apakah umat awam boleh merusak tanaman?

Started by Vincent Theonardo, 20 April 2014, 03:11:44 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Vincent Theonardo

Buddha kan melarang para bhikkhu merusak tanaman
Apakah umat awam juga dilarang atau diperkenankan?
Semua makhluk:
Memiliki karmanya sendiri
Mewarisi karmanya sendiri
Lahir dan karmanya sendiri
Berhubungan dengan karmanya sendiri
Terlindung oleh karmanya sendiri.
Apa pun karma yang diperbuatnya
Baik atau buruk,
Itulah yang akan diwarisinya.

seniya

Tidak ada larangan, tetapi bukan berarti diperbolehkan
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

adi lim

tanaman berguna untuk lingkungan dan menunjang kehidupan mahluk hidup
tapi tanaman bukan mahluk hidup (menurus Sutta)
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Gwi Cool

Quote from: Vincent Theonardo on 20 April 2014, 03:11:44 PM
Buddha kan melarang para bhikkhu merusak tanaman
Apakah umat awam juga dilarang atau diperkenankan?
di tanaman banyak ditinggali oleh kurcaci (gandabha) and makhluk halus lainnya (mereka akan sangat kecewa, terutama yang berkeyakinan karena "rumah" mereka dirusak orang suci [bhikkhu]), and ada hewan-hewan kecil yang berada di sana (mungkin bagi mereka itu kayak taman).

Lagipula tanaman tidak boleh dirusak karena "obat" dihsilkan dari tanaman. Klo Anda sakit, siapa yang menyembuhkan Anda? Jawabannya ya dokter, tapi dokter gak ada obat, sama saja. Walaupun obat dibuat dari sirup atau tablet (bukan hp), tetap saja dari tanaman. Karena itu, kita juga harus merawat tumbuh-tumbuhan, dengan cara tidak merusak.
Yang mau debat, saya diam, dan mengaku kalah karena saya hanyalah makhluk lemah, debat sama yang lain saja.
Mari berbicara Dhamma yang indah di awal, indah di pertengahan, dan indah di akhir. Indah dengan pikiran penuh cinta kasih. Hobiku menggubah syair.