News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

"Kosong = Isi, Isi = Kosong"

Started by Sunya, 04 December 2012, 09:18:27 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

lautake

ya itu quantum theory http://whatis.techtarget.com/definition/quantum-theory

kosong=isi , isi = kosong

contoh tangan atau telapak tangan, coba lihat lebih jelas , apakah tangan itu,, enng inng eng, kita lihat pakai mikroskop, lho kok ada sel, ada atom, ...coba lihat lebih jelas lagi apa itu atom, ..wahhahahha sampai titik terkecil,,= kosong

tapi kosong itu sebenarnya isi = jalinan kosong itu membentuk tangan , kayak ngitu ..

mirip mirip quantum theory dan beserta cabang cabangnya



lautake

The two aspects of Buddhist philosophy that are relevant to observations at the quantum level are The Four Seals of Dharma and the Three Modes of Existential DependenceThese teachings were established centuries ago, long before modern physics evolved, and were derived from careful philosophical and meditational analysis of the world.   However their description of quantum reality is remarkably accurate, as they predicted that:

(1)  Particles are not inherently existent. No particle is 'a thing in itself' with a self-contained identity.   An inherently-existent particle would be indestructible, unitary and indivisible.

(2)  Particles are not causeless.

(3)  Particles are not partless, they do not exist as indivisible points.

(4)  Particles are not  'permanent' in the sense of having a unchanging, static identity.

(5)  Particles exist by interaction with the mind of an observer.


Lex Chan

wah, jadi bahas Quantum Mechanics...

ikutan menyimak ah...
"Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway"
-Mother Teresa-

K.K.

Quote from: lautake on 25 September 2015, 02:33:29 AM
ya itu quantum theory http://whatis.techtarget.com/definition/quantum-theory

kosong=isi , isi = kosong

contoh tangan atau telapak tangan, coba lihat lebih jelas , apakah tangan itu,, enng inng eng, kita lihat pakai mikroskop, lho kok ada sel, ada atom, ...coba lihat lebih jelas lagi apa itu atom, ..wahhahahha sampai titik terkecil,,= kosong

tapi kosong itu sebenarnya isi = jalinan kosong itu membentuk tangan , kayak ngitu ..

mirip mirip quantum theory dan beserta cabang cabangnya



Quantum Theory dari mana yah yang bilang atom itu kosong? Atau supaya tidak ngawur ke mana-mana, bisa coba definisikan 'kosong' yang disebutkan dalam Buddhisme dibandingkan dengan 'kosong' dalam fisika?




Quote from: lautake on 25 September 2015, 02:46:20 AM
The two aspects of Buddhist philosophy that are relevant to observations at the quantum level are The Four Seals of Dharma and the Three Modes of Existential DependenceThese teachings were established centuries ago, long before modern physics evolved, and were derived from careful philosophical and meditational analysis of the world.   However their description of quantum reality is remarkably accurate, as they predicted that:

(1)  Particles are not inherently existent. No particle is 'a thing in itself' with a self-contained identity.   An inherently-existent particle would be indestructible, unitary and indivisible.

(2)  Particles are not causeless.

(3)  Particles are not partless, they do not exist as indivisible points.

(4)  Particles are not  'permanent' in the sense of having a unchanging, static identity.

(5)  Particles exist by interaction with the mind of an observer.


Lucu juga yah seolah-olah sains mengkonfirmasi Buddhisme yang notabene sudah benar, padahal Buddhisme tidak pernah memberi prediksi ilmiah dalam bentuk apapun ke sains dan hanya bisa mengklaim telah menganut prinsip tersebut setelah sains mengungkapkannya. Lebih menyedihkan lagi pelintir-pelintir definisi untuk cocologi, hasilnya hanyalah umat yang "bersaddha tinggi" dan buta sains.


lautake

Quote from: K.K. on 25 September 2015, 08:54:22 PM
Quantum Theory dari mana yah yang bilang atom itu kosong? Atau supaya tidak ngawur ke mana-mana, bisa coba definisikan 'kosong' yang disebutkan dalam Buddhisme dibandingkan dengan 'kosong' dalam fisika?

============
ini hanya perumpamaan saja, tidak sampai mendetail , waktu membaca replaynya saya malah jadi kosong  ;D



Lucu juga yah seolah-olah sains mengkonfirmasi Buddhisme yang notabene sudah benar, padahal Buddhisme tidak pernah memberi prediksi ilmiah dalam bentuk apapun ke sains dan hanya bisa mengklaim telah menganut prinsip tersebut setelah sains mengungkapkannya. Lebih menyedihkan lagi pelintir-pelintir definisi untuk cocologi, hasilnya hanyalah umat yang "bersaddha tinggi" dan buta sains.

asli, saya kosong membaca replaynya,, , saya baca replaynya asli blank,,, saddha tinggi = itu apa ?,

lautake

#650
iya, betul boss, sains itu lucu , berani sekali dia  mengkonfirmasi Buddhisme yang notabene sudah benar, ( tapi ane enggak lihat itu kebenarannya sampai sekarang walaupun dari tk , sd, smp di jejalin pelajaran buddhist tiap hari.. boleh beda pendapat boss ?  malah kebenarannya kadang masuknya lewat hal lain, misalnya baca sains, electronik , lagi santai, lagi denger music, lagi nyapu, lagi ngepel

entar boss bisa jantungan, BERANI SEKALI YANG LAGI NGEPEL KONFIRMASI BUDDHIST YANG NYATA SUDAH BENAR !!



waktu ane belajar di sd sariputra dulu, katanya jangan percaya  apapun yang di katakan orang, walaupun di katakan oleh buddha sendiri,, ya kayak ngitu kalimatnya ,, persis nya saya lupa

iyee, lupa persis susunan titik kalimatnya kayak gimana , ane mesti cari pelajaran buku sd dulu

gaya bahasa vicky ane enggak paham, bisa pake bahasa yang agak membumi dikit ?

lautake

ane enggak liat ada tulisan adu debat di forum ini,, ente buddhist bukan ? cara ente replay emang begitu typicalnya ?

K.K.

Quote from: lautake on 26 September 2015, 02:01:27 AM
asli, saya kosong membaca replaynya,, , saya baca replaynya asli blank,,, saddha tinggi = itu apa ?,
Kosong? Jadinya isi dong? 'kan kosong adalah isi  ;D
Replay itu putar ulang misalnya di siaran TV ada siaran langsung sepak bola, goal, di-replay dari aneka sudut. Kalau balas posting itu reply.
"Saddha tinggi" maksudnya membuta seperti anda, selalu berpikir kecapnya no. 1.


Quote from: lautake on 26 September 2015, 02:10:58 AM
iya, betul boss, sains itu lucu , berani sekali dia  mengkonfirmasi Buddhisme yang notabene sudah benar, ( tapi ane enggak lihat itu kebenarannya sampai sekarang walaupun dari tk , sd, smp di jejalin pelajaran buddhist tiap hari.. boleh beda pendapat boss ?  malah kebenarannya kadang masuknya lewat hal lain, misalnya baca sains, electronik , lagi santai, lagi denger music, lagi nyapu, lagi ngepel

entar boss bisa jantungan, BERANI SEKALI YANG LAGI NGEPEL KONFIRMASI BUDDHIST YANG NYATA SUDAH BENAR !!
Maaf mengecewakan, sains tidak pernah bawa-bawa Buddhisme karena berbeda ranah, tapi dari oknum Buddhis saja yang suka parasit dari kemajuan sains. Seperti di sini anda bawa-bawa quantum mechanic.

Buddhisme sudah 'benar' menurut anda, seperti Kr1sten/I5lam benar bagi umatnya. Menganggap kepercayaan sendiri sebagai paling benar untuk pribadi adalah hak masing-masing, tapi kalau diumbar keluar, nampak sangat menyedihkan.


Quotewaktu ane belajar di sd sariputra dulu, katanya jangan percaya  apapun yang di katakan orang, walaupun di katakan oleh buddha sendiri,, ya kayak ngitu kalimatnya ,, persis nya saya lupa

iyee, lupa persis susunan titik kalimatnya kayak gimana , ane mesti cari pelajaran buku sd dulu
Yang dikatakan Buddha itu jangan percaya HANYA KARENA dengar-dengar, tradisi, ditulis kitab, dikatakan guru, dan seterusnya, namun percaya karena kita tahu itu bermanfaat atau tidak bermanfaat, dan seterusnya. Tidak perlu bawa-bawa nama SD anda, walaupun sekarang sudah tidak ada. Saya khawatir anda akan mencemarkan namanya.


Quotegaya bahasa vicky ane enggak paham, bisa pake bahasa yang agak membumi dikit ?
Dari tingkat kecerdasan yang anda tunjukkan dan akurasi anda dalam mendiagnosa gaya bahasa saya sebagai gaya bahasa Vicky, saya agak ragu ada gaya bahasa yang mampu anda pahami. Mungkin alih-alih gaya bahasa saya disederhanakan, mungkin kemampuan berbahasa anda yang perlu ditingkatkan.


Quote from: lautake on 26 September 2015, 02:53:48 AM
ane enggak liat ada tulisan adu debat di forum ini,, ente buddhist bukan ? cara ente replay emang begitu typicalnya ?
Perlu sampai posting 3x? Segitu emosinya yah?  :))
Apa relevansinya saya Buddhist, I5lam, Mormon, atau Pastafarian? Kebenaran tetap kebenaran, bukan?

Anda tidak paham fisika, tidak tahu Kalamasutta, dan bahkan gagal mengenali gaya bahasa Vicky. Sebetulnya apa sih yang anda tahu? Bagaimana jika langsung sajikan saja argumen anda, langsung pada inti permasalahannya. Jika tidak, maka saya tidak berniat melayani lebih lanjut.

Silahkan.


lautake

#653
wow, sadar enggak ini orang,,, hehhhee, merembet kemana mana lagi topiknya , yang menurut aku sensitif untuk di reply,

jangan kebanyakan meditasi boss, grounding itu perlu juga, kalau enggak kayak di awang awang begitu ,


cumi polos

Quote from: lautake on 26 September 2015, 09:45:26 AM
wow, sadar enggak ini orang,,, hehhhee, merembet kemana mana lagi topiknya , yang menurut aku sensitif untuk di reply,

jangan kebanyakan meditasi boss, grounding itu perlu juga, kalau enggak kayak di awang awang begitu ,

yg dimaksud kebnyakan itu dosisnya spt apa ?
brapa jam/hari ? per bulan ? per thn ?....
dlm kelistrikan tentu grounding sangatlah perlu....melindungin alat listrik anda...terutama air conditioner...
merryXmas n happyNewYYYY 2018

thioboeki

 _/\_

Semoga Energi panas bagai Mentari terbit dipagi hari segera menyemarakan forum yang sudah lama dingin sepi ini,,,Segala pertentangan bisa juga  menjadi titik awal  kemajuan,,,,

Topik isi = kosong  belum pas sekali dibahas kita yang masih puthujjana,,,( cerita orang buta dari lahir yang mencoba menganalisa bentuk seekor gajah menurut pemahaman masing2) ,,kita hanya bisa menyimpulkankan sepotong potong bagian dari  kebenaran,bukan kebenaran yang utuh.

" kosong=isi ' adalah statement dari Individu yang sudah tercerahkan dijadikan renungan latihan sehingga murid yang

  berlatih dituntun menuju kebenaran mutlak..



 
Dimana ada Kebahagian disana ada Penderitaan,,

K.K.

Quote from: thioboeki on 26 September 2015, 10:04:43 PM
_/\_

Semoga Energi panas bagai Mentari terbit dipagi hari segera menyemarakan forum yang sudah lama dingin sepi ini,,,Segala pertentangan bisa juga  menjadi titik awal  kemajuan,,,,

Topik isi = kosong  belum pas sekali dibahas kita yang masih puthujjana,,,( cerita orang buta dari lahir yang mencoba menganalisa bentuk seekor gajah menurut pemahaman masing2) ,,kita hanya bisa menyimpulkankan sepotong potong bagian dari  kebenaran,bukan kebenaran yang utuh.

" kosong=isi ' adalah statement dari Individu yang sudah tercerahkan dijadikan renungan latihan sehingga murid yang

  berlatih dituntun menuju kebenaran mutlak..



 
Sebenarnya frasa 'kosong=isi' asalnya bukan dari sutra, tapi dari serial 'Kera Sakti'. Lucu sekali umat2 yang kebingungan malah bilang itu seolah-olah sakral, bukan untuk puthujjana. Mungkin maksudnya khusus Ti Pat Kay?


djoe

#657
Quote from: lautake on 25 September 2015, 02:46:20 AM
The two aspects of Buddhist philosophy that are relevant to observations at the quantum level are The Four Seals of Dharma and the Three Modes of Existential DependenceThese teachings were established centuries ago, long before modern physics evolved, and were derived from careful philosophical and meditational analysis of the world.   However their description of quantum reality is remarkably accurate, as they predicted that:

(1)  Particles are not inherently existent. No particle is 'a thing in itself' with a self-contained identity.   An inherently-existent particle would be indestructible, unitary and indivisible.

(2)  Particles are not causeless.

(3)  Particles are not partless, they do not exist as indivisible points.

(4)  Particles are not  'permanent' in the sense of having a unchanging, static identity.

(5)  Particles exist by interaction with the mind of an observer.



Yup
Quantum telah membuktikan particle itu tidak berinti alias tidak ada partikel terkecil yg absolut yg tak terbagikan ,partikel yg svabha.

Jika ada partikel terkecil yg absolut , yg unitary, maka memiliki inti, self, atta.

Tetapi tidak demikian karena itu anatta, kosong, delusif

RetjaPentung

Quote from: Sunya on 04 December 2012, 09:18:27 PM
Topik ini saya buat untuk menyoroti kalimat "kosong = isi, isi = kosong", yang menjadi perdebatan di thread sebelumnya: http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23460.new.html#new

Sekedar saran dari saya sebagai pembuat topik, ada baiknya bila ingin memberikan pendapat/pandangan, sanggahan, dlsb, agar ditunjang/dilandasi dengan pengetahuan (prajna/wisdom) dari meditasi (khususnya vipassana). Karena bila membahas sesuatu berkenaan dengan kebenaran, terutama yang sulit dijangkau oleh intelektual, maka samadhi menjadi jalan keluar yang baik (menurut saya).

Bila hanya menggunakan intelektual, dikhawatirkan terdapat banyak batasan; dari pengalaman tiap makhluk yang subyektif, tingkat kemampuan berpikir yang berbeda-beda, ego (LDM) yang setiap saat bisa mempengaruhi pandangan (delusi), dan banyak faktor-faktor mental non-konstruktif lainnya yang berpengaruh terhadap pencarian dari kebenaran itu sendiri.

Baiklah, tanpa panjang lebar lagi, mari langsung masuk pada pembahasan, "kosong = isi, isi = kosong".

Terlepas apakah kalimat ini valid atau tidak, secara historis diakui/tidak, kejelasan sumber literatur, dsb...

Saya hanya akan membahas dari perspektif Sunyata (dalam korelasinya dengan thread sebelumnya).

Jadi topik ini fokus pada esensi kalimat "kosong = isi, isi = kosong", bukan kevalidan secara konvensional, historis literatur, dsb.

Mari langsung pada makna tulisan ini: "kosong = isi, isi = kosong". Apakah maksud tulisan itu ditinjau dari pemahaman (khususnya penembusan/realisasi) Sunyata?

Saya akan lanjutkan di postingan berikutnya.

Sejatinya, yang sudah memiliki panna, tidak lagi membahas kosong=isi, isi=kosong.
sebaliknya, yang membahasnya sudah pasti belum memiliki panna.

Hanya seorang Dhammiko

Gwi Cool

Kosong = isi, isi = kosong. Botol kosong = isinya kosong, klo dimasukkan sesuatu baru ada, itupun bukan bagian dari botol.

Kosong = isi, isi = kosong artinya "belum diisi" (titik). Tidak ada "pengetahuan", ia harus belajar untuk mengetahui jalan keluar.

"Dunia ini kosong, kosong dari apa? Kosong dari "diri", kosong dari "kekekalan". Seseorang yang telah melihat asal-mula dan lenyapnya segala sesuatu sebagaimana adanya, akan mencari jalan keluar dari "kekosongan ini". Apakah jalan itu? Yaitu Jalan Mulia Berunsur Delapan: pandangan benar, kehendak benar, ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, usaha benar, perhatian benar, dan konsentrasi benar.
Yang mau debat, saya diam, dan mengaku kalah karena saya hanyalah makhluk lemah, debat sama yang lain saja.
Mari berbicara Dhamma yang indah di awal, indah di pertengahan, dan indah di akhir. Indah dengan pikiran penuh cinta kasih. Hobiku menggubah syair.