News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

The Dawn of Abhidhamma

Started by xenocross, 07 February 2015, 02:51:15 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

xenocross

lagi baca dikit2


The Dawn of Abhidharma
This book is a companion to Bhikkhu Anālayo's previous study of the Genesis of the Bodhisattva Ideal. In the present book he turns to another important aspect in the development of Buddhist thought: the beginnings of the Abhidharma. Anālayo shows that the two main modes generally held in academic circles to explain the arising of the Abhidharma – the use of lists (mātrḳā) and the question-and-answer format – are formal elements that in themselves are not characteristic of Abhidharma thought. Going beyond the notion that the coming into being of the Abhidharma can be located in such formal aspects, he shows how the attempt to provide a comprehensive map of the teachings gradually led to the arising of new terminology and new ideas. He identifies the notion of the supramundane path as an instance where fully fledged Abhidharma thought manifests in the discourses. Anālayo concludes that what characterizes the Abhidharma is not the mere use of dry lists and summaries, but rather a mode of thought that has gone further (abhi-) than the Dharma taught in the early discourses in general.


http://blogs.sub.uni-hamburg.de/hup/products-page/publikationen/123/

sedikit yang sudah dibaca:

Analayo mengatakan, abhidharma pada mulanya adalah "daftar rangkuman topik, dan komentar atas sebuah sutta"
karena komentar penjelasan yang ditempelkan pada sebuah sutta ini bisa menjelaskan sutta yg lain, maka kemudian  komentar ini menjadi "hidup" dan berkembang lebih independen. Setelah itu menjadi satu set pitaka sendiri. Ini semua terjadi sejak zaman transmisi oral.

abhidharma pada mulanya berarti : tentang dharma
"Para bhiksu sedang mendiskusikan abhidharma" = "Para bhiksu sedang mendiskusikan tentang dharma"
Hanya belakangan istilah abhi diartikan sebagai "yang lebih tinggi" dan merujuk pada kitab-kitab komentar abhidharma
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Kelana

Quote from: xenocross on 07 February 2015, 02:51:15 PM
lagi baca dikit2


The Dawn of Abhidharma
This book is a companion to Bhikkhu Anālayo's previous study of the Genesis of the Bodhisattva Ideal. In the present book he turns to another important aspect in the development of Buddhist thought: the beginnings of the Abhidharma. Anālayo shows that the two main modes generally held in academic circles to explain the arising of the Abhidharma – the use of lists (mātrḳā) and the question-and-answer format – are formal elements that in themselves are not characteristic of Abhidharma thought. Going beyond the notion that the coming into being of the Abhidharma can be located in such formal aspects, he shows how the attempt to provide a comprehensive map of the teachings gradually led to the arising of new terminology and new ideas. He identifies the notion of the supramundane path as an instance where fully fledged Abhidharma thought manifests in the discourses. Anālayo concludes that what characterizes the Abhidharma is not the mere use of dry lists and summaries, but rather a mode of thought that has gone further (abhi-) than the Dharma taught in the early discourses in general.


http://blogs.sub.uni-hamburg.de/hup/products-page/publikationen/123/

sedikit yang sudah dibaca:

Analayo mengatakan, abhidharma pada mulanya adalah "daftar rangkuman topik, dan komentar atas sebuah sutta"
karena komentar penjelasan yang ditempelkan pada sebuah sutta ini bisa menjelaskan sutta yg lain, maka kemudian  komentar ini menjadi "hidup" dan berkembang lebih independen. Setelah itu menjadi satu set pitaka sendiri. Ini semua terjadi sejak zaman transmisi oral.

abhidharma pada mulanya berarti : tentang dharma
"Para bhiksu sedang mendiskusikan abhidharma" = "Para bhiksu sedang mendiskusikan tentang dharma"
Hanya belakangan istilah abhi diartikan sebagai "yang lebih tinggi" dan merujuk pada kitab-kitab komentar abhidharma

Saya pribadi sudah memperkirakan adanya kemungkinan pergeseran makna kata dari kata abhi dan ingin mempertanyakan kepada forum DC, namun sayang belum kesampaian.

GRP buat Sdr. Xenocross telah memberikan info ini.

Thanks
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Shasika

I'm an ordinary human only

seniya

Wah akhirnya pecah telur nih, Bhikkhu Analayo dalam artikel di atas menemukan bahwa Satipatthana Sutta, Bahudhatuka Sutta, Anupada Sutta, dan Mahacattarisaka Sutta telah ditambahkan dengan bahan-bahan yang belakangan (yang kemudian mempengaruhi munculnya Abhidhamma)
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

xenocross

yang aku kaget itu sebenarnya adalah.... sutta yang judulnya "6 kemurnian" - di isi suttanya cuma ada 5 kemurnian disebut
Lalu ada bhikkhu India yang datang ke srilanka di abad ke berapa.... yang mengatakan, kemurnian ke-6 itu ada, kejadian ini ditulis di komentar

Trus dibandingkan dengan versi paralel - versi agama memang isinya ada 6 kemurnian. jadi
Pali text itu ada penambahan, dan juga ada bagian yang hilang. Kalau dibilang kanon pali itu murni banget ya gak juga
Walaupun kalau dilihat versi agama juga banyak tambahan dan banyak hilang....
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

The Ronald

Titipan comment :

Bhikkhu Bodhi pada catatan kaki atas AN 5:79 juga mengatakan: "Abhidhammakathaṃ vedallakathaṃ kathentā. Saya menganggap kata abhidhamma di sini memiliki fungsi rujukan murni, yaitu, bermakna "berhubungan dengan Dhamma." Kata ini tidak menunjukkan koleksi kanon dengan nama yang sama atau filosofinya. Baca DOP sv abhidhamme. Mp juga, tampaknya menganggap bahwa Abhidhamma Piṭaka tidak relevan di sini, dengan menjelaskan abhidhammakathaṃ dalam paragraf ini sebagai sebuah diskusi tentang "ajaran tertinggi tentang perilaku bermoral, dan sebagainya" (sīlādi-uttamadhammakathaṃ).  ..."
...

K.K.

#6
Quote from: xenocross on 07 February 2015, 02:51:15 PM
lagi baca dikit2


The Dawn of Abhidharma
This book is a companion to Bhikkhu Anālayo's previous study of the Genesis of the Bodhisattva Ideal. In the present book he turns to another important aspect in the development of Buddhist thought: the beginnings of the Abhidharma. Anālayo shows that the two main modes generally held in academic circles to explain the arising of the Abhidharma – the use of lists (mātrḳā) and the question-and-answer format – are formal elements that in themselves are not characteristic of Abhidharma thought. Going beyond the notion that the coming into being of the Abhidharma can be located in such formal aspects, he shows how the attempt to provide a comprehensive map of the teachings gradually led to the arising of new terminology and new ideas. He identifies the notion of the supramundane path as an instance where fully fledged Abhidharma thought manifests in the discourses. Anālayo concludes that what characterizes the Abhidharma is not the mere use of dry lists and summaries, but rather a mode of thought that has gone further (abhi-) than the Dharma taught in the early discourses in general.


http://blogs.sub.uni-hamburg.de/hup/products-page/publikationen/123/

sedikit yang sudah dibaca:

Analayo mengatakan, abhidharma pada mulanya adalah "daftar rangkuman topik, dan komentar atas sebuah sutta"
karena komentar penjelasan yang ditempelkan pada sebuah sutta ini bisa menjelaskan sutta yg lain, maka kemudian  komentar ini menjadi "hidup" dan berkembang lebih independen. Setelah itu menjadi satu set pitaka sendiri. Ini semua terjadi sejak zaman transmisi oral.

abhidharma pada mulanya berarti : tentang dharma
"Para bhiksu sedang mendiskusikan abhidharma" = "Para bhiksu sedang mendiskusikan tentang dharma"
Hanya belakangan istilah abhi diartikan sebagai "yang lebih tinggi" dan merujuk pada kitab-kitab komentar abhidharma

The first person interested in the etymology of the term abhi-dharma was N.W. Geiger, in his work, Pali Dhamma (1921), where he states, "abhidhamma originally mean the highest Dhamma; such is the interpretation of later commentators, that is, abhidhamma as uttaradhamma." The earliest meaning of the word abhidhamma, he held, is "concerning the dhamma, or referring to the dhamma," In the Sutras, indeed, this word always appears in the locative case, as abhidhamme, ("with respect to Dhamma") and in this manner parallels the form abhivinaye ("concerning the Vinaya').
---
Orang pertama yang tertarik pada etimologi dari istilah abhi-dharma adalah N.W. Gieger, dalam karyanya, Pali Dhamma (1921), di mana ia menyatakan, "abhidhamma asalnya berarti Dhamma tertinggi; demikian adalah tafsiran komentator belakangan, yaitu, abhidhamma sebagai uttaradhamma." Makna paling awal dari kata abhidhamma, ia pegang, sebagai "berkenaan dengan dhamma, atau merujuk kepada dhamma," dalam sutra-sutra, sebenarnya, kata ini selalu muncul dalam bentuk lokatif, seperti abhidhamme, ("berhubungan dengan dhamma") dan cara ini paralel dengan bentuk abhivinaye ("berkenaan dengan vinaya").

-Leo M. Pruden dalam prakata terjemahan Bhasya-

Arya Karniawan

Ada yg udah terjemahin buku ini ke Bhs. Indo?  _/\_
#Jhindra

stevenson

Quote from: seniya on 15 February 2015, 09:26:18 PM
Wah akhirnya pecah telur nih, Bhikkhu Analayo dalam artikel di atas menemukan bahwa Satipatthana Sutta, Bahudhatuka Sutta, Anupada Sutta, dan Mahacattarisaka Sutta telah ditambahkan dengan bahan-bahan yang belakangan (yang kemudian mempengaruhi munculnya Abhidhamma)

Bagian mana terutama yang di Satipaṭṭhāna yang ditambahkan?
An expert is not the one who belives in everything he learns but the one who has esteem knwledge through critical analysis

seniya

Quote from: stevenson on 08 December 2017, 08:37:55 PM
Bagian mana terutama yang di Satipaṭṭhāna yang ditambahkan?

Penjelasan 4KM dalam Satipatthana Sutta
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

stevenson

Penjelasan 4KM dalam Satipatthana Sutta

_/\_ apakah ada di pdf A Comparative Study of the Majjhima-nikāya Bhante Analayo yang di bagian Satipaṭṭhāna sutta. Saya masih baca dan translate seadanya bagian Dakkhinavibhanga sutta.  ;D
An expert is not the one who belives in everything he learns but the one who has esteem knwledge through critical analysis

kullatiro

#11
Nah wa juga  dari dulu mending ke sutta pitaka terang terang sang Buddha ada mengulang dhamma ke pada Yang Ariya Ananda yang mencapai arahat sesudah Sang Buddha PariNibbana jadi saat pengulangan kotbah yang arya ananda masih belum mencapai tingkat tingkat kesucian hingga sesuai dgn kita kita ini yang juga masih belum mencapai tingkat tingkat kesucian hingga kita bisa lebih mudah mencerap ajaran Sang Buddha, sedang abhidhamma sebagai pelengkap saja.

SO

Abhasita Sutta AN 2.23:

Monks, these two slander the Tathagata. Which two?
1. One who explains what was not said or spoken by the Tathagata as said or spoken by the Tathagata.
2. And one who explains what was said or spoken by the Tathagata as not said or spoken by the Tathagata.
These are the two who slander the Tathagata.

--- bagaimana dengan yang telah dikatakan oleh Sang Buddha sendiri (inipun tidak tertutup ada kesalahan penerjemahan dan kesalahan dalam penerjemahan dan penafsiran masuk kategori 2, khan)

Padam ...