[Ask] Apakah BENAR2 ada aturan Bhante Theravada ga boleh sentuh cewek?

Started by ryu, 09 December 2012, 07:11:14 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

cumi polos

merryXmas n happyNewYYYY 2018

sanjiva

«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

bluppy

beberapa foto terakhir sudah tidak ada hubungannya dengan gitar / musik
:outoftopic:


[mod]Sudah displit jadi thread baru. Thx.[/mod]

bluppy

sebelumnya mengira tidak ada kalimat
di peraturan vinaya yg bilang
Bhikkhu tidak boleh menyentuh wanita

ternyata ketemu di website ini
http://en.dhammadana.org/sangha/vinaya/227/13sg.htm#ch-----2
[spoiler]
Quotesaṃghādisesa 2

"yo pana bhikkhu otiṇṇo vipāriṇatena cittena mātugāmena saddhiṃ kāyasaṃ saggaṃ samāpajjeyya hatthaggāhaṃ vā veṇiggāhaṃ vā aññatarassa vā aññatarassa vā aṅgassa paramasanaṃ saṃghādiseso."

Not to touch a woman. If, with the intention of a physical contact with a woman, a bhikkhu touches a woman - even a female born on that very same day - or the hair of a woman (not cut), it entails a meeting of the saṃgha.

By touching a cloth or a jewel worn by a woman, a bhikkhu commits a fault but not the saṃghādisesa (provided the woman is not touched along with that part of cloth or jewel).

In the same way, by touching a woman who is a relative, his mother or sister for instance, even with a mind rid of lust, he commits a fault but not the saṃghādisesa.

By accidentally touching a woman, there is no fault. However, if a woman touches a bhikkhu, this latter must not undergo it passively, because if he takes pleasure in it, even for a short while, he immediately commits the saṃghādisesa 2.

By touching a woman with some kind of utensil, a bhikkhu commits a thullaccaya.

Note: This rule partly corresponds with the third of the ten precepts.
[/spoiler]

terjemahan indonesia dari [SANGHADISESA 13] point ke 2
http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/227-sila-patimokkha/
[spoiler]Apabila seorang bhikkhu dengan pikiran menyeleweng karena nafsu menyentuh tubuh atau memegang tangan, rambut, atau menyentuh anggota tubuh seorang wanita, maka ia melanggar peraturan sanghadisesa.[/spoiler]

ada yg punya referensi lain ttg vinaya
menyangkut kalimat ini ?
masih ragu2 sama terjemahan dari bahasa pali nya

tuwino gunawan

Apabila seorang bhikkhu dengan pikiran menyeleweng karena nafsu menyentuh tubuh atau memegang tangan, rambut, atau menyentuh anggota tubuh seorang wanita, maka ia melanggar peraturan sanghadisesa.

Bagaimana jika menyentuh tanpa dengan pikiran menyeleweng karena nafsu?
Misalnya nih, ada ibu yang menyuruh bhikku untuk menghusap kepala bayi perempuan nya (mungkin maksudnya untuk blessing)
apakah termasuk pelanggaran?

will_i_am

Quote from: tuwino gunawan on 11 December 2012, 04:37:54 PM
Bagaimana jika menyentuh tanpa dengan pikiran menyeleweng karena nafsu?
Misalnya nih, ada ibu yang menyuruh bhikku untuk menghusap kepala bayi perempuan nya (mungkin maksudnya untuk blessing)
apakah termasuk pelanggaran?
terjemahan dari tulisan di atas (sebagian)

Quote
bila ia menyentuh wanita yang merupakan keluarganya, contohnya ibu atau saudarinya, bahkan dengan pikiran tanpa nafsu, ia melakukan pelanggaran, namun bukan Sanghadisesa
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Sunyata

Mungkin seharusnya si bhikkhu dapat menolak dan memberitahukan kepada wanita tersebut bahwa menyentuh wanita adalah sebuah pelanggaran, jadi diharapkan untuk tidak dilakukan.

Mas Tidar

Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Mas Tidar


lebih baik melakukan penolakan untuk melindungi/mempertahankan vinaya yang dijalankan.
jika ada keragu2an, lebih baik tidak melakukan dan bertanya tentang keragu2an-nya kepada vinaya dara

Quote from: Sunyata on 11 December 2012, 10:55:46 PM
Mungkin seharusnya si bhikkhu dapat menolak dan memberitahukan kepada wanita tersebut bahwa menyentuh wanita adalah sebuah pelanggaran, jadi diharapkan untuk tidak dilakukan.

Quote from: tuwino gunawan on 11 December 2012, 04:37:54 PM
Apabila seorang bhikkhu dengan pikiran menyeleweng karena nafsu menyentuh tubuh atau memegang tangan, rambut, atau menyentuh anggota tubuh seorang wanita, maka ia melanggar peraturan sanghadisesa.

Bagaimana jika menyentuh tanpa dengan pikiran menyeleweng karena nafsu?
Misalnya nih, ada ibu yang menyuruh bhikku untuk menghusap kepala bayi perempuan nya (mungkin maksudnya untuk blessing)
apakah termasuk pelanggaran?
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Kristin_chan

Be kind whenever possible. It's always possible.

cumi polos

yg banyak kritikan pedas,.. coba sekali-kali jadi samanera... dan dikerubutin segerombolan......
merryXmas n happyNewYYYY 2018

cumi polos

kalau ada : pikiran menyeleweng karena nafsu
apakah ada penyelewengan tanpa nafsu ? mohon yg jelas dehhh
merryXmas n happyNewYYYY 2018

sanjiva

Quote from: Kristin_chan on 12 December 2012, 09:18:23 AM
^Di Indo vinaya dara nya sapa ya?

Ga usah repot2 nyari orangnya, boleh koq baca sendiri peraturan vinayanya.
Bisa dicari di samaggi phala atau googling aja.

Kalau mau yang versi inggris bisa minta ke Indra atau Khaynin Kutho.  :whistle:
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Mas Tidar

pendapat pribadi yang akan dilakukan,
- menghindari keramaian terutama pada lawan jenis
- menjaga jarak secara fisik
- menghindari tatapan mata secara langsung

dengan begitu melatih & melindungi sila yang dijalankan

Quote from: cumi polos on 12 December 2012, 10:27:01 AM
yg banyak kritikan pedas,.. coba sekali-kali jadi samanera... dan dikerubutin segerombolan......
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

K.K.

Quote from: cumi polos on 12 December 2012, 10:27:01 AM
yg banyak kritikan pedas,.. coba sekali-kali jadi samanera... dan dikerubutin segerombolan......

Masa' orang mesti kuliah dokter dulu sih untuk kritik dokter malpraktek?