Ngapain Jadi Buddhist? Q & A untuk Pemula

Started by nyanadhana, 09 April 2008, 09:43:56 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Hendra Susanto

atau bisa satu lagi "praktek melepas"

"mantep yak... kasih loe aja mau gak?"


nyanadhana

 :whistle: kalo gw,..bekas kok dikasih kasih ke orang..
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

johan3000

Suatu hari president Amerika Geroge Bush berpidado didepan pengusaha2 Jepang...
.... setelah selesai dan mereka bertepuk tangan.... Bush bilang....wah orang Jepang itu
payah,.... masalah saya bercuap2 mereka malah "tidur" (tutup mata, menunduk).....

Bos.... tidak bos..... orang Jepang itu ternyata sangat menghormati bapak Bush...
MEREKA SANGAT KONSENTRASI (TUTUP MATA) MENDENGARINNYA.....

tiap bangsa, daerah memiliki tradisi/budaya yg berlain2 pula.... sesuatu yg dianggap jelek, boleh jadi adalah baik ditempat lain................

Bagaimana kita Buddhist menanggulangi perbedaan tsb diatas? bagaimana menilainya kejadian diatas?

Contoh : menatap/melihat sipembicara secara serius adalah diperbolehkan(direkomendasikan) pada suatu tempat, tetapi tidak pada tempat lain. Karna itu berarti yg berbicara menarik... tp di tempat lain bisa diartikan KURANG AJAR..........

Bagaimana perasaan Bro, kalau teman elu melihatin/menikmati/memperhatikan wajah pacar/isteri anda? Apa yg anda lakukan? Bagaimana menurut ajaran Buddhist apa yg sebaiknya dilakukan?

trims!
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

nyanadhana

Haaah balik lagi ke soal istri...keknya kasus pribadi nih....Well,overall sudah dijelaskan dengan baik pada pertanyaan sebelumnya dan mirip2 kasusnya.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

guanih

Udah bahas soal ini lum?

Menjadi Buddhist apakah mengarahkan diri menjadi tidak bersosialisasi, egois, meninggalkan keduniawian (meditasi & hidup ke hutan2).
Dari sisi duniawi maka akan menyebabkan seseorang tidak mengembangkan hal-hal duniawi seperti teknologi, ilmu pengetahuan..
Misalkan seseorang yang sudah mencapai tingkat kesucian pasti tidak tertarik lagi dengan hal-hal duniawi diatas kan.

Dari sisi kita yang Buddhist tentu tidak masalah karena kita mengerti pentingnya melatih kesadaran bahwa segala sesuatu tidak kekal, kita harus melatih kebijaksanaan sampai akhirnya tak terlahirkan kembali, dll...

Tapi bagi yang lain misalkan seorang yang tidak beragama/agama lain tentu melihat hal ini adalah hal yang negatif, tidak berusaha berkembang, dll..

Hendra Susanto

sooo?? no problemo kan krn ini forum budhist

guanih

Quote from: Hendra Susanto on 09 July 2008, 06:50:18 PM
sooo?? no problemo kan krn ini forum budhist

Kan thread ini tentang 'ngapain jadi Buddhist?' untuk Pemula.
Jadi pandangan dari pihak non-Buddhist akan sering dihadapi oleh yang baru mengenal Buddhism.
Mereka akan bingung menjawab pertanyaan dari non-Buddhist.

(Jadi inget dulu bingung ditanyain soal Tuhan versus Buddha...  :| )

Sumedho

Memang demikian adanya buddhisme..... yah kita tidak perlu minder atau malu karena demikian buddhisme.

Debu mata orang beda2x ;D
There is no place like 127.0.0.1

nyanadhana

Dari sisi duniawi maka akan menyebabkan seseorang tidak mengembangkan hal-hal duniawi seperti teknologi, ilmu pengetahuan..
Misalkan seseorang yang sudah mencapai tingkat kesucian pasti tidak tertarik lagi dengan hal-hal duniawi diatas kan.

Dari sisi kita yang Buddhist tentu tidak masalah karena kita mengerti pentingnya melatih kesadaran bahwa segala sesuatu tidak kekal, kita harus melatih kebijaksanaan sampai akhirnya tak terlahirkan kembali, dll...

Tapi bagi yang lain misalkan seorang yang tidak beragama/agama lain tentu melihat hal ini adalah hal yang negatif, tidak berusaha berkembang, dll


Dari sisi luar memang akan tampak begitu tetapi ketika menyelami lebih dalam lagi,anda tahu bahwa Buddhist itu berisi science dan technology yang sangat mendalam. dari bagaimana seorang jabang bayi terbentuk, bagaimana tata surya ini bekerja. banyak ilmuwan yang telah menemukan Buddhism sebagai agama yang tidak berfungsi sebagai agama, namun pengetahuan mendalam di banyak hal.

Namun ingatlah, dimana-mana dalam kehidupan sehari-hari,manusia yang diliputi oleh ketidaktahuan akan selalu mencela. ini sudah menjadi kebenaran umum bahwa ketika manusia tidak mengetahui hal yang tidak dia ketahui maka pertama akan mengambil sikap defensif dengan mencela.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

ryu

TANYA! tentang pelimpahan Jasa : apakah benar2 berfungsi untuk tujuan dilimpahkan / hanya untuk diri sendiri?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

nyanadhana

TANYA! tentang pelimpahan Jasa : apakah benar2 berfungsi untuk tujuan dilimpahkan / hanya untuk diri sendiri?

Anda bisa coba membaca Petavatthu untuk melihat apakah pelimpahan jasa itu berfungsi, dalam Petavathhu(Cerita Mahkluk Peta) , banyak sekali Peta yang ditolong melalui pelimpahan jasa, atau gampangnya anda bisa melihat cerita Moggalana dan ibunya sendiri.

Well, apakah pelimpahan jasa ini berfungsi secara maksimal harus ditilik dari pikiran si pelimpah jasa ini kepada orang yang dilimpahkan jasa. namun alangkah lebih baiknya,ketika hidup,orang ini berbuat baik sebanyak mungkin , mendengarkan Dhamma,maka kehidupan setelah kematiannya dapat menjadi lebih baik.

Pelimpahan jasa yang terjadi sekarang lebih terkena dominasi Chinese + Buddhist, hasilnya adalah sudut pandang Chinese yang merasa bahwa setelah orang meninggal itu menjadi hantu,roh. sedangkan Buddhist mengajarkan 6 alam kehidupan.

Namun, pelimpahan jasa ini juga sangat bagus,sebagai
1. memorial atas orang yang telah meninggal dengan melimpahkan jasa,walaupun dia bertumimbal lahir di tempat yang lebih baik,maka sanak yang meninggal ini akan memperoleh berkat.
2. sarana diri untuk belajar memberi.....pikiran pada saat pelimpahan jasa selalu pikiran yang baik,dan ini hal yang baik dilakukan.
3. para dewa akan bergembira, para makhluk sengsara akan turut mendapat manfaat.

Well,overall kalo mau main itung-itungan, menurut Mahayana, pelimpahan jasa itu 3: 7, artinya 3 untuk yang dilimpahkan, 7 poin untuk yang melimpahkan

So,semasa hidup,lakukan kebajikan,sucikan hati dan pikiran
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

williamhalim

IMO
Buddhist / tidaknya kita teruji ketika kita dihadapkan pada masalah sehari2.
Yakni, bagaimana kita menyikapi masalah yg menghadang.

Jika kita bersikap stress, marah2, kesal, caci maki, maka kita masih perlu mempertanyakan ke Buddhisan kita.
Jika kita bersikap sedih, kecewa, nelangsa, patah hati, maka kita juga masih perlu mempertanyakan ke Buddhisan kita.
Jika kita bersikap masa bodoh, cuek, nggak mau tau, kita juga perlu mempertanyakan ke Buddhisan kita.

Jika kita bersikap tenang, stabil dan dapat melihat persoalan yg datang sebagaimana seharusnya, tidak marah2, tidak kesal, tidak kecewa, tidak sedih, maka pada saat itu kita menjadi seorang Buddhis sejati.

Kita mungkin perlu memegang kata kunci: Buddhism ialah bagaimana kita bersikap / bereaksi terhadap segala keadaan yg terjadi.

Dan kita dapat selalu berusaha mengingat kata kunci ini setiap kali mulai tidak stabil menghadapi persoalan yg datang.

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

johan3000

Quote from: guanih on 09 July 2008, 06:46:24 PM
Udah bahas soal ini lum?

Menjadi Buddhist apakah mengarahkan diri menjadi tidak bersosialisasi, egois, meninggalkan keduniawian (meditasi & hidup ke hutan2).
Dari sisi duniawi maka akan menyebabkan seseorang tidak mengembangkan hal-hal duniawi seperti teknologi, ilmu pengetahuan..
Misalkan seseorang yang sudah mencapai tingkat kesucian pasti tidak tertarik lagi dengan hal-hal duniawi diatas kan.

Dari sisi kita yang Buddhist tentu tidak masalah karena kita mengerti pentingnya melatih kesadaran bahwa segala sesuatu tidak kekal, kita harus melatih kebijaksanaan sampai akhirnya tak terlahirkan kembali, dll...

Tapi bagi yang lain misalkan seorang yang tidak beragama/agama lain tentu melihat hal ini adalah hal yang negatif, tidak berusaha berkembang, dll..

Untuk menjadi seorang guru dia akan meluangkan waktunya utk belajar/melatih diri yakni mengambil gelar S1, S2, S3... setelah ilmunya cukup baru dia mengajar.... sama halnya seorang biksu juga begitu.... Nah apakah waktu yg dihabiskan mereka dlm mencari ILMU/KEBENARAN tsb dikatakan EGOIS? Kalau Buddha tidak meninggalkan isteri/anak utk bertapa, dll apakah dia akan menjadi Buddha? Tetapi setelah menjadi Buddha kan dia kembali dan mengajarkan bukan hanya pada isteri/anaknya, tetapi pada banyak orang!...

Bro Guanih,... Sebab Dhukka adalah kelahiran... kalau kelahiran kembali (dipotong) tidak ada, maka begitu juga dhukka tidak ada. Sedangkan pencapaian kemajuan teknology ada disisi lain... tidak bersangkutan dgn PELENYAPAN SEBAB DHUKKA.
Tetapi dgn tekat yg kuat, saya yakin Bro Guanih, dapat mencapai KEDUA-DUANYA....
kemajuan teknology dan kemajuan batin....

Utk lebih jelas,... mohon bantuan dari senior2...
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

johan3000

#358
pikiran dan penilaian pikiran.................

kalau kita tidak bisa berenang, dan sewaktu bertamasyah di HK dgn perahu boat,....
dan karna tidak hati2,.. calon isteri kita jatuh kelaut.... pemilik prahu yg mahir berenang
langsung terjun dan menolong calon kita (jelas dgn SEDIKIT MERANGKUL, dan menarik)...
Setelah mereka berdua naik keatas kapal... otomatis kita mengucapkan terima kasih....

Dalam kondisi ini, calon kita DIRANGKULPUN kita malah bilang berterima kasih....
sedangkan pada kondisi lain kalau ada yg berani pegang tangan calon lebih lama aja kita akan ACTION...........

Nah semua yg terjadipun juga tergantung kondisi dan situasi....

pertanyaan : Apakah menurut Buddhist dlm kondisi spt diatas, merangkul orang calon org lain apakah diperbolehkan?
Apakah seorang Biksu yg jago berenang boleh menolong (menyentuh.merangkul) seorang gadis yg jatuh dilaut apabila saat itu tidak ada orang lain menolong?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

johan3000

Sering kita dikejutkan sama ulah supir angkot/bemo/bus...........
mereka berhenti dgn tiba2, berhenti tidak dipinggir jalan, berhenti semaunya...

secara umum pengguna jalan merasa jengkel dgn ulah2 mereka...
yg juga sering mendatangkan bahaya bagi pengguna jalan....

Bagaimana seorang Buddhist menanggapi persoalan diatas?
Apakah juga merasa jengkel? pls jelasin cara berpikir seorang Buddhist menghadapi masalah tsb!

thanks!
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya