News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

APAKAH YANG DIMAKSUD "HINAYANA" ITU?

Started by SUGI THEN, 27 May 2012, 04:02:34 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

K.K.

#60
Quote from: Indra on 06 June 2012, 06:31:03 PM
dengan kata lain, Sang Buddha hanya mengajarkan ajaran Mahayana saja, dan semua aliran Buddhisme adalah Mahayana?
Menurut Saddharmapundarika Sutra, memang Buddha hanya mengajarkan satu kendaraan saja yang disebut Mahayana. Yang tidak berjalan ke Mahayana, maka tidak disebut sebagai murid Buddha.

"Now, Sâriputra, such disciples, Arhats, or Pratyekabuddhas who do not hear their actually being called to the Buddha-vehicle by the Tathâgata, who do not perceive, nor heed it, those, Sâriputra, should not be acknowledged as disciples of the Tathâgata, nor as Arhats, nor as Pratyekabuddhas."

-Saddharmapundarika Sutra, II. Keterampilan.-



Itulah mengapa di Bhaisajyaguru Sutra, disebutkan 12 ikrar Bhaisajyaguru salah satunya adalah:
"Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan di masa yang akan datang, jika ada makhluk hidup yang menempuh jalan menyimpang. Aku akan membimbing mereka kembali ke jalan Penerangan.
Jika ada yang menjadi pengikut jalan Sravaka atau Pratyekabuddha, mereka akan berangsur-angsur dibimbing ke Jalan Mahayana."



Indra

Quote from: Kainyn_Kutho on 07 June 2012, 10:52:53 AM
Menurut Saddharmapundarika Sutra, memang Buddha hanya mengajarkan satu kendaraan saja yang disebut Mahayana. Yang tidak berjalan ke Mahayana, maka tidak disebut sebagai murid Buddha.

"Now, Sâriputra, such disciples, Arhats, or Pratyekabuddhas who do not hear their actually being called to the Buddha-vehicle by the Tathâgata, who do not perceive, nor heed it, those, Sâriputra, should not be acknowledged as disciples of the Tathâgata, nor as Arhats, nor as Pratyekabuddhas."

-Saddharmapundarika Sutra, II. Keterampilan.-



Itulah mengapa di Bhaisajyaguru Sutra, disebutkan 12 ikrar Bhaisajyaguru salah satunya adalah:
"Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan di masa yang akan datang, jika ada makhluk hidup yang menempuh jalan menyimpang. Aku akan membimbing mereka kembali ke jalan Penerangan.
Jika ada yang menjadi pengikut jalan Sravaka atau Pratyekabuddha, mereka akan berangsur-angsur dibimbing ke Jalan Mahayana."




jadi Para Arahat masa lampau, spt Kumara Kassapa, Vakkali, Channa, Rahula, Yosodhara, dll, dan juga para Thera masa sesudah itu, termasuk ajahn2 di Thailand dan para Sayadaw di Myanmar, mereka semua bukan murid Sang Buddha ya? hanya para bhikshu seperti Lu Sheng Yen yg merupakan murid Buddha, begitukah?

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

K.K.

Quote from: Indra on 07 June 2012, 11:01:02 AM
jadi Para Arahat masa lampau, spt Kumara Kassapa, Vakkali, Channa, Rahula, Yosodhara, dll, dan juga para Thera masa sesudah itu, termasuk ajahn2 di Thailand dan para Sayadaw di Myanmar, mereka semua bukan murid Sang Buddha ya? hanya para bhikshu seperti Lu Sheng Yen yg merupakan murid Buddha, begitukah?
Ya, kalau dilihat menurut sutra itu, kisah-kisah yang menganggap Thera ini-itu telah selesai di jalan savaka, adalah seharusnya tidak dianggap sebagai murid Buddha.

Tidak masalah memang setiap aliran mau percaya bagaimana, tapi yang penting jalani masing-masing, jangan campur aduk. Hal begini hanya bisa jadi masalah jika seseorang bawa doktrin satu aliran untuk menyerang doktrin aliran lain ATAU sebaliknya menyama2kan dua doktrin yang berbeda sebagai ajaran yang sama.

BTT, seharusnya Mahayanis pun mengakui bahwa kitabnya menyatakan sravakayana dan pratyekayana sebagai non-mahayana (kalau bukan 'HINAyana'). Lalu jalankan saja ajaran dengan wajar, tanpa perlu menyama2kan yang tidak sama atau membeda2kan yang tidak beda. Perlakukan saja aliran lain seperti memperlakukan agama lain, dengan toleransi. Beres. Tidak perlu paksa-paksa bahwa aliran lain juga "Mahayana".

Rico Tsiau

Quote from: Kainyn_Kutho on 07 June 2012, 10:52:53 AM
Menurut Saddharmapundarika Sutra, memang Buddha hanya mengajarkan satu kendaraan saja yang disebut Mahayana. Yang tidak berjalan ke Mahayana, maka tidak disebut sebagai murid Buddha.

"Now, Sâriputra, such disciples, Arhats, or Pratyekabuddhas who do not hear their actually being called to the Buddha-vehicle by the Tathâgata, who do not perceive, nor heed it, those, Sâriputra, should not be acknowledged as disciples of the Tathâgata, nor as Arhats, nor as Pratyekabuddhas."

-Saddharmapundarika Sutra, II. Keterampilan.-



Itulah mengapa di Bhaisajyaguru Sutra, disebutkan 12 ikrar Bhaisajyaguru salah satunya adalah:
"Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan di masa yang akan datang, jika ada makhluk hidup yang menempuh jalan menyimpang. Aku akan membimbing mereka kembali ke jalan Penerangan.
Jika ada yang menjadi pengikut jalan Sravaka atau Pratyekabuddha, mereka akan berangsur-angsur dibimbing ke Jalan Mahayana."


kemaren saya ada baca pendapat bahwa Mahayana dan Theravada ibarat sungai yang terpecah ditengah menjadi 2 sungai namun dari satu sumber mata air, kedua sungai tersebut sama2 akan berakhir di samudera.

hmmm...
jadi bingung  :(

K.K.

Quote from: Rico Tsiau on 07 June 2012, 11:42:17 AM
kemaren saya ada baca pendapat bahwa Mahayana dan Theravada ibarat sungai yang terpecah ditengah menjadi 2 sungai namun dari satu sumber mata air, kedua sungai tersebut sama2 akan berakhir di samudera.

hmmm...
jadi bingung  :(
Menurut saya pribadi, itu tetaplah ucapan orang yang menyama-nyamakan apa yang tidak sama. Sumber dan tujuan akhir adalah hal yang tidak bisa kita buktikan, kita hanya bisa lihat aliran airnya sejauh jarak pandang kita sekarang.

Semua orang bisa jadi lebih baik dengan cara berbeda, lewat ajaran berbeda. Semuanya baik, tapi bukan berarti semuanya sama. Yang mana paling benar? Saya pikir itu kita tidak akan ketemu jawabannya sampai kita sendiri mengalami kebenarannya.

Indra

Mahayana memang luar biasa, satu2nya ajaran Buddha yg diajarkan langsung oleh Sang Buddha.

will_i_am

Quote from: Kainyn_Kutho on 07 June 2012, 11:48:39 AM
Menurut saya pribadi, itu tetaplah ucapan orang yang menyama-nyamakan apa yang tidak sama. Sumber dan tujuan akhir adalah hal yang tidak bisa kita buktikan, kita hanya bisa lihat aliran airnya sejauh jarak pandang kita sekarang.

tapi bukankah semuanya mengarah pada Nibbana/Nirvana om??
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Indra

Quote from: will_i_am on 07 June 2012, 01:22:50 PM
tapi bukankah semuanya mengarah pada Nibbana/Nirvana om??


benarkah? kalau semuanya bertujuan Nibbana/Nirvana? Kenapa ada yg sudah mencapai Nirwana masih harus berusaha lebih jauh lagi?

K.K.

Quote from: will_i_am on 07 June 2012, 01:22:50 PM
tapi bukankah semuanya mengarah pada Nibbana/Nirvana om??

Walaupun sama istilah, tapi beda definisi dan penjelasannya. Beberapa aspek memang sama seperti pengikisan keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathin, tapi secara terperincinya berbeda. Mungkin sama seperti di 'tetangga', semua menuju pada 'Tuhan', tapi definisi 'Tuhan' dan jalannya sendiri berbeda.

Rico Tsiau

sepertinya kedua aliran ini pada titik tertentu memang saling bertolak belakang.

Kelana

Quote from: Kainyn_Kutho on 07 June 2012, 10:52:53 AM
Menurut Saddharmapundarika Sutra, memang Buddha hanya mengajarkan satu kendaraan saja yang disebut Mahayana. Yang tidak berjalan ke Mahayana, maka tidak disebut sebagai murid Buddha.

"Now, Sâriputra, such disciples, Arhats, or Pratyekabuddhas who do not hear their actually being called to the Buddha-vehicle by the Tathâgata, who do not perceive, nor heed it, those, Sâriputra, should not be acknowledged as disciples of the Tathâgata, nor as Arhats, nor as Pratyekabuddhas."

-Saddharmapundarika Sutra, II. Keterampilan.-



Itulah mengapa di Bhaisajyaguru Sutra, disebutkan 12 ikrar Bhaisajyaguru salah satunya adalah:
"Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan di masa yang akan datang, jika ada makhluk hidup yang menempuh jalan menyimpang. Aku akan membimbing mereka kembali ke jalan Penerangan.
Jika ada yang menjadi pengikut jalan Sravaka atau Pratyekabuddha, mereka akan berangsur-angsur dibimbing ke Jalan Mahayana."




Namun, mengapa dalam BAB III Perumpamaan: menyatakan:

Now, Sâriputra, even as that man with powerful arms, without using the strength of his arms, attracts his children out of the burning house by an able device, and afterwards gives them magnificent, great carts, so, Sâriputra, the Tathâgata, the Arhat, &c., possessed of knowledge and freedom from all hesitation, without using them, in order to attract the creatures out of the triple world which is like a burning house with decayed roof and shelter, shows, by his knowledge of able devices, three vehicles, viz. the vehicle of the disciples, the vehicle of the Pratyekabuddhas, and the vehicle of the Bodhisattvas. By means of these three vehicles he attracts the creatures and speaks to them thus: Do not delight in this triple world, which is like a burning house, in these miserable forms, sounds, odours, flavours, and contacts. For in delighting in this triple world ye are burnt, heated, inflamed with the thirst inseparable from the pleasures of the five senses. Fly from this triple world; betake yourselves to the three vehicles: the vehicle of the disciples, the vehicle of the Pratyekabuddhas, the vehicle of the Bodhisattva.

Saya pribadi mendapat kesan Sang Buddha memang mengajarkan sravakayana dan pratyetkabuddhayana, namun kemudian menukarnya atau menambahkannya dengan ajaran bodhisattvayana (mahayana).

BTW kita sepertinya menjauh dari topik awal.

GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

K.K.

Quote from: Kelana on 07 June 2012, 04:07:00 PM
Namun, mengapa dalam BAB III Perumpamaan: menyatakan:

Now, Sâriputra, even as that man with powerful arms, without using the strength of his arms, attracts his children out of the burning house by an able device, and afterwards gives them magnificent, great carts, so, Sâriputra, the Tathâgata, the Arhat, &c., possessed of knowledge and freedom from all hesitation, without using them, in order to attract the creatures out of the triple world which is like a burning house with decayed roof and shelter, shows, by his knowledge of able devices, three vehicles, viz. the vehicle of the disciples, the vehicle of the Pratyekabuddhas, and the vehicle of the Bodhisattvas. By means of these three vehicles he attracts the creatures and speaks to them thus: Do not delight in this triple world, which is like a burning house, in these miserable forms, sounds, odours, flavours, and contacts. For in delighting in this triple world ye are burnt, heated, inflamed with the thirst inseparable from the pleasures of the five senses. Fly from this triple world; betake yourselves to the three vehicles: the vehicle of the disciples, the vehicle of the Pratyekabuddhas, the vehicle of the Bodhisattva.

Saya pribadi mendapat kesan Sang Buddha memang mengajarkan sravakayana dan pratyetkabuddhayana, namun kemudian menukarnya atau menambahkannya dengan ajaran bodhisattvayana (mahayana).

BTW kita sepertinya menjauh dari topik awal.


Kalau dilihat dari sutra ini, memang betul sravakayana & pratyekayana juga diajarkan oleh Buddha, tapi itu dikatakan sebagai 'pancingan' saja, dan esensinya adalah di bodhisatvayana tersebut, maka sravaka & pratyeka yang tidak melanjutkan ke jalan mahayana, tidak bisa disebut sebagai murid Buddha, walaupun agak paradoxical dengan fakta bahwa sravakayana & pratyekayana itu sendiri sebetulnya berasal darinya juga.


Ini memang tidak berkenaan secara langsung ke topik awal, tapi menurut saya masih sangat berkaitan. Untuk memahami "Hinayana" lebih jauh, kita perlu mengetahui juga asal dari munculnya pembagian '-yana' ini, yang ternyata berakar dari Saddharmapundarika Sutra yang pertama kali membahas "Mahayana".


adi lim

Quote from: SUGI THEN on 06 June 2012, 05:30:51 AM
kriteria fanatik menganggap ajarannya yang paling benar dan yang lainnya salah.
andaikan benar, bahwa ada ajaran yang paling benar dan yang lainnya memang salah, bagaimana pula ? apakah bisa disebut fanatik ?

Quote
tidak fanatik menghargai dan menghormati setiap aliran beserta pandangan-pandangannya.
di Indonesia banyak orang yang sensitif terhadap agamanya, andaikan agamanya dan tokoh2 agamanya 'disentil' atau diolok2 atau hal2 lainya yang menyinggung atau menyudutkan agamanya dan sekelompok orang itu bisa ngamuk dan merusak.
Tapi kenyataan juga kelompok diatas juga bisa toleransi dan bisa hidup berdampingan dengan tetangga yang tidak satu agama, bagaimana pula !, apakah kelompok demikian disebut fanatik ?
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

adi lim

#74
Quote from: Indra on 07 June 2012, 01:35:48 PM
benarkah? kalau semuanya bertujuan Nibbana/Nirvana? Kenapa ada yg sudah mencapai Nirwana masih harus berusaha lebih jauh lagi?

ya seperti baru2 terjadi dimana ada satu organisasi Buddhis yang mengumbarkan kata 'Parinirwana' kepada tokoh guru yang sudah almarhum dengan alasan untuk mengingat jasa2nya.
jadi Parinirwana bisa diberikan yang penting berjasa terhadap ajaran Buddha.
sedangkan Parinibbana hanya mahluk Arahat yang sudah meninggal.
Jadi kesimpulan kata Nirwana dan Nibbana memang jauh berbeda arti ..............
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.