anda, teman anda, singa dan senapan.

Started by Rico Tsiau, 27 March 2012, 04:55:51 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

tesla

Quote from: daimond on 28 March 2012, 01:42:29 PM
kalau mau boleh juga donor daging buat singa ( senjata senapan sihh kalau parang/ bayonet mungkin bisa donor daging buat singa).
maksudnya gmn? mo amputasi bagian tubuhmu utk makanan singa?
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Rico Tsiau

Quote from: tesla on 28 March 2012, 12:33:47 PM
mana ada sih soal salah atau benar di dhamma :)
benar salah itu kan subjektif.

kalau konsekuensinya, ya aksi saya pasti akan menyebabkan akibat (ini kali yah dari sisi karmic).
dalam pilihan tadi saya memilih singa yg mati, krn bagi saya singa lebih mengancam kelangsungan hidup saya sendiri.
udah nature, saya akan lebih membela yg lebih dekat dg saya (sama2 manusia).

waduh kesandung lagi saya..

setir lagi ah..  ;D ;D ;D

[spoiler]  :-[ :-[ :-[ [/spoiler]

demi meyelamatkan satu makhluk dengan mengorbankan makhluk lain, apakah 'sesuai' dengan ajaran sang buddha? apakah demikian bisa dianggap melanggar atau tidak dalam ajaran sang buddha.
atau memang harus demikianlah dalam menghadapi kehidupan tatkala dihadapkan pada pilihan tersebut?

nah semoga gak nyetir2 lagi  ;D

Rico Tsiau

Quote from: tesla on 28 March 2012, 01:55:03 PM
maksudnya gmn? mo amputasi bagian tubuhmu utk makanan singa?

sepertinya begitulah yang dimaksud bro daimond..
tapi pada contoh kasus saya sudah saya kunci pilihannya, bunuh singa atau biarkan teman anda terbunuh singa didepan anda padahal anda bisa menyelamatkannya.

kullatiro

Quote from: tesla on 28 March 2012, 01:55:03 PM
maksudnya gmn? mo amputasi bagian tubuhmu utk makanan singa?

hm; terseraah mau amputasi boleh mau di kerat bileh (seperti cerita pertapa yang mengerat daging dengan timbangan sesuai berat burung yang di kejar elang)

tesla

Quote from: Rico Tsiau on 28 March 2012, 01:56:11 PM
waduh kesandung lagi saya..

setir lagi ah..  ;D ;D ;D

[spoiler]  :-[ :-[ :-[ [/spoiler]

demi meyelamatkan satu makhluk dengan mengorbankan makhluk lain, apakah 'sesuai' dengan ajaran sang buddha? apakah demikian bisa dianggap melanggar atau tidak dalam ajaran sang buddha.
atau memang harus demikianlah dalam menghadapi kehidupan tatkala dihadapkan pada pilihan tersebut?

nah semoga gak nyetir2 lagi  ;D

kalau saya yah,

akui saja hidup adalah dukkha.
kita harus membunuh mahkluk lain demi mempertahankan eksistensi kita sendiri.
no bull shit, membunuh langsung, membunuh tak langsung,
coba vegetarian, tapi bangun rumah menggusur kehidupan tomcat.
coba makan bangkai, bangkai itu ada jg karena ada demand.
melanggar.com? kalau saya sih tidak ada aturan dalam agama Buddha,
semua aksi kita melalui pikiran, ucapan, perbuatan akan kita terima konsekuensinya.
kalau mau membunuh silahkan, yg penting terima konsekuensinya.
percuma saya membela dan mencari pembenaran, "ah saya membunuh karena terpaksa, jadi karma buruknya lbh ringan"
menurut saya sih itu menipu diri sendiri.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

tesla

Quote from: daimond on 28 March 2012, 01:59:42 PM
hm; terseraah mau amputasi boleh mau di kerat bileh (seperti cerita pertapa yang mengerat daging dengan timbangan sesuai berat burung yang di kejar elang)

ini jawaban realistis atau jawaban idealis?
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

kullatiro

#36
sebuah pertanyaan kalau kita donor daging? daging bagian mana dari tubuh yang bisa kita kerat untuk kita donorkan? dengan luka dan cacat seminimal mungkin?

kira kira daging yang di kerat dari tubuh kita 1kg

Rico Tsiau

Quote from: tesla on 28 March 2012, 02:04:16 PM
kalau saya yah,

akui saja hidup adalah dukkha.
kita harus membunuh mahkluk lain demi mempertahankan eksistensi kita sendiri.
no bull shit, membunuh langsung, membunuh tak langsung,
coba vegetarian, tapi bangun rumah menggusur kehidupan tomcat.
coba makan bangkai, bangkai itu ada jg karena ada demand.
melanggar.com? kalau saya sih tidak ada aturan dalam agama Buddha,
semua aksi kita melalui pikiran, ucapan, perbuatan akan kita terima konsekuensinya.
kalau mau membunuh silahkan, yg penting terima konsekuensinya.
percuma saya membela dan mencari pembenaran, "ah saya membunuh karena terpaksa, jadi karma buruknya lbh ringan"
menurut saya sih itu menipu diri sendiri.

satu pendapat yang cukup menjawab. tegas tanpa tedeng aling.

baiklah, dengan demikian apa bisa saya simpulkan bahwa cukup dengan keberadaan kita saja (manusia) sebenarnya sudah langsung dan secara tidak langsung telah menyebabkan terkorbannya makhluk lain karena kepentingan dan kebutuhan akan hidup dan bertahan hidup. apalagi disangkutkan pada keserakahan manusia yang lebih luas menyebabkan penderitaan makhluk lain. yang singkatnya baju yang saya pakai ini pun tidak luput dari sesuatu yang disebut memperolehnya dengan secara tidak langsung telah menyebabkan penderitaan makhluk lain.

so artinya menembak mati seekor singa hanya menambah 1 point pada daftar panjang penderitaan makhluk hidup yang terjadi karena konsekwensi kehidupan itu sendiri?

begitu bro tesla?

Rico Tsiau

Quote from: daimond on 28 March 2012, 02:09:11 PM
sebuah pertanyaan kalau kita donor daging? daging bagian mana dari tubuh yang bisa kita kerat untuk kita donorkan? dengan luka dan cacat seminimal mungkin?

kira kira daging yang di kerat dari tubuh kita 1kg

mungkin daging betis atau paha  :-?

tesla

Quote from: Rico Tsiau on 28 March 2012, 02:20:49 PM
satu pendapat yang cukup menjawab. tegas tanpa tedeng aling.

baiklah, dengan demikian apa bisa saya simpulkan bahwa cukup dengan keberadaan kita saja (manusia) sebenarnya sudah langsung dan secara tidak langsung telah menyebabkan terkorbannya makhluk lain karena kepentingan dan kebutuhan akan hidup dan bertahan hidup. apalagi disangkutkan pada keserakahan manusia yang lebih luas menyebabkan penderitaan makhluk lain. yang singkatnya baju yang saya pakai ini pun tidak luput dari sesuatu yang disebut memperolehnya dengan secara tidak langsung telah menyebabkan penderitaan makhluk lain.

ya begitu

Quote
so artinya menembak mati seekor singa hanya menambah 1 point pada daftar panjang penderitaan makhluk hidup yang terjadi karena konsekwensi kehidupan itu sendiri?

begitu bro tesla?

utk mengetahui konsekuensi tepatnya, saya tidak tau. dari daftar panjang tsb, bisa jadi membunuh singa malah mengurangi korban lainnya, mungkin aja kan? berhub saya ga punya kekuatan utk melihat jalannya karma secara jelas, maka saya mengesampingkan utk mencari tahu akibatnya scr detail.

fokus saya, pintu exitnya adalah berhenti terlahir. tapi saat ini saya masih terlahir dan menjadi. bagaikan cacing yg masih suka dg kotorannya ;)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Rico Tsiau

ada satu pepatah mengatakan, bukan pada hidup anda tapi pada cara anda mejalani hidup.

nah jika kehidupan kita (manusia) ternyata harus dengan mengorbankan makhluk lain lalu apakah bahkan kehidupan seorang sammasambuddha di dunia ini juga sama?

kullatiro

#41
tidak bisa 100% idialis karena kita bercampur baur dengan lain nya; tetapi setidak nya mendekati idealis bisa toh tidak harus membunuh nya bisa memukul nya dengan senapan agar di pergi menjauh! atau kalau ahli  seperti film tom rider yang ahli memainkan bayonet bisa kan menggunakan senapan sekali pukul pingsan tuh singa.

Jūkendō (銃剣道 ? ) is the Japanese
martial art of bayonet fighting,[1][2][3]
[4] and has been likened to kendo
(but with bayonets instead of swords)
.[5] Jukendo techniques are based on
sojutsu (spear fighting) [6] or bayonet
techniques from the 17th century,
when firearms were introduced to
Japan.[7]
During the Meiji period, Japanese
bayonet fighting techniques were
consolidated into a system named
jukenjitsu,[7] and taught at the
Toyama military academy in Tokyo. [7]
Morihei Ueshiba , founder of aikido ,
trained in jukenjitsu and incorporated
some of that art into his own art. [8]
Following World War II, the practice of
jukenjitsu was banned by the Allies ,
but it later returned in the modern
form of jukendo. [7] The Japan
Amateur Jukendo Federation was
established in 1952. [9] The All Japan
Jukendo Federation was established in
April 1956. [10]

tesla

Quote from: Rico Tsiau on 28 March 2012, 02:55:54 PM
ada satu pepatah mengatakan, bukan pada hidup anda tapi pada cara anda mejalani hidup.

nah jika kehidupan kita (manusia) ternyata harus dengan mengorbankan makhluk lain lalu apakah bahkan kehidupan seorang sammasambuddha di dunia ini juga sama?

dg apa kamu mendefinisikan yg telah bebas? apakah badan yg butuh makan itu yg kamu sebut sammasambuddha?
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Rico Tsiau

Quote from: tesla on 28 March 2012, 03:40:15 PM
dg apa kamu mendefinisikan yg telah bebas? apakah badan yg butuh makan itu yg kamu sebut sammasambuddha?

oh. begitu ya... mungkin saya salah, tapi begini menurut bro tesla perjalanan hidup buddha gautama selama 45 tahun terakhir itu bagaimana? apakah badan jasmani beliau tidak dan tanpa ditunjang makanan? tanpa pakaian? tanpa tempat bernaung (baca : bangunan)? tanpa obat2an?

Rico Tsiau

Quote from: daimond on 28 March 2012, 03:12:57 PM
tidak bisa 100% idialis karena kita bercampur baur dengan lain nya; tetapi setidak nya mendekati idealis bisa toh tidak harus membunuh nya bisa memukul nya dengan senapan agar di pergi menjauh! atau kalau ahli  seperti film tom rider yang ahli memainkan bayonet bisa kan menggunakan senapan sekali pukul pingsan tuh singa.

Jūkendō (銃剣道 ? ) is the Japanese
martial art of bayonet fighting,[1][2][3]
[4] and has been likened to kendo
(but with bayonets instead of swords)
.[5] Jukendo techniques are based on
sojutsu (spear fighting) [6] or bayonet
techniques from the 17th century,
when firearms were introduced to
Japan.[7]
During the Meiji period, Japanese
bayonet fighting techniques were
consolidated into a system named
jukenjitsu,[7] and taught at the
Toyama military academy in Tokyo. [7]
Morihei Ueshiba , founder of aikido ,
trained in jukenjitsu and incorporated
some of that art into his own art. [8]
Following World War II, the practice of
jukenjitsu was banned by the Allies ,
but it later returned in the modern
form of jukendo. [7] The Japan
Amateur Jukendo Federation was
established in 1952. [9] The All Japan
Jukendo Federation was established in
April 1956. [10]

iki opo toh?