Tanya tentang Paritta

Started by Mr. Wei, 21 May 2013, 11:58:48 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Apa anda rutin membaca paritta setiap hari?

Ya, setiap hari pasti sempatkan waktu baca paritta
Ya, tapi kalau lagi sibuk banget kadang bolong sehari-dua hari
Tidak

gryn tea

kan jaman kemunduran dhamma,, hehee, cpddd
Bagaikan sekuntum bunga yang indah tetapi tidak berbau harum; demikian pula akan tdk b'manfaat kata-kata mutiara yg diucapkan oleh org yg tdk melaksanakannya

Shasika

Quote from: will_i_am on 24 May 2013, 09:25:14 PM
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17854.msg289839.html#msg289839
;D
[at] bro will_i_am makasih ya bro, udah lama sekali nyari thread ini ga ketemu, skrg jd ketemu berkat dibantu ama bro, tp ga bs ngasih GRP sory ya bro  ;D

Quote from: Mr. Wei on 22 May 2013, 10:23:27 PM
Ada kisah versi full-nya gak sis Shasika? :)
Ada kisahnya di thread bro Virya kisah dalam gambar tentang riwayat sang Buddha, sayang sekali gambar2 itu sudah menghilang tidak ada lagi dalam thread, yang tersisa hnya tulisan 'spoiler' aja tapi ga bisa dibuka lagi gambarnya, sayang sekali, coba anda buka link ini ya : http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17854.msg302351.html#msg302351
I'm an ordinary human only

gryn tea

shasika ini fb na siska meipanda ??
Bagaikan sekuntum bunga yang indah tetapi tidak berbau harum; demikian pula akan tdk b'manfaat kata-kata mutiara yg diucapkan oleh org yg tdk melaksanakannya

Shasika

I'm an ordinary human only

Shasika

I'm an ordinary human only

gryn tea

Bagaikan sekuntum bunga yang indah tetapi tidak berbau harum; demikian pula akan tdk b'manfaat kata-kata mutiara yg diucapkan oleh org yg tdk melaksanakannya

Shasika

Quote from: Mr. Wei on 22 May 2013, 10:23:27 PM
Nah jika di zaman Sang Buddha memang tidak ada ritual/upacara khusus chanting, mengapa bisa muncul kebiasaan seperti ini?

Ada kisah awal mulanya chanting mulai sejak jaman sang Buddha yaitu dalam kisah Khanda Sutta, http://www.pirithpotha.com, sedang khanda Paritta nya ada disini http://www.bbcid.org/index.php?option=com_content&view=article&id=541&Itemid=66
I'm an ordinary human only

Shasika

I'm an ordinary human only

seniya

"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Mr. Wei

[at]sis Shasika: makasih tentang kisah "namo tassa bhagavato arahato sammasambuddhassa"-nya, saya coba googling juga deh :)

adi lim

Quote from: Mr. Wei on 22 May 2013, 10:23:27 PM
Terima kasih buat jawaban-jawabannya. Sesuai saran dari bro adi lim, saya sudah buat poll-nya, silakan di-poll :D


sudah  _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Shasika

Quote from: Mr. Wei on 25 May 2013, 12:11:48 AM
[at]sis Shasika: makasih tentang kisah "namo tassa bhagavato arahato sammasambuddhassa"-nya, saya coba googling juga deh :)

sama2 bro, sory jika kurang memuaskan.  ;D
I'm an ordinary human only

Indra

Quote from: Shasika on 24 May 2013, 09:52:32 PM
Ada kisah awal mulanya chanting mulai sejak jaman sang Buddha yaitu dalam kisah Khanda Sutta, http://www.pirithpotha.com, sedang khanda Paritta nya ada disini http://www.bbcid.org/index.php?option=com_content&view=article&id=541&Itemid=66

Khanda paritta ini terdapat dalam Anguttara Nikaya, yaitu AN 4:67, Dalam sutta ini Sang Buddha menginstruksikan agar para bhikkhu meliputi keempat keluarga kerajaan ular dengan pikiran cinta kasih. Sang Buddha tidak menginstruksikan agar para bhikkhu menchant syair penutup sutta itu.

Quote
67 (7) Ular

Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Taman Anāthapiṇḍika. Pada saat itu, di Sāvatthī, seorang bhikkhu tertentu digigit oleh seekor ular dan tewas.<758> Kemudian sejumlah bhikkhu mendatangi Sang Bhagavā, bersujud kepada Beliau, duduk di satu sisi, dan berkata: "Bhante, seorang bhikkhu tertentu di sini di Sāvatthī digigit ular dan tewas."

[Sang Bhagavā berkata:] "Pasti, para bhikkhu, bhikkhu itu tidak meliputi keempat keluarga kerajaan ular<759> dengan pikiran cinta kasih. Karena jika ia melakukan demikian, maka ia tidak akan digigit ular dan tewas. Apakah empat ini? Keluarga kerajaan ular virūpakkha, Keluarga kerajaan ular erāpatha, Keluarga kerajaan ular chabyāputta, dan Keluarga kerajaan ular gotamaka hitam. Pasti, bhikkhu itu tidak meliputi keempat keluarga kerajaan ular dengan pikiran cinta kasih. Karena jika ia melakukan demikian, maka ia tidak akan digigit ular dan tewas.

"Aku menginstruksikan kalian, para bhikkhu, untuk meliputi keempat keluarga kerajaan ular ini dengan pikiran cinta kasih, demi keamanan, keselamatan, dan perlindungan kalian."

   Aku memiliki cinta kasih pada ular-ular virūpakkha;
   Pada ular-ular erāpatha aku memiliki cinta kasih.
   Aku memiliki cinta kasih pada ular-ular chabyāputta;
   Pada ular-ular gotamaka hitam aku memiliki cinta kasih.

   Aku memiliki cinta kasih pada makhluk-makhluk tanpa kaki;
   Pada mereka yang berkaki dua aku memiliki cinta kasih. [73]
   Aku memiliki cinta kasih pada mereka yang berkaki empat;
   Pada mereka yang berkaki banyak aku memiliki cinta kasih.

   Semoga makhluk-makhluk tanpa kaki tidak mencelakaiku;
   Semoga tidak ada bahaya bagiku dari mereka yang berkaki dua;
   Semoga makhluk-makhluk berkaki empat tidak mencelakaiku;
   Semoga tidak ada bahaya bagiku dari mereka yang berkaki banyak.

   Semoga semua makhluk, semua benda hidup,
   Semua penghuni dunia, semuanya,
   Mengalami keberuntungan;
   Semoga tidak ada hal buruk menimpa siapa pun.

Sang Buddha adalah tidak terbatas, Dhamma adalah tidak terbatas, Saṅgha adalah tidak terbatas; binatang-binatang melata, ular, kalajengking, lipan, laba-laba, kadal, dan tikus adalah terbatas. Aku telah membuat pengamanan, aku telah membuat perlindungan. Semoga makhluk-makhluk menjauh. Aku memberi hormat kepada Sang Bhagavā, hormat kepada tujuh Yang Tercerahkan Sempurna.<760>


Mr. Wei

Pernah gak, Buddha mengajarkan umat/para bhikkhu untuk chanting? (secara theravada)

Indra