Pindapatta Bunga ??

Started by kamala, 24 July 2013, 09:02:51 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Brado

Apakah manfaat dari melakukan pindapata bunga ini ?

Sumedho

Quote from: Brado on 26 July 2013, 04:44:22 PM
Apakah manfaat dari melakukan pindapata bunga ini ?
[OOT] long time so see bro :)

There is no place like 127.0.0.1

Indra

Quote from: Brado on 26 July 2013, 04:44:22 PM
Apakah manfaat dari melakukan pindapata bunga ini ?

bhikkhu yg bernafsu makan bunga dapat memuaskan nafsunya

Brado

Quote from: Sumedho on 26 July 2013, 04:49:54 PM
[OOT] long time so see bro :)

untung aja passwordnya masih ingat :)

Quote from: Indra on 26 July 2013, 05:24:42 PM
bhikkhu yg bernafsu makan bunga dapat memuaskan nafsunya

Baru dengar ada Bhikkhu makan bunga.. :)



Indra

Quote from: Brado on 29 July 2013, 09:17:28 AM
Baru dengar ada Bhikkhu makan bunga.. :)




loh patta itu memang tempat makanan, kalo ada bunga diletakkan di tempat makanan, apa tujuannya?

Shasika

Quote from: Indra on 29 July 2013, 09:21:57 AM
loh patta itu memang tempat makanan, kalo ada bunga diletakkan di tempat makanan, apa tujuannya?
jadi vas bunga  :hammer: :hammer: ;D
I'm an ordinary human only

seniya

Katanya boleh menerima bunga kok:

QuoteOther articles besides food and drink which should be offered to him include anything which will go inside the body, such as medicines. Also, his bowl, robes, and other requisites, if they are touched by laypeople, as these are then considered to be out of his possession. Upon occasions of making puñña when bhikkhus are invited, the gifts which are offered to them by the laity such as flowers, incense, candles, medicines, and any other items useful for their lives, may also be formally offered. If such an occasion is during the "wrong-time" and laypeople wish to offer food in tins or jars (milk is included) these things cannot be placed into his hands or accepted by him, but intimation is made to the bhikkhus of its offering and it is put aside to be kept by a samanera or lay-disciple. Such small points as these constitute not only a discipline for bhikkhus but also for the laity who may thereby grow in carefulness.

http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/khantipalo/wheel130.html
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Shasika

#22
Quote from: ariyakumara on 29 July 2013, 03:00:14 PM
Katanya boleh menerima bunga kok:
Quote
Other articles besides food and drink which should be offered to him include anything which will go inside the body, such as medicines. Also, his bowl, robes, and other requisites, if they are touched by laypeople, as these are then considered to be out of his possession. Upon occasions of making puñña when bhikkhus are invited, the gifts which are offered to them by the laity such as flowers, incense, candles, medicines, and any other items useful for their lives, may also be formally offered. If such an occasion is during the "wrong-time" and laypeople wish to offer food in tins or jars (milk is included) these things cannot be placed into his hands or accepted by him, but intimation is made to the bhikkhus of its offering and it is put aside to be kept by a samanera or lay-disciple. Such small points as these constitute not only a discipline for bhikkhus but also for the laity who may thereby grow in carefulness.

http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/khantipalo/wheel130.html
IYA bro Ariyakumara, anda benar, saya pun tahu karena saya sendiri juga ngalami menerima persembahan mereka (masyarakat sana meletakkan bunga persembahan mereka dimeja depan kami trs namaskara) TETAPI tidak menerima dengan patta.
I'm an ordinary human only

seniya

Quote from: Shasika on 29 July 2013, 04:10:38 PM

IYA bro Ariyakumara, anda benar, saya pun tahu karena saya sendiri juga ngalami menerima persembahan mereka (masyarakat sana meletakkan bunga persembahan mereka dimeja depan kami trs namaskara) TETAPI tidak menerima dengan patta.

OK, I see that. Thx
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Shasika

I'm an ordinary human only

kamala

cara menerima persembahan bunga dengan patta itu meniru dari vihara di Thailand tetapi saya juga kurang mengetahui apakah itu merupakan tradisi Thai



http://www.bloggang.com/viewblog.php?id=travelaround&date=14-07-2011&group=27&gblog=5


Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.

sanjiva

Setahu gw :
- Dalam praktek Theravada di Indonesia, umat yg memberikan amisapuja kepada bhikkhu biasanya berupa lilin, dupa, dan bunga yg digabung menjadi satu.  Misalnya dalam acara ultah bersama di vihara, yg ultah bulan itu maju ke hadapan bhantenya dan menyerahkan amisapuja/amisadana tadi.

- IMHO, sudah tepat menyerahkan bunga ke dalam patta ketimbang menyerahkan di tangan.  Nanti bisa timbul persentuhan tangan umat wanita dengan tangan bhantenya.  Diterima dengan patta pasti lebih aman.
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Shasika

Quote from: sanjiva on 29 July 2013, 04:42:13 PM
Setahu gw :
- Dalam praktek Theravada di Indonesia, umat yg memberikan amisapuja kepada bhikkhu biasanya berupa lilin, dupa, dan bunga yg digabung menjadi satu.  Misalnya dalam acara ultah bersama di vihara, yg ultah bulan itu maju ke hadapan bhantenya dan menyerahkan amisapuja/amisadana tadi.

- IMHO, sudah tepat menyerahkan bunga ke dalam patta ketimbang menyerahkan di tangan.  Nanti bisa timbul persentuhan tangan umat wanita dengan tangan bhantenya.  Diterima dengan patta pasti lebih aman.
AMA Bhante Sanjiva  _/\_
Saya LUPA kalo bhante Sanjiva juga penerbit VINAYA.
I'm an ordinary human only

sanjiva

Quote from: Shasika on 01 August 2013, 12:46:42 AM
AMA Bhante Sanjiva  _/\_
Saya LUPA kalo bhante Sanjiva juga penerbit VINAYA.

:o

Gw bukan bhante, granny  :P   walau kadang terpikir untuk mencoba kehidupan monastic  ;D

Juga bukan penerbit vinaya  #-o :D
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Shasika

#29
Quote from: sanjiva on 01 August 2013, 08:48:23 AM
:o

Gw bukan bhante, granny  :P   walau kadang terpikir untuk mencoba kehidupan monastic  ;D

Juga bukan penerbit vinaya  #-o :D
Saya sebut anda bhante karena posting anda :
Quote
Quote from: sanjiva on 29 July 2013, 04:42:13 PM
Setahu gw :
- Dalam praktek Theravada di Indonesia, umat yg memberikan amisapuja kepada bhikkhu biasanya berupa lilin, dupa, dan bunga yg digabung menjadi satu.  Misalnya dalam acara ultah bersama di vihara, yg ultah bulan itu maju ke hadapan bhantenya dan menyerahkan amisapuja/amisadana tadi.

- IMHO, sudah tepat menyerahkan bunga ke dalam patta ketimbang menyerahkan di tangan.  Nanti bisa timbul persentuhan tangan umat wanita dengan tangan bhantenya.  Diterima dengan patta pasti lebih aman.
Seolah2 anda yang menciptakan Vinaya ketimbang Sang Buddha sendiri.
I'm an ordinary human only