Majjhima Nikaya

Started by hemayanti, 22 April 2013, 12:45:09 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

hemayanti

MN 101. Devadaha Sutta - Di Devadaha
Quote(6) "Jika kenikmatan dan kesakitan yang sedang dirasakan adalah disebabkan oleh apa yang telah dilakukan di masa lampau, maka para Nigaṇṭha harus dicela; jika tidak, maka para Nigaṇṭha juga harus dicela.

(7) "Jika kenikmatan dan kesakitan yang sedang dirasakan adalah disebabkan oleh tindakan kreatif Tuhan yang Tertinggi, maka para Nigaṇṭha harus dicela; jika tidak, maka mereka juga harus dicela.

( 8 ) "Jika kenikmatan dan kesakitan yang sedang dirasakan adalah disebabkan oleh nasib, maka para Nigaṇṭha harus dicela; jika tidak, maka mereka juga harus dicela.

(9) "Jika kenikmatan dan kesakitan yang sedang dirasakan adalah disebabkan oleh kelompok, maka para Nigaṇṭha harus dicela; jika tidak, maka mereka juga harus dicela.

(10) "Jika kenikmatan dan kesakitan yang sedang dirasakan adalah disebabkan oleh pengerahan di sini dan saat ini, [223] maka para Nigaṇṭha harus dicela; jika tidak, maka mereka juga harus dicela.
mau tanya, kenapa jika tidak, juga harus dicela?
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

will_i_am

Karena para Nigantha merasakan perasaan-perasaan yang menyakitkan, menyiksa, dan menusuk terlepas dari apa yang telah dilakukannya dimasa lampau ataupun tidak..

CMIIW
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

K.K.

Quote from: hemayanti on 22 April 2013, 12:45:09 PM
MN 101. Devadaha Sutta - Di Devadahamau tanya, kenapa jika tidak, juga harus dicela?
Jika ya, berarti dulunya kriminal.
Jika tidak, berarti pandangannya ngaco.

gryn tea

Karena kenikmatan dan kesakitan yg dirasakan nya
Mgkn krn kamma masa lampau

Maka itu perbuatan yg bijaksana , maka itu dicela

Dan klo kenikmatan dan kesakitan na saat ini bukan krn sebab masa lampau

Jg ttp dicela
Karna dia blom/tidak lepas dr kenikmatan dan kesakitan
Bagaikan sekuntum bunga yang indah tetapi tidak berbau harum; demikian pula akan tdk b'manfaat kata-kata mutiara yg diucapkan oleh org yg tdk melaksanakannya

hemayanti

#4
Quote from: Kainyn_Kutho on 22 April 2013, 05:20:16 PM
Jika ya, berarti dulunya kriminal.
Jika tidak, berarti pandangannya ngaco.
yang selanjutnya bgmana om?
(7) "Jika kenikmatan dan kesakitan yang
sedang dirasakan adalah disebabkan
oleh tindakan kreatif Tuhan yang
Tertinggi, maka para Nigaṇṭha harus
dicela.
"Jika kenikmatan dan kesakitan yang
sedang dirasakan adalah tidak disebabkan
oleh tindakan kreatif Tuhan yang
Tertinggi, maka para Nigaṇṭha juga harus
dicela.
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

will_i_am

Quote from: hemayanti on 22 April 2013, 10:42:54 PM
yang selanjutnya bgmana om?
(7) "Jika kenikmatan dan kesakitan yang
sedang dirasakan adalah disebabkan
oleh tindakan kreatif Tuhan yang
Tertinggi, maka para Nigaṇṭha harus
dicela.
"Jika kenikmatan dan kesakitan yang
sedang dirasakan adalah tidak disebabkan
oleh tindakan kreatif Tuhan yang
Tertinggi.
Jika ya, maka Tuhannya pasti benci sama mereka.
Jika tidak, berarti pandangannya ngaco. ;D
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

hemayanti

Quote from: will_i_am on 22 April 2013, 10:44:52 PM
Jika ya, maka Tuhannya pasti benci sama mereka.
Jika tidak, berarti pandangannya ngaco. ;D
tentang pandangan ngaco, sy msh agak bingung.
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

will_i_am

Ralat, pandangan tentang Tuhan itu bukan ajarannya Nigantha....  ^:)^

hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

hemayanti

setelah membaca sampai habis baru paham. :)
[spoiler]
Quote(1) "Jika kenikmatan dan kesakitan yang sedang dirasakan adalah disebabkan oleh apa yang telah dilakukan di masa lampau, maka para Nigaṇṭha pasti telah melakukan perbuatan buruk di masa lampau, karena mereka saat ini merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk.

(2) "Jika kenikmatan dan kesakitan yang sedang dirasakan adalah disebabkan oleh tindakan kreatif Tuhan yang Tertinggi,  maka para Nigaṇṭha pasti diciptakan oleh Tuhan Tertinggi yang jahat, karena mereka saat ini merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk.

(3) "Jika kenikmatan dan kesakitan yang sedang dirasakan adalah disebabkan oleh situasi dan alam,  maka para Nigaṇṭha pasti bernasib buruk, karena mereka saat ini merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk.

(4) "Jika kenikmatan dan kesakitan yang sedang dirasakan adalah disebabkan oleh kelompok [di antara enam kelompok kelahiarn],  maka para Nigaṇṭha pasti berasal dari kelompok yang buruk, karena mereka saat ini merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk.

(5) "Jika kenikmatan dan kesakitan yang sedang dirasakan adalah disebabkan oleh pengerahan di sini dan saat ini, maka para Nigaṇṭha pasti berusaha dengan buruk di sini dan saat ini, karena mereka saat ini merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk.

(6) "Jika kenikmatan dan kesakitan yang sedang dirasakan adalah disebabkan oleh apa yang telah dilakukan di masa lampau, maka para Nigaṇṭha harus dicela; jika tidak, maka para Nigaṇṭha juga harus dicela.

(7) "Jika kenikmatan dan kesakitan yang sedang dirasakan adalah disebabkan oleh tindakan kreatif Tuhan yang Tertinggi, maka para Nigaṇṭha harus dicela; jika tidak, maka mereka juga harus dicela.

( 8 ) "Jika kenikmatan dan kesakitan yang sedang dirasakan adalah disebabkan oleh nasib, maka para Nigaṇṭha harus dicela; jika tidak, maka mereka juga harus dicela.

(9) "Jika kenikmatan dan kesakitan yang sedang dirasakan adalah disebabkan oleh kelompok, maka para Nigaṇṭha harus dicela; jika tidak, maka mereka juga harus dicela.

(10) "Jika kenikmatan dan kesakitan yang sedang dirasakan adalah disebabkan oleh pengerahan di sini dan saat ini, [223] maka para Nigaṇṭha harus dicela; jika tidak, maka mereka juga harus dicela.


Quote(1) "Jika kenikmatan dan kesakitan yang sedang dirasakan adalah disebabkan oleh apa yang telah dilakukan di masa lampau, maka Sang Tathāgata pasti telah melakukan perbuatan baik di masa lampau, karena Beliau saat ini merasakan perasaan menyenangkan yang tanpa noda.

(2) "Jika kenikmatan dan kesakitan yang sedang dirasakan adalah disebabkan oleh tindakan kreatif Tuhan yang Tertinggi, maka Sang Tathāgata pasti diciptakan oleh Tuhan Tertinggi yang baik, karena mereka saat ini merasakan perasaan menyenangkan yang tanpa noda.

(3) "Jika kenikmatan dan kesakitan yang sedang dirasakan adalah disebabkan oleh situasi dan alam, maka Sang Tathāgata pasti bernasib baik, karena Beliau saat ini merasakan perasaan menyenangkan yang tanpa noda.

(4) "Jika kenikmatan dan kesakitan yang sedang dirasakan adalah disebabkan oleh kelompok [di antara enam kelompok kelahiarn], maka Sang Tathāgata pasti berasal dari kelompok yang baik, karena Beliau saat ini merasakan perasaan menyenangkan yang tanpa noda.

(5) "Jika kenikmatan dan kesakitan yang sedang dirasakan adalah disebabkan oleh pengerahan di sini dan saat ini, maka Sang Tathāgata pasti berusaha dengan baik di sini dan saat ini, karena Beliau saat ini merasakan perasaan menyenangkan yang tanpa noda.

(6) "Jika kenikmatan dan kesakitan yang sedang dirasakan adalah disebabkan oleh apa yang telah dilakukan di masa lampau, maka Sang Tathāgata harus dipuji; jika tidak, maka Sang Tathāgata juga harus dipuji.

(7) "Jika kenikmatan dan kesakitan yang sedang dirasakan adalah disebabkan oleh tindakan kreatif Tuhan yang Tertinggi, maka Sang Tathāgata harus dipuji; jika tidak, maka Sang Tathāgata juga harus dipuji.

( 8 ) "Jika kenikmatan dan kesakitan yang sedang dirasakan adalah disebabkan oleh nasib, maka Sang Tathāgata harus dipuji; jika tidak, maka Sang Tathāgata juga harus dipuji.

(9) "Jika kenikmatan dan kesakitan yang sedang dirasakan adalah disebabkan oleh kelompok, maka Sang Tathāgata harus dipuji; jika tidak, maka Sang Tathāgata juga harus dipuji.

(10) "Jika kenikmatan dan kesakitan yang sedang dirasakan adalah disebabkan oleh pengerahan di sini dan saat ini, maka Sang Tathāgata harus dipuji; jika tidak, [228] maka Sang Tathāgata juga harus dipuji.
[/spoiler]

(6) "Jika kenikmatan dan kesakitan yang sedang dirasakan adalah disebabkan oleh apa yang telah dilakukan di masa lampau, maka para Nigaṇṭha harus dicela; karna terkait dengan poin (1) "Jika kenikmatan dan kesakitan yang sedang dirasakan adalah disebabkan oleh apa yang telah dilakukan di masa lampau, maka para Nigaṇṭha pasti telah melakukan perbuatan buruk di masa lampau, karena mereka saat ini merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk.
jika tidak, maka para Nigaṇṭha juga harus dicela. karna apapun penyebabnya, baik karna apa yang telah dilakukan di masa lampau atau bukan, itu pasti adalah hal yang buruk sehingga menghasilkan akibat yang buruk pula sehingga dikatakan itu juga harus dicela.

semoga saya tidak salah paham. :>-
bagaimana menurut om kainyn, dan yang lain? ;D
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

seniya

#9
Intinya, semuanya adalah pandangan bahwa kenikmatan dan kesakitan itu disebabkan oleh salah satu faktor penyebab yg disebutkan (masa lalu, Tuhan, nasib, kelompok, atau pengerahan) yg menurut pendpt saya itu pandangan fatalisme yg disanggah Sang Buddha. Jika tdk disebabkan salah satu faktor penyebab itu, berarti pandangan "segala kenikmatan dan kesakitan terjadi secara kebetulan/tanpa sebab tertentu" (pandangan ahetuka), ini pandangan ekstrem lain yg jg ditolak Sang Buddha....
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

hemayanti

Quote from: ariyakumara on 23 April 2013, 08:36:32 AM
Intinya, semuanya adalah pandangan bahwa kenikmatan dan kesakitan itu disebabkan oleh salah satu faktor penyebab yg disebutkan (masa lalu, Tuhan, nasib, kelompok, atau pengerahan) yg menurut pendpt saya itu pandangan fatalisme yg disanggah Sang Buddha. Jika tdk disebabkan salah satu faktor penyebab itu, berarti pandangan "segala kenikmatan dan kesakitan terjadi secara kebetulan/tanpa sebab tertentu" (pandangan ahetuka), ini pandangan ekstrem lain yg jg ditolak Sang Buddha....
Begitu yah?
tapi kenapa akhirnya muncul yang versi pujian untuk Sang Buddha? ???
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

seniya

Quote from: hemayanti on 23 April 2013, 08:48:17 AM
Begitu yah?
tapi kenapa akhirnya muncul yang versi pujian untuk Sang Buddha? ???

Karena Sang Buddha tdk menganut kedua pandangan ekstrem tsb ;D
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

hemayanti

Quote from: ariyakumara on 24 April 2013, 08:54:20 AM
Karena Sang Buddha tdk menganut kedua pandangan ekstrem tsb ;D
ough... ya..ya... :)
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

K.K.

Quote from: hemayanti on 23 April 2013, 07:37:52 AM
(6) "Jika kenikmatan dan kesakitan yang sedang dirasakan adalah disebabkan oleh apa yang telah dilakukan di masa lampau, maka para Nigaṇṭha harus dicela; karna terkait dengan poin (1) "Jika kenikmatan dan kesakitan yang sedang dirasakan adalah disebabkan oleh apa yang telah dilakukan di masa lampau, maka para Nigaṇṭha pasti telah melakukan perbuatan buruk di masa lampau, karena mereka saat ini merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk.
jika tidak, maka para Nigaṇṭha juga harus dicela. karna apapun penyebabnya, baik karna apa yang telah dilakukan di masa lampau atau bukan, itu pasti adalah hal yang buruk sehingga menghasilkan akibat yang buruk pula sehingga dikatakan itu juga harus dicela.

semoga saya tidak salah paham. :>-
bagaimana menurut om kainyn, dan yang lain? ;D
Jadi intinya ada 5 dugaan tentang sebab perasaan:
-Karena sebab masa lampau
-Karena tuhan pencipta
-Karena kebetulan
-Karena kelahiran
-Karena usaha di sini dan saat ini

Nigantha melakukan penyiksaan diri, merasakan perasaan menyakitkan. Dengan demikian jika perasaan adalah:
-Karena sebab masa lampau: berarti Nigantha dulunya kriminal kelas berat
-Karena tuhan pencipta: berarti tuhannya jahat karena bikin mereka merasakan sakit
-Karena kebetulan: berarti mereka adalah orang-orang sial
-Karena kelahiran mulia/rendah: berarti mereka orang-orang rendah
-Karena usaha di sini dan saat ini: berarti praktik mereka membawa pada penderitaan

Jikapun bukan karena kelima hal itu, tapi karena sebab lain, tetap saja mereka yang mencari kebahagiaan, malah merasakan penderitaan, maka dapat dicela. 

Sebaliknya Tathagata yang merasakan kebahagiaan itu, jika perasaan adalah:
-Karena sebab masa lampau: berarti Tathagata orang bae
-Karena tuhan pencipta: berarti tuhannya Tathagata bae
-Karena kebetulan: berarti Tathagata manusia hoki
-Karena kelahiran: berarti Tathagata berkelahiran mulia
-Karena usaha di sini dan saat ini: berarti praktiknya membawa kebahagiaan

Jikapun bukan karena kelima hal itu, tapi karena sebab lain, tetap saja Tathagata yang mencari kebahagiaan mendapatkan kebahagiaan, maka tidak tercela.

Menurut yang saya baca sih begitu. :D

hemayanti

 _/\_ makasih om kainyn.
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."