tingkat kesucian dan kehidupan selanjutnya

Started by akubayi, 30 October 2012, 06:38:49 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

akubayi

saya mau tanya dong, jika orang sudah mencapai tingkat kesucian sotapanna/ sotapati atau sakadagami itu kan masih bisa terlahir kembali, misalnya utk sotapanna max 7x lagi, nah bagaimana kita bisa tahu kalau misalnya kita di masa lalu telah mencapai tingkat sotapanna atau sakadagami itu, bagaimana kehidupan selanjutnya orang yang telah mencapai tingkat kesucian itu, misalnya saya dulu mencapai tingkat sotapanna, lalu sekarang kan saya tidak tahu kalau saya pernah mencapai kesucian, apakah saya dapat berbuat kamma burukpada kehidupan skrg ini? bagaimana jika dalam kehidupan selanjutnya orang2 yang mencapain tingkat sotapanna tersebut berbuat banyak kamma buruk, apakah masih terlahir kembali max hanya 7x saja? maaf kalo bahasanya ribet, mohon pnjelasannya tq

seniya

Quote from: akubayi on 30 October 2012, 06:38:49 PM
saya mau tanya dong, jika orang sudah mencapai tingkat kesucian sotapanna/ sotapati atau sakadagami itu kan masih bisa terlahir kembali, misalnya utk sotapanna max 7x lagi, nah bagaimana kita bisa tahu kalau misalnya kita di masa lalu telah mencapai tingkat sotapanna atau sakadagami itu, bagaimana kehidupan selanjutnya orang yang telah mencapai tingkat kesucian itu, misalnya saya dulu mencapai tingkat sotapanna, lalu sekarang kan saya tidak tahu kalau saya pernah mencapai kesucian, apakah saya dapat berbuat kamma burukpada kehidupan skrg ini? bagaimana jika dalam kehidupan selanjutnya orang2 yang mencapain tingkat sotapanna tersebut berbuat banyak kamma buruk, apakah masih terlahir kembali max hanya 7x saja? maaf kalo bahasanya ribet, mohon pnjelasannya tq

Seorang Sotapanna tidak mungkin melanggar sila sehingga tidak mungkin melakukan kamma buruk lagi. Oleh sebab itu hanya max 7 kehidupan lagi sebelum mencapai Nibbana. Selengkapnya bisa dibaca di http://www.dhammawiki.com/index.php?title=Sotapanna
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

godfrey

Quote from: akubayi on 30 October 2012, 06:38:49 PM
saya mau tanya dong, jika orang sudah mencapai tingkat kesucian sotapanna/ sotapati atau sakadagami itu kan masih bisa terlahir kembali, misalnya utk sotapanna max 7x lagi, nah bagaimana kita bisa tahu kalau misalnya kita di masa lalu telah mencapai tingkat sotapanna atau sakadagami itu, bagaimana kehidupan selanjutnya orang yang telah mencapai tingkat kesucian itu, misalnya saya dulu mencapai tingkat sotapanna, lalu sekarang kan saya tidak tahu kalau saya pernah mencapai kesucian, apakah saya dapat berbuat kamma burukpada kehidupan skrg ini? bagaimana jika dalam kehidupan selanjutnya orang2 yang mencapain tingkat sotapanna tersebut berbuat banyak kamma buruk, apakah masih terlahir kembali max hanya 7x saja? maaf kalo bahasanya ribet, mohon pnjelasannya tq

apakah saya dapat berbuat kamma buruk pada kehidupan skrg ini?
tentu saja bisa hidup ini milik anda lakukan sesuka hati anda tapi mereka yg berlindung pada triratna sadar dan paham hukum sebab akibat / hukum karma maka anda tidak akan berbuat seenaknya dan selalu waspada terhadap pikiran, perbuatan dan ucapan anda jangan sampai melanggar sila.

bagaimana jika dalam kehidupan selanjutnya orang2 yang mencapain tingkat sotapanna tersebut berbuat banyak kamma buruk, apakah masih terlahir kembali max hanya 7x saja?
Teman kalau seseorang masih suka berbuat karma buruk maka dia bukanlah sotapanna, seorang sotapanna tidak akan membuat kesalahan fatal andaikan berbuat kesalahan pun tidak sampai membuat nya lahir di alam rendah. Jadi jangan pikir seorang penipu hanya karena sudah berlindung pada triratna maka menjadikannya seorang sotapanna.

Seorang sottapanna tidak akan membuat karma buruk yg menyebabkan mereka lahir lagi di alam rendah karena mereka sadar pada pikiran,perbuatan dan ucapannya jangan sampai melanggar sila (moralitas). Kalau anda bisa berjodoh dengan Buddha dan mengerti Dhamma artinya di kehidupan lampau anda adalah pengikut Buddha, apakah menjadi sotapanna atau tidak kita tidak tahu tapi yg penting kita bisa berusaha semaksimal mgkn untuk berusaha jadi sotapanna di kehidupan sekarang.

adi lim

Walaupun Sotapana adalah tingkat kesucian terendah, tapi untuk mencapainya tidaklah segampang teori dan mengkhayal.
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

DragonHung

Saya dulu juga pernah penasaran atas pertanyaan seperti di atas dan sempat menanyakan kepada guru saya.

"Jika seseorang mencapai tingkat sotapanna pada saat ini, kemudian meninggal dunia.  Kemudian terlahir kembali sebagai manusia.  Nah pada kehidupan sebagai manusia yang baru ini, apakah dia dapat mengingat bahwa pada kehidupan sebelumnya dia pernah mencapai tingkat sotapanna?"

Guru saya menjawab bila orang tersebut berlatih 'kemampuan mengingat kehidupan lampau' maka dia dapat mengingat hal tersebut, tetapi jika tidak berlatih maka dia tidak akan tahu.

TETAPI . . . . .

Pada umumnya menurut guru saya, orang yang demikian mempunyai satu ciri khusus yaitu . . . . . .

[spoiler] orang yang demikian umumnya akan menjadi bhikkhu atau bhikkhuni   ;D  ;D  ;D [/spoiler]
Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan

Mas Tidar

selama pengajaran sang buddha 45 tahun dan sedemikan banyak mahluk tercerahakan minimal sotapana
belum pernah membaca referensi ada mahluk sotapana yang terlahir kembali ke alam lebih rendah dari 4 alam dewa, catumaharajika, untuk kasus raja bimbisara.

dan yang akan datang adalah sakka akan terlahir menjadi manusia (sakka panha sutta ~ Komentar Mahasi Sayadaw, poin no. 2), tidak dijelaskan disitu apakah sakka akan menjadi bhikkhu atau tidak.

CMIIW kalau ada referensi yang menyatakan ada mahluk sotapana lahir kembali ke dunia selain tulisan diatas,
please share mumpung pembahasannya tepat... _/\_

Quote from: DragonHung on 31 October 2012, 06:06:06 AM
Saya dulu juga pernah penasaran atas pertanyaan seperti di atas dan sempat menanyakan kepada guru saya.

"Jika seseorang mencapai tingkat sotapanna pada saat ini, kemudian meninggal dunia.  Kemudian terlahir kembali sebagai manusia.  Nah pada kehidupan sebagai manusia yang baru ini, apakah dia dapat mengingat bahwa pada kehidupan sebelumnya dia pernah mencapai tingkat sotapanna?"

Guru saya menjawab bila orang tersebut berlatih 'kemampuan mengingat kehidupan lampau' maka dia dapat mengingat hal tersebut, tetapi jika tidak berlatih maka dia tidak akan tahu.

TETAPI . . . . .

Pada umumnya menurut guru saya, orang yang demikian mempunyai satu ciri khusus yaitu . . . . . .

[spoiler] orang yang demikian umumnya akan menjadi bhikkhu atau bhikkhuni   ;D  ;D  ;D [/spoiler]
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

DragonHung

Tidak ada rujukan referensi sutta, itu hanya penjelasan dari guru, mungkin dari pengamatan dan pengamalan beliau selama ini.

Kalau ada rekan2 lain yang punya referensi, saya juga kepengen tahu nih :)
Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan

seniya

#7
Belum pernah baca seluruh Sutta Pitaka sehingga tidak bisa memastikan apakah ada Sotapanna yg kembali terlahir sbg manusia dlm sutta2, namun dikatakan dalam salah satu sutta sbb:

Quote
"Para bhikkhu, mata adalah tidak kekal, berubah, menjadi sebaliknya. Demikian pula telinga ... hidung ... lidah ... badan ... pikiran. Seseorang yang berkeyakinan pada ajaran-ajaran ini dan bertekad padanya demikian disebut seorang pengikut-keyakinan: ia adalah seorang yang telah memasuki jalan pasti kebenaran, memasuki alam orang-orang superior, melampaui alam kaum duniawi. Ia tidak dapat lagi melakukan perbuatan-perbuatan yang karenanya ia dapat terlahir kembali di alam neraka, di alam binatang, atau di alam hantu; ia tidak akan meninggal dunia tanpa mencapai buah memasuki-arus.

Okkantika-saṃyutta
[spoiler]
Sumber langsung: http://dhammacitta.org/dcpedia/SN_25:_Okkanta_Samyutta
Sumber tidak langsung: http://dhammacitta.org/dcpedia/Jh%C4%81na-Jh%C4%81na_dan_Umat_Awam_menurut_Sutta-Sutta_P%C4%81%E1%B8%B7i_%28Bodhi%29 [/spoiler]
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

will_i_am

mau tanya juga, dikatakan seorang sakadami dilahirkan kembali sekali lagi ke dunia ini akan mengakhiri penderitaan..
dilahirkan kembali ke dunia apakah maksudnya menjadi manusia atau bisa juga makhluk lain??

lalu, apabila sakadagami dilahirkan kembali jadi manusia ==> Nibbana, kok malah lebih cepat daripada waktu yang diperlukan seorang anagami di alam Suddhavasa yah?
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Indra

Quote from: will_i_am on 31 October 2012, 11:18:41 PM
mau tanya juga, dikatakan seorang sakadami dilahirkan kembali sekali lagi ke dunia ini akan mengakhiri penderitaan..
dilahirkan kembali ke dunia apakah maksudnya menjadi manusia atau bisa juga makhluk lain??

lalu, apabila sakadagami dilahirkan kembali jadi manusia ==> Nibbana, kok malah lebih cepat daripada waktu yang diperlukan seorang anagami di alam Suddhavasa yah?

ada beberapa jenis anagami, salah satu jenisnya akan mencapai nibbana persis pada saat terlahir di alam itu, tanpa perlu antri

will_i_am

Quote from: Indra on 31 October 2012, 11:23:52 PM
ada beberapa jenis anagami, salah satu jenisnya akan mencapai nibbana persis pada saat terlahir di alam itu, tanpa perlu antri
yup, tapi ada juga yang menghabiskan waktunya di alam Suddhavasa yang satu dan meninggal ke alam yang lebih tinggi lagi (ex: aviha->attapa),.. nah, untuk yang jenis seperti ini, kok bisa 'kalah' dengan seorang sakadagami?? ;D
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

adi lim

Quote from: will_i_am on 31 October 2012, 11:42:16 PM
yup, tapi ada juga yang menghabiskan waktunya di alam Suddhavasa yang satu dan meninggal ke alam yang lebih tinggi lagi (ex: aviha->attapa),.. nah, untuk yang jenis seperti ini, kok bisa 'kalah' dengan seorang sakadagami?? ;D

imo : pengaruh parami dan tekad.
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

godfrey

Quote from: will_i_am on 31 October 2012, 11:18:41 PM
mau tanya juga, dikatakan seorang sakadami dilahirkan kembali sekali lagi ke dunia ini akan mengakhiri penderitaan..
dilahirkan kembali ke dunia apakah maksudnya menjadi manusia atau bisa juga makhluk lain??

lalu, apabila sakadagami dilahirkan kembali jadi manusia ==> Nibbana, kok malah lebih cepat daripada waktu yang diperlukan seorang anagami di alam Suddhavasa yah?

Pertanyaan bagus se x  _/\_ mgkn kah terlahir di alam dewa dan disana berlatih hingga mencapai nibbana misalkan di surga tusita ?? mgkn seorang anagami ga menyadari kalau waktu di alam tsb sangat lama bagi kita mgkn waktu nya lama se x tapi blom tentu seorang anagami merasakan waktu yg lama tapi ga tahu juga sih  ::)

K.K.

Quote from: will_i_am on 31 October 2012, 11:42:16 PM
yup, tapi ada juga yang menghabiskan waktunya di alam Suddhavasa yang satu dan meninggal ke alam yang lebih tinggi lagi (ex: aviha->attapa),.. nah, untuk yang jenis seperti ini, kok bisa 'kalah' dengan seorang sakadagami?? ;D
Sewaktu Buddha masih hidup, Ananda masih sotapanna dan perlu waktu sampai Buddha Parinibbana baru Ananda mencapai Arahant. Sedangkan Bahiya Daruciriya dari puthujjana langsung loncat Arahant. Apakah bisa dibilang 'puthujjana lebih unggul dari sotapanna'? ;D

'Keunggulan' itu adalah dilihat dari pencapaian pada masa tertentu (waktu Bahiya puthujjana, Ananda lebih unggul sebagai Sotapana; sewaktu Bahiya merealisasi Arahatta, maka ia lebih unggul dari Ananda), bukan dilihat dari lamanya orang sampai ke nibbana. Itu semua tergantung kecenderungan masing-masing.

Contoh lainnya adalah orang bertekad jadi Samma Sambuddha juga lebih lama nibbananya ketimbang yang bertekad jadi Savaka Buddha. Walaupun kondisinya sama-sama puthujjana waktu bertekad, juga tidak bisa dibilang jalan savaka lebih unggul karena lebih duluan nibbana, bukan?


godfrey

Quote from: Kainyn_Kutho on 01 November 2012, 11:51:34 AM
Sewaktu Buddha masih hidup, Ananda masih sotapanna dan perlu waktu sampai Buddha Parinibbana baru Ananda mencapai Arahant. Sedangkan Bahiya Daruciriya dari puthujjana langsung loncat Arahant. Apakah bisa dibilang 'puthujjana lebih unggul dari sotapanna'? ;D

'Keunggulan' itu adalah dilihat dari pencapaian pada masa tertentu (waktu Bahiya puthujjana, Ananda lebih unggul sebagai Sotapana; sewaktu Bahiya merealisasi Arahatta, maka ia lebih unggul dari Ananda), bukan dilihat dari lamanya orang sampai ke nibbana. Itu semua tergantung kecenderungan masing-masing.

Contoh lainnya adalah orang bertekad jadi Samma Sambuddha juga lebih lama nibbananya ketimbang yang bertekad jadi Savaka Buddha. Walaupun kondisinya sama-sama puthujjana waktu bertekad, juga tidak bisa dibilang jalan savaka lebih unggul karena lebih duluan nibbana, bukan?

Kalau seseorang sudah menjadi arahat kan dia tidak terlahir lagi lalu bagaimana cara nya menjadi sammasambuddha??