Argumen Ego

Started by djoe, 22 November 2012, 10:23:34 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

djoe

Quote from: Kainyn_Kutho on 22 November 2012, 10:08:10 AM
Karena yang tingkat tinggi sudah tidak komentar, maka saya mau coba berikan pendapat tingkat rendah. Dalam pemahaman dasar, shunyata tidak berbeda antara pemahaman Theravada maupun Mahayana, yaitu berasal dari kanon Pali Culasuññatasutta yang menjelaskan bahwa segala fenomena adalah kosong dari diri.

Belakangan di satu hari yang indah, sekonyong-konyong ada yang merumuskan kitab dari Tavatimsa yang mengategorikan nibbana sebagai satu elemen yang terpisah, maka sekonyong-konyong pula ada yang ke alam naga sebagai tandingan dan menyatakan nibbana bukan elemen yang terpisah (nibbana=samsara; samsara=nibbana). Bagaimana kekosongan itu ada/tidak ada adalah sebab kita masih terkondisi dalam kekotoran bathin, maka pada hakekatnya, kekosongan tidak terpisahkan dari fenomena, hanya bagaimana kita memahami 'kekosongan vs fenomena' yang membedakan orang yang telah merealisasi dengan orang biasa.

Jadi dari sutra ini, sebetulnya kita diajak untuk tidak 'mencari' satu elemen pembebasan yang seperti 'eksis di luar samsara', namun dengan cara memahami samsara itu sendiri yang adalah shunya.

Argumen ego adalah argumen yang hanya untuk bertujuan untuk menang sendiri atas argumen orang lain yang menyatakan hal yang sama. Tetapi dikarenakan ego menutupi nya sehingga tidak melihat inti argumen dari orang lain dan melencengkan ke arah lain dengan membuat argumen asal asalan.

Dikarenakan ia hanya melihat apa yang ada di pikirannya

Karena ia tidak mengenalinya ketika yang dibold diungkapkan dalam bahasa yang berbeda disebabkan kemelekatan pada kata kata yang tertimbun dalam pikiran

Inilah yang dimaksud dengan argumen ego.

K.K.

Quote from: djoe on 22 November 2012, 10:23:34 AM
Argumen ego adalah argumen yang hanya untuk bertujuan untuk menang sendiri atas argumen orang lain yang menyatakan hal yang sama. Tetapi dikarenakan ego menutupi nya sehingga tidak melihat inti argumen dari orang lain dan melencengkan ke arah lain dengan membuat argumen asal asalan.

Dikarenakan ia hanya melihat apa yang ada di pikirannya

Karena ia tidak mengenalinya ketika yang dibold diungkapkan dalam bahasa yang berbeda disebabkan kemelekatan pada kata kata yang tertimbun dalam pikiran

Inilah yang dimaksud dengan argumen ego.
Hehehe maksudnya egomu terusik sampai harus membuat topik baru, djoe? ;D

djoe

Quote from: Kainyn_Kutho on 22 November 2012, 10:39:13 AM
Hehehe maksudnya egomu terusik sampai harus membuat topik baru, djoe? ;D

Menyadari adanya ego yang terusik adalah awal dari praktek dan memahaminya bukan mengikutinya
Tidak menyadarinya adalah ilusi

cumi polos

Quote from: djoe on 22 November 2012, 10:23:34 AM
Argumen ego adalah argumen yang hanya untuk bertujuan untuk menang sendiri atas argumen orang lain yang menyatakan hal yang sama. Tetapi dikarenakan ego menutupi nya sehingga tidak melihat inti argumen dari orang lain dan melencengkan ke arah lain dengan membuat argumen asal asalan.

Dikarenakan ia hanya melihat apa yang ada di pikirannya

Karena ia tidak mengenalinya ketika yang dibold diungkapkan dalam bahasa yang berbeda disebabkan kemelekatan pada kata kata yang tertimbun dalam pikiran

Inilah yang dimaksud dengan argumen ego.

kalau cumpol melenceng, tolong diingatin ya....
merryXmas n happyNewYYYY 2018

K.K.

Quote from: djoe on 22 November 2012, 10:41:37 AM
Menyadari adanya ego yang terusik adalah awal dari praktek.
Tidak menyadarinya adalah ilusi
Oh, jadi anda berlindung di balik 'saya menyadari ego' jadi membenarkan mengumbar ego di status baru?

Silahkan bahas apa yang mau dibahas, kalau memang semata hanya topik cengeng pengumbar ego dengan dalih 'sudah menyadari ego', maka saya akan hapus. Ini juga demi anda sendiri supaya tidak terkenal dengan kelakuan seperti ini. Saya tunggu sampai tengah hari.

Silahkan.

djoe

#5
Quote from: Kainyn_Kutho on 22 November 2012, 10:46:24 AM
Oh, jadi anda berlindung di balik 'saya menyadari ego' jadi membenarkan mengumbar ego di status baru?

Silahkan bahas apa yang mau dibahas, kalau memang semata hanya topik cengeng pengumbar ego dengan dalih 'sudah menyadari ego', maka saya akan hapus. Ini juga demi anda sendiri supaya tidak terkenal dengan kelakuan seperti ini. Saya tunggu sampai tengah hari.

Silahkan.

Takut dan malu yah,  jejak egonya keliatan
Napa harus malu n takut, dengan menyadari ego adalah langkah awal praktek.
Mungkin anda bisa hapus tulisan ini tetapi anda tidak bisa hapus ketakutan dan kemaluan bro


K.K.

Quote from: djoe on 22 November 2012, 10:49:36 AM
Takut dan malu yah,  jejak egonya keliatan
Napa harus malu n takut, dengan menyadari ego adalah langkah awal praktek.
Mungkin anda bisa hapus tulisan ini tetapi anda tidak bisa hapus ketakutan dan kemaluan bro


;D Oh, anda pikir saya yang takut & malu? Berarti anda tidak mengerti niat baik saya untuk membantu anda. Baiklah, thread ini akan terus ada untuk memperlihatkan siapakah 'master' djoe ini. Kita lanjutkan.

Apa yang ingin anda bahas di thread ini? Tampaknya dari postingan awal, anda ingin mengatakan bahwa saya mengatakan hal yang sama dengan yang anda katakan? Jangan bermimpi. Saya tidak akan mengatakan pria dan wanita sama saja.

djoe

 _/\_
Saya rasa cukup sampai disini.

Biarlah thread ini menjadi pengingat bagi kita semua

Indra

Quote from: Kainyn_Kutho on 22 November 2012, 10:55:37 AM
Apa yang ingin anda bahas di thread ini? Tampaknya dari postingan awal, anda ingin mengatakan bahwa saya mengatakan hal yang sama dengan yang anda katakan? Jangan bermimpi. Saya tidak akan mengatakan pria dan wanita sama saja.

bahkan jika anda ditunjuk jadi duta KB?

K.K.

Quote from: djoe on 22 November 2012, 11:03:20 AM
_/\_
Saya rasa cukup sampai disini.

Biarlah thread ini menjadi pengingat bagi kita semua

Lho, tadi katanya mau lanjut, bahkan mau membuat saya takut dan malu. Gimana sih, master djoe?

K.K.

Quote from: Indra on 22 November 2012, 11:03:49 AM
bahkan jika anda ditunjuk jadi duta KB?
Saya akan katakan laki atau perempuan sama-sama anak sendiri, sama-sama bisa berkualitas, sama-sama bisa membahagiakan orang tua; namun saya belum cukup 'tidak waras' mengatakan laki-laki = perempuan kalau anda tutup mata.

Indra

Quote from: djoe on 22 November 2012, 11:03:20 AM
_/\_
Saya rasa cukup sampai disini.

Biarlah thread ini menjadi pengingat bagi kita semua


Quote from: djoe on 22 November 2012, 10:49:36 AM
Takut dan malu yah,  jejak egonya keliatan
Napa harus malu n takut, dengan menyadari ego adalah langkah awal praktek.
Mungkin anda bisa hapus tulisan ini tetapi anda tidak bisa hapus ketakutan dan kemaluan bro



sekarang kita tau siapa yg takut dan malu.

K.K.

Supaya jejak tidak hilang, seperti pesan master djoe, saya tampilkan apa yang memotori topik ini dibuat.

Ini pendapat master djoe:
Quote from: djoe on 20 November 2012, 04:29:17 PM
Adakah wujud tanpa kosong, kosong tanpa wujud?

Jika ada, maka seseorang bisa memisahkan antara wujud dan kosong.
Bisakah seseorang memisahkan wujud dan kosong.?

Wujud tanpa kosong dan
kosong tanpa wujud

Seseorang yg terdelusi berusaha memisahkan wujud dan kosong. Tidak menyadari itu hanyahlah persepsi dari pikiran yang membeda bedakan dan terjebak pada dualisme.

Orang yang terdelusi terjebak pada pandangan gelas itu setengah berisi dan yang lain mengatakan gelas itu setengah kosong.

Lebih jauh:
Quote from: djoe on 21 November 2012, 03:41:23 PM

Jika berdasarkan pisik pria dan wanita ada, maka berdasarkan pisik tutup mata , pria dan wanita dipatahkan. Itulah pointnya. Kenapa masih melihat dengan cara yg sama


Ini adalah penjelasan saya:
Quote from: Kainyn_Kutho on 22 November 2012, 10:08:10 AM
Karena yang tingkat tinggi sudah tidak komentar, maka saya mau coba berikan pendapat tingkat rendah. Dalam pemahaman dasar, shunyata tidak berbeda antara pemahaman Theravada maupun Mahayana, yaitu berasal dari kanon Pali Culasuññatasutta yang menjelaskan bahwa segala fenomena adalah kosong dari diri.

Belakangan di satu hari yang indah, sekonyong-konyong ada yang merumuskan kitab dari Tavatimsa yang mengategorikan nibbana sebagai satu elemen yang terpisah, maka sekonyong-konyong pula ada yang ke alam naga sebagai tandingan dan menyatakan nibbana bukan elemen yang terpisah (nibbana=samsara; samsara=nibbana). Bagaimana kekosongan itu ada/tidak ada adalah sebab kita masih terkondisi dalam kekotoran bathin, maka pada hakekatnya, kekosongan tidak terpisahkan dari fenomena, hanya bagaimana kita memahami 'kekosongan vs fenomena' yang membedakan orang yang telah merealisasi dengan orang biasa.

Jadi dari sutra ini, sebetulnya kita diajak untuk tidak 'mencari' satu elemen pembebasan yang seperti 'eksis di luar samsara', namun dengan cara memahami samsara itu sendiri yang adalah shunya.

Penjelasan saya ini diklaim oleh master sebagai sama dengan punyanya dan saya tulis hanya untuk memuaskan ego saya.

Saya kemukakan perbedaannya:
-menurut master, semua sama saja tergantung persepsi. Berarti dengan kata lain, tergantung persepsi lagi, semua juga bisa berbeda.
-Menurut doktrin Madhyamika tentang Shunyata yang saya pahami adalah bahwa semua fenomena itu kosong; rupa adalah shunya, vijnana adalah shunya, PERSEPSI pun adalah shunya, dst. Jadi BUKAN melihat semua hal sebagai sama, namun melihat kekosongan dari semua fenomena tersebut, dan tidak mencari kekosongan sebagai satu elemen yang terpisah sendiri.

Apakah berarti pemahaman saya sama dengan "semua bisa jadi sama dengan cara memainkan persepsi"? Biarlah pembaca yang menilai.


will_i_am

ego atau tidak ego, semuanya sama saja,,,,
untuk apa ribut2???  :-?
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

cumi polos

Quote from: djoe on 22 November 2012, 11:03:20 AM
_/\_
Saya rasa cukup sampai disini.

Biarlah thread ini menjadi pengingat bagi kita semua

bagaimana kalau dgn saya bro Djoe... ?
   anggaplah utk asah otak, bukan utk pamer ego ?  :o
merryXmas n happyNewYYYY 2018