Memberi untuk memperoleh
Sering kali, kita mengharapkan imbalan saat memberi. Banyak orang memberi dengan tujuan menerima. Mereka memberi untuk menerima. Mereka berdana seperti investasi.
Orang kaya berdana sejumlah uang untuk membangun vihara. Tetapi saat ia memberi, ia sudah mengharapkan suatu imbalan. Ia mengharapkan suatu imbalan. Ia mengharapkan suatu pengakuan sosial yang khusus. Dia mencoba untuk mempengaruhi cara kerja vihara. ‘Saya berhak mengatur vihara karena saya sudah menyumbang sejumlah besar uang’.
Anda berharap imbalan yang lebih besar saat Anda menaruh sejumlah uang ke dalam kotak dana di vihara.
Anda membawa bunga, buah-buahan, lilin, dupa untuk mempersembahkan kepada Buddha, kemudian berlutut di depanNya dan meminta Buddha tolong bantu saya untuk mencapai keberhasilan dalam usaha saya. Bantulah saya untuk di promosi tahun ini. Berkatilah saya anak yang baik. Semoga saya menemukan pasangan hidup yang sesuai.’
Sebagian orang lain mempraktek ‘Dana’ dan menharapkan ‘Dengan jasa ini, semoga saya saya terlahir di alam surga, semoga dilahirkan dalam keluarga kaya, semoga saya mencapai ini atau itu’.
Timbul pertanyaan, apakah salah membuat suatu harapan ketika berdana?
Apakah Anda membuat harapan atau tidak, Anda akan tetap memperoleh kemakmuran sebagai hasil dari pemberian. Kita akan mengembara dari kehidupan ke kehidupan lain sampai kita mencapai penerangan, selama kita masih berkelana dalam roda samsara, kita akan membutuhkan kondisi yang baik untuk mengembangkan kebijaksanaan. Dalam hal ini, tidaklah salah untuk membuat harapan saat kita berdana.
Namun, sebagai umat Buddha, tujuan kita bukanlah berkelana dalam roda samsara, tetapi harus bebas darinya. Oleh karena itu, akan lebih bijaksana bila mempunyai cita-cita untuk merealisasikan Nibanna, ketika kita mempraktekkan ‘Dana’.
Memberi dengan melepas
Ketermelekatan merupakan salah satu ikatan mental yang sangat kuat. Ini adalah dorongan negative Keterikatan Membuat kita tidak mudah memberi. Terkadang saat kita memberi, keterikatan muncul pada benda yang kita akan berikan.
Dengan energi positif yang kuat, kita bisa menekan keterikatan, tetapi sangat sering keterikatan itu tidak dikikis habis. Keterikatan tersebut membentuk keinginan untuk memperoleh sesuatu sebagai imbalan. Anda harus berwaspada terhadap keterikatan saat mempraktekkan ‘Dana’.
Dalam Buddhisme, makna memberi yang sebenarnya adalah melepas dari kemelekatan. Kemelekatan adalah rantai yang membelenggu kita dalam lingkaran Samsara. Kita menderita berulang-ulang karena kemelekatan. Dana adalah cara yang paling baik untuk mengatasi masalah tersebut.
Orang bijaksana memberi tanpa mengharapkan imbalan. Mereka memberi tanpa mengharapkan imbalan. Mereka memberi untuk melepaskan keserakahan, kebencian dan kebodohan batin. Mereka memberi dengan senang hati.
Praktek ‘Dana’ untuk melepas dari kemelekatan. Memberi untuk melepaskan keterikatan. Memberi dengan pemahaman makna yang benar.
Cara berdana
Memberi dana dengan tangan sendiri
Saat Anda “Berdana”, Berilah dengan tangan Anda sendiri. Keterikatan diri dalam kegiatan memberi adalah sangat penting. Karma dihasilkan dalam pikiran Anda. Berdanalah dengan pikiran yang bijak. Berdanalah dengan bijak. Maka Anda akan menghasilkan kekuatan karma positif yang mengikuti Anda dari kehidupan, seperti bayangan diri sendiri.
Ada seorang kaya berdana setiap bulan. Dia memberi uang kepada temannya untuk menyiapkan makanan. Temannya pergi ke pasar, membeli sayur-sayuran, buah-buahan dan barang lainnya, memasak makanan, pergi ke vihara dan berdana kepada para bhikkhu. Dia senang atas persembahan itu. Orang kaya itu tinggal di rumah tanpa melakukan apa-apa. Di hanya mengeluarkan uang untuk berdana.
Dalam hal ini, siapa yang memperoleh lebih banyak pahala?
Orang kaya itu dan temannya bersama memperoleh pahala. Tetapi temannya yang meperoleh lebih banyak pahala daripada orang kaya itu.