tingkat kesucian dan kehidupan selanjutnya

Started by akubayi, 30 October 2012, 06:38:49 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

K.K.

Quote from: godfrey on 01 November 2012, 11:58:02 AM
Kalau seseorang sudah menjadi arahat kan dia tidak terlahir lagi lalu bagaimana cara nya menjadi sammasambuddha??
Maksud tulisan saya adalah ketika ada 2 orang puthujjana yang belum mencapai apa-apa, dan keduanya bertekad di jalan berbeda: satu di jalan Samma Sambuddha yang minimal 4 Asankheyya + 100.000 kappa; satu lagi di jalan Savaka Buddha yang minimal 100 kappa.

Di sini yang mencapai Savaka tentu lebih cepat mencapai nibbana ketimbang yang mencapai Samma Sambuddha, namun tetap tidak bisa dibilang jalan yang dilalui savaka lebih unggul.

will_i_am

Quote from: Kainyn_Kutho on 01 November 2012, 11:51:34 AM
Sewaktu Buddha masih hidup, Ananda masih sotapanna dan perlu waktu sampai Buddha Parinibbana baru Ananda mencapai Arahant. Sedangkan Bahiya Daruciriya dari puthujjana langsung loncat Arahant. Apakah bisa dibilang 'puthujjana lebih unggul dari sotapanna'? ;D

'Keunggulan' itu adalah dilihat dari pencapaian pada masa tertentu (waktu Bahiya puthujjana, Ananda lebih unggul sebagai Sotapana; sewaktu Bahiya merealisasi Arahatta, maka ia lebih unggul dari Ananda), bukan dilihat dari lamanya orang sampai ke nibbana. Itu semua tergantung kecenderungan masing-masing.

Contoh lainnya adalah orang bertekad jadi Samma Sambuddha juga lebih lama nibbananya ketimbang yang bertekad jadi Savaka Buddha. Walaupun kondisinya sama-sama puthujjana waktu bertekad, juga tidak bisa dibilang jalan savaka lebih unggul karena lebih duluan nibbana, bukan?
Ini tidak dilihat dari loncatan tingkat kesuciannya, tapi dari waktu mencapai nibbananya (dari sakadagami -> arahat dengan anagami -> arahat)
kalau anagami, udah menghapus 5 belenggu, sedangkan sakadagami masih menghancurkan 3 belenggu+melemahkan yang 4 & 5..
jika dilihat secara prosesnya, bukankah seharusnya yang sudah menghancurkan 5 belenggu sudah lebih cepat mencapai nibbana??
ibaratnya dua orang yang berlari 500M sama kencang, yang satu udah sampai 80%, satu lagi baru 50%,...
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

K.K.

Quote from: will_i_am on 01 November 2012, 02:35:24 PM
Ini tidak dilihat dari loncatan tingkat kesuciannya, tapi dari waktu mencapai nibbananya (dari sakadagami -> arahat dengan anagami -> arahat)
kalau anagami, udah menghapus 5 belenggu, sedangkan sakadagami masih menghancurkan 3 belenggu+melemahkan yang 4 & 5..
jika dilihat secara prosesnya, bukankah seharusnya yang sudah menghancurkan 5 belenggu sudah lebih cepat mencapai nibbana??
ibaratnya dua orang yang berlari 500M sama kencang, yang satu udah sampai 80%, satu lagi baru 50%,...
Kalau diibaratkan balap, maka lintasan lari setiap orang itu berbeda sama seperti kecenderungan bathin setiap orang berbeda. Misalnya ada 4 bagian: lintasan kosong, pegunungan berbatu, sungai, tempat gelap. Lalu bathin orang itu macam-macam, ada yang unggul di satu type lintasan, tapi lemah di lintasan lain, kita andaikan variatif seperti macam-macam binatang. Di lintasan kosong, yang cheetah mungkin paling cepat, tapi begitu di pegunungan batu, dia akan kesulitan. Sebaliknya seperti ibex lebih lambat di lintasan kosong, tapi di pegunungan berbatu lebih cepat atau harimau yang tidak secepat cheetah, tapi terbiasa berenang, bisa lebih cepat melintasi sungai, atau ada lagi misalnya kecoak yang relatif lambat, tapi di tempat gelap tidak masalah karena tidak mengandalkan mata untuk mencari jalan.

Jadi kalau diilustrasikan, kira2 variasi lintasan dan kemampuan orang yang membedakan kecepatannya, bukan 'status'-nya saat itu (sebagai sotapanna/sakadagami/anagami).