menyebarkarkan broadcast hoax, karma burukkah?

Started by yanfei, 06 June 2012, 11:33:41 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

yanfei

Diera modern ini sering kali kita mendapatkan pesan2 dari jejaring sosial dan broadcast dari bbm yang gak jelas kebenarannya atau hoax
dan tanpa kita sadari kita ikut menshare/broadcast pesan tersebut
pertanyaan saya apakah termasuk karma buruk menshare/broadcast berita hoax tersebut?

mohon pencerahannya _/\_

adi lim

Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Forte

Quote from: adi lim on 07 June 2012, 06:03:31 AM
IMO
termasuk melanggar sila ke 4
mungkin bisa dikategorikan sebagai ikut gossip / ngerumpi hal2 yang gak jelas kebenarannya..
maka itu dikategorikan pelanggaran sila ke 4 (dalam makna luas tentunya)

juanpedro

Quote from: yanfei on 06 June 2012, 11:33:41 PM
Diera modern ini sering kali kita mendapatkan pesan2 dari jejaring sosial dan broadcast dari bbm yang gak jelas kebenarannya atau hoax
dan tanpa kita sadari kita ikut menshare/broadcast pesan tersebut
pertanyaan saya apakah termasuk karma buruk menshare/broadcast berita hoax tersebut?

mohon pencerahannya _/\_

ehipassikonya manna?  :P

Mas Tidar

menyebarkan berita melalui broadcast, sebaiknya diselidiki terlebih dahulu kebenaran beritanya
agar Anda mengerti ini jenis berita benar atau salah

kalau hanya ingin mem-broadcast tanpa adanya penyelidikan terlebih dahulu, kami berpendapat Anda sedang melakukan pembodohan masal melalui berita, tidak memiliki dasar sumber yang jelas dan melakukan hal yang tidak bermanfaat untuk khalayak ramai.

berhubungan dengan itu tentang karmma, spekulasi, bagaimana jika suatu saat Anda menerima berita broadcast langsung percaya begitu saja
tanpa dilakukan penyelidikan terlebih dahulu, istilahnya kemakan omongan orang

kalau dikaitkan dengan sila, reply dr om Forte & Adi Lim bisa dijadikan bahan acuan & pertimbangan.
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

kullatiro

#5
Sebaik nya selain di periksa seperti kata Mas Tidar diatas, sedikit tambahan harus di lihat sumber beritanya (source nya dari mana).

contoh waktu gempa aceh yang terbaru lalu mendadak di instagram beredar photo yang sama dari twitter yang menggambarkan keretakan dari jalan ternyata photo photo yang beredar tersebut palsu bukan dari gempa aceh dan sudah pernah beredar di antara.








K.K.

Quote from: yanfei on 06 June 2012, 11:33:41 PM
Diera modern ini sering kali kita mendapatkan pesan2 dari jejaring sosial dan broadcast dari bbm yang gak jelas kebenarannya atau hoax
dan tanpa kita sadari kita ikut menshare/broadcast pesan tersebut
pertanyaan saya apakah termasuk karma buruk menshare/broadcast berita hoax tersebut?

mohon pencerahannya _/\_
Pertama-tama, kembali lagi kamma itu adalah niat. Kalau niatnya untuk kebaikan, misalnya ada hoax orang kecelakaan, lalu kita mau bantu, maka niatnya baik, tidak mungkin berbuah buruk.
Tapi kalau kemudian didasari sikap masa bodoh, acuh-tak-acuh, kita tidak peduli akan kebenarannya dan langsung menyebarkannya, itu sikap yang dilandasi kebodohan bathin. Akibat buruk secara langsung misalnya hilangnya integritas orang tersebut, reputasinya jadi buruk.

Secara teknis, meneruskan broadcast sama saja kita pun meneruskan perkataan orang lain dengan perkataan kita. Sebaiknya tidak sembarangan dan selidiki dulu sebelum menyebarkan lebih jauh lagi.

Hendra Susanto


Wolvie

beberapa kabar hoax gitu meresahkan, jadi udah jelas menimbulkan kepanikan (contoh ramalan gempa), ato mengikuti saran yang ga berdasar (contoh cewe lagi M ga boleh makan timun), ato waktu lagi Sukhoi baru jatuh, ternyata beredar foto2 jenazah udah ga utuh (yang ternyata bukan korban Sukhoi)..

soal karma ngganya ga tau/ kurang paham sy, yang jelas ya ga etis aja..

lucunya pernah sy kasih tau kepada seseorang klo itu kabar bohong tapi dia ga terima, meskipun sudah sy jelaskan secara baik2 (waktu itu hoax kesehatan). Argumen dia, dia bermaksud baik dengan menyebarkan, sy kasih tau balik ke dia "emangnya sy ngasih tau ke anda ini bukan dilandasi niat baik, klo kita nyebarin tapi salah kan itu bikin resah/bingung masyarakat".. barulah dia menerima..

akhir2 ini yang ngetrend sih hoax kesehatan..

thodi

Quote from: Kainyn_Kutho on 07 June 2012, 01:29:16 PM
Pertama-tama, kembali lagi kamma itu adalah niat. Kalau niatnya untuk kebaikan, misalnya ada hoax orang kecelakaan, lalu kita mau bantu, maka niatnya baik, tidak mungkin berbuah buruk.
Tapi kalau kemudian didasari sikap masa bodoh, acuh-tak-acuh, kita tidak peduli akan kebenarannya dan langsung menyebarkannya, itu sikap yang dilandasi kebodohan bathin. Akibat buruk secara langsung misalnya hilangnya integritas orang tersebut, reputasinya jadi buruk.

Secara teknis, meneruskan broadcast sama saja kita pun meneruskan perkataan orang lain dengan perkataan kita. Sebaiknya tidak sembarangan dan selidiki dulu sebelum menyebarkan lebih jauh lagi.

penentu karma adalah niat  _/\_ sangat setuju..
Janganlah karena marah dan benci mengharapkan orang lain celaka..

Indra

AN 4:83 Mencela

"Para bhikkhu, seorang yang memiliki empat kualitas ini akan ditempatkan di neraka, seolah-olah dibawa kesana. Apakah empat ini? 1) "Tanpa menyelidiki dan tanpa memeriksa, ia memuji seorang yang layak dicela.  (2) Tanpa menyelidiki dan tanpa memeriksa, ia mencela seorang yang layak dipuji. (3) Tanpa menyelidiki dan tanpa memeriksa, ia mempercayai sesuatu yang manfaatnya mencurigakan. (4) Tanpa menyelidiki dan tanpa memeriksa, ia mencurigai sesuatu yang manfaatnya terpercaya. Dengan memiliki empat kualitas ini seseorang akan akan ditempatkan di neraka, seolah-olah dibawa kesana.

"Para bhikkhu, seorang yang memiliki empat kualitas [lainnya] ini akan ditempatkan di surga, seolah-olah dibawa kesana. Apakah empat ini? 1) "Setelah menyelidiki dan setelah memeriksa, ia mencela seorang yang layak dicela.  (2) Setelah menyelidiki dan setelah memeriksa, ia memuji seorang yang layak dipuji. (3) Setelah menyelidiki dan setelah memeriksa, ia mencurigai sesuatu yang manfaatnya mencurigakan. (4) Setelah menyelidiki dan setelah memeriksa, ia mempercayai sesuatu yang manfaatnya terpercaya. Dengan memiliki empat kualitas ini seseorang akan akan ditempatkan di surga, seolah-olah dibawa kesana.

M14ka

Quote from: Indra on 14 March 2013, 04:20:07 PM
AN 4:83 Mencela

"Para bhikkhu, seorang yang memiliki empat kualitas ini akan ditempatkan di neraka, seolah-olah dibawa kesana. Apakah empat ini? 1) "Tanpa menyelidiki dan tanpa memeriksa, ia memuji seorang yang layak dicela.  (2) Tanpa menyelidiki dan tanpa memeriksa, ia mencela seorang yang layak dipuji. (3) Tanpa menyelidiki dan tanpa memeriksa, ia mempercayai sesuatu yang manfaatnya mencurigakan. (4) Tanpa menyelidiki dan tanpa memeriksa, ia mencurigai sesuatu yang manfaatnya terpercaya. Dengan memiliki empat kualitas ini seseorang akan akan ditempatkan di neraka, seolah-olah dibawa kesana.

"Para bhikkhu, seorang yang memiliki empat kualitas [lainnya] ini akan ditempatkan di surga, seolah-olah dibawa kesana. Apakah empat ini? 1) "Setelah menyelidiki dan setelah memeriksa, ia mencela seorang yang layak dicela.  (2) Setelah menyelidiki dan setelah memeriksa, ia memuji seorang yang layak dipuji. (3) Setelah menyelidiki dan setelah memeriksa, ia mencurigai sesuatu yang manfaatnya mencurigakan. (4) Setelah menyelidiki dan setelah memeriksa, ia mempercayai sesuatu yang manfaatnya terpercaya. Dengan memiliki empat kualitas ini seseorang akan akan ditempatkan di surga, seolah-olah dibawa kesana.

Kl gt sebelum menyelidiki n memeriksa sebaiknya gmn kl ga bole percaya n ga bole curiga...

Indra

Quote from: M14ka on 14 March 2013, 04:26:52 PM
Kl gt sebelum menyelidiki n memeriksa sebaiknya gmn kl ga bole percaya n ga bole curiga...

makanya selidiki dan periksa dulu sebelum memutuskan untuk percaya atau curiga