Sudah saya katakan, apa susahnya menaruh nama ke dalam daftar nama? Perlu diingat 大通方廣懺悔滅罪莊嚴成佛經 adalah karya kompilasi (disusun dari berbagai sumber). Meskipun menggunakan Mahaparinirvana sutra sebagai salah satu sumbernya, tentu saja orang tersebut bisa dengan mudah mengambil 1-2 kata dari literature lain (Prajnaparamita) untuk dimasukan ke dalam daftar. Tidak bisa? Atau bisa saja nama Buddha itu hanya karangan penyusun atau dimodivikasi. Toh namanya juga jadi beda dengan yang di Prajnapramita. Apa susahnya? Oleh karena itu muncul ketidak sesuaian dengan sutra-sutra lain. Sekali lagi baik penjelasan maupun nama yang digunakan ini hanya spekulasi atas motif dari orang tersebut menaruh nama baru dalam karyanya itu. Apakah motif sebenarnya, apa yang dipikirkan oleh orang tersebut, saya tidak tahu, apa anda tahu?
Berhadapan dengan spekulasi, pikiran kita tidak bisa tertutup, tetapi terbuka terhadap segala kemunginan.
Jika metode penelitian yang masuk logika seperti ini saja anda tolak, bagaimana mungkin anda hanya bisa menerima begitu saja apa yang dikatakan master anda yang hanya baca dari buku?
Menurutku aku bantahan yang anda kemukakan tidak kuat. Dalam sangkaan anda, anda menyatakan isi sutra tersebut kemungkinan di tambah ( tangkapan opini saya terhadap anda seperti ini ).
Anda mengaitkan Prajnaparamita dengan tambahan di dalam isi sutra 大通方廣懺悔滅罪莊嚴成佛經 terlalu jauh. Berarti penambahan dari Padma Prabha berasal dari kompilasi. Sebuah korelasi yang dipertanyakan ? dan mengapa di awali Padma Prabha, kemudian Rudita dan terakhir Maitreya. Kalo kata "Maitreya" pasti di urutan akhir. Nah mengapa di awali Padma Prabha, kemudian Rudita, koq bukan sebaliknya di awali Rudita baru Padma Prabha ? Apakah ini kompilasi yang canggih ?
Anda mengaitkan Sadaprarudita dengan Rudita. Sedangkan isi dalam Sutra itu : dikepalai dengan awal nama : "Rudita". Berarti "Sadapra"-Rudita yang berasal dari literatur Prajna Paramita tidak begitu meyakinkan bagi saya. Mengapa ?
Karena pada saat sutra ini belum di kemukakan, Mahaguru saya mendapat gelar "Buddha Padma Prabhasa Isvara". Dan Mahaguru mengatakan bahwa pemberian nama gelar itu dari Sakyamuni Buddha. Tidak ada nama diawali Sadapra-Padma Prabhasa Isvara atau Sad-padma Prabhava Isvara" Sama persis di dalam ulasan sutra itu namun tidak mendetail dan hanya di awalan nama "Padma Prabha".
Dan kelak pemberian gelar "Buddha Rudita......" adalah pemberian dari Sakyamuni Buddha. Sesuai isi sutra 大通方廣懺悔滅罪莊嚴成佛經 dalam wejangan Sakyamuni Buddha. Dan pemberian gelar juga adalah Sakyamuni Buddha ( opini aku ).
Bila anda menulis ini adalah kemungkinan tambahan dari umat awam, berarti penambahan dari umat awam dari abad 6 sangat luar biasa. Bisa setara dengan pembuatan novel " The Da Vinci Code", meskipun di sisi anda menyatakan tidak valid dan pembodohan. Bagi aku pembuatan kompilasi luar biasa, tidak terpikirkan dan penyusunan canggih.
Mungkin bukan suatu kejahatan tetapi suatu kebodohan.
Dan jelas sutra 佛說大通方廣懺悔滅罪莊嚴成佛經 tidak bisa digunakan , karena sampai saat ini anda hanya membantah suatu spekulasi yang bisa berkembang dan menepis kembali argumen anda, Dan anda tidak bisa menyangkal mengenai penelitian maupun metodenya yang diterapkan untuk menilai suatu sutra.
Apakah anda tau metode yang diterapkan ?
Menurut aku bila sutra 佛說大通方廣懺悔滅罪莊嚴成佛經 diragukan, hanya sebatas metode penyampaian dalam alasan penambahan "mahaparinirvana sutra, ritual pertobatan, ritual pelafalan Buddha". Tidak lebih dari itu.
Jelas tidak, dalam Cakkavatti Sutta (Digha Nikaya 26, Sutta Pitaka) yang merupakan literatur tradisi Theravada jelas menyatakan setelah Buddha Gotama/ Sakyamuni adalah Metteyya/Maitreya. Dan dalam Arya Maitreya Vyakarana Sutra dari tradisi Mahayana, jelas pemberitahuan mengenai kemunculan Maitreya setelah Buddha Gotama. Dua literatur yang bersumber dari India, dari 2 tradisi berbeda menyatakan hal yang sama.
Merupakan sebuah bukti, namun penjelasan anda tidak kuat. Bagaimana ulasan dari Tantrayana ? Dari tulisan anda bisa di sanggah atau di bantah bila ada orang mengetahui lebih dalam.
Jadi sutra ini bersifat diragukan, bukan saya yang menyatakan tetapi penelitian dan tentu saja Taisho Tripitaka.
Tentu saja isi penelitian harus diketahui. Bukan berarti tidak bisa dipakai. Alur penelitian bagaimana ? Bila argumen hanya ini : dating, content, and doctrinal origination and transmission. Menurut aku maknanya terlalu luas.
Sesuai sifat wanita, yang tidak bisa fokus dalam permasalahan. Bila seorang wanita berdoa, insting-nya bisa lebih baik dari laki-laki. Namun ini bukan acuan yang bisa diambil ( sindiran )