Altar di rumah

Started by D1C1, 18 October 2016, 05:40:16 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

D1C1

Halo semua,

Sebenarnya di rumah ada altar itu baik atau tidak?
Ada kalanya tentu di rumah terjadi perselisihan dan tidak semua orang bisa memiliki ruangan khusus untuk altar, sehinga perselisihan bisa terjadi di depan altar.

Pertanyaannya, apakah dengan berselisih tidak di depan altar itu lebih ringan akibatnya dibandingkan dengan di depan altar? Terima kasih.

Sukma Kemenyan

Coba ganti kata:altar dengan orang-tua,
Dan tanyakan kembali pertanyaan diatas

D1C1

Terima kasih untuk saran 'ganti' kata2 di atas.
Mungkin ada temen lain yg bs bantu menjawab post diatas?

andry

Saya rasa logika dsrnya ialah, altar itu buat apa?
Terus kenapa harus berselisih
Samma Vayama

D1C1

Terima kasih utk balasannya.
Manusia bisa berselisih itu saya pikir topik yang lain, marilah kita kembali ke topik pertanyaan di atas.
Apakah itu membuat karma buruk/ baik menjadi lebih berat?

Alucard Lloyd

Quote from: D1C1 on 18 October 2016, 05:40:16 PM
Halo semua,

Pertanyaannya, apakah dengan berselisih tidak di depan altar itu lebih ringan akibatnya dibandingkan dengan di depan altar? Terima kasih.

Pertanyaan anda seharus nya direnungkan dengan sebuah pertanyaan lagi, apakah perselisihan itu karma baik atau buruk ? Dan apakah perselisian itu menghasilakan karma yang berat disuatu saat nanti? Adakah hasil perselisihan ini diciptakan dari pihak external apakah dalam diri ini yang menyebabkan buah karma dikemudian hari?

Sesungguhnya perselisihan adalah perbuatan buruk dengan hasil yang buruk, karma tidak dibuat karena kondisi external tetapi oleh kondisi internal, external hanya menjadi subject untuk terjadi karma selanjutnya. Sesungguhnya karma baik dan buruk tergantung suasana hati dan pandangan hidup kita dalam menyikapi sesuatu moment kehidupan sebab yang menikmati buah karma sebenarnya hanya 5 indra itu pun yang mengalami sakit hanya indra tubuh dan yang merasakan nyaman juga indra tubuh selebihnya ke 4 indra hanya merasakan netral ( ketenangan ) dalam menjalankan buah karma kehidupan.

Yang menjadikan berat / ringan tentu adalah bahtin kita sendiri bukan tubuh bila bahtin banyak unsur menolak maka akan teras berat begitu juga sebaliknya bila bahtin merasakan kenikmatan makan akan terasa ringan.
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana