News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Milindapanha Sutta

Started by steve19800, 10 June 2016, 08:00:22 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

steve19800

Halo temen2,

Di Milindapanha Sutta dikatakan bahwa seseorang yang tidak menyadari perbuatan buruk lebih berat kammanya dibanding dengan seseorang yang menyadari perbuatan buruk.
Milindapanha Sutta, setahu saya masuk dalam Nikaya hanya dalam Theravada Burma. Sri Lanka dan Thai tidak memasukkannya dalam Sutta. Sutta ini juga bukan bagian dari Tipitaka.

Saya mencoba untuk mengerti, tapi sepertinya kurang masuk akal. Bagaimana bisa seseorang yg tidak sadar akan perbuatan buruknya menciptakan kamma yang lebih berat?  Terima kasih.

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

bukan tidak sadar, tapi tidak mengetahui bahwa melakukan hal buruk akan membuahkan hasil yang buruk juga.
ini lebih parah karena bukan cuma lobha atau dosa saja, tapi karena ada dasar moha juga.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

steve19800

#2
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 10 June 2016, 08:58:36 PM
bukan tidak sadar, tapi tidak mengetahui bahwa melakukan hal buruk akan membuahkan hasil yang buruk juga.
ini lebih parah karena bukan cuma lobha atau dosa saja, tapi karena ada dasar moha juga.

Saya pikir mungkin tergantung terjemahannya juga? Ada yang menerjemahkan tidak sadar, ada yang menterjemahkan tidak mengetahui.

Jika tidak mengetahui menghasilkan dampak yang lebih parah lalu apakah orang yang mengetahui perbuatan buruk tapi tetap melakukannya itu lebih ringan?

Contoh:
Seseorang memberi ikan makan ikan2 hidup, dia tidak tahu perbuatan ini buruk. Setelah tahu dia stop perbuatannya.

Dibandingkan dengan

Seseorang sudah tahu memberi ikan makan ikan2 hidup itu tidak baik tapi tetap melakukannya terus menerus.


Tentu sepertinya, yang sudah tahu tapi tetap melakukannya menurut saya lebih buruk, bukan begitu?



Sunkmanitu Tanka Ob'waci

Asumsinya bukan begitu, ini quote dari Bhante Pesala: "Kalau pandangannya salah, dia akan tetap melakukannya tanpa rasa sesal. Seorang Buddhis yang tahu membunuh itu salah mungkin membunuh kalau dia kelaparan, atau karena tekanan lainnya, tapi akan merasa menyesal dan akan mencoba untuk menghindarinya lagi."
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

Kayak begini deh, di sutta-sutta sering disebutkan bola besi yang panas merah membara. Kalau kamu sudah mengetahui bahwa memegang besi itu sakit, mana yang akan kamu lakukan:

1. Menghindari memegang besi
2. Karena terpaksa memegang besi, tentu berusaha menghindari semaksimal mungkin
3. Dengan santai memegang besi
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

steve19800

Yang dimaksud dgn Bhikkhu Pesala spt di Dhammawheel.com adalah pandangan salah. Tetapi dr yg dapat dibaca di Milinda Panha adalah satu perbuatan. Saya kurang tahu darimana kita bisa mengartikannya sbg "pandangan salah".

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

Perbuatan kan dari hetuka-nya? Itu kayaknya sudah jamak deh, kalau pandangan salah == perbuatannya akan berakibat lebih parah, contohnya nihilis lahir lagi di alam apaya.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

sandy773

Quote from: steve19800 on 10 June 2016, 08:00:22 PM
Halo temen2,

Di Milindapanha Sutta dikatakan bahwa seseorang yang tidak menyadari perbuatan buruk lebih berat kammanya dibanding dengan seseorang yang menyadari perbuatan buruk.
Milindapanha Sutta, setahu saya masuk dalam Nikaya hanya dalam Theravada Burma. Sri Lanka dan Thai tidak memasukkannya dalam Sutta. Sutta ini juga bukan bagian dari Tipitaka.

Saya mencoba untuk mengerti, tapi sepertinya kurang masuk akal. Bagaimana bisa seseorang yg tidak sadar akan perbuatan buruknya menciptakan kamma yang lebih berat?  Terima kasih.

itu benar.tahu itu berarti pandangan salah sdh tdk ada.
contoh.devadatta.jhana 4 plus iddhi. krn pandangan salah, ia menganggap dirinya benar dan buddha keliru.shg ia mengeluarkan aturan keras bagi bhikkhu dan meremehkan
mereka yg menekuni ajaran dgn hati hati.tdk serampangan.
Tdk ceroboh.hari ini ngebut, besok malah tdk bisa apa apa krn kelelahan.