Kamis kemarin nonton
Les MiserablesSinopsis:Les Miserables (bhs Perancis: Orang2 Malang) merupakan merupakan film yang kesekian kalinya difilmkan berdasarkan novel karya penulis terkenal Perancis Victor Hugo yang juga dikenal dengan karyanya yang lain yaitu The Hunchback of Notre-Dame dan sudah sering difilmkan juga.
Cerita berada pada era setelah berakhirnya Revolusi Perancis dan berpusat pada Jean Valjean (JV), seorang pria yang dijatuhi hukuman 20 tahun penjara dan kerja paksa hanya karena mencuri sepotong roti untuk anak saudarinya yang kelaparan. Setelah menjalani 19 tahun, ia dibebaskan bersyarat dengan wajib lapor ke institusi polisi di mana Inspektur Javert yang kejam berada.
Status sebagai ex napi membuat Jean Valjean kesulitan mendapatkan pekerjaan selepas dari penjara, terlunta2 dan merana hingga akhirnya mendapatkan pertolongan di sebuah gereja, diberi makan dan tempat bermalam di sana. Seperti membalas air susu dengan air tuba, malam harinya ia kabur dengan membawa berbagai perlengkapan perak dari gereja namun malang ia tertangkap dan dihadapkan ke pastur di gereja itu. Bak halilintar menyambar, bukan main terkejutnya JV ketika sang pastur alih2 menuduhnya pencuri malah membenarkan bahwa JV memang diberinya semua perabot perak itu, bahkan menambahkan lagi dengan tempat lilin yang tak sempat dibawanya.
Ibarat pencerahan Zen atau pencapaian kesucian para Thera dalam cerita Buddhis (lebay
), di sini lah JV mendapatkan kesadaran kemanusiaannya kembali dan sejak itu bertekad menjadi orang baik. Beberapa tahun kemudian ternyata ia telah menjadi walikota dan pengusaha kaya namun diburu oleh Javert karena melanggar wajib lapornya.
Di sisi lain, Fantine seorang wanita buruh pabrik yang harus membiayai anak perempuannya yang sakit ternyata dipecat karena menjadi kecemburuan buruh2 lainnya. Tak punya pekerjaan dan harus mengobati dan membiayai perawatan anaknya, ia terpaksa menjual rambutnya, giginya, bahkan kehormatannya dengan menjadi pelacur rendahan. Tak tahan dengan semua derita yang telah dialami, ia akhirnya meninggal dunia sebelum sempat bertemu Cosette putrinya, meskipun sudah sempat ditolong JV.
Singkat cerita, Jean Valjean mengambil dan membesarkan Cosette sang putri dan harus menempuh kehidupan di tengah revolusi yang masih berlanjut di Perancis serta kejaran Javert yang terus memburunya.
Score : 8.5 of 10Komentar Sanjiva:Perlu diketahui sebelumnya film ini adalah drama musical, jadi menontonnya seperti pentas Broadway di mana dialog pemainnya dinyanyikan.
Kalau selera anda tidak cocok dan lebih suka cerita sinetron di televisi, jangan menonton film ini!Gw mengalami sendiri di mana orang2
tolol pintar
dalam ruangan bioskop tertawa terbahak2 sejak awal film dimulai tatkala mendengar nyanyian dialog di layar lebar dan perlahan seiring dengan waktu mulai meninggalkan gedung sedikit demi sedikit. Dalam 1 jam dari 2,5 jam panjang film, penonton tinggal 2 baris paling belakang (mungkin 10-12 orang) termasuk gw yang akhirnya merasa lega karena suara tertawa dan gurauan penonton2 yang 'ga nyambung' dengan film ini akhirnya menghilang satu demi satu.
Gw termasuk beruntung karena sebelumnya pernah menonton versi non musicalnya secara utuh (Les Miserables produksi 1998) sehingga bisa menikmati "opera" kali ini secara utuh pada dialog dan nyanyiannya
Victor Hugo banyak menulis masa revolusi Perancis dan soal kelas sosial masyarakat waktu itu, sehingga sangat terasa kesenjangan kelas ini dan betapa menderitanya mereka2 yang berada di level paling bawah dalam srata di masyarakat.
Jika anda ingin mencoba sesuatu yang berbeda, dan selera anda sudah cukup mampu, tak ada salahnya mencoba film musikal ini. Film biasa itu terlalu mainstream