Kumpulan Dongeng Kang_Asep

Started by Kang_Asep, 04 January 2012, 09:52:26 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Yani Puk

Quote from: Indra on 05 January 2012, 08:56:08 AM
dia gak punya rumah, dia anak kos

hahaha good info jadi bisa g buntutin kemana aja tuh anak tanpa g pulangin jg bisa ;D :-? :whistle: ^-^ 8)

Kang_Asep

#16
Bahila sedang bersedih karena merasa sering sakit-sakitan dan selalu berpikir "mungkin tak lama lagi aku akan mati". Dan ia merasa melihat banyak tanda-tanda kematian bagi dirinya. Seperti misalnya, selalu mendengar suara burung hantu tepat pada tengah malam, yang mengagetkan dia ketika tidur. Bahila makin bersedih dan berkata, "Oh, suara burung hantu itu menjadi tanda bahwa malaikat maut akan segera menjemputku." 

Suatu hari Bahila mendengar kabar bahwa di suatu dusun terdapat dukun sakti yang mampu meramal kapan kematian seseorang. Bahila pun penasaran dan segera mencari Dukun itu.

Sepanjang jalan, Bahila selalu merasa galau. dia berpikir "Oh, mungkin usia ku tidak akan sampai ke dusun itu, dan aku akan mati di tengah jalan." Walaupun demikian Bahila terus saja berjalan.

Matahari sangat panas, membakar kulit Bahila. Ia kehausan dan meminum air kendi yang dia bekal. Baru seteguk air itu diminum, kendi terjatuh dan pecah, "Oh, kendiku pecah. Mungkin, ini adalah pertanda bahwa aku akan segera mati." Dengan hati yang semakin galau, dia pergi melanjutkan perjalanan.

Saat menapaki jalan menanjak, seakan-akan ada suaru yang berbisi di hatinya, "Hai, Bahila, saat kau sampai di ujung jalan menanjak ini, disitulah riwayat hidupmu akan berakhir." Perasaan Bahila semakin merasa tercekam.

Sesampainya di jalan mendatar, jantung Bahila berdebar-debar, sangat takut dengan apa yang akan terjadi. di berlutut, menguncarkan harapannya, "O, dewa, berikan aku kekuatan dan umur yang panjang!" secara perlahan, ia terus berjalan, sampai di jalan yan g menurun. seolah ada lagi yang berbisik padanya, "Bahila, kematianmu telah ditunda, tapi sesampainya engkau dilembah, pastilah engkau mati." Bahila tidak sanggup mengenyahkan ssuatu yang berbisik yang menakuti dirinya. walaupun demikian, dia terus berjuang untuk meneruskan perjalannya dengan rasa sedih, bingung dan gelisah.

Seperti sebelumnya, sesampainya di lembah, Bahila merasa panik, sangat takut dengan apa yang akan terjadi pada dirinya. dia berpikir, "Sudah kulihat banyak tanda kematian, jika sekarang aku masih hidup, mungkin Dewa ada yang kasihan padaku, sehingga umurku diundur beberapa saat. Tapi sekarang aku akan menyeberangi sungai, mungkin aku akan mati ditengah sungai, di terkam buaya, sebagaimana dalam mimpiku tadi malam." Lalu dia menyeberangi sungai dengan tubuh yang gemetaran.

Sampailah di seberang sungai dengan selamat. di seberang sana, tumbuh bunga-bunga yang indah dan pohon-pohon yang rindang. kupu-kupu dan burung-burung seakan menyambut kedatangan Bahila. Air mata Bahila berlinang dan bergumam, "Seakan kalian menangis dan menyanyikan lagu kematian untukku. rupanya kalian telah mencium aroma kematian pada tubuhku."

Begitulah yang selalu dipikirkan Bahila ....

Ahirnya sampai juga di hadapan dukun sakti bernama Mbah Bagroh itu. Bahila berkata, "Mbah, aku merasa waktu kematianku telah dekat, tapi kapan itu terjadi saya tidak tahu. saya selalu gelisah siang dan malam. oleh karena itu saya datang kemari untuk mengetahui, kapankah sebenarnya kematianku? katanya Mbah adalah orang yang sakti dan mampu melihat ajal kematian seseorang."

"whe.. he..he.." Mbah duku tertawa. "Kematianmu itu memang sudah dekat sekali. Sekarang ki sanak pergilah ke timur dengan mengendarai kuda Kelana punya si Mbah. Hitunglah setiap ringkikan si Kelana. Kalau dia sudah meringkik tiga kali, itu berarti kau sudah mati."

Bahila sangat mempercayai perkataan duku itu. Dia berpikir, "sudah ku duga, umurku sangatlah pendek. ternyata cuma tiga kali ringkikan kuda saja." Bahila sedih sekali. Diapun pergi dengan mengendarai kuda Kelana milik Mbah Bagroh. Setiap kali si Kelana meringkik, Bahila berpikir "Umurku sudah berkurang satu ringkikan."

Pada saat ringkikan ketiga, Bahila berpikir "Tamatlah sudah riwayat hidupku!" Bahila pun terkulai lemas dan terjatuh ke tanah.

Hari mulai malam. Ketika itu lewatlah dua orang perampok yang baru saja merampok sekantung uang emas dan dua peti harta benda dari seorang saudagar kaya. Mereka kelelahan karena beratnya barang yang mereka bawa. Mereka terkejut saat melihat orang tergeletak di tanah. "Siapa itu? orang mati atau tidur?" Dalam suasana remang-remang.

Mendengar suara perampok itu Bahila siuman, dia menoleh ke arah perampok dengan wajah yang menyeramkan. Dia berkata, "Tuan-tuan, apakah tuan-tuan akan menyeret saya ke dalam neraka?"

"hah! o ya. setelah kami membunuhmu. wha.. ha.. ha... , kecuali kau mau membantu kami membawakan barang-barang ini." kata perampok.

Bahila bersedia. "Jika saya membawakan barang-barang itu, apakah saya akan dimasukan ke dalam sorga?"

"Hoh.. heh... iya. hwa. ha.. ha... " kata mereka.

Dengan susah payah Bahila memikul skantung uang emas dan dua peti yang diikatkan ke tubuhnya. lalu berjalan dengan tenaga kuat untuk menyeretnya. Tapi baru beberapa ratus meter, kedua perampok itu dikejutkan dengan munculnya hantu pocong yang cekikikan. Kedua perampok kaget dan memaki. lalu mencoba menebaskan golok itu ke pocong, tapi tidak tembus. si parampok ketakutan. mereka berdua lari terbirit-birit lupa dengan barang rampokannya. Bahila berteriak memanggil-manggil, tapi kedua perampok tidak peduli.

si pocong melompat-lompat mendekati Bahila. "hi ..hi... hi.... apa kau tidak takut sama pocong?"

"hoh! kamu hantu, aku juga hantu. bedanya, aku mati di tengah jalan, gak dikafani, oleh karena itu gak jadi pocong seperti kamu. kalau sesama hantu, kenapa harus takut." Kata Bahila.

si pocong bengong.

Jalanan gelap. Bahila tak tahu harus ke mana. Diapun tidur diatas dua peti yang dia susun menjadi satu. Tidur dengan sangat pulas.

Ketika terbangun, Bahila terkejut, dia sudah berada di atas kasur yang empuk, di dalam kamar yang indah. "Oh dewa, terima kasih. kini aku sudah berada dalam sorga." Gumam Bahila.

(kenapa Bahila bisa berada di kamar yang indah? Tepat apa itu? sebenarnya dibawa oleh siapa dan untuk apa? kelanjutannya ditunggu aja. kalau enggak, ya silahkan lanjutin sendiri ceritanya  ;D )