Shugendo, Bhikshu Yang Me-Mumifikasi Dirinya Sendiri

Started by F.T, 06 September 2011, 06:04:54 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

F.T

Ribuan tahun yang lalu, bhikshu Shugendo atau disebut juga Sokushinbutsu menjalankan praktek mem-mumifikasi diri sendiri dimana para bhikshu ini menyiksa diri sendiri bertahun-tahun lamanya sampai dirinya mati dalam keadaan yang bahkan ulat dan serangga tidak sanggup untuk memakan nya.

Proses ini terdiri dari 3 tahap yang masing-masing tahap lamanya 1000 hari. 1000 hari di tahap pertama adalah dimana sang bhiksu hanya memakan kacang-kacangan dan buah berry yang didapati sekitar hutan dan ditambah dengan olahraga keras akan menguras lemak-lemak badan mereka

1000 hari di tahap kedua sang bhiksu hanya memakan akar-akaran dari pohon pinang dimana di tahap kedua ini sang bhiksu akan berubah seperti tengkorak karena saking kurusnya.

1000 hari tahap terakhir adalah dimana sang bhiksu sudah mulai meminum teh yang terbuat dari zat-zat pohon yang beracun. Meminum teh ini akan mengakibatkan mereka muntah, berkeringat, dan lainnya yang bertujuan mengeluarkan semua cairan tubuh sang bhiksu. Tetapi yang lebih penting lagi adalah agar setelah mati racun di badan tersebut akan mengeluarkan racun yang akan mematikan semua ulat maupun serangga yang mencoba memakan badan nya. Dengan demikian mayat sang bhikshu akan menjadi mumi yang bersih dan tidak hancur oleh ulat-ulat pemakan bangkai.

Di tahap ketiga ini lah para bhikshu tersebut akan masuk ke dalam gua yang sangat sempit yang hanya cukup untuk duduk bersila. Mereka masuk dengan membawa bel dan setiap hari mereka akan membunyikan bel yang menandakan bahwa mereka masih hidup. Setelah bel tersebut tidak berbunyi lagi, maka gua tersebut akan disegel dan sang bhiksu dianggap telah mencapai kesempurnaan.

Praktek para bhiksu ini sudah dilarang di Jepang semenjak akhir abad ke 18. Diperkirakan ratusan bhiksu yang melakukan hal memumifikasi diri sendiri tetapi hanya sekitar 16-24 Mumi Sokushinbutsu yang ditemukan. Walaupun praktek ini telah dilarang secara hukum, pada bulan Juli 2010 masih ditemukan Sokushinbutsu yang terbaru di Tokyo.

[spoiler][/spoiler]


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] [url="//yahoo.com"]yahoo.com[/url]

Mr.Jhonz

buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

GandalfTheElder

Rutin diganti pakaiannya.... heheh.. sambil pake masker orang yang ngantiinnya soalnya bau banget... aniwei

SHUGENDO ISN'T BUDDHISM... Shugendo sama sekali bukan Buddhisme.

Shokushin-jobutsu yaitu menjadi Buddha dalam badan apa adanya bukan dilakukan dengan cara-cara seperti ini.

_/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

adi lim

#3
tidak benar & tidak patut ditiru  _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

No Pain No Gain

No matter how dirty my past is,my future is still spotless

dilbert

Quote from: Ocean Heart on 06 September 2011, 06:04:54 AM
Setelah bel tersebut tidak berbunyi lagi, maka gua tersebut akan disegel dan sang bhiksu dianggap telah mencapai kesempurnaan.

micchaditthi ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

seniya

Hmmm... ternyata memang bukan Buddhisme,tetapi bentuk sinkretisme Buddhisme dengan Shintoisme, Taoisme dan mistisme di Jepang. Lihat http://en.wikipedia.org/wiki/Shugend%C5%8D
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

SUGI THEN