnya apa yg mereka ucapkan itu hanyalah mengikuti ucapan masa lampau, tanpa mereka mengetahui makna dari kata-kata itu.

Vasettha, kemudian ketika sari tanah lenyap bagi makhluk itu, muncullah tumbuh-tumbuhan dari tanah (Bhumi Pappatiko). Cara tumbuhnya adalah seperti cendawan. Tumbuhan ini memiliki warna, bau dan rasa; sama seperti jadi susu atau mentega murni, begitulah warna tumbuhan itu; sama seperti madu tawon murni, begitulah manisnya tumbuhan itu. Kemudian makhluk-makhluk itu mulai makan tumbuh-tumbuhan yg muncul dari tanah tersebut. Mereka menikmati, mendapatkan makanan, hidup dengan tumbuhan yg muncul dari tanah itu, hal ini berlangsung dalam masa yg lama sekali. Berdasarkan atas takaran yg mereka nikmati dari makanan itu, maka tubuh mereka berkembang menjadi lebih padat, sehingga perbedaan bentuk tubuh mereka nampak lebih jelas; sebagian nampak indah dan sebagian nampak buruk.

Karena keadaan ini, maka mereka yg memiliki bentuk tubuh indah memandang rendah mereka yg memiliki tubuh buruk, dengan berpikir 'Kita lebih indah daripada mereka; mereka lebih buruk daripada kita'. Sementara mereka bangga akan keindahan dirinya sehingga menjadi sombong dan congkak, maka tumbuhan yg muncul dari tanah itupun lenyap. Selanjutnya tumbuhan menjalar (padalata) muncul, cara tumbuhnya seperti bambu. Tumbuhan ini memiliki warna, bau dan rasa; sama seperti jadi susu atau mentega murni, begitulah warnanya tumbuhan itu; sama seperti madu tawon murni, begitulah manisnya tumbuhan itu.

Vasettha, kemudian makhluk-makhluk itu mulai makan tumbuhan menjalar tersebut. Mereka menikmati, mendapatkan makanan dan hidup dengan tumbuhan menjalar tersebut, hal ini berlangsung dalam masa yg lama sekali.
Berdasarkan atas takaran yg mereka nikmati dari makanan itu, maka tubuh mereka tumbuh lebih padat; perbedaan bentuk tubuh mereka nampak lebih jelas; sebagian nampak indah dan sebagian nampak butuk. Karena keadaan ini, maka mereka memiliki bentuk tubuh indah, dengan berpikir : 'Kita lebih indah dari pada mereka; mereka lebih buruk daripada kita.' Sementara mereka bangga akan keindahan dirinya sehingga menjadi sombong dan congkak, maka tumbuhan menjalar itupun lenyap. Dengan lenyapnya tumbuhan menjalar itu, mereka berkumpul bersama-sama dan meratap: 'Menyedihkan, milik kita hilang!' Demikianlah pula sekarang ini, bilamana orang-orang ditanya apa yg menyusahkannya, mereka menjawab: 'Menyedihkan! Apa yg kita miliki telah hilang!' Sesungguhnya apa yg mereka ucapkan itu hanyalah mengikuti ucapan pada masa lampau, tanpa mengetahui makna dari kata-kata itu.

Vasettha, kemudian ketka tumbuhan menjalar lenyap bagi makhluk-makhluk itu, muncullah tumbuhan padi (sali) yg masak dalam alam terbuka (akatha-pakho),  tanpa dedak dan sekam, harum, dengan butir-butir yg bersih. Bilamana pada sore hari mereka mengumpulkan dan membawanya untuk makan malam, maka keesokan pagi, padi itu telah tumbuh dan masak kembali; demikian terus-menerus padi itu muncul.

Vasettha, selanjutnya makhluk-makhluk itu menikmati padi (masak) dari alam terbuka, mendapatkan makanan dan hidup dengan tumbuhan padi tersebut, hal ini berlangsung demikian dalam masa yg lama sekali. Berdasarkan atas takaran yg mereka nikmati dari makanan itu, maka tubuh mereka nampak lebih jelas. Bagi wanita nampak jelas kewanitaannya (itthi-linga) dan bagi laki-laki nampak jelas kelaki-lakiannya (purisalinga). Kemudian wanita sangat memperhatikan keadaan laki-laki, laki-laki pun memperhatikan keadaan wanita. Karena mereka saling memperhatikan keadaan diri satu sama lain terlalu banyak, maka timbullah nafsu indera yg membakar tubuh mereka. Sebagai akibat adanya nafsu indera tersebut, mereka melakukan hubungan kelamin (methuna).

Vasettha, ketika makhluk-makhluk lain melihat mereka melakukan hubungan kelamin, maka beberapa dari makhluk-makhluk itu melempari mereka dengan pasir, ada yg melempar dengan abu, ada yg melempar dengan kotoran sapi, dengan berteriak: 'Kurang ajar! Kurang ajar!' bagaimana seorang dapat berbuat demikian kepada orang lain?'. Demikian pula sekarang ini, apabila seorang laki-laki dari tempat lain menjemput mempelai wanita dan membawanya pergi, orang-orang akan melempari mereka dengan pasir, abu atau kotoran sapi; yg sesungguhnya apa yg mereka lakukan itu hanyalah mengikuti bentuk-bentuk masa lampau, tanpa mengetahui makna daripada perbuatan itu.
(Agganna Sutta, Digha Nikaya)

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Lily W

Sebab pertama hidup dan kehidupan di alam semesta ini tidak dapat ditelusuri.... makanya ini termasuk salah satu acinteyya ( tidak dapat di jangkau oleh pikiran kita )... ;D

_/\_ :lotus:

~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Lily W

Quote from: tesla on 11 May 2008, 02:07:51 PM
kalau saya menjawab 'ya' ataupun 'tidak', kok rasanya malah tidak bermanfaat yah...
hanya menambah kelekatan kamu terhadap hasil pikiran aja...

gimana kalau bro riky baca aja tipitaka, nanti pasti mengerti...

:o
Btw...Bro Riky punya tipitaka ga?  :-?

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

tesla

Quote from: Hariyanto on 11 May 2008, 06:05:02 PM
alam semesta tidak berawal, tidak berakhir, dan luasnya tidak terhingga

planet uda cukup banyak, tidak bisa dihitung..

tambahan lagi...
pandangan salah tentang atta & loka (dunia) yg dikatakan Buddha:

  • atta & loka kekal
  • atta tidak keakl & loka kekal
  • atta & loka ada yg kekal & ada yg tidak kekal
  • dst...

simple, ajaran Buddha adalah sabbe sankhara anicca - semua yg berkondisi adalah tidak kekal
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~