^^ Dengan ancaman dan kuasa anda sebagai global moderator DC, kiranya gw sudah tidak perlu lagi meneruskan.
Wah, saya cuma ajak diskusi dengan sopan dan pakai referensi, kenapa merasa terancam? Kecuali anda merasa diri seorang sektarian fanatik yang tidak sopan, dan bicara seenaknya, seharusnya tidak perlu merasa terancam.
Tanggapan gw yg terakhir :
Apa ada yg salah dengan Komentar? Visuddhimagga? Sejarah Sektarian?
Apakah sebelumnya tidak ada komentar2 dan penjelasan yang lebih detail seperti yg ada di kitab komentar? Sutta thok, Vinaya thok? Dan bhikkhu2 Thera hanya menghafal buta dhamma-vinaya tanpa tahu seperti apa perinciannya?
Oh, jadi mengatakan sesuatu muncul duluan dan belakangan berarti menyatakan "salah/benar" yah?
Entahlah apa isi kepala anda, kalau saya sih tidak merasa begitu.
Betapa kering dan hambarnya agama Buddha tanpa adanya komentar dan kitab yg katanya ditulis belakangan.
1. Dari mana umat Buddha menjelaskan 31 alam kehidupan secara terperinci tanpa Abhidhamma?
2. Usia alam2 surga (dewa) dari mana anda tahu? Oh komentar Jataka, oh Abhidhamma.
3. Dari mana menjelaskan Mayadevi lahir ke mana setelah meninggal ?
4. Dari mana umat Buddha menjelaskan riwayat 25 Sammasambuddha tanpa Buddhavamsa?
Sepertinya gw pernah lihat nama anda dan om Indra (RIP) di buku itu (RAPB)
5. Dari mana menjelaskan penyebaran Theravada yg dibawa Anak Raja Asoka tanpa kitab sejarah semacam Dipavamsa?
Menurut sutta dan sejarah India mana yg bisa menjelaskan?
6. dst....
Q: Darimana taunya Buddha sebelum Buddha?
A: Buddhavamsa lah!
Q: Mana ada Amitabha dalam Buddhavamsa?
A: Amitabha mah ajaran SESAT!!
---
Q: Berapa jumlah alam?
A: Pasti 31, Abhidhamma udah menyatakannya.
Q: Tapi menurut Abhidharma aliran X ada 33
A: Yah Abhidharma laen mah SESAT, nambah-nambahin 2 alam!!
---
Q: Banyak bener perbedaan yah, jadi aliran yang mendekati Sangha Awal yang mana yah?
A: Udah jelas Dipavamsa bilang 17 aliran lain sesat, yang asli yah cuma satu.
Q: Tapi Sariputrapariprccha bilang semua aliran OK, beda pendekatan aja
A: Yah Sariputrapariprccha mah SESAT!!
---
Itu baru sebagian kecil sejarah dan cerita Buddhis, dan nampaknya mulai ada tanda2 pemikiran ala Wahabi di buddhis yang anti segala macam "kitab kuning." Menarik untuk melihat bagaimana Khainyn Kutho menjawab dan menulis soal apapun di dc TANPA PERNAH menggunakan isi kitab komentar, ataupun Abhidhamma. Semoga anda konsisten dan tidak mencla-mencle dengan keapriorian anda itu.
Saya sangat sering menggunakan komentar untuk membahas sutta & latar belakangnya (misalnya penjelasan perbedaan indriya Sariputta & Mahamoggallana dari
komentar MN; atau kisah kepiting raksasa yang diinjak Bodhisatta waktu terlahir sebagai gajah dan akhirnya dibuat genderang dan kemudian dibuat perumpamaan berdasar genderang tersebut, itu diambil dari
komentar Dhammapada,
komentar Jataka, SN dan
komentar SN). Dalam pembahasan kappa atau Buddha masa depan, saya juga menggunakan
Buddhavamsa &
Anagatavamsa. Untuk mengulas definisi istilah-istilah sulit, saya juga kadang menggunakan
Abhidhamma.
Lucu sekali melihat anda menganggap saya seorang anti-komentar/literatur belakangan/Abhidhamma hanya karena saya menyatakan itu muncul belakangan. Saya tidak anti literatur manapun dari aliran manapun. Tapi kalau memang mau bahas, harus objektif dan netral, sesuai dengan konteks. Yang belakangan muncul akan saya katakan muncul belakangan.
Kutipan Wikipedia:
According to traditional Sri Lankan chronicles (such as the Dipavamsa), Buddhism was introduced into Sri Lanka in the 4th century BCE by Venerable Mahinda, the son of Indian Emperor Ashoka, during the reign of Sri Lanka's King Devanampiya Tissa. During this time, a sapling of the Bodhi Tree was brought to Sri Lanka and the first monasteries and Buddhist monuments were established. Among these, the Isurumuni-vihaara and the Vessagiri-vihaara remain important centers of worship. He is also credited with the construction of the Pathamaka-cetiya, the Jambukola-vihaara and the Hatthaalhaka-vihaara, and the refectory. The Pali Canon, having previously been preserved as an oral tradition, was first committed to writing in Sri Lanka around 30 BCE.
Sri Lanka has the longest continuous history of Buddhism of any Buddhist nation, with the Sangha having existed in a largely unbroken lineage since its introduction in the 4th century (BCE).
Dhammakaya, secara tradisi tidak terputus, ditahbiskan secara sah oleh bhikkhu tradisi Theravada, bisa dirunut silsilahnya. Berarti Dhammakaya itu murni Theravada, ajarannya persis tidak berubah, tidak ada penambahan atau pengurangan. Mengapakah? Karena tradisinya tidak terputus.
Gw bicara present, anda bicara past. Jaka sembung bawa golok....
Jaka Sembung berbaju ungu...
Dari dulu sampai sekarang, aliran Buddhis ada BUKAN karena perbedaan tempat berkembang. Baik Theravada, Mahayana, dan Vajrayana/Tantrayana, berkembang di daratan India. Dan sampai sekarangpun aliran lain sebetulnya masih ada (seperti Mulasarvastivada), hanya saja Buddhis di negara ini yang tidak tahu apa-apa selain 3 aliran tersebut.
Nyambung, dungu!
Last, terima kasih atas lemparan BRP anda. Senang mengetahui dan menyaksikan bagaimana gaya diskusi anda di DC.
Kemarin saya hanya sekali klik ke seseorang, itupun GRP. Tapi sepertinya anda girang kalau diberi BRP, jadi saya kabulkan hari ini. Terima kasih kembali.