Tutup mata vs separuh mata

Started by El Sol, 11 December 2012, 02:10:50 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

El Sol

Sempet ke dhammadesana bhikkhu aliran vajrayana, dia bilang, guru yang benar paham meditasi itu tidak akan mengajarkan meditasi dengan mata tertutup, benarkah demikian?

Indra

tergantung objek yg digunakan, jika objeknya memerlukan penglihatan, maka menutup mata tentu sangat menyulitkan, tetapi jika objeknya tidak memerlukan penglihatan, maka menutup mata akan membantu untuk menghindari distraction yang muncul dari pintu mata.

El Sol

Di Tipitaka ada bahas tentang ini? Kalo menurut bhikkhu tibet itu, meditasi yang benar itu separo mata..katanya semua ruang buddha juga gk ada yang merem

FZ

pengalaman pribadi, agak sulit dengan setengah merem, soalnya harus dijaga mata agar tetap setengah merem. Jadi fokusnya suka pindah2 antara nafas dan jaga mata setengah merem

Kristin_chan

IMO, kalau uda masuk ke posisi beneran rileks memang kelopak mata akan otomatis terbuka sedikit. Jadi bukan disengaja buka setengah. Hanya saja untuk awal memulai biasanya dianjurkan tutup mata dulu, seperti kata om indra, menghindari distorsi.
Be kind whenever possible. It's always possible.

Sunya

Quote from: Forte on 12 December 2012, 12:09:36 PM
pengalaman pribadi, agak sulit dengan setengah merem, soalnya harus dijaga mata agar tetap setengah merem. Jadi fokusnya suka pindah2 antara nafas dan jaga mata setengah merem

Jangan dipaksa. Yang benar: Rileks-kan kelopak mata, nanti otomatis akan turun (tapi tidak meram/tertutup).

Kalau sulit mencapai kondisi demikian, coba amati atau bayangkan orang yang sedang mengantuk (menahan agar tidak tertidur), biasanya mata akan setengah terpejam (agak memicing/sipit). Amati/bayangkan juga patung Buddha, posisi kelopak mata sudah dipahat sedemikian rupa menyerupai kondisi meditatif seseorang.

Kondisi mata separuh tertutup atau separuh terbuka ini (pada saat meditasi/samadhi), sebenarnya mengindikasikan seseorang sedang fokus pada obyek diluar daya serap/tangkap inderanya. Oleh karena itu, mata sebagai indera visual sebenarnya tidak berfungsi saat meditatif tersebut.

Demikian dari pengalaman saya. Mohon bimbingan dan masukannya.

Salam.  _/\_

FZ

Quote from: Sunya on 12 December 2012, 04:05:35 PM
Jangan dipaksa. Yang benar: Rileks-kan kelopak mata, nanti otomatis akan turun (tapi tidak meram/tertutup).

Kalau sulit mencapai kondisi demikian, coba amati atau bayangkan orang yang sedang mengantuk (menahan agar tidak tertidur), biasanya mata akan setengah terpejam (agak memicing/sipit). Amati/bayangkan juga patung Buddha, posisi kelopak mata sudah dipahat sedemikian rupa menyerupai kondisi meditatif seseorang.

Kondisi mata separuh tertutup atau separuh terbuka ini (pada saat meditasi/samadhi), sebenarnya mengindikasikan seseorang sedang fokus pada obyek diluar daya serap/tangkap inderanya. Oleh karena itu, mata sebagai indera visual sebenarnya tidak berfungsi saat meditatif tersebut.

Demikian dari pengalaman saya. Mohon bimbingan dan masukannya.

Salam.  _/\_
saya pribadi lebih memilih tutup mata saja lebih gampang untuk fokus ke pernafasan

Sunya

Quote from: Forte on 12 December 2012, 04:08:09 PM
saya pribadi lebih memilih tutup mata saja lebih gampang untuk fokus ke pernafasan

Hanya saja, kalau tutup mata kita masih menggunakan otot, sedangkan kalau membiarkan kelopak turun sendiri (lemas) kita merilekskan hampir semua otot dan syaraf di tubuh.

Salam.  _/\_

FZ

Quote from: Sunya on 12 December 2012, 04:22:07 PM
Hanya saja, kalau tutup mata kita masih menggunakan otot, sedangkan kalau membiarkan kelopak turun sendiri (lemas) kita merilekskan hampir semua otot dan syaraf di tubuh.

Salam.  _/\_
maksudnya ? memang pada saat tutup mata masih terjadi kontraksi otot ? kalau masih, tolong beritahu otot apa yang berkontraksi pada saat tutup mata ?

Kristin_chan

Mungkin maksudnya otot di kelopak mata. Karna saya biasanya memulai meditasi dengan mata tertutup, lalu saat mulai rileks kelopak mata terbuka sedikit secara sendirinya. Dengan cahaya lampu yang minim, objek luar tidak terlalu mengganggu. Cocok2an aja kali ya.
Be kind whenever possible. It's always possible.

Sunya

Quote from: Kristin_chan on 12 December 2012, 04:58:56 PM
Mungkin maksudnya otot di kelopak mata. Karna saya biasanya memulai meditasi dengan mata tertutup, lalu saat mulai rileks kelopak mata terbuka sedikit secara sendirinya. Dengan cahaya lampu yang minim, objek luar tidak terlalu mengganggu. Cocok2an aja kali ya.

Iya, kira-kira begitu. Terima kasih, Sdri. Kristin.  _/\_

FZ

Quote from: Kristin_chan on 12 December 2012, 04:58:56 PM
Mungkin maksudnya otot di kelopak mata. Karna saya biasanya memulai meditasi dengan mata tertutup, lalu saat mulai rileks kelopak mata terbuka sedikit secara sendirinya. Dengan cahaya lampu yang minim, objek luar tidak terlalu mengganggu. Cocok2an aja kali ya.
Quote from: Sunya on 12 December 2012, 08:11:29 PM
Iya, kira-kira begitu. Terima kasih, Sdri. Kristin.  _/\_

Sebenarnya apa yang anda iyakan itu sangat berbeda dengan yang dikemukakan kristin dari segi sains ;D

Tapi saya mengerti, case ini lazim terjadi namun tidak pada semua orang, jadi dalam hal ini tidak bisa dipaksakan. Sama halnya ada yang tidur (relaksasi) dengan posisi kelopak mata sedikit terbuka. Dan saya kebetulan bukan "jenis" seperti ini ketika sedang tidur / relaksasi.

Dan untuk case "membiarkan mata tertutup" sebenarnya juga menggunakan otot ketika anda masih dalam kondisi sadar walaupun anda berpikiran bahwa lemas itu tidak menggunakan otot.

Semoga bisa dipahami. Dan jika anda tertarik anda bisa pelajari mengenai Orbicularis oculi dan Palpabrae dkk.


Sunya

Quote from: Forte on 12 December 2012, 09:01:11 PM
Sebenarnya apa yang anda iyakan itu sangat berbeda dengan yang dikemukakan kristin dari segi sains ;D

Tapi saya mengerti, case ini lazim terjadi namun tidak pada semua orang, jadi dalam hal ini tidak bisa dipaksakan. Sama halnya ada yang tidur (relaksasi) dengan posisi kelopak mata sedikit terbuka. Dan saya kebetulan bukan "jenis" seperti ini ketika sedang tidur / relaksasi.

Dan untuk case "membiarkan mata tertutup" sebenarnya juga menggunakan otot ketika anda masih dalam kondisi sadar walaupun anda berpikiran bahwa lemas itu tidak menggunakan otot.

Semoga bisa dipahami. Dan jika anda tertarik anda bisa pelajari mengenai Orbicularis oculi dan Palpabrae dkk.

Intinya tidak 'berusaha', seperti yang Anda kemukakan di atas.

Quote from: Forte on 12 December 2012, 12:09:36 PM
pengalaman pribadi, agak sulit dengan setengah merem, soalnya harus dijaga mata agar tetap setengah merem. Jadi fokusnya suka pindah2 antara nafas dan jaga mata setengah merem

Terima kasih. Salam. _/\_

Mas Tidar


pada saat jaman sang buddha belum adanya rupang buddha
yang menjadi pertanyaan, si pembuat rupang buddha tau-nya dari mana kalau sang buddha membuka mata setengah pada saat meditasi ?


Quote from: Sol Capoeira on 12 December 2012, 12:04:25 PM
Di Tipitaka ada bahas tentang ini? Kalo menurut bhikkhu tibet itu, meditasi yang benar itu separo mata..katanya semua ruang buddha juga gk ada yang merem
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

sanjiva

Quote from: Mas Tidar on 15 December 2012, 10:19:23 AM
pada saat jaman sang buddha belum adanya rupang buddha
yang menjadi pertanyaan, si pembuat rupang buddha tau-nya dari mana kalau sang buddha membuka mata setengah pada saat meditasi ?

Mungkin dari sisi estetika saja.

Rupang dengan mata setengah tertutup lebih menarik dan lebih enak dilihat ketimbang yang :
-  Matanya terpejam tertutup rapat
-  Matanya terbuka lebar

Apalagi kalau patungnya hanya satu warna dan tidak dilukis seperti patung keramik, pasti yang setengah tertutup lebih pas dalam estetika.
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »