News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Bhiksu/Suhu in China Got Talent

Started by Mas Tidar, 22 March 2012, 06:57:19 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Mas Tidar

Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Mas Tidar

pertapa / boyband ?


Dengan cara inikah mengakhiri penderitaan ?
atau malah menambah penderitaan?


Brahmajala sutta:
1.13. '"Sementara beberapa petapa dan Brahmana ... masih menikmati pertunjukan seperti tarian, nyanyian, musik, penampilan, pembacaan, musik-tangan, simbal dan tambur, pertunjukan sihir15, akrobatik dan sulap,16 pertandingan gajah, kerbau, sapi, kambing, domba, ayam, burung puyuh, perkelahian dengan tongkat, tinju, gulat, perkelahian pura-pura, parade, pertunjukan manuver dan militer, Petapa Gotama menjauhi menikmati penampilan demikian."'



Ambatha sutta :
"Ia menahan diri untuk tidak merusak benih-benih dan tumbuh-tumbuhan. Ia makan sehari sekali, tidak makan setelah tengah hari. Ia menahan diri dari menonton pertunjukan-pertunjukan, tari-tarian, nyanyian dan musik. Ia menahan diri dari penggunaan alat-alat kosmetik, karangan-karangan bunga, wangi-wangian dan perhiasan-perhiasan. Ia menahan diri dari penggunaan tempat-tidur yang besar dan mewah. Ia menahan diri dari menerima emas dan perak. Ia menahan diri dari menerima gandum (padi) yang belum dimasak. Ia menahan diri dari menerima daging yang belum dimasak. Ia menahan diri menerima wanita dan perempuan-perempuan muda. Ia menahan diri dari menerima budak belian lelaki dan budak belian perempuan. Ia menahan diri dari menerima biri-biri atau kambing. Ia menahan diri dari menerima babi dan unggas. Ia menahan diri dari menerima tanah-tanah pertanian. Ia menahan diri dari berlaku sebagai duta atau pesuruh. Ia menahan diri dari membeli dan menjual. Ia menahan diri dari menipu dengan timbangan, mata uang maupun ukuran-ukuran. Ia menahan diri dari perbuatan menyogok, menipu dan penggelapan. Ia menahan diri dari perbuatan melukai, membunuh, memperbudak, merampok, menodong dan menganiaya. Inilah, Ambattha, sila yang dimilikinya."
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

dipasena

klo di liat dr sisi kebenaran, ya seperti apa yg di katakan mas bro tidar, seperti itu lah kebenaran... bagi mereka yg dapat melihat kebenaran akan memahami nya, bahwa tindakan itu hanya akan menambah penderitaan. jika memang masih mau melakukan hal tersebut (bernyanyi) maka lebih baik jd lah umat perumah tangga yg baik, jgn menjadi bhikkhu...

klo di liat dr sisi perasaan, maka bs dikatakan tindakan mereka benar dan mengharukan, seorang bhikkhu kangen/rindu akan keluarga trutama ibunda nya yg dinyatakan lewat nyanyian, bs dinyatakan sebagai tanda bakti seorang anak kepada ibunda nya. ini sungguh menyentuh dan ini lah yg benar...

tinggal kita mau melihat dan menilai secara bijak, sisi mana yg ingin kita ambil dalam hidup kita... model kedua (sisi perasaan) sering digunakan oleh para pemeluk agama samawi trutama nasrani untuk menyatakan kebenaran.

hanya opini dari seorang dato' ;D

Mas Tidar


Anumodan tanggapan Dato Aa,

unt point1, kami sependapat dengan Anda
unt point2, kami masih belum mengerti "tindakan mereka benar dan mengharukan",
=> kalau dalam artian lirik lagu tsb: mengharukan kami sependapat
=> kalau dalam artian si pelaku memiliki "rasa rindu" dan kemudian mengharukan, kami pikir si pelaku tidak menjalankan "tugas" yang diemban sebagai bhiksu atau memakai jubah sebagai pelarian bukan menjadikannya sebagai jalan mulia menuju pembebasan.

beberapa kali berkesempatan membaca salah satu sutta didalam DN (kiriman Tuhan DC), yi: Sāmaññaphala Sutta - Buah Kehidupan Tanpa Rumah, kami merasa sangat terharu dan sungguh luar biasa penjelasan yang ditunjukan oleh Sang Guru (kebahagiaan & hidup lebih mulia), bukan kah itu saja sudah cukup ? (mungkin ini menurut kami, idealis)



Quote from: dato' tono on 22 March 2012, 08:39:06 PM
1. klo di liat dr sisi kebenaran, ya seperti apa yg di katakan mas bro tidar, seperti itu lah kebenaran... bagi mereka yg dapat melihat kebenaran akan memahami nya, bahwa tindakan itu hanya akan menambah penderitaan. jika memang masih mau melakukan hal tersebut (bernyanyi) maka lebih baik jd lah umat perumah tangga yg baik, jgn menjadi bhikkhu...

2. klo di liat dr sisi perasaan, maka bs dikatakan tindakan mereka benar dan mengharukan, seorang bhikkhu kangen/rindu akan keluarga trutama ibunda nya yg dinyatakan lewat nyanyian, bs dinyatakan sebagai tanda bakti seorang anak kepada ibunda nya. ini sungguh menyentuh dan ini lah yg benar...

tinggal kita mau melihat dan menilai secara bijak, sisi mana yg ingin kita ambil dalam hidup kita... model kedua (sisi perasaan) sering digunakan oleh para pemeluk agama samawi trutama nasrani untuk menyatakan kebenaran.

hanya opini dari seorang dato' ;D
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

adi lim

Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

cumi polos

suhu buat perasaan semua org jadi sedih... eh malah ada suhu yg nangis lagi....

ehhh baru pertama kali lihat suhu nangis.....

gimana komentar bro Ryu tentang suhu ini yg main gitar ? kita tunggu.... :)) :))


menurut gw sih ok2 aja dehh sehingga banyak org yg mengenal suhu tsb...
merryXmas n happyNewYYYY 2018

khiong

menurut saya ..suhu2 itukan masih tahap belajar juga..dharma Buddha kan tidak bisa simsalabin..  berbeda dengan Guru Agung kita.. menurut saya boleh2 aja..asal emosinya tidak berlebihan.... :))

Sunce™

koq beginian post di sutta vinaya... :-?

ryu

secara mahayana ga apa2 lah.

terus berjuang suhu.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

adi lim

Quote from: ryu on 23 March 2012, 10:21:53 AM
secara mahayana ga apa2 lah.

terus berjuang suhu.

berjuang bertemu ibunya ? atau berjuang yang lain ... ?
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

will_i_am

Quote from: adi lim on 23 March 2012, 11:51:38 AM
berjuang bertemu ibunya ? atau berjuang yang lain ... ?
berjuang ikut mandarin idol..  ;D
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

adi lim

Quote from: khiong on 23 March 2012, 07:02:19 AM
menurut saya ..suhu2 itukan masih tahap belajar juga..dharma Buddha kan tidak bisa simsalabin..  berbeda dengan Guru Agung kita.. menurut saya boleh2 aja..asal emosinya tidak berlebihan.... :))

berlebihan juga boleh !, wong tahap belajar juga untuk menambah Dukkha !  :))
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

adi lim

Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Mas Tidar

Quote from: Sunce™ on 23 March 2012, 07:44:23 AM
koq beginian post di sutta vinaya... :-?

karena apa yang dilakukan bertentangan dengan sutta dan vinaya
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Mas Tidar

Quote from: ryu on 23 March 2012, 10:21:53 AM
secara mahayana ga apa2 lah.

terus berjuang suhu.


apa-nya yg ga apa2 ?
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha