News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Makan daging yg gini salah gk ya???Alasannya???

Started by Riky_dave, 04 May 2008, 07:10:07 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

El Sol

Quote from: Edward on 06 May 2008, 11:34:25 PM
Jadi inget El Sol pas masih "liar" dulu... :P ^-^

^:)^ Sol.... ;D
jangan samakan saya dengan makhluk itu... :P

gajeboh angek

Quote1. gw baca didepan kalo yg "dicurigai,terlihat,terdengar" itu hanya untuk anggota Sangha..jadi sebagai upasaka yg baik..bolehkah saya makan daging kepiting yg dipesan oleh bonyok gw?? apakah saya melanggar sila-1 jika saya makan kepiting itu?

Kalau kamu yang menyuruh, kamu melanggar sila 1. Kalau Orang Tua kamu menyuruh, orang tua kamu melanggar sila 1. Sebagai anak yang berbakti, salah satu cara membalas jasa mereka adalah menetapkan mereka dalam moralitas jika orang tua kamu kurang moralitasnya (melanggar sila 1).

Quote2. gw baca didepan ada yg tulis kalo "selama gk dibunuh KHUSUS untuk kita" maka ok2 ajah dimakan..

so, setiap penjual daging..membunuh binatang tersebut KHUSUS untuk pelanggannya..dan setiap nelayan nangkap ikan 70% dijual untuk Consumer juga..
Maksudnya khusus dibunuh itu seperti contoh kamu di restoran tadi. Atau ada undangan makan-makan, terus kamu tahu satu hewan khusus dibunuh untuk kamu.
Kalau penjual daging sudah memotong hewan untuk dijual kepada siapa saja, hal itu tidak khusus untuk kamu (kecuali udah langganan, dan kamu tahu udah khusus untuk kamu). Kalau beli bangkai yang udah mati (entah siapa yang membunuh) kamu gak salah. Kecuali kamu pilih yang itu, terus si penjual potong hewan buat kamu. Demikian juga halnya dengan nelayan, mereka menangkap ikan untuk dijual kepada pembeli, gak khusus untuk kamu aja.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

nyanadhana

simpelnya makan daging yang tak diperbolehkan
1. ada ayam hidup2 di pasar,lo tunjuk ayam itu,trus didepan mata kamu,atau kamu pergi sebentar ,ayam itu dipotong. then konsekuensi kamma akan berjalan.
2. ada daging ayam dijual dipasar,kamu melihatnya sebagai bahan masakan, ya cukup sampai disitu bentuknya telah menjadi makanan.
3. ini akan berlaku buat nyokap yang masakin kamu makanan...nyokap bilang ke kamu,hari ini mama masakin ayam goreng kesukaan kamu.dalam pikiran kamu apakah ayam hidup2 digoreng buat kamu atau di pikiran kamu jelas masakan ayam goreng yang muncul? jika gambaran ayam goreng yang muncul maka itu adalah makanan...kalo gambaran kamu terus mikir tuh ayam dibunuh untuk gw,ya udah hindari.....makanya mikir tuh simpel2 jangan buat njelimet.
4. perhatikan kenapa Sang Buddha selalu bilang Jalan Tengah, tidak berkekurangan dan tidak berlebihan. Rantai makanan juga adalah hukum alam dan hukum seleksi dan tercakup dalam Dhamma.
5.mau bahas vegetarian,juga tidak akan habisnya ntar,makan dengan bijaksana untuk menjaga tubuh ini tetap hidup dalam mempraktekkan Dhamma. hidup udah cukup susah jangan dipersulit lagi .
_/\_
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

hengki

Bro Ricky,
Kamu sebagai pendatang baru bagus loh menurut saya karena kamu bisa cepat menyadari kekurangan kamu dan memperbaikinya. Jarang loh orang bisa introspeksi diri walaupun sudah dikasih tahu karena orang biasanya egonya besar  :)

Tentang ortu dan saudara2 kamu yang belum mengerti Dharma, ada baiknya kamu memberikan buku Liao Fan karena isinya sangat bagus dan cocok untuk pemula yang masih duniawi karena isinya tentang cara2 untuk Merubah Nasib dan terbukti kebenarannya karena saya sudah praktekkan.
Untuk orang2 yang masih awam tentang Dharma, jangan langsung dijejali dengan teori2 kaya Nibbnana, Meditasi, Tingkat Kesucian, dll karena mereka gak akan tertarik. Mereka lebih tertarik dengan gimana cara merubah nasib, supaya hoki mereka lancar, jadi kita harus pintar2 cari strategi agar mereka tertarik dengan Dharma. Jangan langsung dicekokin dengan teori2 yang tidak "membumi".

Semoga bermanfaat.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

Riky_dave

Thanks ama saran dr ko hengki,but ortu gw gk bs bc n gk mw baca buku2 kek gitu e...
Truz gw pun da give up ma kedua ortu gw...
Terserah ma mrk dh mau gimana...
Coz pelan2 kasih tau juga salah,status gw dikeluarga paling rendah(Coz ortu gw memegang adat istiadat,yg muda menghormati yg tua,dan yg tua always menang gk ada kata buad yg muda)
Kebetulan disini gw yg paling kecil,sehingga saya sendiri tak berdaya...
Kemudian jika ada suatu pendapat/tanggapan yg gw kemukan cm 2kata dr ortu n ko2/ci2 gw,"KUrang AJar"
Da cukup membuat diriku terdiam..
So prinsip gw buat menghadapinya adalah SILENT IS GOLD(Krn gw sendiri tdk mau bertengkar ma keluarga)So biarin aja deh..
Semoga jika kamma baek mereka mendkg suatu saat mereka bisa sadar...
_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Lex Chan

 [at]  Riky_dave:

Pelan2... Kasih tahu itu perlu timing dan kondisi yang tepat..
Kalau tidak, maka kurang tepat sasaran..

Papa saya kurang pengetahuan Dhamma, kurang paham pancasila Buddhis, maka suka bunuh nyamuk..
Mama saya lumayan aktif di kegiatan vihara, tahu pancasila Buddhis, tapi kadang2 juga masih suka bunuh nyamuk..

Biasanya keduanya suka donor darah di vihara kalau ada kegiatan donor darah..
Nah, kalau di rumah kadang2 mereka suka tepok / setrum nyamuk (pakai raket anti-nyamuk) yang berada di sekitar mereka. Lalu saya bilang, "kenapa dibunuh? kan mereka cuma minta darah sedikit.. anggap aja donor darah.. Mama / Papa suka donor darah kan? :)" Kemudian mereka langsung berhenti membunuh dan tersenyum. Tapi setelah itu kadang2 masih bunuh nyamuk lagi.. :(

Walaupun belum bisa 100% berhenti, setidaknya lumayan kalau mereka bisa berhenti sesaat sambil diberikan pengertian sedikit2.. Yang penting timing dan kondisinya pas.. :)

Terus berusaha.. Good luck!
"Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway"
-Mother Teresa-

hengki

iya benar, jangan pernah putus asa.
memang harus pelan2 dan bertahap, tidak bisa sekaligus.
atau bisa juga kamu ajak koko atau cici kamu ikut kegiatan Tzu Chi....siapa tahu dari situ pelan2 mereka bisa berubah karena banyak cara untuk mengenalkan Dharma....bisa dari buku, VCD, perbuatan kita, dsbnya.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

Riky_dave

Oke thanks all atas saran2nya.
I will be try..
Lagean cr berbakti paling bagus yakni mengenalkan Dhamma..
Moga2 aja semua kamma slg mendukung...
_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

El Sol

Quote from: karuna_murti

Kalau kamu yang menyuruh, kamu melanggar sila 1. Kalau Orang Tua kamu menyuruh, orang tua kamu melanggar sila 1. Sebagai anak yang berbakti, salah satu cara membalas jasa mereka adalah menetapkan mereka dalam moralitas jika orang tua kamu kurang moralitasnya (melanggar sila 1).



Orang Tua selamanya adalah guru..

dan anak selamanya adalah murid..

mao gw kasih tao berapa kale juga...sama ajah..-_-"

El Sol

Quote from: nyanadhana on 07 May 2008, 09:58:02 AM
simpelnya makan daging yang tak diperbolehkan
1. ada ayam hidup2 di pasar,lo tunjuk ayam itu,trus didepan mata kamu,atau kamu pergi sebentar ,ayam itu dipotong. then konsekuensi kamma akan berjalan.
2. ada daging ayam dijual dipasar,kamu melihatnya sebagai bahan masakan, ya cukup sampai disitu bentuknya telah menjadi makanan.
3. ini akan berlaku buat nyokap yang masakin kamu makanan...nyokap bilang ke kamu,hari ini mama masakin ayam goreng kesukaan kamu.dalam pikiran kamu apakah ayam hidup2 digoreng buat kamu atau di pikiran kamu jelas masakan ayam goreng yang muncul? jika gambaran ayam goreng yang muncul maka itu adalah makanan...kalo gambaran kamu terus mikir tuh ayam dibunuh untuk gw,ya udah hindari.....makanya mikir tuh simpel2 jangan buat njelimet.
4. perhatikan kenapa Sang Buddha selalu bilang Jalan Tengah, tidak berkekurangan dan tidak berlebihan. Rantai makanan juga adalah hukum alam dan hukum seleksi dan tercakup dalam Dhamma.
5.mau bahas vegetarian,juga tidak akan habisnya ntar,makan dengan bijaksana untuk menjaga tubuh ini tetap hidup dalam mempraktekkan Dhamma. hidup udah cukup susah jangan dipersulit lagi .
_/\_
thx nyana..

Riky_dave

Quote from: El Sol on 07 May 2008, 10:50:06 PM
Quote from: nyanadhana on 07 May 2008, 09:58:02 AM
simpelnya makan daging yang tak diperbolehkan
1. ada ayam hidup2 di pasar,lo tunjuk ayam itu,trus didepan mata kamu,atau kamu pergi sebentar ,ayam itu dipotong. then konsekuensi kamma akan berjalan.
2. ada daging ayam dijual dipasar,kamu melihatnya sebagai bahan masakan, ya cukup sampai disitu bentuknya telah menjadi makanan.
3. ini akan berlaku buat nyokap yang masakin kamu makanan...nyokap bilang ke kamu,hari ini mama masakin ayam goreng kesukaan kamu.dalam pikiran kamu apakah ayam hidup2 digoreng buat kamu atau di pikiran kamu jelas masakan ayam goreng yang muncul? jika gambaran ayam goreng yang muncul maka itu adalah makanan...kalo gambaran kamu terus mikir tuh ayam dibunuh untuk gw,ya udah hindari.....makanya mikir tuh simpel2 jangan buat njelimet.
4. perhatikan kenapa Sang Buddha selalu bilang Jalan Tengah, tidak berkekurangan dan tidak berlebihan. Rantai makanan juga adalah hukum alam dan hukum seleksi dan tercakup dalam Dhamma.
5.mau bahas vegetarian,juga tidak akan habisnya ntar,makan dengan bijaksana untuk menjaga tubuh ini tetap hidup dalam mempraktekkan Dhamma. hidup udah cukup susah jangan dipersulit lagi .
_/\_
thx nyana..

Hehehe,tp itu bukan pertanyaan gw ^^
Gw bukan nanya ayam hdp/mati...
Gw nanya kL misnya tumis kerang gimana???
Makan kuahnya kamma nya berjalan/gk??
That's it ^^
_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

El Sol

Quote from: Riky_dave on 09 May 2008, 07:16:06 PM
Quote from: El Sol on 07 May 2008, 10:50:06 PM
Quote from: nyanadhana on 07 May 2008, 09:58:02 AM
simpelnya makan daging yang tak diperbolehkan
1. ada ayam hidup2 di pasar,lo tunjuk ayam itu,trus didepan mata kamu,atau kamu pergi sebentar ,ayam itu dipotong. then konsekuensi kamma akan berjalan.
2. ada daging ayam dijual dipasar,kamu melihatnya sebagai bahan masakan, ya cukup sampai disitu bentuknya telah menjadi makanan.
3. ini akan berlaku buat nyokap yang masakin kamu makanan...nyokap bilang ke kamu,hari ini mama masakin ayam goreng kesukaan kamu.dalam pikiran kamu apakah ayam hidup2 digoreng buat kamu atau di pikiran kamu jelas masakan ayam goreng yang muncul? jika gambaran ayam goreng yang muncul maka itu adalah makanan...kalo gambaran kamu terus mikir tuh ayam dibunuh untuk gw,ya udah hindari.....makanya mikir tuh simpel2 jangan buat njelimet.
4. perhatikan kenapa Sang Buddha selalu bilang Jalan Tengah, tidak berkekurangan dan tidak berlebihan. Rantai makanan juga adalah hukum alam dan hukum seleksi dan tercakup dalam Dhamma.
5.mau bahas vegetarian,juga tidak akan habisnya ntar,makan dengan bijaksana untuk menjaga tubuh ini tetap hidup dalam mempraktekkan Dhamma. hidup udah cukup susah jangan dipersulit lagi .
_/\_
thx nyana..

Hehehe,tp itu bukan pertanyaan gw ^^
Gw bukan nanya ayam hdp/mati...
Gw nanya kL misnya tumis kerang gimana???
Makan kuahnya kamma nya berjalan/gk??
That's it ^^
_/\_
sharusnya iyah..

karena..logikanya..kuah itu adalah campuran dari pati (keringat/lendir2 gk jelas) dari sang kerang..

nyanadhana

Gw bukan nanya ayam hdp/mati...
Gw nanya kL misnya tumis kerang gimana???
Makan kuahnya kamma nya berjalan/gk??


Kerang biasanya hidup2 ditumis kan? dan bila yang masak itu kamu, yah well hehehe kamma buruknya berjalan karena kamu melihat binatang itu dibunuh hidup2. kalo seandainya kamu masak dan kasih orang lain makan, orang lain ya tidak opo-opo dengan kammanya toh bukan dia menghendaki binatang itu mati, tapi kamu yang mau masak begituan untuk mereka, Semoga menjawab.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

markosprawira

#43
Quote from: Riky_dave on 09 May 2008, 07:16:06 PM
Hehehe,tp itu bukan pertanyaan gw ^^
Gw bukan nanya ayam hdp/mati...
Gw nanya kL misnya tumis kerang gimana???
Makan kuahnya kamma nya berjalan/gk??
That's it ^^
_/\_

dear Riky

pas baru saja dibahas di kelas abhidhamma tgl 10 mei kemarin. Secara singkat, saya simpulkan bahwa org awam akan melihat dari HASIL yaitu obyek yang diluar diri kita (daging, kerang, dll termasuk kuahnya)

Sedangkan secara buddhism, seyogyanya kita melihat ke dalam diri kita sendiri..... bagaimana batin kita saat menghadapi kondisi tertentu.
Misal dalam kuah kerang, apakah anda melihat kuah kerang sebagai perwujudan kerang?? jika iya, berarti anda sudah melakukan akusala citta (lobha dan dosa mula citta)

Namun jika kita melihat kerang sebagaimana apa adanya sebagai makanan yang sudah jadi, berarti anda tidak melakukan akusala citta.

ini baru proses sebelum makan saja loh, belum termasuk proses selama makan, dan setelah makan.

Dengan ini jelas akan mengakhiri dikotomi boleh-tidaknya melakukan sesuatu, karena jika semuanya diatur, manusia cenderung untuk mencari celah.

Sebaliknya jika dikembalikan kepada proses yang terjadi pada batin kita, mungkin pada saat sebelum makan tidak melakukan akusala citta namun pada saat makan daging yang sudah dipotong sekalipun, bisa terjadi akusala citta (misal makan dengan lobha, atau justru dosa karena tidak menyukai makanan itu)

semoga bisa dimengerti yah.......   _/\_

Riky_dave

Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...